OPERASIONAL
INDIKATOR PWS KIA
1
DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR PWS KIA
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan antenatal ( K-1 ) adalah cakupan Ibu hamil yang
pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2
2) Pembilang
Jml Ibu Hamil yg pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh
tenaga kesehatan di satu wil. kerja pada kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wil. kerja dalam kurun waktu yang
sama
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil satu tahun di wilayah kelurahan “x” = 4200
bumil. Hasil pelayanan antenatal (K1) bulan Januari – Nopember pada
tahun yang sama = 3600 bumil, Maka :
= 3600 x 100%
4200
= 85.71 %
d. Sumber Data
Data K1 didapatkan dari Kohort Ibu pada kolom 26 – 37 dengan kode
pelayanan yaitu
2. K4 ( INDIKATOR SPM )
a. Pengertian
1) Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan
pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga
umur kehamilan
2) Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup
minimal 11 T yaitu : (1) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
(2) Ukur Lingkar Lengan Atas ( LiLA ) (3) Ukur Tekanan Darah (4) Ukur
Tinggi Fundus Uteri ( TFU ) (5) Hitung Denyut Jantung Janin ( DJJ ) (6)
Tentukan Presentasi Janin (7) Skrining Status Imunisasi TT ( dan
Pemberian Imunisasi TT ) (8) Beri Tablet Tambah Darah ( Tablet Besi )
dan Asam Folat (9) Periksa Laboratorium ( Rutin dan Khusus ) (10)
Tatalaksana / Penanganan Kasus (11) KIE Efektif .
3
3) Jumlah sasaran Ibu Hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus :
1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama).
Angka CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS
masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu.
Jumlah sasaran Ibu Hamil diambil dari sasaran proyeksi penduduk yang
didapatkan dari BPS melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada
indikator Jumlah Ibu Hamil .
b. Definisi Operasional
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4
kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2) Pembilang
Jml Ibu Hamil yg memperoleh pelayanan antenatal K4 di satu wil. kerja
pada kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wil. kerja dalam kurun waktu yang
sama
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil satu tahun di wilayah kelurahan “x” = 4200
bumil. Hasil Pelayanan K4 bulan Januari – Nopember pada tahun yang
sama = 2900 bumil, Maka :
4
Persentase Cakupan K4 adalah =
= 2900 x 100%
4200
= 69.05 %
d. Sumber Data
Data K4 didapatkan dari Kohort Ibu pada kolom 26 – 49 dengan kode
pelayanan yaitu
2) Ibu Hamil Risiko Tinggi yaitu Ibu Hamil dengan skor KSPR 6 – 10
3) Ibu Hamil Risiko Sangat Tinggi yaitu Ibu Hamil dengan skor KSPR ≥ 12
4) Jumlah sasaran Ibu Hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus :
1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama).
Angka CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS
masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu.
Jumlah sasaran Ibu Hamil diambil dari sasaran proyeksi penduduk yang
didapatkan dari BPS melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada
indikator Jumlah Ibu Hamil .
b. Definisi Operasional
Cakupan Deteksi Risiko Tinggi oleh Masyarakat adalah Ibu Hamil Risiko
Tinggi baru dengan skor KSPR ≥ 6 ditemukan masyarakat dan dirujuk ke
tenaga kesehatan dan dinyatakan bahwa ibu hamil tersebut risiko tinggi
sesuai hasil KSPR dan hanya dilaporkan satu kali selama periode hamil.
5
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
1) Rumus
2) Pembilang
Jumlah Ibu Hamil yang termasuk risiko tinggi sesuai hasil KSPR yang
ditemukan masyarakat di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wil. kerja dalam kurun waktu yang
sama
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil satu tahun di wilayah kelurahan “x” = 4200
bumil. Hasil Pelayanan Deteksi Risiko Tinggi oleh Masyarakat bulan
Januari – Nopember pada tahun yang sama = 1400 bumil, Maka :
= 1400 x 100%
4200
= 33.33 %
d. Sumber Data
Data Cakupan Deteksi Risiko Tinggi oleh Masyarakat didapatkan dari Kohort
Ibu pada kolom 20 ( Pendeteksi Faktor Risiko oleh Masyarakat ) dengan hasil
skor KSPR ≥ 6 atau ada tanda lingkaran merah.
