Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN CEDERA TERTUSUK

JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GMIM KALOORAN


AMURANG
Cheisy M. Pangalila*, Sekplin A.S. Sekeon*, Diana V. Doda*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu hal yang penting karena merupakan
faktor yang berhubungan dengan kesehatan maupun keselamatan dari pekerja itu sendiri.
Kejadian kecelakaan sering dialami oleh petugas kesehatan sehingga menimbulkan luka ataupun
cedera. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja adalah beban kerja
yang terlalu berat. Hal ini juga disebabkan karena kegiatan rumah sakit yang memiliki resiko
bahaya yang cukup tinggi. Perawat merupakan salah satu pekerja yang rentan dengan cedera
tertusuk jarum suntik dan benda tajam medis lainnya. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara
beban kerja, dengan cedera tertusuk jarum suntik pada perawat di rumah sakit GMIM Kalooran
Amurang. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat yang berada di rumah
sakit GMIM Kalooran Amurang berjumlah 79 responden. Umur responden sebagian besar berada
pada umur 20-25 tahun yaitu sebanyak 43 responden (54,4%), responden menurut Jenis kelamin
yang paling banyak adalah reponden perempuan yaitu sebanyak 60 responden (75,9%) dan
penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil Penelitian menunjukan terdapat
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan cedera tertusuk jarum suntik (p=0,035).

Kata Kunci : Beban Kerja, Cedera Tertusuk Jarum Suntik

ABSTRACT
Occupational health and safety is one of the important things because it is a factor related to the
health and safety of the workers themselves. Accident occurrences are often experienced by health
workers and causing wounds or injuries. One of the factors that affect the occurrence of work
accidents is the heavy. This is also due to the activities of hospitals that have a high risk of danger.
Nurses are one of the most vulnerable workers with needle stick injuries and other medical sharp
items. The purpose of this study was to analisis whether and on nurses at GMIM Kalooran
Amurang hospital. This research method is an observational analytic research with cross
sectional study approach. The sample in this study were all nurses who were in hospital GMIM
Kalooran Amurang amounted to 79 respondents. The age of respondents was mostly at the age of
20-25 years, as many as 43 respondents (54.4%), respondents by gender the most are female
respondents that is 60 respondents (75,9%) and this research use Chi- square statistic. Theresult
of the study showed that there was a significant correlation between the workload and the injected
needle injection (p = 0.035). Conclusion There is a relationship between workload and needle
stick injury to a nurse at GMIM Kalooran Amurang hospital.

Keywords : Workload, Injured Needle Injection


PENDAHULUAN dengan individu lainnya (Manuaba,
Tenaga kesehatan sebagai sumber daya 2000)
manusia dalam menjalankan pelayanan Cedera akibat tusukan jarum pada
kesehatan di rumah sakit merupakan petugas kesehatan merupakan masalah
sumber daya yang penting dan sangat yang signifikan dalam institusi
dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang pelayanan kesehatan dewasa ini
optimal (Ridwan, 2013). Kecelakaan diperkirakan lebih dari satu juta jarum
kerja dapat merugikan bagi pekerja yang digunakan setiap tahun oleh tenaga
mengalami, maupun pihak rumah sakit perawat. Ketika perawat tanpa sengaja
seperti hilangnya waktu kerja, menusuk dirinya sendiri dengan jarum
terganggunya efisensi dan efektivitas suntik yang sebelumnya masuk ke dalam
proses bekerja perawat dalam jaringan tubuh pasien, perawat berisiko
menangani pasien. Salah satu faktor terjangkit sekurang-kurangnya dua
yang mempengaruhi terjadinya patogen potensial. Dua patogen yaitu
kecelakaan kerja adalah beban kerja hepatitis B (HBV) dan menyebabkan
yang terlalu berat. Dyer (2000) masalah ialah virus Human
menemukan bahwa beban kerja Immunodeficiency Virus (HIV) Selain
berlebihan akan mempengaruhi itu juga rawan adalah saat petugas
kemampuan perawat dalam kesehatan melakukan recapping
keselamatan. Beban kerja adalah (memasukan dengan tangan jarum
kemampuan tubuh pekerja dalam suntik bekas pakai pada tutupnya
menerima pekerjaan. Dari sudut sebelum dibuang) Jagger, 1992. Centers
pandang ergonomi, setiap beban kerja for Disease Control and Prevention
yang diterima seseorang harus sesuai (CDC) memperkirakan setiap tahun
dan seimbang terhadap kemampuan fisik terjadi 385 kasus kejadian luka akibat
maupun psikologis pekerja yang benda tajam yang terkontaminasi darah
menerima beban kerja tersebut. Beban pada tenaga kesehatan di rumah sakit di
kerja dapat berupa beban kerja fisik dan Amerika Serikat (Sihono, 2012).
beban kerja psikologis. Beban kerja fisik Terkadang paparan terhadap darah yang
dapat berupa beratnya pekerjaan seperti disebabkan oleh tertusuk jarum
mengangkut, merawat, mendorong. meningkatkan risiko infeksi virus yang
Beban kerja psikologis dapat berupa ditularkan melalui darah seperti virus
sejauh mana tingkat keahlian dan Hepatitis B (HBV) dengan risiko 5-40%,
prestasi kerja yang dimiliki individu virus hepatitis C (HCV) dengan risiko 3-
10% dan human immune deficiency
virus (HIV) dengan risiko 0,2 – 0,5% „‟ beberapa perawat yang pernah
(World Health Organisation, 2013). mengalami tertusuk jarum suntik saat
Berdasarkan data tercatat 8786 kasus bekerja, yang di sebabkan oleh pasien
HIV akibat tertusuk jarum suntik dan yang tiba–tiba bergerak saat perawat
resiko tertular HIV dari jarum suntik hendak menyuntik dan ada juga pasien
yang terkontaminasi sebesar 0,04% yang tidak mau di suntik sehingga
Depkes RI (2010) dalam khalistiyanti perawat tampa sengaja tertusuk oleh
(2014). jarum tersebut. Berdasarkan uraian
Rumah sakit GMIM Kalooran tersebut peneliti merasa tertarik untuk
Amurang adalah rumah sakit negeri melakukan penelitian tentang hubungan
kelas c, visi menjadi rumah sakit umum antara beban kerja dengan tertusuk
pilihan di kabupaten minahasa selatan jarum suntik sehingga dapat mengurangi
dan misi memberikan pelayanan kejadian cedera tertusuk jarum suntik di
promotif, preventif, kuratif, dan rumah sakit GMIM Kalooran Amurang.
rehabilitative secara holistic dan
berdasarkan kasih. Rumah sakit GMIM METODE PENELITIAN
Kalooran Amurang memiliki tenaga Penelitian ini merupakan jenis penelitian
perawat 91 orang terdiri dari 65 survei analitik dengan pendekatan cross
perempuan dan 26 laki-laki, dan juga sectional Penelitian ini menggunakan
memiliki 3 shift kerja yaitu pagi 08:00- cross sectional karena pengumpulan
15:00, sore 14:00-20:00 dan malam data variable bebas maupun variable
19:30-08:00. Rumah sakit GMIM terikat dilakukan pada waktu yang
Kalooran Amurang mengalami bersamaan. Tempat penelitian dilakukan
peningkatan jumlah pasien di karenakan di Rumah Sakit GMIM Kalooran
rumah sakit sementara melakukan Amurang, penelitian ini dilakukan pada
penaikan akreditasi, hal ini membuat bulan September – November 2017.
beban kerja para perawat semakin Populasi dalam penelitian ini adalah
bertambah, semakin bertambahnya semua perawat yang ada di Rumah Sakit
beban para perawat semakin bertambah GMIM Kalooran Amurang yang
tingkat kelelahan yang dirasakan berjumlah 79 orang. Sampel dalam
perawat dengan begitu perawat tidak penelitian ini adalah perawat yang
konsentrasi saat bekerja dan bisa bertugas di Rumah Sakit GMIM
mengakibatkan kecelakaan kerja. Kalooran Amurang berjumlah 79 orang
Berdasarkan hasil obervasi awal peneliti yang memenuhi kriteria inklusi dan
melakukan wawancara dan di dapati ada ekslusi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Responden Mengenai
Analisis Univariat Tertusuk Jarum Suntik
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi Tertusuk Jarum
N %
suntik
karakteristik responden menurut umur
Tertusuk 46 58,2
menunjukkan bahwa sebagian besar Tidak Tertusuk
33 41,8
berada pada umur 20-25 tahun yaitu Jarum
Total 79 100,0
sebanyak 43 responden (54,4%) dan Distribusi responden mengenai tertusuk
terbanyak kedua adalah responden jarum suntik dibagi menjadi dua yaitu
dengan umur 26-30 tahun yaitu tertusuk dan tidak tertusuk jarum.
sebanyak 24 responden (30,4%) dan Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa
responden paling sedikit yaitu pada responden yang tertusuk jarum suntik
umur >35 tahun sebanyak 3 responden yaitu berjumlah 46 responden (58,2%),
(3,8%). responden menurut Jenis sedangkan untuk kategori tidak tertusuk
kelamin yang paling banyak adalah jarum suntik yaitu 33 responden
reponden perempuan yaitu sebanyak 60 (41,8%).
responden (75,9% sedangkan untuk Tabel 2. Distribusi Kategori Responden
responden laki-laki sebanyak 19 Mengenai Beban Kerja
responden (24,1%). reponden yang Kategori N %
berpendidikan akper yaitu sebanyak 61 Sedang 32 40,5
Normal 24 30,4
responden (77,2%) sedangkan untuk Berat 23 29,1
responden yang berpendidikan sarjana Total 79 100,0
Kategori beban kerja dibagi menjadi tiga
dan lainnya masing-masing 17 (21,5%)
yaitu beban kerja sedang, beban kerja
dan 1 (1,3%) responden. distribusi
normal dan beban kerja berat.
frekuensi karakteristik responden
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat
menurut status pekerjaan menunjukkan
kategori responden mengenai beban
bahwa yang paling banyak yaitu
kerja terbanyak terdapat pada kategori
reponden yang berstatus lainnya yaitu
beban kerja sedang yaitu berjumlah 32
sebanyak 47 responden (59,5%)
responden (40,5%), sedangkan untuk
sedangkan untuk responden yang
kategori beban normal yaitu 24
berstatus honor sebanyak 32 (40,5%).
responden (30,4%). Kategori beban
kerja berat sebanyak 23 responden
(29,1%).
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hubungan antara beban kerja dengan cedera tertusuk jarum suntik pada perawat
di rumah sakit GMIM Kalooran Amurang
Cedera tertusuk jarum suntik
Total
Beban Kerja Tertusuk Tidak tertusuk p value
N % N % N %
Sedang 17 53,1% 15 46,9% 32 100
Normal 19 79,2% 5 20,8% 24 100
0,035
Berat 10 43,5% 13 56,5% 23 100
Total 46 58,2% 33 41,8% 79 100
Hasil penelitian pada tabel 7, yang Hasil penelitian ini sejalan dengan
dilakukan antara beban kerja dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamaka
cedera tertusuk jarum suntik, diperoleh (2017) tentang hubungan antara beban
data bahwa jumlah responden yang kerja dan perilaku aman dengan cedera
tertusuk jarum suntik 46 orang (58,2%) tertusuk jarum suntik pada perawat di
dengan rincian beban kerja sedang yang Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III
mengalami tertusuk jarum suntik yaitu Manado, didapati hasil bahwa terdapat
sebanyak 17 orang (53,1%), beban kerja hubungan antara beban kerja dengan
normal mengalami tertusuk 19 orang cedera tertusuk jarum suntik pada
(79,2%) dan beban kerja berat perawat. Kecelakaan tertusuk jarum
mengalami tertusuk 10 orang (43,5%) dapat terjadi, ketika perawat hendak
dengan di peroleh data bahwa jumlah menyuntik pasien, dan tiba-tiba pasien
responden tidak tertusuk 33 orang bergerak dengan spontan sehingga ujung
(41,8%) dengan rincian beban kerja jarum suntik yang akan di suntik kepada
sedang tidak tertusuk jarum suntik pasien hanya tertusuk kepada perawat
sebanyak 15 orang (46,9%), beban kerja itu sendiri, Selain itu yang rawan adalah
normal tidak tertusuk jarum suntik saat perawat melakukan recapping
sebanyak 5 orang (20,8%) dan beban (memasukan dengan tangan jarum
kerja berat tidak tertusuk jarum suntik suntik bekas pakai pada tutupnya
sebanyak 13 orang (56,5%). sebelum dibuang) sehingga
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square mengakibatkan luka jarum suntik pada
diperoleh nilai p= 0,035 atau (p<0,05) perawat kejadiaan ini sudah banyak
artinya, H1 diterima dan H0 ditolak terjadi di rumah sakit khususnya di
karen ada hubungan antara beban kerja rumah sakit GMIM kalooran amurang.
dengan cedera tertusuk jarum suntik Hasil analisis statistik dengan
pada perawat. menggunakan uji chi-square
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara beban kerja dengan cedera jarum penaikan akreditasi sehingga beban
suntik pada perawat di rumah sakit kerja pada perawat semakin bertambah
GMIM kalooran amurang. Hasil dibandikan dengan sebelum melakukan
penelitian ini dikarenakan adanya penaikan akreditasi di rumah sakit
peningkatan jumlah pasien, hal ini GMIM Kalooran Amurang. Berdasarkan
membuat beban kerja para perawat teori Beban kerja dengan tingkat yang
semakin bertambah. Beban kerja yang terlalu tinggi akan menyebabkan
diterima perawat pada shift pagi dan pemakaian energi secara berlebih dan
siang lebih tinggi dari pada shift malam, dapat memicu “overstres”, sedangkan
sehingga jumlah pasien yang datang jika tingkat beban kerja yang terlalu
lebih banyak pada pagi dan siang hari rendah akan memicu adanya rasa bosan
dibandingkan dengan malam hari. atau kejenuhan dalam menghadapi
Keadaan ini mengharuskan perawat pekerjaan atau “understres” (Tarwaka,
yang bekerja pada shift pagi dan siang 2015). Beban kerja (workload)
bertugas secara berlebih dan membuat merupakan suatu perbedaan antara
waktu istirahat perawat tidak menentu, kapasitas atau kemampuan pekerja
sedangkan pada malam hari jumlah terhadap tuntutan pekerjaannya yang
kunjungan pasien lebih sedikit. harus di hadapi (Meskhati, 1988 dalam
Beban kerja yang berbeda di instalasi Tarwaka, 2015). Berat ringannya beban
rawat inap disebabkan karena adanya kerja yang diterima oleh seseorang dapat
perbedaan jumlah kegiatan atau aktivitas menentukan berapa lama seseorang
pada shift kerja, jumlah pasien, serta tersebut dapat melakukan pekerjaannya.
jumlah perawat yang berbeda pada Luka jarum suntik sering terjadi pada
setiap shift. Adanya tugas tambahan lingkungan pelayanan kesehatan yang
pada perawat seperti, diagnosa awal, melibatkan jarum sebagai alat kerjanya.
pendataan dan merekap semua data Peristiwa ini menjadi perhatian bagi
pasien, membuat surat rujukan pasien ke pelayanan rumah sakit karena risiko
rumah sakit lain, membersihkan untuk menularkan penyakit melalui
ruangan, membereskan sampah habis darah, seperti virus Hepatitis B (HBV),
pakai, serta membersihkan alat-alat virus Hepatitis C (HCV), dan Human
medis. Dalam sebulan bulan terakhir ini Immunodeficiency Virus (HIV)
beban kerja perawat di rumah sakit (Kemenkes RI ,2011).
