Anda di halaman 1dari 2

Sejarah TK Santa Lusia

Jl. Tugu Nomor 19


Kel. Parpea Kec. Lintonghiuta
Kab. Humbang Hasundutan

A. Latar Belakang.
TK Santa Lusia adalah karya pendidikan yang dimiliki oleh Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia
(KSFL) di bawah naungan Yayasan Santa Lusia Virgini. Adapun hal yang melatarbelakangi munculnya
karya Pendidikan Taman kanak-kanak di Lintongnihuta adalah sbb:
1. Pemanfaatan gedung Asrama.
Karya pelayanan kongregasi Suster Fransiskan St Lusia di Lintongnihuta hanya asrama dan Klinik.
Untuk dapat membina dan mendampingi anak asrama baik putra maupun putri, maka asramam putra
dan putri yang selama ini dipisah dijadikan satu. Artinya asrama putra dan putri beraa dalam gedung
yang sama dengan tujuan agar pembinaan, kontrol dan pendampingan lebih intensif dan maksimal.
Gedung novisiat dan susteran yang selama ini dipakai dipindah ke gedung susteran yang baru
dibanguan dan susteran dan gedung novisiat dipakaiuntukasarama putra dan putri. Maka gedung
asrama yang sebelumnya dipakai menjadi kosong. Hal inilah yang mendorong dibukanya karya
Taman Kanak-Kanak (TK) agar gedung yang ada bisa dimanfaatkan dan tidak rusak.
2. Tidak adanya sekolah Taman kanak-kanak di daerah Kecamatan Lintongnihuta
Melihat karaya pendidikan di Lintongnihuta baik itu swasta maupun Negeri, sekolah untuk
pendidikan anak usia dini belum ada. Padahal pada saat itu oemerintah telah mencanangkan
pendidikan anak usia dini bagai seluruh rakya Indonesia. Mengingat hal ini maka, Kongregasi Suster
Fransiskan St Lusia memutuskan untuk mendirikan Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Ditambah
bahwa pendidikan untuk anak sekolah Dasar dan Sekolah menengah pertama telah ada yaitu milik
Keuskupan, maka baik jika ada sekolah Taman Kanak-kanak.
3. Menambah jumlah anggota komunitas.
Mengingat karya Kongregasi di Lintongnihuta hanya Asrama dan Klinik, berarti anggota komunitas
juga tidak banyak. Padahal Spritulaitas kita sebagai Fransiskan adalah persaudaraan maka baik jika
hidup bersama dengan sesama saudari ditumbuhkan dalam kebersamaan di komunitas. Maka perlu
ada penambahan jumlah anggota komunitas. Salah satu cara menambah jumlah anggota komunitas
adalah dengan menambah karya pelayanan. Dengan adanya karya sekolah Taman Kanak- Kanaak
maka jumlah anggota komunitaspun bertambah.

B. Awal beroperasi
Karya pendidikan ini direspon baik oleh masyarakat. Hal ini namapak dari animo masyarakat untuk
memasukkan anaknya ke taman kanak-kanank Santa Lusia. Jumlah murid asal seklah dibuka sabanyak
30 orang. Uang pendaftaran, uang sekolah dan uang pembangunan sama dengan Taman Kanak- Kanak
di Perdagangan. Untuk sekolah ayng baru buka hal ini sudah agak berat nmaun karena animo
masyakata untuk pendidikan anak sudah dini tinggi mereka siap untuk semua biaya. Sekolah beropesasi
pada TP 2006/2007. Pada tahun kedua yaitu pada TP 2007/2008 Pemerintah membuka sekolah Taman
Kanak-Kanak tanpa uang sekolah alias gratis. Hal ini tentu berpegaruh terhadap sekolah Taman-
Kanak-kanak Santa Lusia yang nota bene uang sekolah cukup tinggi untuk ukuran Kecamatan
Lintongnihuta. Namun prestasi yang diraih TK Santa Lusia pada tahun pertama membuat orang tua
yang paham tentang pendidikan tetap memilih sekolah TK Santa Lusia. Pada tahun pertama TK Santa
Lusia mewakili Kabutapen Humbang Hasundutan ke Tingkat Provinsi mewakili Kabupaten
HUMBAHAS lomba menyusun puzzle. Dan Ditingkat Provinsi mendapat Juara Harapan II. Kreatifitas
dan hasil out put dari sekolah taman kanak-kanak seperti main drum band, Pentas seni dan Fashion
show membuat kepercayaan orang tua tetap dan tidak tergiur dengan biaya sekolah TK milik
pemerintah sehingga pada tahun kedua murid yang mendaftar ke TK Santa Lusia tetap ada dan
meningkat meski tidak banyak yaitu sebanyak 34 orang. Demikian selanjutnya TK St Lusia dan TK
pemerintah berlomba membari pelayanan yang terbaik bagi piutra putri Indonesia.
C. Perkembangan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai