Anda di halaman 1dari 3

Gambar 1. Alur penelitian.

Lima puluh tujuh wanita memenuhi syarat, 5 diantaranya


menolak berpartisipasi, dan 52 dirandomisasi untuk kelompok terapi (n = 26) dan kontrol
(n = 26). Tiga wanita dalam studi menolak berpartisipasi sebelum studi dimulai. Empat
wanita disensor selama terapi. Tiga diantaranya (1 dalam kelompok studi dan 2 dalam
kelompok kontrol) tidak menyelesaikan studi akibat tidak taat dengan protokol studi atau
atas alasan pribadi dan 1 (kelompok kontrol) mengalami preeklampsia dan dirawat di
rumah sakit. Secara keseluruhan 45 wanita (22 dalam kelompok studi dan 23 dalam
kelompok kontrol) tersedia untuk analisis data.
Gambar 2. Rerata ± SD dari skor rhinitis selama periode 6 minggu
dari musim Parietaria untuk pasien yang diterapi dengan irigasi nasal
(garis tegas) dan kontrol (garis putus-putus). Skor total (rentang dari
0-16) dihitung sebagai jumlah skor dari 4 gejala berbeda (rhinorrea,
obstruksi, hidung gatal, dan bersin). Skor ini serupa pada awal studi
(minggu 1). Penurunan yang signifikan secara statistik diamati pada
skor ini pada kelompok studi selama minggu-minggu berikutnya (p <
0.001 untuk minggu 2-6).
Gambar 3. Rerata ± SD dari penggunaan antihistamin oral selama
periode 6 minggu dari musim Parietaria untuk pasien yang diterapi
dengan irigasi nasal (garis tegas) dan kontrol (garis putus-putus).
Ditunjukkan rerata jumlah penggunaan antihistamin harian per pasien
per minggu. Skor ini serupa pada awal studi (minggu 1, p = 0.66) dan
minggu 4 (p = 0.25), berbeda signifikan pada minggu 2, 3, dan 6 (p <
0.001, p < 0.001, dan p = 0.001), dan signifikan borderline pada
minggu 5 (p = 0.07).

Anda mungkin juga menyukai