Anda di halaman 1dari 42

LAMPIRAN : KEPUTUSAN UPTD KEPALA PUSKESMAS SERPONG 2

NOMOR : 445.4/ 0014 /SK/PKM SRP2 /2022


TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA PUSKESMAS

I. KAMUS INDIKATOR KINERJA PROGRAM KESEHATAN KELUARGA

A. PROGRAM KESEHATAN IBU


1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL SESUAI STANDART
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil adalah Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar. Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar kepada semua ibu hamil di wilayah kerja
tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan sesuai standar meliputi :
a. Standar Kuantitas
Standar kuantitas adalah Kunjungan 6 kali selama periode kehamilan (K6) dengan
ketentuan:
1) Satu kali pada trimester pertama.
2) Dua kali pada trimester kedua.
3) Tiga kali pada trimester ketiga.
b. Standar Kualitas
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
1) Pengukuran berat badan.
2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
8) Tes Laboratorium.
9) Tatalaksana/penanganan kasus.
10) Temu wicara (konseling).

KUNJUNGAN IBU HAMIL PERTAMA ( K1 )

Jumlah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal


PERTAMA KALI PADA USIA 1 –
12 MINGGU (TRIMESTER 1) di
wilayah kerja
kabupaten/kota tersebut dalam
Cakupan Pelayanan kurun waktu satu tahun

Antetal (K1) = x 100 %


Jumlah sasaran ibu hamil di

wilayah kerja kabupaten/kota


tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

N IBU

KUNJUNGAN IBU HAMIL ( K4 )


Jumlah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar di wilayah kerja
Cakupan kabupaten/kota tersebut dalam
Kunjungan kurun waktu satu tahun
Pelayanan = x 100 %
Ibu hamil Jumlah sasaran ibu hamil di
( K4 )
wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

KUNJUNGAN IBU HAMIL LENGKAP ( K6 )


Jumlah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal

sesuai standar di wilayah kerja

Cakupan kabupaten/kota tersebut dalam

Kunjungan kurun waktu satu tahun

Pelayanan = x 100 %
Ibu hamil Jumlah sasaran ibu hamil di

( K6 )
wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
K1 100%
K4 100%
K6 100%

2. PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU BERSALIN


Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan Pelayanan Kesehatan
Ibu Bersalin sesuai standar kepada semua ibu bersalin di wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan sesuai standar meliputi: Persalinan
Normal dan Komplikasi. Mekanisma Pelayanan :
a. Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun.
b. Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal (APN) sesuai
standar.
1) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
Dokter dan bidan, atau 2 orang bidan, atau Bidan dan perawat.
c. Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar dan Rujukan.

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
PERSALINAN DI FASYANKES (PF) 100%

3. PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU NIFAS


Setiap ibu nifas mendapatkan pelayanan sesuai standar. Pemerintah Daerah tingkat
Kabupaten/Kota wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu nifas sesuai standar kepada
semua ibu nifas di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan sesuai standar meliputi :
1. Standar Kuantitas
Standar kuantitas adalah Kunjungan 3 kali selama periode Nifas (KF 3) dengan
ketentuan:
a. Kunjungan Pertama pada masa 6 jam – 3 hari setelah persalinan
b. Kunjungan kedua pada 4 – 28 hari setelah persalinan
c. Kunjungan ketiga pada 29 – 42 hari setelah persalinan
2. Standar Kualitas
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
a. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri
c. Pemeriksaan Lochia dan pengeluaran per vaginam lainnya
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif sampai 6 bulan
e. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali ( pertama segera
setelah melahirkan dan kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vit A
pertama)
f. Pelayanan KB pasca salin
TARGET INDIKATOR PROGRAM
INDIKATOR TARGET
PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS (KF 3) 100%

4. KOMPLIKASI MATERNAL YANG DI TANGANI


Setiap ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin, dan nifas antara lain :
1) KPD
2) Perdarahan Pervaginam
Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
Intra Parrtum : robekan jalan lahir
Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta, kelainan pembekuan darah,
subinvolusi uteri
3) HDK (dengan atau dengan tanpa edema)
4) Ancaman Persalinan Prematur
5) Infeksi berat dalam kehamilan (DBD, Typus, Sepsis)
6) Distosia (Persalinan macet, persalinan tak maju)
7) Infeksi masa nifas

KOMPLIKASI MATERNAL (PK)


TARGET INDIKATOR PROGRAM
INDIKATOR TARGET
MATERNAL KOMPLIKASI 100%
DITANGANI ( PK )

5. KELAS IBU HAMIL YANG DI BENTUK DAN AKTIF


Kelas ibu hamil adalah kelompok ibu hamil dengan jumlah peserta 10 orang. Di
kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman, tentang
kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksankan
secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga
kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil.
Setiap ibu hamil minimal mendapatkan kegiatan kelas iu hamil 5x selama masa
kehamilan. Materi yang di sampaikan adalah :
uami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai
materi penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lain.
Kelas Ibu Hamil yang di bentuk dan aktif adalah Kelas Ibu hamil yang terdiri dari ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas dan terdapat kegiatan rutin sehingga ibu hamil selama
amsa kehamilan mendapatkan materi kesehatan sebanyak 5x dan mendapatkan materi
terkait :
Pertemuan Pertama
Pemeriksaan Kehamilan Agar Ibu dan Janin Sehat Ulasan materi :
1. Apa itu kehamilan.
2. Tanda hamil.
3. Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya.
4. Perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
5. Perubahan mental pada ibu hamil.
6. Pemeriksaan kehamilan.
7. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
8. Menjaga ibu hamil sehat dan janin sehat.
9. Hal-hal yang perlu dihindari ibu selama hamil.
10. Mitos yang berkembang dimasyarakat.
Pertemuan Kedua
Persalinan Aman, Nifas Nyaman, Ibu Selamat dan Bayi Sehat.
1. Persiapan menghadapi persalinan yang aman.
2. Tanda-tanda awal persalinan.
3. Tanda-tanda persalinan.
4. Proses persalinan.
5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
6. KB pasca persalinan
7. Pelayanan nifas. h. Menjaga ibu bersalin dan nifas, serta bayi sehat.
8. Hal-hal yang harus dihindari ibu bersalin dan nifas.
9. Mitos

Pertemuan Ketiga
Pencegahan Penyakit, Komplikasi Kehamilan, Persalinan dan Nifas agar Ibu dan Bayi
Sehat
1. Anemia pada ibu hamil.
2. Kurang Energi Kronik (KEK).
3. Tanda bahaya kehamilan
4. Tanda bahaya persalinan.
5. Tanda bahaya dan penyakit ibu nifas.
6. Gangguan kejiwaan setelah melahirkan.
7. Penyakit malaria.
8. Cara penularan malaria.
9. Infeksi menular seksual.
10. Informasi dasar HIV/AIDS.
11. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. I

Pertemuan Keempat
Perawatan BBL agar Tumbuh Kembang Optimal
1. Tanda bayi lahir sehat
2. Perawatan bayi baru lahir.
3. Pelayanan kesehatan neonatus.
4. Tanda bahaya pada BBL.
5. Cacat bawaan.
6. Perawatan metode kangguru (PMK).
7. Pengertian ASI Eksklusif dan sukses menyusui.
8. Pemberian imunisasi pada bayi.
9. Hal-hal yang harus dihindari.
10. Akta kelahiran.
Pertemuan Kelima
Aktivitas Fisik pada Ibu Hamil
1. Aktivitas fisik.
2. Manfaat aktivitas fisik sehari-hari dan latihan fisik ringan.
3. Kondisi yang tidak memungkinkan ibu hamil melakukan aktivitas fisik.
4. Prinsip-prinsip aktivitas fisik.
5. Prinsip-prinsip latihan fisik ringan.
6. Program latihan fisik.
7. Gerakan latihan fisik dan olahraga yang dihindari.
8. Contoh gerakan pemanasan, peregangan dan pendinginan.
9. Contoh senam hamil.
10. Pemantauan.