6
4. DETEKSI RISIKO TINGGI OLEH TENAGA KESEHATAN
a. Pengertian
1) Deteksi Risiko Tinggi ibu hamil yaitu deteksi risiko tinggi ibu hamil
dengan menggunakan Kartu Skor Pudji Rohyati ( KSPR ).
2) Ibu Hamil Risiko Tinggi yaitu Ibu Hamil dengan skor KSPR 6 – 10
3) Ibu Hamil Risiko Sangat Tinggi yaitu Ibu Hamil dengan skor KSPR ≥ 12
4) Jumlah sasaran Ibu Hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus :
1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama).
Angka CBR dan jumlah penduduk Kab/Kota didapat dari data BPS
masing – masing Kab/Kota/Provinsi pada kurun waktu tertentu.
Jumlah sasaran Ibu Hamil diambil dari sasaran proyeksi penduduk yang
didapatkan dari BPS melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada
indikator Jumlah Ibu Hamil .
b. Definisi Operasional
Cakupan Deteksi Risiko Tinggi oleh Tenaga Kesehatan adalah Ibu Hamil
Risiko Tinggi baru dengan skor KSPR ≥ 6 ditemukan oleh nakes atau
melalui rujukan dari masyarakat hanya dilaporkan satu kali selama
periode hamil.
2) Pembilang
Ibu Hamil Risiko Tinggi baru dengan skor KSPR ≥ 6 ditemukan oleh
nakes atau melalui rujukan dari masyarakat di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wil. kerja dalam kurun waktu yang
sama
7
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil satu tahun di wilayah kelurahan “x” = 4200
bumil. Hasil Pelayanan Deteksi Risiko Tinggi oleh Tenaga Kesehatan
bulan Januari – Nopember pada tahun yang sama = 1800 bumil, Maka
:
= 1800 x 100%
4200
= 42.86 %
d. Sumber Data
Data Cakupan Deteksi Risiko Tinggi oleh Tenaga Kesehatan didapatkan dari
Kohort Ibu pada kolom 19 ( Pendeteksi Faktor Risiko oleh Tenaga Kesehatan
) dengan hasil skor KSPR ≥ 6 atau ada tanda lingkaran merah.
c) Ibu hamil, ibu bersalin dan nifas dengan komplikasi yang ditangani
adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar
8
dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah
bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK);
d) PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar,
meliputi kemampuan untuk menangani dan merujuk : a) Hipertensi
dalam kehamilan (Preeklampsia, Eklampsia), b) Tindakan Pertolongan
Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada Pertolongan Persalinan, c)
Perdarahan post partum, d) Infeksi nifas, e) BBLR dan Hipotermi,
Hipoglikemia, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah pemberian minum
pada bayi, f) Asfiksia pada bayi, g) Gangguan nafas pada bayi, h)
Kejang pada bayi baru lahir, i) Infeksi neonatal, j) Persiapan umum
sebelum tindakan kedaruratan Obstetri – Neonatal antara lain
Kewaspadaan Universal Standar.
e) Puskesmas PONED adalah Puskesmas Rawat Inap yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir
dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/
masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS
PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
f) PONEK adalah Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
tindakan a) seksio sesaria, b) Histerektomi, c) Reparasi Ruptura Uteri,
Cedera Kandung/saluran Kemih, d) Perawatan Intensif Ibu dan
Neonatal, e) Transfusi Darah.
g) RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta
fasilitas PONEK siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di
desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.
h) Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir
untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan.
i) Perhitungan jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka
estimasi 20% dari Total Ibu Hamil disatu wilayah pada kurun waktu
yang sama.
j) Satu ibu hamil dipantau mulai masa hamil, bersalin sampai nifas.
k) Satu ibu hamil hanya satu kali dilaporkan pada masa hamil, bersalin
sampai nifas.
l) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada
ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.
b. Definisi Operasional
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan
komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,
Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU
PONEK).
9
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
1) Rumus
Jumlah Komplikasi kebidanan yang
mendapat penanganan definitif disatu
Cakupan wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
komplikasi =
kebidanan yg Jml Ibu dengan komplikasi kebidanan di x 100%
ditangani satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
2) Pembilang
Jumlah komplikasi kebidanan di satu wilayah tertentu yang mendapat
penanganan definitif pada kurun waktu tertentu.
3) Penyebut
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Hamil satu tahun di wilayah kelurahan “x” = 4200
bumil. Hasil Pelayanan komplikasi kebidanan yang ditangani bulan
Januari – Nopember pada tahun yang sama = 340 bumil, Maka :
= 340 x 100%
20 % x 4200
= 40.48 %
d. Sumber Data
Data Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani didapatkan dari Kohort
Ibu pada kolom 26 - 57 dengan ada keterangan jenis kasus yang terjadi.
10
6. PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN ( PN ) ( INDIKATOR SPM )
a. Pengertian
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
kompeten, yaitu : dr. SpOG, dr umum dan bidan
2) Pertolongan persalinan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV
persalinan.
3) Jumlah seluruh Ibu Bersalin dihitung melalui estimasi dengan rumus :
1,05 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk
4) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan persalinan yang profesional.
5) Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah
tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai
standar.
b. Definisi Operasional
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2) Pembilang
Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun
waktu yg sama
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Bersalin satu tahun di wilayah kelurahan “x” =
3700 bersalin. Hasil pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan bulan Januari – Nopember pada tahun yang sama = 2400
bumil, Maka :
11
Persentase Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
adalah
= 2400 x 100%
3700
= 64.86 %
d. Sumber Data
Data Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan didapatkan dari
Kohort Ibu pada kolom 50 ( Penolong Persalinan Nakes Kompeten ).
b. Definisi Operasional
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di fasilitas kesehatan adalah Ibu bersalin yang
mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di fasilitas kesehatan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
12
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
6) Rumus
7) Pembilang
Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan fasilitas
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
8) Penyebut
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun
waktu yg sama
9) Ukuran/ Konstanta
%
10) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Bersalin satu tahun di wilayah kelurahan “x” =
3700 bersalin. Hasil pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan fasilitas kesehatan bulan Januari – Nopember pada tahun
yang sama = 2300 bumil, Maka :
= 2300 x 100%
3700
= 62.16 %
13
d. Sumber Data
Data Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan fasilitas
kesehatan didapatkan dari Kohort Ibu pada kolom 50 ( Penolong Persalinan
Nakes Kompeten ) dengan keterangan tempat pelayanan yaitu RS atau
Puskesmas atau Pustu atau BPS atau RB.
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal
pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.
14
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
1) Rumus
2) Pembilang
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3) Penyebut
Jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Ibu Nifas satu tahun di wilayah kelurahan “x” = 3700
ibu nifas. Hasil pelayanan ibu nifas paripurna bulan Januari –
Nopember pada tahun yang sama = 2100 ibu nifas, Maka :
= 2100 x 100%
3700
= 56.76 %
15
d. Sumber Data
Data Cakupan Pelayanan Nifas didapatkan dari Kohort Ibu pada kolom 57 (
Ibu Nifas ) dengan ketentuan apabila kolom 55, 56 dan 57 terdapat
keterangan pelayanan pada masa nifas oleh petugas kesehatan.
b. Definisi Operasional
Cakupan kunjungan neonatus murni ( KN Murni ) adalah cakupan
neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standart pada 6 – 48 jam
setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
16
2) Pembilang
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standart pada
6 – 48 jam setelah lahir sesuai standar di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah seluruh sasaran bayi baru lahir di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Bayi Baru Lahir satu tahun di wilayah kelurahan “Z” =
1200 bayi. Hasil kunjungan neonatus murni ( KN Murni ) bulan
Januari – Nopember pada tahun yang sama = 750 bayi, Maka :
= 750 x 100%
1200
= 62.50%
d. Sumber Data
Data Cakupan kunjungan neonatus murni ( KN Murni ) didapatkan dari Kohort
Bayi pada kolom 11 ( Kunjungan Neonatal Pertama 6 – 48 jam ).
2. KN LENGKAP
a. Pengertian
1) Masa Neonatus adalah umur 0 -28 hari setelah lahir
2) Pelayanan Neonatal adalah pelayanan BBL pada periode mulai 6 jam
sampai dengan 28 hari setelah kelahiran.
3) Pelayanan KN sesuai standar adalah pelayanan kepada Neonatus
sedikitnya 3 kali, pada 6 jam s.d 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3 s/d
7, dan hari ke 8 – 28 hari.
4) Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan neonatal
dasar sesuai standar manajemen terpadu bayi muda (termasuk ASI
ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali
17
pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir,
pemberian imunisasi hepatitis B1 (bila tidak diberikan pada saat lahir).
5) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan neonatal yang profesional.
b. Definisi Operasional
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap ( KN Lengkap ) adalah pelayanan
kepada neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah
kelahiran sesuai standar.
2) Pembilang
Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan
neonatal sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
3) Penyebut
Jumlah seluruh sasaran bayi baru lahir di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu yang sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Bayi Baru Lahir satu tahun di wilayah kelurahan “Z” =
1200 bayi. Hasil kunjungan neonatus lengkap ( KN Lengkap ) bulan
Januari – Nopember pada tahun yang sama = 625 bayi, Maka :
18
Jumlah neonatus yang telah memperoleh x 100%
Cakupan 3 kali pelayanan kunjungan neonatal
kunjungan sesuai standar di satu wilayah kerja pada
neonatus = kurun waktu tertentu
lengkap ( KN Jumlah seluruh sasaran bayi baru lahir di
lengkap ) satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg
sama
= 625 x 100%
1200
= 52.08%
d. Sumber Data
Data Cakupan kunjungan neonatus lengkap ( KN Lengkap ) didapatkan dari
Kohort Bayi pada kolom 13 ( Kunjungan Neonatal Pertama 8 – 28 hari)
dengan ketentuan apabila kolom 9 – 13 terdapat catatan hasil pelayanan
kesehatan.
19
b. Definisi Operasional
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus
dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh
sarana pelayanan kesehatan.
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
1) Rumus
2) Pembilang
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan
definitive di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Sasaran neonatus komplikasi ( 15 % x Jumlah seluruh sasaran bayi
baru lahir di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama )
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Bayi Baru Lahir satu tahun di wilayah kelurahan “Z” =
1200 bayi. Hasil pelayanan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani bulan Januari – Nopember pada tahun yang sama = 180
bayi, Maka :
20
= 180 x 100%
15 % x 1200
= 60.00%
d. Sumber Data
Data Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani didapatkan dari
Kohort Bayi pada kolom 10 - 13 ( Kunjungan Neonatal ) dengan ketentuan
adanya keterangan jenis kasus yang dialami.
21
b. Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali
disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
1) Rumus
Jumlah bayi memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar disatu wilayah
Cakupan kerja pd kurun waktu tertentu
x 100 %
Kunjungan bayi =
Jumlah seluruh sasaran bayi disatu
wilayah dalam kurun waktu satu tahun
2) Pembilang
Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar disatu
wilayah kerja pd kurun waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Bayi satu tahun di wilayah kelurahan “Z” = 1200 bayi.
Hasil kunjungan bayi paripurna ( K By ) bulan Januari – Juni pada
tahun yang sama = 590 bayi, Maka :
= 590 x 100%
1200
= 49.17%
22
d. Sumber Data
Data Cakupan kunjungan bayi paripurna ( K By ) didapatkan dari Kohort
Bayi pada kolom 14 – 37 ( Kunjungan Bayi ) dengan ketentuan apabila
ada tanda PR ( Paripurna ) dengan catatan hasil pelayanan kesehatan
kolom 10 – 13 ( masa neonatus ) atau KN Lengkap, kolom 14 – 37
terdapat kode SDIDTKA Paripurna, penimbangan minimal 8 kali, kolom 38
( pemberian Vitamin A ), dan kolom 39 – 44 ( imunisasi dasar ).
4) Setiap anak balita usia 12-59 bulan memperoleh Vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU) diberikan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus).
5) Setahun yaitu terhitung sesuai bulan kelahiran ( Ulang Tahun anak ).
23
6) Sepanjang usia anak balita ( 1 – 4 tahun ), anak balita bisa
mendapatkan 4 kali status Kunjungan Anak Balita Paripurna apabila
dia mendapatkan semua pelayanan tersebut diatas.
7) Sasaran anak balita diambil dari proyeksi penduduk yaitu indikator
anak balita ( 1 – 4 tahun ).
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x
setahun disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c. Cara Perhitungan/ Rumus/ Formula
1) Rumus
Cakupan Jumlah anak balita yg memperoleh
pelayanan sesuai standar disuatu wilayah
pelayanan = kerja pd waktu tertentu x
Jumlah seluruh anak balita disuatu wil. 100%
anak balita kerja dalam 1 tahun
2) Pembilang
Jumlah anak balita yg memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan, minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun disuatu wilayah
kerja pd waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam waktu yg
sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Anak Balita satu tahun di wilayah kelurahan “Z” =
4200 bayi. Hasil kunjungan anak balita paripurna ( K An Bal ) bulan
Januari – Juni pada tahun yang sama = 1900 bayi, Maka :
= 1900 x 100%
24
4200
= 45.24%
d. Sumber Data
Data Cakupan kunjungan anak balita paripurna ( K An Bal ) didapatkan
dari Kohort Anak Balita pada kolom 7 - 66 ( Kunjungan Anak Balita )
dengan ketentuan apabila ada tanda PR ( Paripurna ) dan ada catatan
hasil pelayanan kesehatan dalam setahun yaitu SDIDTKA Paripurna,
penimbangan minimal 8 kali, dan Kode A 2 kali setahun yaitu pemberian
Vitamin A .
25
Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus
dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki
kompetensi.
4) Setiap anak usia 60 - 72 bulan memperoleh Vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU) diberikan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus).
5) Setahun yaitu terhitung sesuai bulan kelahiran ( Ulang Tahun anak ).
6) Sepanjang usia anak pra sekolah ( 60 – 72 bulan ), anak tersebut bisa
mendapatkan 2 kali status Kunjungan Anak Prasekolah Paripurna
apabila dia mendapatkan semua pelayanan tersebut diatas.
7) Sasaran anak pra sekolah diambil dari proyeksi penduduk yaitu
indikator anak pra sekolah ( 5 tahun ).
b. Definisi Operasional
Cakupan pelayanan anak pra sekolah ( 60 – 72 bulan) yang memperoleh
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, dan
pemantauan perkembangan 2 x setahun disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
2) Pembilang
Jumlah anak pra sekolah yg memperoleh pelayanan sesuai standar
disuatu wilayah kerja pd waktu tertentu
3) Penyebut
Jumlah seluruh anak pra sekolah disuatu wilayah kerja dalam waktu yg
sama.
4) Ukuran/ Konstanta
%
5) Contoh Perhitungan
Jumlah Sasaran Anak Pra Sekolah satu tahun di wilayah kelurahan “Z”
= 3600 anak. Hasil kunjungan anak pra sekolah paripurna ( K Apras )
bulan Januari – Juni pada tahun yang sama = 1650 anak, Maka :
26
anak pra kerja pd waktu tertentu
sekolah
= Jumlah seluruh anak pra sekolah disuatu
wil. kerja dalam 1 tahun
= 1650 x 100%
3600
= 45.83%
d. Sumber Data
Data Cakupan kunjungan anak anak pra sekolah paripurna ( K Apras )
didapatkan dari Kohort Anak Pra Sekolah pada kolom 7 - 42 ( Kunjungan
Anak Pra Sekolah ) dengan ketentuan apabila ada tanda PR ( Paripurna )
dan ada catatan hasil pelayanan kesehatan dalam setahun yaitu
SDIDTKA Paripurna, penimbangan minimal 8 kali, dan Kode A 2 kali
setahun yaitu pemberian Vitamin A .
b. Definisi Operasional
Jumlah anak usia 0 – 4 th yang berkunjung dalam keadaan sakit ke
sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan.
c. Cara Perhitungan
Merupakan jumlah absolut kunjungan balita sakit pada bulan tertentu
d. Sumber Data
Diambil dari kohort Bayi dan kohort anak balita dengan kode “M” dan “S”.
b. Definisi Operasional
Jumlah anak usia 0 – 4 th yang berkunjung dalam keadaan sakit ke
sarana kesehatan dan mendapatkan pelayanan MTBS.
27
c. Cara Perhitungan
Merupakan jumlah absolut kunjungan balita sakit dan di MTBS pada
bulan tertentu
Jumlah kunjungan balita sakit dan di
Cakupan MTBS pd waktu tertentu x 100%
MTBS = Jumlah kunjungan balita sakit pd waktu
tertentu
d. Sumber Data
Diambil dari kohort Bayi dan kohort anak balita dengan kode “M”.
28