1. Buatlah alasan/argumentasi rasional peran dari sensor panas oli mesin terhadap kinerja
mesin Diesel, sebab orang mengatakan mesin Diesel semakin panas semakin baik
kinerjanya!
Mesin diesel memliki ketahanan yang lama dibanding dengan mesin bensin. Mesin diesel juga
mampu menghasilkan torsi besar . oleh karena itu banyak kendaraan transportasi/ niaga yang waktu
beroperasinya tinggi / jarak jauh dan beban muat berat sebagian besar menggunakan mesin diesel.
Istilah pada mesin diesel Kendaraan bermesin diesel memiliki karakteristik dimana “semakin lama
mesin dinyalakan maka semakin panas sehingga performa mesin akan menjadi lebih baik”. Mengapa
demikian ??
Menurut pendapat saya karena alasannya bedasar pada suhu / temperatur udara masuk/
temperatur solar/ruang bakar yang berpengaruh terhadap penyalaan solar. Mesin diesel
menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi maka suhunya akan
meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang
merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar
(4,0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 to 14 bar (0,80 to 1,40 MPa;
120 to 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1.022 °F). Beberapa
saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang
bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor supaya bercampur dengan udara
panas yang bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-
butiran kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang terkompresi
tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini menyebabkan sebuah waktu tunggu
selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu
nyala dan menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu,
penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat)
TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas
piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam
ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama di mana piston berada
dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam
ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan
tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh
crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tingginya kompresi menyebabkan
pembakaran dapat terjadi tanpa dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin
digunakan busi), sehingga rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan
rasio kompresi pada mesin bensin hanya terbatas untuk mencegah kerusakan pra-penyalaan.
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin
menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala/pijar (spark/glow plug) di
dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya
menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara
masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan
bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.
Oleh karena itu semakin tinggi suhu udara sekitar mesin atau komponen mesin maka
semakin mudah proses penyalaan pada mesin diesel yang memungkinkan solar terbakar
sempurna sehingga itulah mengapa ada istilah suhu mesin diesel lebih panas lebih baik
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_bakar_diesel
2. Analisis keunggulan dan kelemahan model sistem injeksi common rail terhadap sistem
injeksi distributor!
Common Rail adalah teknologi sistem injeksi baru pada mesin diesel, teknologi commonrail ini
memungkinkan tekanan pada ruang bakar menjadi fleksibel (dapat berubah) menyesuaikan dengan
output yang dikehendaki, teknologi commonrail ini juga menyempurnakan akurasi volume bahan
bakar/ solar yang masuk ke ruang bakar.
3. Baca dan jelaskan cara mengukur emisi gas buang motor diesel!
Penerapan standar emisi tersebut diikuti dengan peningkatan kualitas BBM. Contohnya Euro 1
mengharuskan mesin diproduksi dengan teknologi yang hanya menggunakan bensin tanpa timbal.
Euro 2 untuk mobil diesel harus menggunaan solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm.
Pengurangan lebih banyak kadar sulfur di mesin bensin dan solar diatur dalam Euro 3, Euro 4; dan
untuk truk diesel diatur dalam Euro 5.
Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa
menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100 persen (%), apabila cahaya
bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut
dinyatakan sebagai 0 % (nol persen). Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama sekali
tidak mampu melewati asap atau terdapat pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai
kepekatan 100 %
Kondisi UJI
Kondisi sekitar (luar); suhu udara luar untuk pengujian kendaraan dan peralatan ukur (uji)
berada sekitar 25 5oC. Peralatan uji sebaiknya tidak langsung kena matahari, hujan atau
angin.
1. Kondisi motor dan kendaraan:
• Kendaraan yang diuji berada pada tempat yang datar.
• Segel pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
• Sistem gas buang tidak boleh ada kebocoran.
• Semua alat-alat tambahan kecuali perlengkapan operasi standard mesin harus
dilepaskan dan posisi tanpa beban.
• Kendaraan dengan transmisi biasa posisi gigi harus pada posisi netral (N) dan
kopling pada posisi bebas.
• Kendaraan dengan transmisi otomatis, posisi tuas pemindah harus netral (N) atau
parkir (P).
• Kap motor dalam keadaan tertutup baik dan kipas pendingin tambahan tidak
digunakan.
2. Persiapan kendaraan yang akan di-uji.
– Motor penggerak terlebih dahulu dipanaskan hingga mencapai suhu kerja normal.
– Choke dalam keadaan tidak bekerja.
– Thermometer atau alat ukur lain digunakan untuk mengukur apakah suhu kerja mesin
(suhu oli) sudah tercapai.
– Putaran Idling motor penggerak harus stabil dan waktu pengapian sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
3. Bahan bakar
– Bahan bakar yang digunakan harus memenuhi persyaratan pemerintah.
Alat Uji
a. Alat uji harus mampu mengukur kepekatan asap diesel hingga 100 %
b. Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur pengoperasian alat uji.
c. Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan.
d. Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara manual atau otomatis.
e. Untuk alat uji jenis deflection, pompa isap harus mampu menghisap gas buang sebesar 330
15 ml dalam waktu 1,4 0,2 detik melalui saringan kertas, saringan kertas harus
menggunakan kelas 5A standard JIS.
f. Pemasangan probe gas buang harus sejajar dengan garis sumbu pipa buang, bila tidak harus
menggunakan tambahan.
Prosedur Pengujian
a. Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang motor penggerak dan sistem alat uji.
b. Setelah pemanasan selesai, lakukan pembersihan sistem pembuangan dengan jalan
menginjak pedal gas hingga putaran penuh sebanyak 3 kali tanpa beban.
c. Segera setelah itu biarkan putaran mesin idling selama 5 detik.
d. Lakukan akslerasi secara cepat namun lembut (Quick & Smooth) hingga putaran mesin
mencapai putaran maksimum (injeksi maksimum) dan pertahankan selama 4 detik, kemudian
lepaskan pedal gas hingga putaran mesin kembali idling.
e. Tunggu 15 detik kemudian lakukan lagi point (d), lakukan sebanyak 3 kali atau sesuai
dengan prosedure alat uji.
f. Untuk alat uji jenis deflection, setiap kali pengukuran harus menggunakan kertas yang baru.
g. Hasil uji dari setiap pengukuran kemudian diambil nilai rata-rata nya sebagai hasil akhir.
h. Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, maka dibuat agar pengeluaran gas buang
melalui satu pipa.
i. Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada setiap pipa gas buang dan kepekatan asap
dihitung dengan cara mencari nilai rata-rata dari hasil uji setiap pipa gas buang.
j. Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa dihidupkan dan dimatikan secara manual, maka
pengujian harus dilakukan dua kali yaitu dengan turbo dan tanpa turbo.
Penanganan hasil Uji
a. Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi kendaraan yang di-
uji dan membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih baik
yaitu :
b. Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui
berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita
ketahui gas buang melebihi atau kurang dari batas normal kita tahu bagian mesin mana
yang ada masalah.
c. Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan
antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih
pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan
mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul.
d. Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau
dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi
generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi.
Salah satu Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Autocheck Smoke Analyzer.
Apabila pembacaan nilai opasitas pada alat tersebut kurang dari 40%, maka kendaraan tersebut
dinyatakan lulus tes.
Gambar : salah satu kegiatan pengujian emisi mesin diesel pada kendaraan bus