Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MATA KULIAH KEUANGAN NEGARA

Anggota Kelompok :
1. Faryel vivaldy 1311501738
2. Tatang Rusmawan 1311501814
3. Maulana Malik Ibrahim 1311501714
4. Faishal Ridhana 1311501819

Tugas : lembaga negara yang berwenang menentukan kerugian keuangan negara dalam
tindak pidana korupsi

Apakah yang disebut korupsi? Apa kaitanya dengan keuangan negara? Lalu siapakah yang
berwenang menentukan grapik keuntungan maupun kerugian negara? Ya, seiring maraknya berita
tentang banyaknya koruptor yang ditangkap KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), namun tak
kunjung juga kerugian negara menurun, pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang
seolah semua masyarakat mengaitkan langsung dengan KPK, padahal secara keseluruhan, tidaklah
demikian, untuk itu, kami coba bahas bagaimana kedudukan serta mekanisme keuangan negara.

Penghitungan kerugian negara memerlukan ahli penghitungan kerugian negaara.Pasal 180


ayat 1 KUHAP, hal ini diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul disidang
pengadilan. UU No 15 Tahun 2006 pasal 11 huruf c, menyatakan bahwa BPK dapat berwenang
atau memiliki kewenangan memberikan keterangan ahli dalam proses peradilan mengenai
kerugian negara/daerah.

` Kerugian Negara/Daerah Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 22 dan Pasal 59 Ayat (2)
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta Pasal 1 Angka 15 UU No. 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,terdapat lima unsur kerugian negara/daerah, yakni:
1. adanya pelaku/penanggung jawab;
2. kekurangan uang,surat berharga,dan barang;
3. kerugian yang jumlahnya nyata dan pasti;
4. tindakan melawan hukum baik sengaja maupun lalai;
5. serta adanya hubungan kausalitas antara tindakan melawan hukum dengan kerugian yang
terjadi.

Landasan Yuridisnya ialah UUD 1945 pasal 23E menentukan bahwa "untuk memeriksa dan
tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan Negara yang
bebas dan mandiri". Kata 'satu' dalam amanat tersebut,bermakna konstitusi menghendaki diadakan
satu, tidak dua, atau tiga badan pemeriksa keuangan yang merupakan lembaga negara, yang
berkedudukan sederajat dengan lembaga negara lainnya yang berguna menjalankan fungsi
pemeriksaan keuangan negara secara bebas dan mandiri. UU No 15 Tahun 2004 tentang PPTJKN
pasal 1 ayat 1 Pemeriksaan memiliki makna proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara.Selanjutnya jenis pemeriksaan BPK terdiri atas pemeriksaan
keuangan,pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, termasuk didalamnya
pemeriksaan investigatif, menurut pasal 13 UU No.15 Tahun 2004, dilakukan untuk mengungkap
adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana.

Selanjutnya keputusan BPK-RI Nomor:17/K/I-XIII.2/12/2008 tentang petunjuk teknis


pemriksaan investigatif atas indikasi tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian
negara/daerah ditegaskan bahwa penghitungan kerugian negara/daerah adalah pemeriksaan
investigatif yang dilakukan unyk menghitung nilai kerugian negara/daerah sebagai akibat
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah.

Dari sisi tata negara pemberian wewenang kepada BPK sebagai bentuk penerpan asas
pemisahan kekuasaan dengan prinsip check and balances diantara lembaga-lembaga
konstitusional.Dalam hal ini BPK adalah lembaga yang diamanati oleh konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai