1. DEFINISI
Tumor otak ( Gliosbalstoma) adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak.
Tumor otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada otak ( Mayer.SA,2002)
2. ETIOLOGI
Belum ada penyebab yang jelas mengenai tumor otak. Sekalipun tipe sel yang
berkembang menjadi tumor sering kali dapat diidentifikasi. Faktor keluarga,
imunosupresi, dan faktor-faktor lingkungan sedang diteliti (Black and Hawks, 2014).
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada tumor otak mungkin tidak spesifik yang dapat di sebabkan oleh
edema atau peningkatan TIK.
1. Perubahan status mental
2. Sakit kepala
3. Mual dan muntah
4. Papiledema
5. Kejang
Manifestasi Klinis tumor otak berdasarkan lokasinya.
1. Lobus frontalis
Status mental yang terganggu, apatis, perilaku menyimpang, dimensia, depresi,
emosi labil, tidak mampu memusatkan perhatian, tidak mampu konsentrasi,
bingung, kehilangan kontrol diri dan perilaku sosial.
2. Lobus temporalis
Afasia reseptif, kejang psikomotor meneyeluruh, gangguan lapang pandang,
perubahan kepribadian, ataksia, sakit kepala, manifestasi penningkatan TIK,
Tinitus, Gangguan memori singkat
3. Lobus parietalis
Defisit sensoris, kejang fokal motorik dan sensoris, sakit kepala, apraksia,
gangguan taktil, disorientasi kanan/ kiri
4. Lobus oksipitalis
Sakit kepala, tanda-tanda peningkatan TIK, gangguan penglihatan ( Homonim
hemianopsia ), agnosia visual, kebutaan kortikal, halusinasi, kejang.
5. Serebelar
Langkah tidak stabil, terjatuh, ataksia, koordinasi buruk, tremor, kepala
terangkat, mistagmus, obstruksi css/ hidrosepalus, ataksia trunkus jika tumor
terletak di Vermis.
6. Batang otak
Vertigo, pusing, muntah, palsi/ dispungsi saraf kranial III –XII,
nistagmus,penurunan refleks kornea, sakit kepala, muntah, gangguan jalan,
defisit motorik dan sensoris,ketulian, oftalmoplegia intranuklear, kematian
mendadak karena henti jantug atau gagl napas.
7. Hipofisis dan Hipotalamus
Gangguan penglihatan, sakit kepala, disfungsi hormonal, gangguan tidur,
ketidak seimbangan air, fluktuasi temperatur, ketidakseimbangan metabolisme
lemak dan karbohidrat, sindrom cushing
8. Ventrikel
Obstruksi pada sirkulasi css, hidrosefalus, penngkatan TIK dengan cepat, sakit
kepala postural.
a. Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga
sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik.
Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral
pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada
fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
b. Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan
berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus
frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat
menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
c. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,
oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal
baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
d. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang
perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
e. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut
juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam
hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya
massa intrakranial.
2.Gejala Klinik Lokal
Manifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim, infark atau
edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor (contohnya : peroksidase,
ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan disfungsi fokal
yang reversibel
a. Tumor Kortikal
Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis pos-
iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan
dengan kejang. Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral,
dan afasia jika hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan
adanya tumor bulbus olfaktorius.
b. Tumor Lobus Temporalis
Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal kontralateral,
defisit lapangan pandang homonim, perubahan kepribadian, disfungsi memori dan
kejang parsial kompleks. Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia, gangguan
sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor lobus
parietal. Adapun gejala yang lain diantaranya disfungsi traktus kortikospinal
kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple
motor atau kejang sensoris.
c. Tumor Lobus Oksipital
Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang kongruen.
Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai dengan persepsi kontralateral episodic
terhadap cahaya senter, warna atau pada bentuk geometri.
d. Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal
Tumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat ventrikel atau
aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahan posisi dapat meningkatkan
tekanan ventrikel sehingga terjadi sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks,
muntah dan kadang-kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan,
diabetes insipidus, amenorea, galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan
suhu.
e. Tumor Batang Otak
Terutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan pandang, nistagmus,
ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi pada ventrikel empat menyebabkan
hidrosepalus obstruktif dan menimbulkan gejala-gejala umum.
f. Tumor Serebellar
Muntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakan gejala yang sering
ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dan nistagmus mungkin menonjol.
5. PATOFISIOLOGI
Gangguan neurologic pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua factor yaitu
gangguan fokal akibat tumor dan kenaikan tekanan intracranial (Price & Wilson, 2006).
Gangguan fokal terjadi apabila terjadi penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi
langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Tentu saja disfungsi terbesar
terjadi pada tumor infiltrate yang tumbuh paling cepat yaitu glioblastoma multiforme.
Perubahan suplai darah akibat tekanan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis
jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai hilangnya
fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai menifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan
kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan
neurologis fokal (Price & Wilson, 2006).
Peningkatan ICP dapat disebabkan oleh beberapa factor : bertambahnya massa dalam
tengkorak, terbentuknya edema sekitar otak, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa kerana tumor akan mendesak ruang
yang relative tetap pada ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema
dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanisme belum begitu dipahami, tetapi diduga disebabkan
oleh selisih osmotic yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Beberapa tumor dapat
menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema akibat kerusakan sawar darah otak,
semuanya menimbulkan peningkatan volume intracranial dan ICP. Obstruksi sirkulasi CSF
dari ventrikel lateralis ke ruangan subarachnoid menimbulkan hidrosefalus (Price & Wilson,
2006).
6. Penegakkan Diagnosis
Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit
menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang
maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan
pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek
dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari
jaringan otak. Walaupun demikian ada bebrapa jenis tumor yang mempunyai predileksi
lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak. Dengan pemeriksaan
radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan tumor benigna dan maligna
(Susan Carman,2014).
Setelah diagnosa klinik ditentukan, harus dilakukan pemeriksaan yang spesifik untuk
memperkuat diagnosa dan mengetahui letak tumor (Susan Carman,2014).
1) Elektroensefalografi (EEG)
2) Foto polos kepala
3) Arteriografi
4) ComputerizedTomografi (CT Scan)
5) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Resiko Cedera (00035) Kelas T : Kontrol Risiko & Keselamatan 1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan kognitif
Keamanan Lingkungan Perawatan 2. Identifikasi hal-hal yang membahayakan
Kesehatan (19340) dipertahankan pada tidak di lingkungan
adekuat ditingkatkan ke cukup adekuat (3) 3. Singkirkan bahan berbahaya dari
dengan hasil : lingkungan jika diperlukan
1. Penyediaan pencahayaan (193401) 4. Bantu pasien saat melakukan
2. Penempatan alat untuk pegangan perpindahan ke lingkungan yang lebih
tangan (193402) aman
3. Kemudahan akses untuk perawat 5. Siapkan nomor telepon emergensi untuk
(193404) pasien
4. Kebijakan obat-obatan berisiko tinggi 6. Monitor lingkungan terhadap terjadinya
3. (193418) perubahan status kesehatan
Domain 4 : Aktivitas / Istirahat