B. PELAYANAN KESEHATAN BAYI


1. PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI BARU LAHIR
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan neonatal esensial
sesuai standar. Pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar kepada semua bayi usia 0-28 hari di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan sesuai standar meliputi :
Standar Kuantitas
Kunjungan minimal 3 kali selama masa periode neonatal dengan ketentuan :
1) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
2) Kunjungan Neontal 2 ( KN2) 3-7 hari
3) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 Hari
Standar Kualitas
Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 Jam) meliputi :
1) Pemotongan dan perawatan tali pusat
2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
3) Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
4) Pemberian salep/tetes mata antibiotik
5) Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0)
Pelayanan Neonatal Setelah Lahir ( 6-28 Hari) meliputi:
1) Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
2) Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
3) Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas Pelayanan kesehatan atau
belum mendapatkan Vitamin K
4) imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga
kesehatan
5) Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
a. KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA ( KN 1 )

b. KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP ( KN 3 )

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
KN 1 100%
KN 3 100%

2. KOMPLIKASI NEONATAL YANG DITANGANI (NK)


Setiap neonatal dengan komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan

Komplikasi pada neonatal antara lain :


1. Prematuritas dan BBLR
2. Asfiksia
3. Infeksi Bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermi
8. Tetanus Neonatus
9. Masalah Pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindrom gangguan pernafasan, kelainan kongenital dll
KOMPLIKASI NEONATAL (PK)

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
NEONATAL 100%
KOMPLIKASI
DITANGANI ( NK )

3. PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI


Setiap bayi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah
Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar kepada semua balita di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun.
Pelayanan sesuai standar meliputi :
a. Standar Kuantitas
1) Pelayanan Kesehatan Bayi Usia 29 hari – 2 bulan
2) Pelayanan Kesehatan Bayi Usia 3 – 5 bulan
3) Pelayanan Kesehatan Bayi Usia 6 – 8 bulan
4) Pelayanan Kesehatan Bayi Usia 9 – 11 bulan
b. Standar Kualitas
Pelayanan kesehatan Bayi usia 0 -11 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun
2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
4) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
5) Pemberian imunisasi dasar lengkap
KUNJUNGAN BAYI

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
KUNJUNGAN BAYI 100%

C. PELAYANAN KESEHATAN BALITA


1. PELAYANAN KESEHATAN BALITA SESUAI STANDART
Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah
Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
kepada semua balita di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu
tahun. Setiap balita (0-59 Bulan) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pelayanan sesuai standar meliputi :
a. Standar Kuantitas
1) Pelayanan Kesehatan Balita Usia 0-11 bulan
2) Pelayanan Kesehatan balita Usia 12-23 Bulan
3) Pelayanan Kesehatan Balita Usia 24- 59 bulan
Pelayanan Balita sakit adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS)
b. Standar Kualitas
Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6
bulan)
2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
5) Pemberian Imunisasi Lanjutan
Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6
bulan)
2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun

KUNJUNGAN ANAK BALITA

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
KUNJUNGAN ANAK BALITA 100%

b. MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT


Tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan
dasar. Meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi
telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi dan pemberian
vitamin A dan konseling pemberian makan.
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu
kelompok usia 1 hari- 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan- 5 tahun.
Cakupan MTBS adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat ke puskesmas
dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

% Cakupan MTBS = Ʃ BS x 100%


Ʃ total

Ʃ BS = Jumlah anak balita sakit yang memperoleh pelayanan sesuai tatalaksana MTBS di
Puskesmas disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Ʃ total = Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas disuatu Wilayah
kerja dalam 1 tahun

c.STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)


Semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun mendapatkan
pelayanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Skrining Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Jadwal
skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah setiap 3 bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan
pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72
bulan). Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP
untuk umur skrining yang lebih muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu
pemeriksaan umurnya.
Cakupan SDIDTK adalah Semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun
mendapatkan pelayanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang agar tumbuh
dan berkembang secara optimal dan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
% Cakupan SDIDTK = Ʃ B x 100%
Ʃ B = Jumlah balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun mendapatkan
pelayanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Ʃ total = Jumlah seluruh anak balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6
tahun di suatu Wilayah kerja dalam 1 tahun

d. KELAS IBU BALITA YANG DI BENTUK DAN AKIF

Kelas Ibu Balita adalah kelompok belajar ibu-ibu yang mempunyai anak usia antara 0 – 5 tahun
dengan pengelompokan 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-5 tahun. 1 Kelas Ibu balita terdiri dari 15 orang
ibu balita.
Indikator Keberhasilan
1. Indikator Input
- Jumlah tenaga kesehatan (fasilitator)
- Jumlah kader yang aktif pada kegiatan Kelas Ibu Balita
- Perbandingan antara tenaga kesehatan (fasilitator) dengan jumlah ibu Balita (ideal
1:15)
- Kelengkapan sarana penyelenggaran
- Kelengkapan prasarana penyelenggaraan
2. Indikator Proses
- Penyelenggaraan kelas Ibu Balita yang sesuai dengan pedoman
- % ibu Balita yang hadir pada kelas Ibu Balita
- % ibu Balita yang aktif pada saat penyelenggaraan
- % ibu Balita yang nilai post-test lebih tinggi dari pre-test
3. Indikator Output
- % bayi yang memiliki Buku KIA i % bayi yang mendapat ASI eksklusif (6 bulan)
- % bayi yang mendapat Imunisasi lengkap
- % bayi ( 6-11 bulan) yang mendapat Vit A 100.000 IU
- % bayi yang ditimbang 8 kali pertahun
- % bayi yang mendapat pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang minimal 4 kali pertahun
- % Balita 6-24 bulan yang mendapat MP ASI
- % Balita (12-59 bulan) yang memiliki Buku KIA
- % Balita (12-59 bulan) yang mendapat Vitamin A 2 kali pertahun
- %Balita(12–59bulan) yang mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh
Kembang minimal 2 kali pertahun

D. PELAYANAN KESEHTAN ANAK USIA PENDIDIKAN DASAR DAN REMAJA


1. PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA PENDIDKAN DASAR SESUA STANDAR
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada anak usia pendidikan dasar di dalam dan luar satuan pendidikan
dasar di wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
Pelayanan sesuai standar meliputi :
a. Skrining kesehatan
Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar dilaksanakan di
satuan pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan
dasar seperti di pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya, meliputi:
1) Penilaian status gizi.
2) Penilaian tanda vital.
3) Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
4) Penilaian ketajaman indera.
b. Tindak Lanjut Skrining Kesehatan
1) Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
2) Melakukan rujukan jika diperlukan
3) Memberikan penyuluhan kesehatan
c. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tenaga kesehatan dan Tenaga kesehatan masyarakat
Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu:
1. Guru
2. Kader kesehatan/ dokter kecil/ peer conselor
TARGET INDIKATOR PROGRAM
INDIKATOR TARGET
SKRINING KESEHATAN PESERTA DIDIK KELAS 1 – 6 100%

