Anda di halaman 1dari 11

POKOK-POKOK PIKIRAN PADA TEMU WICARA PENDIDIKAN

MEMPERINGATI HUT KE 60 SDK PUOR


KECAMATAN WULANDONI, TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN
1. Tanggal 12 Oktober 2008 mendatang, Kabupaten Lembata
memasuki usianya yang ke sembilan. Kelahirannya pada masa-masa
puncak terpaan krisis ekonomi yang melanda bangsa dan negara
kita, yang kemudian diikuti dengan krisis multidimensional. Dalam
situasi inilah Kabupaten Lembata sebagai suatu daerah otonom,
membangun diri dalam berbagai aspek kehidupan, berpedoman
pada Visi Pembangunan Kabupaten Lembata yakni: Terwujudnya
masyarakat Lembata yang Maju, Sejahtera, Mandiri dan
Berdayasaing. Visi pembangunan Kabupaten Lembata ini dijabarkan
dalam sejumlah misi, dan dan strategi kebijakan, sementara
program pembangunan prioritasnya dikemas dalam Panca Program
Pembangunan Kabupaten Lembata yang meliputi:
1. Peningkatan Kualitas Sumber daya manusia
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Pengembangan Potensi
Ekonomi Daerah
3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur yang memadai dan
berkelanjutan.
4. Peningkatan Kemampuan Keuangan Daerah dan Investasi Daerah.
5. Membangun Birokrasi yang Profesional.
Salah satu aspek utama dalam Pengembangan sumberdaya manusia
adalah: pembangunan bidang pendidikan.

2. Pembangunan di bidang pendidikan di Kabupaten Lembata


sejauh ini telah menampakkan sejumlah kemajuan yang cukup
signifikan, terutama dalam pengembangan fisik sarana dan
prasarana pendidikan, meski harus diakui masih amat banyak yang
perlu dibenahi, karena itu pembangunan pendidikan harus
ditingkatkan di semua jalur dan jenjang pendidikan yang dikelola
oleh Pemerintah maupun masyarakat.
3. Tak dapat dipungkiri bahwa pembangunan pendidikan di
wilayah ini sejak kurang lebih 140 tahun silam, jauh sebelum
kemerdekaan negara kita, telah diawali, dikembangkan dan terus
dipertahankan oleh pihak swasta, yakni misi katolik yang ditandai
dengan pembukaan sekolah pertama di Larantuka tahun 1862.
Buku “Sekolah Tanggung Jawab Kita” terbitan Sekretariat Pastoral
Keuskupan Larantuka tahun 2002 secara menarik telah menguraikan
prakarsa, geliat, strategi dan jatuh bangunnya misi katolik merintis
dan memajukan pendidikan anak bangsa di pulau-pulau Flores
bagian timur, Adonara, Lomblen dan Solor.
Salah satu hal mendasar yang patut dicatat dari uraian sejarah
persekolahan katolik Keuskupan Larantuka, yang mencakup pula
seluruh Kabupaten Lembata, adalah bahwa statemen “Sekolah
Tanggung jawab kita bersama” bukan sekedar semboyan, atau
deretan kata kosong, tetapi telah bertahun-tahun dimaknai, dijiwai
dan diimplementasikan oleh masyarakat di daerah ini, melalui misi
katolik, dengan membangun berbagai institusi dan sarana/prasarana
pendidikan, mengelola, memajukan dan mempertahankannya,
dengan upaya, daya dan dana sendiri, jauh sebelum tangan panjang
pemerintah menjangkaunya.
Pertanyaannya sekarang : “ apakah roh, jiwa, semangat dan
komitmen serupa dalam pembangunan bidang pendidikan melalui
lembaga-lembaga pendidikan swasta masih hidup zaman ini!”

II. PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN LEMBATA


1. Sebagai suatu daerah otonom, Kabupaten Lembata memiliki
sejumlah kewenangan dalam mengelola pembangunan pendidikan,
sesuai yang diamanatkan dalam pasal 11, Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, (u.p. UU No. 32 tahun
2004). Meski memiliki kewenangan untuk mengelola pembangunan
pendidikan secara otonom dalam sejumlah besar aspek, strategi
pengembangan Kabupaten/Kota tetap menunjuk pada 3 (tiga)
kebijakan nasional pembangunan pendidikan yaitu :
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan.
2. Peningkatan mutu, relevansi dan Efisiensi
pendidikan
3. Peningkatan Tata Kelola dan Pencitraan Publik.
2. Perkembangan pembangunan bidang
pendidikan di Kabupaten Lembata yang ditandai dengan kehadiran
berbagai institusi pendidikan dalam kilas baliknya dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Aspek Pemerataan dan Perluasan
Akses Pendidikan.
Strategi pembangunan aspek ini adalah untuk mendekatkan
pelayanan pendidikan, melayani hak masyarakat akan pendidikan
yang berkeadilan, serta untuk meningkatkan angka Partisipasi
Sekolah di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan, berupa
pembangunan unit sekolah baru, terutama di desa-desa yang
terpencil, serta revitalisasi bangunan gedung sekolah dan
penunjang lainnya.
Perkembangan kehadiran institusi pendidikan di Lembata dapat
diikuti sebagai berikut:
a.1. Periode masa penjajahan sampai dengan Proklamasi
Kemerdekaan RI tahun 1945:
Sampai dengan tahun 1945, di Lembata telah ada: 23 buah
lembaga pendidikan dasar, yaitu Sekolah Rakyat, yang
semuanya adalah SR Katolik. Belum ada TK, SLTP maupun
SLTA. Sekolah pertama di Lembata adalah SDK Lamalera
tahun 1913.
a.2. Dari Proklamasi hingga tahun 1973 (Inpres Sekolah Dasar)
1) Pendidikan pra Sekolah: telah dibangun hingga tahun
1973: 2 buah Taman Kanak-Kanak, yakni: TK Petiwi
Lewoleba, tahun 1967, dan TK Yohanes Pembaptis,
desa Benihading, Kecamatan Buyasuri, tahun 1970.
2) Pendidikan Dasar: Hingga 1973, telah terbangun : 64
buah lembaga pendidikan dasar SD, atau bertambah 41
buah sejak kemerdekaan, yang semuanya terdiri atas:
51 buah SDK, termasuk SDK Puor, dan 13 SD Negeri.
Sekolah Dasar Negeri tertua di Kabupaten Lembata
tercatat: SDN Bareng, di Kecamatan Buyasuri, tahun
1956.
3) SLP: 10 buah SMP telah berhasil dibangun di Lembata
semuanya atas prakarsa murni masyarakat melalui
Panitia ataupun Yayasan Penyelenggara, dengan SMPK
St. Pius X Lewoleba, SMPK Lamaholot Boto, dan SMPK
Ampera sebagai SMP awal.
4) SMTA: hingga periode tersebut di atas telah dibangun 3
buah SMTA yakni: SMA Swasthika Lembata (sekarang
SMA PGRI Swasthika) tahun 1968, SPG Kemasya-rakatan
Lewoleba tahun 1971 dan SMEA Katolik (sekarang SMK
Katolik Kawula Karya), tahun 1973, ketiganya di
Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata.
a.3. Periode 1974 s/d sekarang:
Telah ada di Lembata ini sekarang : 64 TK dan 11 RA (2
TK Negeri Pembina Kabupaten dan Kecamatan, 62 TK
Swasta ), 154 SD ( 97 Negeri dan 57 SDK ) dan 16 MI, 29 SMP
( 19 Negeri (termasuk 7 SMP Satu Atap) dan 10 Swasta ) dan
4 MTs, 4 SMA ( 3 Negeri dan 1 Swasta ) dan 2 MA, serta 7
SMK ( 4 Negeri dan 3 Swasta ).
Dari antara institusi pendidikan tersebut di atas, yang
dibangun selama masa Otonomi Kabupaten Lembata
adalah: 24 buah TK/RA, 20 buah SD/MI, 11 buah SMP/MTs,
1 buah SMA, 1 MA, 6 SMK.
Selain itu untuk melayani pendidikan kesetaraan dan
memerangi buta aksara fungsional, melalui program
pendidikan luar sekolah telah dilakukan pembukaan paket
A kesetaraan dan fungsional di semua kecamatan se
Lembata, Paket B setara SMP di semua kecamatan, dan
Paket C di kecamatan Nubatukan, disamping perintisan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/PADU) berupa Kelompok
Bermain tersebar di semua kecamatan se Lembata.
Pemberdayaan Sanggar Seni dan Budaya baik di masyarakat
maupun sekolah telah pula dikembangkan dan didampingi
untuk semua kecamatan, disamping pengembangan Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat, Kelompok Belajar Usaha,
Program kepemudaan, dll.

Upaya Pemerintah dalam melakukan revitalisasi sarana dan


prasarana terutama gedung sekolah untuk semua jenjang dan
jenis pendidikan telah dilaksanakan berupa: rehabilitasi/
renovasi dan penambahan ruang kelas baru sejak tahun 2000 s/d
2007 sebanyak 944 dari 892 ruang kelas terdata pada SD/MI.
Gedung TK yang dibangun dengan bantuan dana dari Pemerintah
sebanyak 17 buah, sementara untuk SMP: semua SMP Swasta
telah mendapat dana imbal swadaya (matching grant) selama 5
tahun berturutan, dan kini semuanya dalam keadaan layak.
Untuk SMP Negeri: pembangunan melalui dana block grant
dekonsentrasi secara bertahap, juga melalui dana DAU
Kabupaten, baik untuk renovasi ruang kelas, ruang penunjang
lain, pengadaan mebeler pengganti maupun penambahan ruang
kelas. Demikian juga untuk tingkat SMTA.

b. Aspek Peningkatan Mutu, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan.


Berbagai kebijakan dan program juga telah dirancang dan
dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan
secara kabupaten, antara lain:
1. Diklat manajemen pendidikan, Kurikulum (KBK), mata
pelajaran, baik untuk Pengawas, Kepala Sekolah maupun guru
baik di tingkat Kabupaten, Propinsi maupun nasional
2. Uji Kompetensi Guru untuk memperoleh gambaran peta
kompetensi terkini dari guru kelas maupun guru
matapelajaran, yang sekaligus sebagai upaya menentu-kan
titik-titik lemah kompetensi guru yang membutuh-kan
penguatan, diklat maupun penyegaran
3. Peningkatan jumlah dan jenis guru untuk semua jenjang
pendidikan untuk memperoleh rasio ideal kebutuhan akan
guru di sekolah
4. Peningkatan Kualifikasi atau kelayakan standar guru melalui
program penytaraan D-II dan S-1 PGSD untuk guru SD, S-1 dan
Akta Mengajar bagi guru SMA/SMK
5. Diklat Kepala Sekolah dan Calon Kepala Sekolah
6. Penambahan Jumlah Pengawas Sekolah dan Penilik serta
diklat kepengawasan dan kepenilikan
7. Lomba Ketrampilan Siswa SMK, Lomba Motivasi Belajar
(LOMOJARI) siswa SMP Terbuka, Lomba Mata Pelajaran SD s/d
SMTA, Pra Olimpiade dan Olimpiade MIPA SD hingga SMA,
Lomba Pidato dan Debat Bahasa Inggris yang dilaksanakan
setiap tahun, demikian juga Porseni dan Olahraga Usia Dini.
8. Penyediaan secara bertahap berbagai sarana dan media
pembelajaran, buku-buku teks wajib, buku referensi siswa dan
guru, peralatan praktek laboratorium MIPA dan Bahasa secara
bertahap
9. Pembukaan SMK dan Program Keahlian yang relevan dengan
kebutuhan daerah kabupaten Lembata.
c. Aspek Peningkatan Tata Kelola dan Pencitraan Publik
Upaya yang dilakukan disektor ini mencakup :
1. Penguatan kelembagaan dunia Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Pembentukan UPTD Pendidikan dan Kebudayaan di
tingkat Kecamatan se Lembata.
3. Peningkatan jumlah Pengawas Sekolah, Pengawas
mata pelajaran dan Penilik Dikmas.
4. Seleksi dan penilaian kinerja Kepala Sekolah.
5. Pembentukan dan optimalisasi fungsi dan peranan
Dewan Pendidikan di Kabupaten dan Komite Sekolah di semua
jenjang dan garis sekolah.
6. Pembentukan dan optimalisasi fungsi dan peran
Badan Akreditasi Sekolah Tingkat Kabupaten.
7. Akreditasi Sekolah dan Penilaian Kinerja Sekolah.
8. Sosialisasi dan Rakerdik Pendidik.
9. Pengembangan SIM Pendidikan ketenagaan, data
Base dan Profil Pendidikan.

