Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2

MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Nama Guru : Yudi Nur Sukmayadi , S.Pd


Asal Sekolah : SMK NEGERI 2 BANJAR
NUPTK/ No Peserta : 7440766667130102/201509091801
Nama Tugas : Tugas M6 KB 4 EMS COMMONRAIL MOTOR DIESEL
Kelas : PTO - C

1. Buatlah alasan/argumentasi rasional peran dari sensor panas oli mesin terhadap kinerja
mesin Diesel, sebab orang mengatakan mesin Diesel semakin panas semakin baik
kinerjanya!

Mesin diesel memliki ketahanan yang lama dibanding dengan mesin bensin. Mesin diesel juga
mampu menghasilkan torsi besar . oleh karena itu banyak kendaraan transportasi/ niaga yang waktu
beroperasinya tinggi / jarak jauh dan beban muat berat sebagian besar menggunakan mesin diesel.
Istilah pada mesin diesel Kendaraan bermesin diesel memiliki karakteristik dimana “semakin lama
mesin dinyalakan maka semakin panas sehingga performa mesin akan menjadi lebih baik”. Mengapa
demikian ??

Menurut pendapat saya karena alasannya bedasar pada suhu / temperatur udara masuk/
temperatur solar/ruang bakar yang berpengaruh terhadap penyalaan solar. Mesin diesel
menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi maka suhunya akan
meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang
merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar
(4,0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 to 14 bar (0,80 to 1,40 MPa;
120 to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1.022 °F). Beberapa
saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang
bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor supaya bercampur dengan udara
panas yang bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-
butiran kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang terkompresi
tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini menyebabkan sebuah waktu tunggu
selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu
nyala dan menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu,
penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat)
TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas
piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam
ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama di mana piston berada
dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam
ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan
tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh
crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tingginya kompresi menyebabkan

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

pembakaran dapat terjadi tanpa dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin
digunakan busi), sehingga rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan
rasio kompresi pada mesin bensin hanya terbatas untuk mencegah kerusakan pra-penyalaan.

Grafik pembakaran pada mesin diesel

Grafik perbandingan kompresi terhadap suhu

Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin
menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala/pijar (spark/glow plug) di
dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya
menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara
masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan
bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.

Oleh karena itu semakin tinggi suhu udara sekitar mesin atau komponen mesin maka
semakin mudah proses penyalaan pada mesin diesel yang memungkinkan solar terbakar
sempurna sehingga itulah mengapa ada istilah suhu mesin diesel lebih panas lebih baik

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_diesel

2. Analisis keunggulan dan kelemahan model sistem injeksi common rail terhadap sistem
injeksi distributor!

Common Rail adalah teknologi sistem injeksi baru pada mesin diesel, teknologi commonrail ini
memungkinkan tekanan pada ruang bakar menjadi fleksibel (dapat berubah) menyesuaikan dengan
output yang dikehendaki, teknologi commonrail ini juga menyempurnakan akurasi volume bahan
bakar/ solar yang masuk ke ruang bakar.