SKRINING KESEHATAN ANAK USIA 7 - 12 TAHUN 100%


(SETARA PESERTA DIDIK KELAS 1 – 6) DILUAR SEKOLAH

2. PELAYANAN KESEHATAN REMAJA SESUAI DENGAN STANDAR


PENGERTIAN
a. Remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun (Permenkes No 25
tahun 2014)
b. Pelayanan kesehatan pada Remaja adalah Setiap remaja mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar. Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan remaja sesuai standar kepada semua remaja di wilayah kerja
tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan sesuai standar meliputi : pelayanan kesehatan yang nyaman bagi anak usia
sekolah dan remaja dan komprehensif
Definisi Operasional Puskesmas menyelenggarakan kesehatan remaja, dengan memenuhi 3
kriteria
1. Memiliki Tenaga Kesehatan Terlatih/Terorientasi PKPR
2. Memiliki pedoman PKPR
3. Melakukan pelayanan konseling pada remaja
Karakteristik Puskesmas :
 Kebijakan yang peduli remaja
 Prosedur pelayanan yang peduli remaja
 Petugas khusus yang peduli remaja
 Petugas pendukung yang peduli remaja.
 Fasilitas kesehatan yang peduli remaja.
 Partisipasi/keterlibatan remaja
 Keterlibatan masyarakat.
 Berbasis masyarakat, menjangkau keluar gedung, serta mengupayakan pelayanan
sebaya
 Pelayanan harus sesuai dan komprehensif
TARGET INDIKATOR PROGRAM
INDIKATOR TARGET
Cakupan pelayanan kesehatan remaja 100%

Jumlah Remaja Yang diberi Pelayanan Kesehatan di dalam dan luar gedung X 100

Jumlah Sasaran Remaja Yang Ada di Suatu Wilayah

3.PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua remaja, dilaksanakan di dalam atau di luar
gedung untuk perorangan atau kelompok.
Pelayanan kesehatan peduli remaja dilakukan melalui:
a. Pelayanan Konseling;
Pelayanan konseling diberikan oleh konselor terlatih kepada Remaja untuk membantu
agar Remaja mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan dapat berkembang
menjadi orang dewasa yang mandiri dan bertanggungjawab.
b. Pelayanan Klinis Medis;
Pelayanan klinis medis diberikan kepada Remaja yang menderita penyakit tertentu sesuai
standar.
b. Pelayanan Rujukan;
Pemberian pelayanan rujukan meliputi pelayanan rujukan bidang medis sosial; dan
hukum. Pelayanan rujukan bidang sosial dan hukum harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Pemberian Komunikasi, Informasi Dan Edukasi Kesehatan Remaja;
Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan Remaja dilakukan sesuai dengan
tahap tumbuh kembang dan kebutuhan Remaja
d. Partisipasi Remaja;
Partisipasi Remaja sebagaimana dilakukan dengan cara melibatkan Remaja secara aktif
dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan peduli Remaja serta
pemberdayaan konselor sebaya
f. Keterampilan Sosial.
Keterampilan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga pendidik dengan melibatkan
peran Remaja sesuai standar.

Kriteria Puskesmas mampu melaksanakan PKPR sebagai berikut :


a. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan konseling
yang kontak dengan petugas PKPR.
b. Melakukan pembinaan pada minimal 1 (satu) sekolah dalam 1 (satu) tahun di sekolah
umum atau sekolah berbasis agama, dengan minimal melaksanakan kegiatan KIE di
sekolah binaan minimal 2 kali dalam setahun.
c. Melatih konselor sebaya di sekolah minimal sebanyak 10% dari jumlah murid sekolah
binaan.

Standar Nasional PKPR ini mengatur 5 aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan
PKPR, yaitu:
a. SDM kesehatan
b. Fasilitas kesehatan
c. Remaja
d. Jejaring,
e. Manjemen Kesehatan

INDIKATOR PROGRAM
Target Renstra :
Kriteria Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia sekolah
dan remaja adalah

a. Minimal 40% Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja


(PKPR)

b. Setiap Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI,


SMP/MTs, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah
kerja Puskesmas

4.POSYANDU REMAJA

Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat
remaja.
Pelayanan kesehatan remaja di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang peduli
remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Keterampilan Hidup Sehat
(PKHS), kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan
Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan
kekerasan pada remaja.
Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja: Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan
dengan tidak memandang status pendidikan dan perkawinan termasuk remaja dengan
disabilitas.
Sasaran Petunjuk Pelaksanaan: a. Petugas kesehatan b. Pemerintah desa/kelurahan,
tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi kemasyarakatan lainnya c. Pengelola program
remaja d. Keluarga dan masyarakat e. Kader Kesehatan Remaja
Dalam pelaksanaan Posyandu Remaja, kegiatan utama yang harus ada adalah:
1. Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS)
a. KIE yang diberikan : Memberikan informasi dan pengetahuan tentang
kecerdasan majemu, Melakukan sosialisasi dan penanaman 10 kompetensi
PKHS yaitu: a) Kesadaran diri b) Empati c) Pengambilan keputusan d)
Pemecahan masalah e) Berpikir kritis f) Berpikir kreatif g) Komunikasi efektif h)
Hubungan interpersonal i) Pengendalian emosi j) Mengatasi stress
b. Pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu : 1) Identifikasi dan pengembangan
kecerdasan majemuk bagi remaja yang pertamakali datang 2) Pelayanan
kesehatan berupa konseling

2. Kesehatan Reproduksi Remaja


a. KIE yang diberikan : 1) Kesehatan Reproduksi, yang mencakup tentang
pemberian informasi tentang organ reproduksi remaja, pubertas, proses
kehamilan, menstruasai, KB, penyakit menular seksual, infeksi menular
seksual, gender dan pendewasaan usia perkawinan 2) HIV dan AIDS,
mencakup pemberian informasi seputar penularan, pencegahan dan gejala HIV
dan AIDS
b. Pelayanan kesehatan yang diberikan : 1) Konseling tentang kesehatan
reproduksi (masalah atau gangguan haid, pubertas, dll) 2) Konseling
HIV&AIDS 3) VCT jika diperlukan

3. Masalah Kesehatan Jiwa dan Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA


a. KIE yang diberikan : Pemberian informasi masalah kesehatan jiwa dan
NAPZA pada remaja
b. Pelayanan Kesehatan yang diberikan : 1) Skrining masalah psikososial remaja
dengan menggunakan instrumen Pediatric Symtom Checklist (PSC) 2)
Konseling masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA 3) Merujuk
ke fasilitas kesehatan apabila didapatkan permasalahan kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan NAPZA
4. Gizi
a. KIE yang diberikan : 1) Gizi seimbang bagi remaja 2) Pencegahan masalah
gizi pada remaja: a) KEK b) Obesitas c) Anemia
b. Pelayanan kesehatan yang diberikan : 1) Pengukuran Antropometri (BB, TB,
LP dan LILA) 2) Penilaian status gizi berdasarkan IMT/Umur 3) Penilaian
anemia pada remaja terutama remaja putri menggunakan pemeriksaan tanda
klinis dan apabila memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan kadar Hb
secara laboratorium sederhana 4) Pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi
remaja putri 5) Penyuluhan dan konseling gizi 6) Merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan jika diperlukan
5. Aktivitas fisik pada remaja
a. KIE yang diberikan : 1) Pentingnya melakukan aktivitas fisik setiap hari 2)
Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan setiap hari
b. Kegiatan di Posyandu Remaja Kegiatan aktivitas fisik yang dapat dilakukan
di Posyandu Remaja antara lain peregangan atau senam sehat bugar secara
bersamasama, kegiatan ini bertujuan untuk memicu remaja melakukan
aktifitas fisik setiap harinya.
6. Penyakit Tidak Menular (PTM)
a. KIE yang diberikan : 1) Jenis Penyakit Tidak Menular misalnya Kanker,
Diabetes, Stroke, dll 2) Dampak dan bahaya Penyakit Tidak Menular 3)
Upaya pencegahan faktor risiko Penyakit Tidak Menular melalui perilaku
CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan
Kelola stress).
b. Pelayanan kesehatan yang diberikan ) Deteksi dini faktor risiko Penyakit
Tidak Menular

7. Pencegahan Kekerasan pada Remaja

a. KIE yang diberikan : Pemberian informasi tentang faktor risiko kekerasan,


dampak dan pencegahan tindak kekerasan.

b. Pelayanan kesehatan yang diberikan : 1) Melakukan rujukan ke fasilitas


kesehatan pada remaja yang diduga mengalami tindak kekerasan. 2)
Melakukan pendampingan korban kekerasan sebelum dan sesudah
rehabilitasi bersama pihak terkait (petugas Puskesmas, jaringan layanan
pusat perlindungan anak misal polisi, rumah aman, LKSA/Panti, P2TP2A,
dll)
E. PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

a. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate): Rata-rata banyaknya anak yang dilahirkan
hidup oleh seorang wanita selama masa reproduksinya.

b. Contraceptive Prevalence Rate: Persentase cakupan peserta KB aktif dibandingkan


dengan jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

c. Efek Samping Kontrasepsi: Efek yang tidak diinginkan yang dapat terjadi akibat
penggunaan alat kontrasepsi

d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan


upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

e. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama: Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan komprehensif non spesialistik berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif.

f. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan: Fasilitas Kesehatan pelayanan


komprehensif spesialistik atau sub spesialistik.

g. Informed consent: Persetujuan tertulis tentang tindakan medis yang diberikan kepada
klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap klien tersebut.

h. KB Pasca Persalinan: Penggunaan suatu metode kontrasepsi sesudah melahirkan sampai


6 minggu/42 hari melahirkan.

i. Kegagalan KB: Kasus terjadinya kehamilan pada akseptor KB aktif, yang pada saat
tersebut menggunakan metode kontrasepsi.

j. Komplikasi Kontrasepsi: Gangguan kesehatan ringan sampai berat bagi klien yang terjadi
akibat penggunaan metode kontrasepsi.

k. Pasangan Usia Subur (PUS): pasangan yang istrinya berumur antara 15-49 tahun.

l. Peserta KB Aktif : Akseptor yang pada saat ini sedang memakai alat atau obat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan, dan masih
terlindungi oleh kontrasepsi.

m. Peserta KB Baru: peserta yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi
termasuk mereka yang pasca keguguran dan sesudah melahirkan,

n. Unmet Need : Pasangan usia subur yang tidak ingin punya anak lagi atau yang ingin
menjarangkan kelahiran, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi.
o. Vasektomi : Metode Sterilisasi Pria

p. Tubektomi: Metode Sterilisasi Perempuan

PELAYANAN KB AKTIF

TARGET INDIKATOR PROGRAM


INDIKATOR TARGET
CAKUPAN KB AKTIF PER BULAN 70%

F. PROGRAM KESEHATAN LANJUT USIA

1. PELAYANAN KESEHATAN PADA USIAL LANJUT


Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan kesehatan usia
lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai standar
pada Warga Negara usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
Pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar meliputi :
1) Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular
Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining yang dilakukan
minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g) Anamnesa perilaku berisiko
3) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan
Form Instrumen skrining kesehatan usia lanjut yang digunakan :
a) Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS)
b) Instrumen Abbreviated Mental Test (AMT)
c) Form penilaian Activity Daily Living (ADL) dengan instrument Indeks Barthel
Modifikasi

Pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia artinya memberikan pelayanan


kesehatan kepada kelompok usia pralansia dan lansia yang dilakukan secara
komprehensif dengan pendekatan secara Holistik, baik itu lanjut usia yang sakit atau
yang sehat agar tetap bisa mempertahankan kondisi kesehatan secara optimal.
Sasaran :
- Pralansia umur 45-59 tahun
- Lanjut usia umur 60-69 tahun
- Lanjut usia Resiko Tinggi umur > 70 tahun

Pelayanan kesehatan Lansia terdiri dari pelayanan :


a. Lansia yang berkunjung ke Puskesmas pada kontak pertama dengan petugas
kesehatan dilakukan: Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) yaitu penilaian
menyeluruh terhadap lansia dari aspek biologis, kognitif dan sosial untuk
menentukan permasalahan dan rencana penatalaksanaan Dilakukan oleh tim yang
dipimpin oleh dokter
Pengkajian P3G yang dilaksanakan kepada :
Lansia Mandiri atau ketergantungan ringan contoh Posyandu lansia,
pemberdayaan lansia ( dilakukan pembinaan dari Puskesmas)
Ketergantungan sedang dan Ketergantungan berat/total contoh dirujuk ke
Puskesmas dan home care ( dilakukan oleh keluarga, puskesmas atau Rumah
sakit )

b. Pelayanan kepada lansia sehat


Tujuan: mempertahankan derajat status fungsionalàpaling optimal.
Aktivitas:
• Latihan fisik (senam Lanjut Usia, senam osteoporosis, senam poco2, dll)à sesuai
kebutuhan
• Stimulasi kognitif
• Pemberian makanan tambahan
• Penyuluhan kesehatan primer
• Berinteraksi sosial
• Menggali potensi untuk diberdayakan secara optimal bagi keluarga dan
masyarakat
c. Pelayanan kepada lansia sakit
d. Rujukan

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan


kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 60 tahun atau lebih dinilai dari
cakupan warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.

TARGET INDIKATOR PROGRAM

INDIKATOR TARGET
Presentasi Lansia yang mendapatkan 100%
Pelayanan

2.PUSKESMAS SANTUN LANSIA


Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan santun lanjut usia adalah Puskemas yang :
a) Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas -- > Petugas terlatih atau memahami
pelayanan kesehatan lansia dan geriatri
b) Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman
dan mudah diakses
c) Melakukan pelayanan secara pro-aktif --- > minimal 50% desa mempunyai Posyandu
Lansia
d) Melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup

Puskesmas yang menyelenggarakan Strata I Strata II Strata III


pelayanan santun lanjut usia : (Pratama) (Madya) (Paripurna)

1. Memberikan pelayanan yang baik dan Terlatih/


v v
berkualitas -- > Petugas terlatih atau Terorientasi
memahami pelayanan kesehatan lansia
dan geriatric
Sudah
Sudah
memberika
memberika
n prioritas
n prioritas - Sudah
mulai dari
mulai dari punya sarana
loket, poli,
loket, poli, tersendiri,
lab dan
lab dan loket, poli,
apotik,
apotik, dan apotik dan
tetapi
sudah lab.
belum
punya poli
punya poli
tersendiri
tersendiri.
2. Memberikan prioritas pelayanan
- Sarana
kepada lanjut usia dan penyediaan sarana - Mulai
mulai Atau one
yang aman dan mudah diakses memperhat
memperhat stop service
ikan
ikan dengan poli
keamanan
keamanan tersendiri
Lansia
Lansia
- Sarana
lain sudah
memenuhi
sesuai
standar
keamanan
bagi lansia
3. Melakukan pelayanan secara pro-aktif
--- > minimal 50% desa mempunyai 50% 60% 70%
Posyandu Lansia
4. Melakukan koordinasi dengan lintas
v V v
program dengan pendekatan siklus hidup

