Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kunjungan lapangan mata kuliah
Keperawatan Gerontik
Pengampu : Wachidah Yuniartika, S.Kep, Ns. M.Kep.
Disusun Oleh :
1. Adam Zegy J210160025
2. Agung Nur Jihad J210160044
3. Eka Agustin J210160049
4. Chindy R. D. J210160054
5. Dani Setya J210160063
6. Aprilia Kartikasari J210160079
B. Definisi
Dalam Prasanti (2017) komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien. Dalam dunia kesehatan, banyak kegiatan komunikasi
terapeutik yang terjadi. Menurut Heri Purwanto, komunikasi terapeutik
adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan,
kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan
komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan
pasien (dalam Mundakir, 2006). Komunikasi terapeutik meningkatkan
pemahaman dan membantu terbentuknya hubungan yang konstruktif di antara
perawat dengan klien. Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi terapeutik
mempunyai tujuan untuk membantu klien mencapai suatu tujuan dalam
asuhan keperawatan.
E. Hambatan Komunikasi
Hambatan dari komunikasi terapeutik pada pasien lansia yang terjadi
dalam kasus ini yaitu resisten. Resisten merupakan upaya klien untuk tetap
tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang dialaminya. Resisten
merupakan ketidaksediaan pasien untuk berubah, ketika kebutuhan untuk
berubah dirasakan harus segera dilaksanakan demi kesembuhan atau
kesehatan si pasien namun pasien tidak bersedia. Perilaku resisten biasanya
diperlihatkan oleh pasien pada masa penyembuhan terhadap penyakit tertentu
dikarenakan adanya rasa lelah, rasa marah dan rasa sedih terhadap penyakit
yang diderita olehnya. Banyak para lansia jika mengeluhkan sakit tidak ingin
diobati atau dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. Usaha untuk
meyakinkan pasien lansia untuk berobat ke dokter atau rumah sakit bukanlah
sesuatu hal yang mudah.
H. KESIMPULAN
Kesehatan yang optimal pada pasien lanjut usia atau selanjutnya
penulis sebut sebagai lansia tidak hanya bergantung kepada kebutuhan
biomedis semata namun juga bergantung kepada kondisi disekitarnya, seperti
perhatian yang lebih terhadap keadaan sosialnya, ekonominya, kulturalnya
bahkan psikologisnya dari pasien tersebut. Hubungan saling memberi dan
menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan keperawatan disebut
sebagai komunikasi terapeutik perawat yang merupakan komunikasi
profesional perawat. Komunikasi antara perawat dan pasien lansia harus
berjalan efektif terutama bagi pasien lansia karena mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kesehatan dari pasien lansia tersebut. Komunikasi yang baik
dengan pasien adalah kunci keberhasilan untuk masalah klinisnya.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal yaitu komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain sacara langsung, baik secara verbal dan
nonverbal.
LAMPIRAN
Profil Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan
Rumah susun sewa untuk lansia tersebut dibangun oleh Satuan Kerja
Pengembangan Perumahan Direktorat Rumah Susun Direktorat Jenderal
Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR. Lokasi pembangunan rusun
tersebut berada di Jalan Karya Bhakti No 1-3 RT 008/07 KM 17 Cibubur,
tak jauh dari Mal Cibubur Junction. Boleh jadi inilah panti werdha swasta
terlengkap di Jakarta. Panti ‘peninggalan’ almarhumah Ibu Tien Soeharto itu
berdiri sejak tahun 1984. Kompleks tinggal yang terdiri dari 6 wisma ini memang
terlihat asri dan sejuk dengan pepohonan hijau di sekitarnya. Berikut Data
Teknis Pembangunan Rumah Susun Sewa Khusus Lansia:
1. Tipologi/Jumlah lantai : Tipe 24/ 3 Lantai/ 1 Tower Block
2. Jumlah unit hunian : 90 unit hunian
a) Lantai 1 = 22 unit hunian, ruang pengelola, ruang usaha, mushola,
ruang serba guna, 2 toilet, 2 tempat wudhu.
b) Lantai 2 = 34 Unit Hunian
c) Lantai 3 = 34 Unit Hunian
3. Sasaran : Panti Werdha/Panti Jompo
4. Pengguna : Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan Cibubur
5. Nilai Kontrak : Rp 16.190.275.000 (Termasuk PPN 10%)
6. Detail Unit Meubelair : Tempat tidur, lemari, sofa, meja tamu, kursi
makan, meja makan (Masing-masing 90 unit)
Rusun ini memiliki ramp dan hand rail bagi mereka yang memang
memiliki kebutuhan khusus. Adanya lift serta fasilitas penunjang seperti
prasarana, sarana dan utilitas serta meubelair diharapkan membuat para
Lansia yang tinggal bisa betah dan nyaman.
Hasil Pengkajian (Wawancara) Yang Dilakukan Tanggal 19 Agustus 2019 Di
Sasana Wredha Cibubur Diperoleh Data Data Umum:
A. Identitas
Nama : Ny. Daniar (73th)
Ttl : Padang, 28 Agustus 1946
B. Hasil Wawancara
Berdasar hasil wawancara diperoleh data bahwa ny.D merupakan
pensiunan DepKes Jakarta dan sudah tinggal di Sasana Wredha sejak 11
tahun, ny.D juga mengatakan bahwa tinggal di sasana Wredha merupakan
keinginannya sendiri. Ny.D mengatakan di sasana wredha terdapat fasilitas
yang mendukung seperti teman teman yang sebaya kegiatan kegiatan yang
mendukung dll.
Hasil wawancara yang dilakukan kelompok menemukan bahwa ny.D
tidak memiliki gangguan nutrisi, tidak memiliki riwayat jatuh, aktivitas bisa
mandiri dan tidak memiliki gangguan ingatan(intelektual bagus skor
kesalahan 2) serta tidak memiliki tanda tanda depresi dengan skor pengkajian
3 , ny. D mengatakan bahwa makanan yang diberikan selalu habis dimakan
dan ingatan ny.D masih kuat. Selanjutnya, didapatkan hasil bahwa ny.D
memiliki resiko jatuh karena skor yang diperoleh adalah 21 dimana
intepretasinya adalah resiko jatuh sedang, ny.D juga mengatakan bahwa susah
tidur karena nyeri dibagian lutut hasil pengkajian nyeri yaitu skala 6
Berdasar hasil wawancara diatas didapatkan diagnosa
1. Nyeri akut bd penyakit rematoid atritis
2. Resiko jatuh bd proses penuaan saran: Diharapkan setelah dilakukan
kegiatan kunjungan ini mahasiswa keperawatan FIK UMS dapat
mengembangkan skill komunikasi terapeutik terhadap lansia(gerontik) dan
sebagai pengaplikasian mata kuliah keperawatan gerontik
DAFTAR PUSTAKA