Perbandingan kelebihan antara common rail dengan diesel konvensional


Aspek Common Rail ( CRI) Diesel Konvensional/Distributor
Suplay Bahan Bakar memberikan suplai bahan Suplay bahan bakar harus diatur secara
bakar yang lebih akurat dan manual bergantung pada putaran mesin
tekanan pada ruang bakar baik pada pompa bahan bakar maupun
yang sesuai dengan pada sistem injeksinya sehingga kurang
kebutuhan (output) akurat
proses pembakaran Dengan pengaturan volume pengaturan volume dan tekanan yang
dan tekanan yang fleksibel manual membuat percampuran solar
membuat percampuran solar dengan udara disertai tekanan dan waktu
dengan udara disertai penginjeksian bergantung pada
tekanan yang tepat pengaturan sistem pembakaran. Apabila
membuat pembakaran tidak tepat makan proses pembakaran
menjadi lebih efektif kurang sempurna
sehingga sebagian besar
bahan bakar terserap
menjadi tenaga
Performa Mesin Pengaturan secara Pengaturan secara manual volume injeksi
elektronik volume injeksi bahan bakar dan timing injeksi juga
bahan bakar dan timing berdampak pada efektifitas penggunaan
injeksi juga berdampak pada bahan bakar sehingga tenaga / performa
efektifitas penggunaan mesin bergantung pada ketepatan
bahan bakar sehingga pengaturan sistem bahan bakar
memberikan tenaga yang
lebih besar dan konsumsi
bahan bakar yang lebih irit
dan membuat Performa /
tenaga mesin yang lebih
baik
Efisiensi Bahan Bakar Penyesuaian mesin lebih Kurang efisien karena pengaturan bahan
mudah, hal ini disebabkan bakar maih manual sehingga terkena
setiap silinder dikendalikan boros bahan bakar

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

oleh pompa injeksi yang


berbeda.
Getaran Mesin Getaran mesin lebih baik Sering terjadi knocking karena beberapa
karena kejadian knocking / faktor pengaturan komponen masin
detonasi pada mesin diesel manual
common rail hampir tidak
terjadi
Suara Mesin Suara mesin lebih halus Suara mesin agak kasar
Emisi Gas Buang gas buang relatif sedikit Emisi gas buang bergantung pada
(asap berkurang) dan lebih pengaturan sistem bahan bakar apabila
ramah lingkungan. Tetapi terjadi kesalahan pengaturan manual
bergantung pula pada maka proses pembakaran tidak sempurna
kualitas bahan bakar yang sehingga emisi gas buang tinggi gan asap
digunakan lebih banyak
Ketahanan Komponen Mesin Komponen mesin Komponen mesin terutama pada sistem
commonrail sangat tahan mekanikal engine dan bahan bakar
terhadap tekanan sehingga kurang mempunyai ketahanan yang lama
bisa bekerja lebih keras dan perlu penyetelan / penggantian berkala
lebih tahan lama
Pendeteksian Kerusakan teknologi commonrail telah diesel konvensional yang masih
menggunakan sensor, menggunakan cara manual untuk
sehingga bisa di deteksi mendeteksi kerusakan yang terjadi
dengan alat scan tool

Perbandingan kelemahan antara mesin diesel common rail dengan konvensional

Aspek Common Rail ( CRI) Diesel Konvensional/Distributor


Harga Komponen Harga komponen mesin diesel common rail Harga mempunyai perbandingan
lebih mahal karena harus kuat menahan lebih murah tetapi ketahanan
ketegangan yang tinggi tetapi mempunyai kurang daripada komponen
ketahanan lama . common rail
Perbaikan Biaya perbaikan lebih mahal karena tidak Biaya perbaikan lebih murah
bisa dilakukan di bengkel konvensional yang karena bisa dikerjakan di bengkel
tidak mempunyai alat scaner dan tenaga ahli – bengkel konvensional dengan
yang tidak mempunyai pengetahuan bidang peralatan standar . tetapi proses
elektronik/mekatronik/ototronik , namun perbaikan akan lebih lama karena
proses perbaikan lebih cepat tetapi sifatnya beberapa komponen bisa
kebanyakan sifatnya apabila komponen di perbaiki/ di stel/kalibrasi
rusak harus diganti jarang dilakukan sebelum fatal dan harus diganti
perbaikan
Komponen elektronik Komponen elektronik hampir di seluruh Komponen elektronik pada diesel

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

bagian pengatur mesin , terdapat banyak konvensional lebih sedikit ,


sensor dan aktuator yang memerlukan karena pengaturan mesin masih
suplai listrik sehingga kebutuhan listrik tinggi manual
harus selalu memerlukan baterai dan sistem
pengisian yang baik agar sistem berjalan
dengan baik