3.POSBINDU LANSIA/ KEGIATAN DI MASYARAKAT


Posbindu adalah : Suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di Masyarakat dimana
proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri dan dilaksanakan bersama oleh masyarakat, kader, swadaya
masyarakat, lintas sektor, swasta dan organisasi sosial dengan menitik beratkan pada upaya
Promotif, dan preventif serta deteksi dini.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan dari tenaga kesehatan
Puskesmas
Sasaran :
o Pralansia umur 45-59 tahun
o Lanjut usia umur 60-69 tahun
o Lanjut usia Resiko Tinggi umur > 70 tahun
Mengembangkan dan meningkatkan jumlah kelompok lanjut usia Indikator: persentase
puskesmas dengan Kelompok Lanjut Usia aktif di setiap Kelurahan
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia Mekanisme pelayanan posyandu lansia terdiri atas 5
meja, yaitu :
a. Meja 1 : Tempat pendaftaran. Lansia mendaftar, kemudian kader mencatat lansia tersebut.
Lansia yang sudah terdaftar dibuku register kemudian menuju meja selanjutnya.
b. Meja 2 : Tempat pengukuran dan penimbangan berat badan.
c. Meja 3 : pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan, Indeks Masa Tubuh
(IMT), dan mengisi KMS.
d. Meja 4 : Tempat melakukan kegiatan konseling dan pelayanan pojok gizi, Penyuluhan
kesehatan individu berdasarkan KMS, serta pemberian PMT.
e. Meja 5 : Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data hasil pemeriksaan
kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap kunjungan para lansia dianjurkan untuk
selalu membawa KMS lansia guna memantau status kesehatan.

Tindakan pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia di posyandu lansia, antara
lain :
1) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,
seperti makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang
air besar atau kecil dan sebagainya.
2) Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman mmetode 2 (dua) menit.
3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4) Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
5) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquits, sahli atau cuprisulfat.
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus).
7) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8) Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9) Penyuluhan kesehatan.
10) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi
setempat dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia.
11) Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai untuk meningkatkan
kebugaran. 12) Program kunjungan lansia ini minimal dapat dilakukan 1 (satu) bulan
sekali atau sesuai dengan program pelayanan kesehatan puskesmas setempat

TARGET INDIKATOR POSBINDU

INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Frekuensi pertemuan (x/thn) <8 9-Aug ≥10 ≥10


Kehadiran Kader (pada hari H)
<3 ≥3 >3 >3
(Orang)
Pelayanan Kesehatan :

Cakupan penimbangan < 50% 50 % - 60% >60% >60%


Cakupan pemeriksaan
< 25% 25 % - 50% >50% >50%
Laboratorium
Cakupan pemeriksaan kesehatan
( Tekanan darah, status mental, < 50% 50% - 60% >60% >60%
dan status fungsional)
Cakupan penyuluhan < 50% 50% - 60% >60% >60%

Senam Lansia <8 8-9 >10 >10

Kegiatan Sektor Terkait (jenis) 0 1 2 >2


Pendanaan Kegiatan Berasal
- - < 50% >50%
dari Masyarakat

G. PROGRAM UPAYA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS )


1. PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
Usaha Kesehatan Sekolah adalah
 upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara
terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan
agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan di lingkungan sekolah
 Usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama
 UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan
yang optimal
 Usaha Kesehatan Sekolah merupakan bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi
beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta
lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya
dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.

Sasaran anak Usia Sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai sebelum berusia 19
tahun.

Ruang Lingkup Kegiatan Uks Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah disebut dengan
Trias UKS, yang terdiri dari:
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Penerapan trias UKS oleh Puskesmas
1. Pendidikan Kesehatan
 Literasi Kesehatan
 Pembiasaan Hidup Bersih (Cuci tangan pakai sabun, sikat gigi, menjaga
kebersihan kuku)
 Pendidikan Gizi (Sarapan Bersama Bergizi Seimbang
 Aktifitas Fisik (Peregangan, senam bersama)
 Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan
 Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
 Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah (Dokcil, PMR, Konselor Sebaya, dll)
2. Pelayanan Kesehatan
 Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
 Imunisasi
 Pemberian Tablet Tambah Darah bagi
 Remaja Putri (SMP dan SMA) /
 Pemberian obat cacing ( SD)
 Konseling
 P 3 K dan P 3 P
3. Pembinaan Lingkungan Sehat
 Pemeliharaan sanitasi sekolah dan Pengeloaan Sampah
 Pembinaan kantin dan PKL sekitar sekolah
 Pemanfaatan Perakarang Sekolah (Toga, buah/sayur)
 Pemberantasan sarang nyamuk
 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok, tanpa NAPZA dan tanpa Kekerasan, tanpa
Pornografi

2. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM


PEMBELAJARAN TATAP MUKA
Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan harus dilakukan dengan protokol kesehatan
yang ketat dan terpantau oleh Pemerintah daerah, kantor wilayah Kementerian Agama
provinsi, dan/atau kantor Kementerian Agama kabupaten/kota sesuai kewenangannya
dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka pencegahan dan
pengendalian COVID-19 dengan menggunakan prosedur sebagaimana berikut:
a. Prosedur Pembelajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan yang berkaitan dengan
Kondisi Kelas, Jumlah hari dan jam pembelajaran tatap muka dengan pembagian
rombongan belajar (shift), Perilaku wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan,
Kondisi medis warga satuan Pendidikan, kantin, Kegiatan Olahraga dan
Ekstrakurikuler, Kegiatan Selain Pembelajaran di Lingkungan Satuan Pendidikan,
Kegiatan Pembelajaran di Luar lingkungan Satuan Pendidikan
b. Tugas dan Tanggung Jawab masing masing sector terkait.

Puskesmas wajib melaksanakan verifikasi persiapan pembelajaran tatap muka di sekolah


serta melakukan pembinaan dan pengawasan penerapan protocol kesehatan di sekolah
dengan menggunakan daftar tilik yang sudah di tetapkan yang terdiri dari ketersediaan
sarana protokol kesehatan, pengaturan sarana dan prasarana sekolah, ketersediaan data
warga satuan pendidikan, kesiapan sebelum mulai pembelajaran serta kesiapan setelah
selesai pembelajaran.

Sasaran : Semua Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas


Target : 100% Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas

II. PROFIL INDIKATOR KINERJA PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

A. KESEHATAN KELUARGA

1. Capaian K4

Judul Indikator Capaian K4 100%

Dasar Pemikiran 1. Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis


Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan

Tujuan Upaya untuk mencegah dan menurunkan AKI serta ibu hamil
mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar

Definisi Operasional 1. Ibu hamil yg mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar


adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang
mendapatlan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan kualitas selama periode kehamilan di
wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4x selama periode
kehamilan yg terdiri dari :
a. 1 (satu) kali kunjungan pada TM I
b. 1 (satu) kali kunjungan pada TM II
c. 2 (dua) kali kunjungan pada TM III
3. Standar kualitas yaitu pelayanan ANC memenuhi 10T yaitu
a. Timbang BB
b. Ukur tekanan darah
c. Ukur Lila (cek status gizi)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah hamil 24 mg)
e. Tentukan presentasi janin dan djj
f. Skrining status imunisasi TT
g. Tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laborat
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
Jenis Indikator Outcome

Satuan Pengukuran Presentase

Numerator (pembilang) Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan

Denominator (penyebut) Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang mendapatkan
pelayanan ANC di wilayah kerja mendapatkan pelayanan ANC
di wilayah kerja Puskesma Puskesmas  pada tahun  pada tahun
berjalan berjalan

Target Pencapaian 100 %

Kriteria Kriteria inklusi : Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria eksklusi : Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1, Ibu


hamil yang pindah domisili (drop out ), Ibu hamil yang tidak
menyelesaikan masa kehamilan (abortus), Ibu hamil pindahan
yang tidak memiliki catatan riwayat kehamilan lengkap, Ibu hamil
meninggal sebelum bersalin, dan Ibu hamil yang bersalin
sebelum menyelesaikan K4 ( prematur).

Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan


ANC lengkap sesuai standar di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
x
100%
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Metode Pengumpulan Observasi retrospektif


Data
Sumber Data Register Ibu Hamil, PWS KIA, Register Ibu Bersalin

Instrumen Pengambilan Register Ibu Hamil, PWS KIA, Register Ibu Bersalin
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Bulanan, tribulan, tahunan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Ibu

2. PELAYANAN KESEHATAN BALITA


Judul Indikator Pelayanan kesehatan Balita

Dasar pemikiran 1. Permenkes RI Nomor : 4 Tahun 2019 tentang Standar


teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar
pelayanan minimal bidang kesehatan.

Dimensi mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu

Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar

Definisi operasional Capaian kinerja pelayanan kesehatan pada balita umur 12 bulan
samapai dengan 59 bulan yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar pada tahun berjalan di wilayah
puskesmas serpong 2

Jenis indikator Hasil

Satuan pengukuran Presentase

Numerator (pembilang) Jumlah warga usia 12 bulan sd 59 bulan yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar pada tahun berjalan di
wilayah puskesmas serpong 2

Denumerator (penyebut) Jumlah balita umur 12 bulan s/d 59 bulan yang ada pada tahun
berjalan di wilayah kerja puskesmas serpong 2

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi,

Balita umur 12 bulan s/d 59 bulan

Eksklusi :

Seluruh anak yang ada di kota tangerang selatan

Formula Jumlah balita usia 12 bulan s/d 59 bulan yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar pada tahun berjalan di
wilayah puskesmas serpong 2

x100%

Jumlah balita umur 12 bulan s/d 59 bulan yang ada pada tahun
berjalan di wilayah kerja puskesmas serpong 2

Desain pengumpulan data Retrospektif


Sumber data Hasil laporan

Besar sampel Populasi

Frekuensi pengumpulan data Bulanan

Periode waktu pelaporan data Bulanan, Tahunan

Periode analisis data Bulanan, Tahunan

Penyajian data Grafik bulanan

Instrument pengambilan data Data primer

Penanggung jawab Penanggung jawab Program Kesehatan anak

3. PELAYANAN KESEHATAN REMAJA


Judul Indikator Pelayanan kesehatan Remaja

Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor : 4 Tahun 2019 tentang Standar teknis


pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan
minimal bidang kesehatan.

Dimensi mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu

Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan Remaja sesuai standar

Definisi operasional Capaian kinerja pelayanan kesehatan pada warga umur 10 tahun
s/d 18 tahun yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar pada tahun berjalan di wilayah puskesmas serpong 2

Jenis indikator Hasil

Satuan pengukuran Presentase

Numerator (pembilang) Jumlah warga umur 10 tahun s/d 18 tahun yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar pada tahun berjalan di
wilayah puskesmas serpong 2

Denumerator (penyebut) Jumlah warga umur 10 tahun s/d 18 tahun pada tahun berjalan di
wilayah kerja puskesmas serpong 2

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi,

Warga umur 10 tqhun s/d 18 tahun

Eksklusi :

Seluruh warga yang ada di kota tangerang selatan

Formula Jumlah wqarga umur 10 tahun s/d 18 tahun mendapat pelayanan


kesehatan sesuai standar pada tahun berjalan di wilayah
puskesmas serpong 2

x100%

Jumlah warga umur 10 tahun s/d 18 tahun yang ada pada tahun
berjalan di wilayah kerja puskesmas serpong 2
Desain pengumpulan data Retrospektif

Sumber data Hasil laporan

Besar sampel Populasi

Frekuensi pengumpulan data Bulanan

Periode waktu pelaporan data Bulanan, Tahunan

Periode analisis data Bulanan, Tahunan

Penyajian data Grafik bulanan

Instrument pengambilan data Data primer

Penanggung jawab Penanggung jawab Program Kesehatan anak

4. PELAYANAN KESEHATAN CALON PENGANTIN


Judul Indikator Pelayanan kesehatan Calon Pengantin

Dasar pemikiran Permenkes RI Nomor : 4 Tahun 2019 tentang Standar teknis


pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan
minimal bidang kesehatan.

Dimensi mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu

Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan calon pengantin

Definisi operasional Capaian kinerja pelayanan kesehatan pada warga Negara yang
mendapatkan pelayanan kesehatan Calon pengantin pada tahun
berjalan di wilayah puskesmas serpong 2

Jenis indikator Hasil

Satuan pengukuran Presentase

Numerator (pembilang) Jumlah warga yang mendapatkan pelayanan konseling kesehatan


calon pengantin pada tahun berjalan di wilayah puskesmas
serpong 2

Denumerator (penyebut) Jumlah calon pengantin yang datang ke puskesmas pada tahun
berjalan di wilayah kerja puskesmas serpong 2

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi,

Warga yang mendapat konseling kesehatan reproduksi

Eksklusi :

Seluruh usia subur yang ada di kota tangerang selatan

Formula Jumlah calon pengantin yang mendapatkan pelayanan konseling


kesehatan reproduksi pada tahun berjalan di wilayah puskesmas
serpong 2

x100%

Jumlah kunjungan warga ke puskesmas yang ada pada tahun


berjalan di wilayah kerja puskesmas serpong 2

Desain pengumpulan data Retrospektif

Sumber data Hasil laporan konseling

Besar sampel Populasi

Frekuensi pengumpulan data Bulanan

Periode waktu pelaporan data Bulanan, Tahunan

Periode analisis data Bulanan, Tahunan

Penyajian data Grafik bulanan

Instrument pengambilan data Data primer

Penanggung jawab Penanggung jawab Program Kesga

5. Pembinaan posynadu Lansia

Judul Indikator Pembinaan Posyandu lansia di setiap Kelurahan

Dasar Pemikiran Surat Keputusan Kepala Dinas kesehatan Nomor.


441/4725/Dinkes tentang Penetapan indicator kinerja
Puskesmas

Dimensi Mutu 2. Kompetensi teknis


3. Keselamatan
Tujuan Tercapainya pelayanan kesehatan lanjut usia secara
keseluruhan pada posyandu lansia

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pra lansia usia
45-59 tahun dan lansia usia >60 tahun untuk meningkatkan
derajat kesehatan untuk mencapai masa tua yang bahagia

Jenis Indikator Proses, input

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah Posyandu lansia yang dibina dalam kurun waktu
(bulan)

Penyebut (Penyebut) Jumlah Seluruh Posyandu lansia yang dibina dalam kurun
waktu (bulan)

Target Pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi :

Jumlah Posyandu lansia yang dibina dalam kurun waktu


(bulan)

Kriteria Eksklusi :

Jumlah Seluruh Posyandu lansia yang dibina dalam kurun


waktu (bulan)

Formula Jumlah Poyandu lansia yang dibina


dalam kurun waktu (bulan)

X 100%

Jumlah Seluruh Posyandu lansia yang

dibina dalam kurun waktu (bulan)