GMIM Kalooran Amurang bertambah
karena di rumah sakit GMIM Kalooran
Amurang sementara melakukan
KESIMPULAN dapat menimbulkan resiko terhadap
1. Perawat yang memiliki beban kerja petugas kesehatan dan pasien.
sedang 32 orang (40,5%), beban
kerja normal 24 orang (30,4%) , DAFTAR PUSTAKA
beban kerja berat 23 orang (29,1%) Al-Khandari, F, and D. Thomas, 2008.
dan perawat yang mengalami cedera Advers Nurse Outcomes:
tertusuk jarum suntik sebanyak 46 Correlation to Nurses‟ Workload.
orang (58,2%) . Staffing, and shift rotation in
2. Terdapat hubungan antara beban Kuwaiti hospitals. Applied
kerja dengan cedera tertusuk jarum Nursing Research Vol 21. Pp 139-
suntik pada perawat di rumah sakit 146
GMIM Kalooran Amurang. CDC. 2008. Workbook or designing,
implementing and evaluating a
SARAN sharps injuries prevention
1. Diharapkan perawat di rumah sakit program. Atlana – USA : Center
GMIM Kalooran Amurang bekerja For Desease Control and
sesuai dengan Undang-undang No. preventionDepartement of Healt
13 Tahun 2003 tentang and Human Services
Ketenagakerjaan, dimana jumlah jam CCOHS. 2005. Needlestick injuries.
kerja secara akumulatif masing- Diunduh tanggal 24 November,
masing shift tidak boleh lebih dari 40 2016, Dari
jam perminggu atau 8 jam perhari. http://www.ccohs.ca/oshanswers/
2. Memberikan perhatian khusus Dalam diseases/needlestick- injuries.
tindakan menyuntik misalnya petugas Html.
kesehatan perluh dibekali Dyer, C. 2000. The Lessons From
pengetahuan, sikap dan ketrampilan Sellafield. Health and safety
tentang standar operasional presedur bulletin. no. 287, 7-14
yang berlaku di rumah sakit dan Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan
prinsip – prinsip pencegahan infeksi Indonesia. Jakarta: Depkes RI
yang berfungsi sebagai pedoman Manuaba A. 2000. Ergonomi Kesehatan
dalam melaksanakan suatu tindakan Keselamatan Kerja. Dalam
dalam menyuntik yang aman karena Wygnyosoebroto S & Wiranto,
tindakan sekecil apapun yang S.E : Eds. Processing Seminar
berhubungan dengan nyawa manusia Nasional Ergonomi PT Guna
Widya Surabaya
Manuaba A. 2002 Ergonomi Kesehatan Keselamatan, Kesehatan Kerja,
Keselamatan Kerja. PT Guna Dan Produktivitas. Surakarta:
Widya Surabaya Uniba Press
Sihono. 2012 Hubungan Pengetahuan (http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-
Dan Sikap Dengan Perilaku content/uploads/2016/03/Buku-
Tentang Kewapadaan Standar Ergonomi.pdf, diakses 27 Maret
Pada Perawat Di Ruang Perawat 2017).
Inap RSUD panembahan scnopati Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri,
bantul Yogyakarta : sekolah tinggi dasar-dasar pengetahuan
ilmuh kesehtan jendral achmad ergonomic dan aplikasi di tempat
yani Yogyakarta. kerja. Surakarta: Harapan offset.
Tarwaka, Bakri SHA, Sudiajeng L.
2004. Ergonomi : Untuk

Anda mungkin juga menyukai