3. Baca dan jelaskan cara mengukur emisi gas buang motor diesel!

A. Penjelasan Uji emisi dan standar


Pada saat ini sektor transportasi tumbuh dan berkembang seiring dengan peningkatan ekonomi
nasional maupun global. Pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor berakibat meningkatnya
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di sektor transportasi. Dampaknya, gas buang (emisi) yang
mengandung polutan juga naik dan mempertinggi kadar pencemaran udara.
Emisi kendaran bermotor mengandung gas karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),
karbon monoksida (CO), volatile hydro carbon (VHC), dan partikel lain yang berdampak negatif pada
manusia ataupun lingkungan bila melebihi ambang konsentrasi tertentu.
Salah satu pengecekan yang wajib dilakukan untuk mengetahui parameter kelayakan mesin
terhadap lingkungan sekitar adalah uji emisi gas buang kendaraan. Dalam upaya mengurangi emisi,
Uni Eropa (European Union – EU) menempuh cara dengan untuk menggunaan teknologi transportasi
yang lebih ramah lingkungan. Di awal 1990 EU mengeluarkan peraturan yang mewajibkan
penggunaan katalis untuk mobil bensin, sering disebut standar Euro 1. Ini bertujuan untuk
memperkecil kadar bahan pencemar yang dihasilkan kendaraan bermotor. Lalu secara bertahap EU
memperketat peraturan menjadi standar Euro 2 (1996), Euro 3 (2000), Euro 4 (2005), Euro 5 (2009),
dan Euro 6 (2014).
Persyaratan yang sama juga diberlakukan untuk mobil diesel dan mobil komersial berukuran
kecil dan besar. Standar emisi kendaraan bermotor di Eropa ini juga diadopsi oleh beberapa negara
di dunia.

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Penerapan standar emisi tersebut diikuti dengan peningkatan kualitas BBM. Contohnya Euro 1
mengharuskan mesin diproduksi dengan teknologi yang hanya menggunakan bensin tanpa timbal.
Euro 2 untuk mobil diesel harus menggunaan solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm.
Pengurangan lebih banyak kadar sulfur di mesin bensin dan solar diatur dalam Euro 3, Euro 4; dan
untuk truk diesel diatur dalam Euro 5.

B. PENGUJIAN EMISI MOTOR DIESEL (DIESEL ENGINE)


Untuk kendaraan bermesin diesel atau yang berbahan bakar solar, yang menjadi parameter
kelulusan uji emisi adalah nilai Opasitas (kepekatan) asap. Untuk mobil diesel tahun produksi sebelum
1985 nilai opasitas maksimal adalah 50%. Adapun yang diproduksi antara tahun 1986-1996 nilai
opasitasnya maksimal 45%. Dan kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1996, nilai opasitas maksimal
40%.
 Ruang Lingkup :
Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kepekatan kadar asap kendaraan bermotor
diesel pada kondisi diam ditempat dengan putran mesin diakselerasi tanpa beban (free
running acceleration)
 Alat Uji Opacymeter (Tingkat tembus cahaya Satuan: % opacity atau k [m-1] (% opacity = e(1-
1/k) * 100))
 Spesifikasi:
• ISO 11614
• CE 9255 - CE 70 220 OIML Class 1 atau Class 2 atau
• Disahkan oleh EU atau USA
 Kalibrasi:
• Distel oleh produsen
• Harus selalu bersih
• Sebelum pengujian alat melakukan kalibrasi secara otomatis
 Kepekatan Asap

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa
menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100 persen (%), apabila cahaya
bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut
dinyatakan sebagai 0 % (nol persen). Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama sekali
tidak mampu melewati asap atau terdapat pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai
kepekatan 100 %

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Gambar prinsip pengukuran kepekatan asap