Metode Pengumpulan Data observasi

Sumber Data Laporan hasil kegiatan posyandu lansia

Instrumen Pengambilan Data Buku pencatatan hasil pemeriksaan posyandu lansia

Besar Sampel Seluruh posyandu lansia yang dibina

Cara Pengambilan Sampling Probability sampling

Periode Pengumpulan Data Bulanan

Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan


Pelaporan Data

Penanggung Jawab Pemegang program lansia

III. INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN KELUARGA

PUSKESMAS SERPONG 2

TAHUN 2022

NO Jenis UKM Kriteria Indikator Nilai ket

3 Kesehatan Ibu
dan Anak

Pelayanan Input Jumlah ibu hamil 880


Kesehatan Ibu

Proses Jumlah ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal 880


sesuai standar K1, K4, K6

Output Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal 100%


sesuai standar

Outcome Ibu hamil terdeteksi bila terjadi risiko selama kehamilan

DO Jumlah ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal


sesuai standar K1, K4, K6
100%
x100%

Jumlah ibu hamil

Pelayanan Input Jumlah Ibu Hamil 880


Kesehatan Ibu
Proses Jumlah Pelayanan kesehatan Ibu Hamil sesuai Standar 880

Output Cakupan Pelayanan kesehatan Ibu Hamil sesuai Standar 100%

Outcome Ibu hamil terdeteksi bila terjadi risiko selama kehamilan

DO Jumlah Pelayanan kesehatan Ibu Hamil sesuai Standar

x100% 100%

Jumlah Ibu Hamil

Pelayanan Input Jumlah Ibu bersalin 841


Kesehatan Ibu

Proses Jumlah Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan 841


sesuai standart

Output Cakupan Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan 100%


sesuai standart

Outcome Ibu hamil terdeteksi bila terjadi kegawatdaruratan pada


ibu maupun bayi selama proses persalinan

DO Jumlah Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan


sesuai standart
100%
x100%

Jumlah Ibu bersalin

Pelayanan Input Jumlah Ibu nifas 841


Kesehatan Ibu

Proses Jumlah Pelayanan Ibu Nifas sesuai standar 841

Output Cakupan Pelayanan Ibu Nifas sesuai standar 100%

Outcome Terdeteksinya risiko pada ibu nifas

DO Jumlah Pelayanan Ibu Nifas sesuai standar

x100% 100%

Jumlah Ibu nifas

Pelayanan Input Jumlah Ibu hamil,bersalin,nifas Kasus


Kesehatan Ibu

Proses Jumlah Pelayanan Maternal Komplikasi Kasus

Output Cakupan Pelayanan Maternal Komplikasi 100%

Outcome Terdeteksinya risiko ibu saat hamil, bersalin dan nifas

DO Jumlah Pelayanan Maternal Komplikasi

x100% 100%

Jumlah Ibu hamil,bersalin,nifas

Pelayanan Input Jumlah Kelas Ibu Hamil Kasus


Kesehatan Ibu
Proses Jumlah Kelas Ibu Hamil yang di bentuk dan aktif Kasus

Output Cakupan Kelas Ibu Hamil yang di bentuk dan aktif Kasus

Outcome Ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang


kehamilan, bersalin dan nifas sehingga mengetahui bila
terjadi risiko

DO Jumlah Kelas Ibu Hamil yang di bentuk dan aktif

x100% Kasus

Jumlah Kelas Ibu Hamil

Pelayanan Input Jumlah Bayi baru Lahir 830


Kesehatan Bayi

Proses Jumlah kesehatan Bayi Baru Lahir sesuai Standar KN1, 830
KN2, KN3

Output Cakupan kesehatan Bayi Baru Lahir sesuai Standar KN1, 100%
KN2, KN3

Outcome Terdeteksinya bayi baru lahir yang berisiko

DO Jumlah kesehatan Bayi Baru Lahir sesuai Standar


standar KN1, KN2, KN3
100%
x100%

Jumlah Bayi baru Lahir

Pelayanan Input Jumlah Bayi baru Lahir Kasus


Kesehatan Bayi

Proses Jumlah Pelayanan Neonatal Komplikasi Kasus

Output Cakupan Pelayanan Neonatal Komplikasi 100%

Outcome Bayi baru lahir yang berisiko terdeteksi dan tertangani

DO Jumlah Pelayanan Neonatal Komplikasi

x100% 100%

Jumlah Bayi baru Lahir

Pelayanan Input Jumlah Bayi baru Lahir 831


Kesehatan Bayi

Proses Jumlah Pelayanan kesehatan bayi sesuai Standar 831

Output Cakupan Pelayanan kesehatan bayi sesuai Standar 100%

Outcome Terdeteksinya bayi yang berisiko

DO Jumlah Pelayanan kesehatan bayi sesuai Standar

x100% 100%

Jumlah Bayi baru Lahir

Pelayanan Input Jumlah seluruh Balita 3266


Kesehatan
Balita

Proses Jumlah Balita mendapatkan pelayanan sesuai standar 3266

Output Cakupan Balita mendapatkan pelayanan sesuai standar 100%

Outcome Terdeteksinya balita yang berisiko

DO Jumlah Balita mendapatkan pelayanan sesuai standar

x100% 100%

Jumlah Balita

Pelayanan Input Jumlah seluruh Balita 4047


Kesehatan
Balita

Proses Jumlah Pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi dini 4047


tumbuh

Output Cakupan Pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi 100%


dini tumbuh

Outcome Terdeteksinya kelainan tumbuh kembang pada balita

DO Jumlah Pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi dini


tumbuh
100%
x100%

Jumlah seluruh Balita

Pelayanan Input Jumlah Balita Sakit yang datang ke Puskesmas 300


Kesehatan
Balita

Proses Jumlah pelayanan balita sakit menggunakan 300


manajemen terpadu balita sakit (MTBS)

Output Cakupan pelayanan balita sakit menggunakan 60%


manajemen terpadu balita sakit (MTBS)

Outcome Terdeteksinya bayi yang berisiko

DO Jumlah pelayanan balita sakit menggunakan


manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
60%
x100%

Jumlah Balita Sakit yang datang ke Puskesmas

Pelayanan Input Jumlah Kelas Ibu Balita Kasus


Kesehatan
Balita

Proses Jumlah Kelas Ibu Balita yang di bentuk dan aktif Kasus

Output Cakupan Ibu Balita yang di bentuk dan aktif Kasus

Outcome Ibu balita mendapatkan pengetahuan tentang


kesehatan pada anak
DO Jumlah Ibu Balita yang di bentuk dan aktif

x100% Kasus

Jumlah Kelas Ibu Balita

4. PELAYANAN Input Jumlah Anak Usia Pendidikan Dasar sesuai standar 3725
KESEHATAN
ANAK USIA
PENDIDIKAN
DASAR

Proses Jumlah Anak Usia Pendidikan dasar sesuai standar yang 1.030
mendapatkan pelayanan kesehatan

Output Cakupan Anak Usia Pendidikan dasar sesuai standar 100%


yang mendapatkan pelayanan kesehatan

Outcome Meningkatnya kualitas kesehatan anak sekolah

DO Jumlah Anak Usia Pendidikan Dasar yang mendapatkan


pelayananan kesehatan sesuai standar
%
x100%

Jumlah Anak Usia Pendidikan Dasar sesuai standar

Input Jumlah Remaja sesuai standar 6361

Proses Jumlah Remaja sesuai standar yang mendapatkan 3.297


pelayanan kesehatan

Output Cakupan Remaja sesuai standar yag mendapatkan 100%


pelayanan kesehatan

Outcome Meningkatnya kualitas kesehatan anak sekolah

DO Meningkatnya kualitas Remaja sesuai standar yang


mendapatkan Pelayanan Kesehatan
%
x100%

Jumlah Remaja sesuai standar

Input Jumlah seluruh sekolah (SMP & SMA) 19

Proses Jumlah sekolah yang dilakukan pembinaan PKPR 72?

Output Cakupan sekolah yang mendapatkan pembinaan PKPR 20%

Outcome Peserta PKPR bisa mengajak teman-temannya untuk


mau berperilaku sehat

DO Jumlah sekolah yang dilakukan pembinaan PKPR

x100%

Jumlah seluruh sekolah (SMP & SMA)

Input Jumlah Posyandu Remaja 1

Proses Jumlah Posyandu Remaja yang di bentuk dan aktif


Output Cakupan Posyandu Remaja yang di bentuk dan aktif 100%

Outcome Peserta Posyandu Remaja memiliki keterampilan hidup


sehat dan berperan mengajak teman-temannya untuk
mau berperilaku sehat

DO Jumlah Posyandu Remaja yang di bentuk dan aktif

x100%

Jumlah Posyandu Remaja

Input Jumlah seluruh remaja di wilayah kerja Puskesmas

Proses Jumlah Remaja hamil yang ditangani di wilayah kerja 23


Puskesmas

Output Cakupan Remaja hamil yang ditangani di wilayah kerja 5


Puskesmas

Outcome Remaja hamil mendapatkan informasi kesehatan 100%


selama kehamilan

DO Jumlah Remaja hamil yang ditangani di wilayah kerja


Puskesmas
80%
x100%

Jumlah seluruh Remaja di wilayah kerja Puskesmas

Pelayanan kesehatan Lansia

Output

Cakupan peserta KB aktif ≥ 70 %

Cakupan K1 ≥ 95 %

Cakupan K4 ≥ 95 %

Pertolongan nakes ≥ 95 %

Cakupan pelayanan nifas ≥ 95 %

Cakupan kunjungan bayi ≥ 90 %

Cakupan kunjungan balita ≥ 90 %

Cakupan skrining anak sekolah ≥ 90 %

Cakupan ksehatan Remaja

Cakupan kesehatan Lansia

Cakupan MTBS

Outcome Menurunkan angka AKI/AKB

DO Jumlah cakupan kegitan Kesga

x100% 80%

Jumlah seluruh kegiatan Kesga


UKS Input Jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas 100

Proses Jumlah sekolah yang mendapatkan pendidikan


80
kesehatan

Output Cakupan sekolah yang mendapatkan pendidikan


80
kesehatan

Outcome Meningkatnya kualitas sekolah karena lebih memahami


80
tentang pendidikan kesehatan

DO Jumlah sekolah yang mendapatkan pendidikan


kesehatan

x100%

Jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Input Jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Proses Jumlah sekolah yang mendapatkan pembinaan


80
kesehatan lingkungan

Output Cakupan sekolah yang mendapatkan pembinaan


80
kesehatan lingkungan

Outcome Meningkatnya kualitas sekolah karena lebih memahami


tentang cara memelihara kesehatan lingkungan di 80
wilayah sekolah

DO Jumlah sekolah yang mendapatkan pembinaan


kesehatan lingkungan

x100%

Jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Input Jumlah siswa sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Proses Jumlah siswa sekolah yang mendapatkan pelayanan


80
kesehatan

Output Cakupansiswa sekolah yang mendapatkan pelayanan


80
kesehatan

Outcome Meningkatnya kesehatan siswa di sekolah 80

DO Jumlah siswa sekolah yang mendapatkan pelayanan


kesehatan

x100%

Jumlah siswa sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Input Jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Proses Jumlah sekolah yang mendapatkan pembinaan dan


80
pengawasan protokol kesehatan

Output Cakupanjumlah sekolah yang mendapatkan pembinaan


80
dan pengawasan protokol kesehatan
Outcome Terwujudnya lingkungan sekolah yang aman selama
80
proses tatap muka berlangsung

DO Jumlah sekolah yang mendapatkan pembinaan dan


pengawasan protokol kesehatan

x100%

Jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas

Input Jumlah anak usia pendidikan di wilayah kerja


Puskesmas

Proses Jumlah anak usia pendidikan dasar dan mendapatkan


80
pelayanan kesehatan sesuai standar

Output Cakupan anak usia pendidikan dasar dan mendapatkan


80
pelayanan kesehatan sesuai standar

Outcome Meningkatnya kualitas kesehatan anak sekolah 80

DO Jumlah anak usia pendidikan dasar dan mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar

x100%

Jumlah anak usia pendidikan di wilayah kerja


Puskesmas

Pelayanan Input Jumlah Akseptor yang pada saat ini sedang memakai
Keluarga alat 8652
Berencana

Proses Jumlah Akseptor KB aktif di Puskesmas

Output Cakupan Akseptor KB aktif di Puskesmas 70%

Outcome Mengetahui cakupan KB aktif di wilayah Puskesmas

DO Jumlah Akseptor KB aktif di Puskesmas

x100%
70%
Jumlah Akseptor yang pada saat ini sedang memakai
alat

Pelayanan Input Jumlah calon pengantin di wilayah kerja Puskesmas


Keluarga Kasus
Berencana

Proses Jumlah calon pengantin yang dilakukan konseling Kasus


kesehatan calon pengantin sesuai standard

Output Cakupan calon pengantin yang dilakukan konseling Kasus


kesehatan calon pengantin sesuai standard

Outcome Calon pengantin mendapatkan pengetahuan tentang


kesehatan reproduksi dan persiapan kehamilan

DO Jumlah calon pengantin yang dilakukan konseling 100%


kesehatan calon pengantin sesuai standard
x100%

Jumlah calon pengantin di wilayah kerja Puskesmas

Pelayanan Input Jumlah calon pengantin di wilayah kerja Puskesmas


Keluarga Kasus
Berencana

Proses Jumlah Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon Kasus


pengantin

Output Cakupan Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon 100%


pengantin

Outcome Terdeteksinya kesehatan calon pengantin

DO Jumlah Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon


pengantin
100%
x100%

Jumlah calon pengantin di wilayah kerja Puskesmas

Pelayanan Input Jumlah ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan 70


Keluarga sesuai standar
Berencana

Proses Jumlah akseptor yang mendapatkan pelayanan KB


70
pasca bersalin (dari sejak kala IV s/d masa nifas 42 hari)

Output Cakupan akseptor yang mendapatkan pelayanan KB


70
pasca bersalin (dari sejak kala IV s/d masa nifas 42 hari)

Outcome Mengetahui cakupan akseptor pasca bersalin di wilayah


70
Puskesmas

DO Jumlah akseptor yang mendapatkan pelayanan KB


pasca bersalin (dari sejak kala IV s/d masa nifas 42 hari)

x100%

Jumlah ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan


sesuai standar

5. KESEHATAN Input Jumlah lansia > 60 tahun di wilayah kerja Puskesmas 80


USIA LANJUT

Proses Jumlah lansia > 60 tahun yang mendapatkan pelayanan 80


sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas

Output Cakupan lansia > 60 tahun yang mendapatkan 80


pelayanan sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas

Outcome Meningkatnya kualitas lansia > 60 tahun 80

DO Jumlah lansia usia > 60 tahun keatas yang mendapatkan


pelayanan sesuai standar

x100%

Jumlah lansia > 60 tahun di wilayah kerja Puskesmas


Input Jumlah Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas 80

Proses Jumlah Posyandu lansia yang di bentuk dan aktif 80

Output Cakupan Posyandu lansia yang di bentuk dan aktif 80

Outcome 80

DO Jumlah Posyandu lansia yang di bentuk dan aktif

x100%

Jumlah Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas

Input Jumlah Lansia yang datang ke Puskesmas 80

Proses Jumlah Lansia yang mendapatkan pelayanan santun 80


lansia di Puskesmas

Output Cakupan Lansia yang mendapatkan pelayanan santun 80


lansia di Puskesmas

Outcome Lansia mendapatkan kemudahan dalam berobat 80

DO Jumlah Lansia yang mendapatkan pelayanan santun


lansia di Puskesmas

x100%

Jumlah Lansia yang datang ke Puskesmas

Mengetahui Koordinator Pelayanan Kesehatan keluarga


Kepala Puskesmas Serpong 2

MUHADA, CD, SKM, M.Si dr. ISTA FATIMAH KURNIA RAHMI


NIP. 196604014 198902 1004 NIP. 19930609 202012 2 012

Anda mungkin juga menyukai