PENDAHULUAN
seluruh dunia berkisar antara 65 – 330 juta orang, dengan 94% berada di negara
berkembang. Sebanyak 60% (39 – 200 juta orang) mengalami kematian. Secara umum,
prevalensi OMSK di negara berkembang seperti India dilaporkan lebih tinggi yaitu 5,2
2017).
Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan hasil dari episode otitis media
akut yang ditandai dengan keluarnya cairan terus menerus dari telinga tengah melalui
perforasi membran timpani dimana hal ini merupakan penyebab penting dari gangguan
OMSK dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe tubotimpani atau tanpa kolesteatoma, dan
tipe atikoantral atau dengan kolesteatoma (Buchman, Levine and Balkany; 2003).
operasi yang merupakan pengobatan satu-satunya untuk eradikasi penyakit ini (Helmi,
runtuh yang harus merubah struktur telinga tengah dan dalam (Helmi, 2005).
1
Kolesteatoma diangkat dari tulang temporal dengan cara pembedahan reseksi baik
dengan radikal maupun modifikasi mastoidektomi. Kelemahan utama operasi ini adalah
bidang operasi yang sempit, dimana hal ini sering dikaitkan dengan tingginya tingkat
otak) sehingga dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi
(Vitale and Ribeiro, 2007; Yarisman et al, 2017). Kolesteatoma merupakan kelainan
mengandung limfosit, monosit, fibroblas dan sel endotelial yang merupakan sumber dari
sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1 dan IL-6. Tingkat ekspresi TNF-α, IL-1 dan IL-
(Kuczkowski et al, 2011). TNF-α berperan pada destruksi tulang secara langsung melalui
diferensiasi osteoklas dan secara tak langsung melalui matriks tulang yang terbuka. Hal
Cina dan India (Harahap et al, 2013). Di Indonesia, masyarakat desa Tiga Lingga
2
kabupaten Dairi provinsi Sumatera Utara telah menggunakan secara empiris daun
Puguntano dengan cara merebus daunnya. Tanaman ini diyakini dapat berkhasiat sebagai
penghilang rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, bahkan sebagai anti aging agar
kelihatan awet muda. Tanaman ini sudah mulai banyak dibudidayakan oleh masyarakat
setempat sebagai tanaman obat (sDepkes RI, 2000). Di beberapa daerah tanaman ini
dikenal dengan nama kukurang, tamah raheut dan empeduh tanah (Harahap et al, 2013).
Juwita (2009) dan SP3T Medan (2011) melaporkan bahwa daun puguntano mempunyai
potensi sebagai anti inflamasi dalam bentuk ekstrak ethanol (Harfina, Bahri dan Saragih,
2012).
Studi yang dilakukan Harahap et al (2013), menemukan bahwa ekstrak ethanol etanol
daun Puguntano yang diperoleh dari metode perkolasi dan sokletasi memiliki kandungan
(Harahap et al, 2013). Salah satu golongan senyawa kimia yang bertanggung jawab untuk
efek anti inflamasi adalah steroid/terpenoid, sehingga diduga steroid inilah yang
Daun puguntano memiliki efek anti peradangan yang dapat digunakan pada
adalah salah satu sumber inflamasi yang menandakan keadaan yang cukup berat.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui tentang pengaruh
pemberian ekstrak ethanol daun Puguntano (Curanga fel-terrae Merr.) terhadap ekspresi
3
1.2. Rumusan Masalah
berikut: Apakah ada perbedaan pemberian ekstrak ethanol daun Puguntano terhadap
ekspresi IL-1α pada biakan matriks kolesteatoma penderita OMSK tipe bahaya.
Ada perbedaan kadar ekspresi IL-1α pada biakan matriks kolesteatoma penderita
OMSK tipe bahaya antara yang diberikan ekstrak ethanol daun Puguntano (Curanga fel-
dapat menurunkan ekspresi IL-1α pada biakan matriks kolesteatoma OMSK tipe bahaya.
Mengetahui kadar ekspresi IL-1α pada biakan matriks kolesteatoma pada kontrol.
Mengetahui kadar ekspresi IL-1α pada biakan matriks kolesteatoma yang diberikan
ekstrak ethanol daun Puguntano pada konsentrasi 1 mg/ml, 2 mg/ml dan 4 mg/ml.
Menguji perbedaan kadar ekspresi IL-1α pada biakan matriks kolesteatoma pada
4
1.5. Manfaat Penelitian
Dengan begitu diharapkan dapat diketahui manfaat dari daun puguntano dalam
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar tentang efektifitas
ekstrak ethanol daun Puguntano sebagai anti inflamasi sehingga dapat menjadi salah satu