 Kondisi UJI
Kondisi sekitar (luar); suhu udara luar untuk pengujian kendaraan dan peralatan ukur (uji)
berada sekitar 25  5oC. Peralatan uji sebaiknya tidak langsung kena matahari, hujan atau
angin.
1. Kondisi motor dan kendaraan:
• Kendaraan yang diuji berada pada tempat yang datar.
• Segel pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
• Sistem gas buang tidak boleh ada kebocoran.
• Semua alat-alat tambahan kecuali perlengkapan operasi standard mesin harus
dilepaskan dan posisi tanpa beban.
• Kendaraan dengan transmisi biasa posisi gigi harus pada posisi netral (N) dan
kopling pada posisi bebas.
• Kendaraan dengan transmisi otomatis, posisi tuas pemindah harus netral (N) atau
parkir (P).
• Kap motor dalam keadaan tertutup baik dan kipas pendingin tambahan tidak
digunakan.
2. Persiapan kendaraan yang akan di-uji.
– Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai suhu kerja normal.
– Choke dalam keadaan tidak bekerja.
– Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk mengukur apakah suhu kerja mesin
(suhu oli) sudah tercapai.
– Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu pengapian sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
3. Bahan bakar
– Bahan bakar yang digunakan harus memenuhi persyaratan pemerintah.

 Alat Uji
a. Alat uji harus mampu mengukur kepekatan asap diesel hingga 100 %
b. Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur pengoperasian alat uji.
c. Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan.

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

d. Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara manual atau otomatis.
e. Untuk alat uji jenis deflection, pompa isap harus mampu menghisap gas buang sebesar 330
 15 ml dalam waktu 1,4  0,2 detik melalui saringan kertas, saringan kertas harus
menggunakan kelas 5A standard JIS.
f. Pemasangan probe gas buang harus sejajar dengan garis sumbu pipa buang, bila tidak harus
menggunakan tambahan.
 Prosedur Pengujian
a. Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang motor penggerak dan sistem alat uji.
b. Setelah pemanasan selesai, lakukan pembersihan sistem pembuangan dengan jalan
menginjak pedal gas hingga putaran penuh sebanyak 3 kali tanpa beban.
c. Segera setelah itu biarkan putaran mesin idling selama  5 detik.
d. Lakukan akslerasi secara cepat namun lembut (Quick & Smooth) hingga putaran mesin
mencapai putaran maksimum (injeksi maksimum) dan pertahankan selama 4 detik, kemudian
lepaskan pedal gas hingga putaran mesin kembali idling.
e. Tunggu  15 detik kemudian lakukan lagi point (d), lakukan sebanyak 3 kali atau sesuai
dengan prosedure alat uji.
f. Untuk alat uji jenis deflection, setiap kali pengukuran harus menggunakan kertas yang baru.
g. Hasil uji dari setiap pengukuran kemudian diambil nilai rata-rata nya sebagai hasil akhir.
h. Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, maka dibuat agar pengeluaran gas buang
melalui satu pipa.
i. Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada setiap pipa gas buang dan kepekatan asap
dihitung dengan cara mencari nilai rata-rata dari hasil uji setiap pipa gas buang.
j. Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa dihidupkan dan dimatikan secara manual, maka
pengujian harus dilakukan dua kali yaitu dengan turbo dan tanpa turbo.
 Penanganan hasil Uji
a. Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi kendaraan yang di-
uji dan membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih baik
yaitu :
b. Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui
berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita
ketahui gas buang melebihi atau kurang dari batas normal kita tahu bagian mesin mana
yang ada masalah.
c. Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan
antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih
pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan
mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.
d. Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau
dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi
generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi.

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Salah satu Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Autocheck Smoke Analyzer.

Gambar : Autocheck Smoke Analyzer.

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR


TUGAS PPG DALAM JABATAN TAHAP 2
MATA PELAJARAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2018

Apabila pembacaan nilai opasitas pada alat tersebut kurang dari 40%, maka kendaraan tersebut
dinyatakan lulus tes.

Gambar : salah satu kegiatan pengujian emisi mesin diesel pada kendaraan bus

Yudi Nur Sukmayadi<TKR<SMKN2BANJAR<JABAR

Anda mungkin juga menyukai