III.GAMBARAN KEADAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN LEMBATA SAAT INI


1. Pendidikan Pra Sekolah
a. TK
 Jumlah Sekolah : 75, Negeri 2(1.79%),Swasta 73
(98,21%)
 Jumlah Rombongan Belajar: Negeri 6, Swasta 134.
 Jumlah Guru :
 Di sekolah negeri : 8 ( 5.06 % ).
 Di sekolah swasta : 130 (24.94 %).

 Jumlah Murid
 Di sekolah negeri : 112 ( 3.31 % ).
 Di sekolah swasta : 2110 ( 96.69 % ).
b. Kelompok Bermain ( PAUD )
 Jumlah Kober : 16 buah
 Jumlah Murid : 257 orang
 Jumlah Pengelolah : 17 orang
 Jumlah Pendidik : 33 orang

2. Sekolah Dasar
 Jumlah Sekolah :
 Sekolah Negeri : 97 ( 63.82 % )
 Sekolah Swasta : 57 ( 36.18 % )
 Jumlah Rombongan Belajar :
 Sekolah Negeri :523 ( 61.10 % )
 Sekolah Swasta :333 ( 39.90 %)
 Jumlah Guru :
 Sekolah Negeri :581 ( 63.78 % )
 Sekolah Swasta :330 ( 36.22 %)
 Jumlah Murid
 Sekolah Negeri : 9.187 ( 61.85 %
)
 Sekolah Swasta : 5.667 ( 38.15
%)

3. SMP
 Jumlah Sekolah :
 Sekolah Negeri : 19 ( 65 % )
 Sekolah Swasta : 10 ( 35 % )
 Jumlah Rombongan Belajar :
 Sekolah Negeri :66 ( 52 % )
 Sekolah Swasta :42 ( 48 %)
 Jumlah Guru :
 Sekolah Negeri :185 ( 51.33 % )
 Sekolah Swasta :128 ( 48.67 %)
 Jumlah Murid
 Sekolah Negeri : 1.765 ( 51.90 %
)
 Sekolah Swasta : 1.636 ( 48.10
%)

4. SMA
 Jumlah Sekolah :
 Sekolah Negeri : 3 ( 75 % )
 Sekolah Swasta : 1 ( 25 % )
 Jumlah Rombongan Belajar :
 Sekolah Negeri :21 ( 70 % )
 Sekolah Swasta :9 ( 30 %)
 Jumlah Guru :
 Sekolah Negeri :90 ( 75.27 % )
 Sekolah Swasta :23 ( 24.73 %)
 Jumlah Murid
 Sekolah Negeri : 859 ( 68.19 % )
 Sekolah Swasta : 354 ( 31.81 %)

IV.RENCANA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN


LEMBATA LIMA TAHUN (2006-2011).
1. Program Pendidikan Dasar dan Pra Sekolah dijabarkan dalam
kegiatan :
 Pembangunan Unit Sekolah Baru dan Mess Guru (SD/MI dan TKK)
 Rehab Berat SD/MI sebanyak 165 buah dari 165 buah.
 Pengadaan Meuble untuk TKK/SD/MI untuk 120 sekolah.
 Penataran Guru SD/MI 1.000 orang.
2. Program Pendidikan Menengah
 Pembangunan 8 buah SMP Negeri.
 Rehabilitasi 21 buah SMP.
 Pembangunan 2 buah SMK.
 Rehabilitasi 7 buah SMA dan SMK.
 Pengadaan Meubel untuk 22 SMP dan 13 SMA/SMK.

3. Program Pendidikan Tinggi


 Penyetaraan S1 bagi guru SMP dan S1 PGSD pada pendidikan UT –
S1 sebanyak 1000 orang.
 Penataran guru SMP sebanyak 200 orang dan SMA/SMK sebanyak
100 orang.
 Penataran guru bidang studi EBTANAS dan penerapan sistem
ganda (PSG) 100 orang.
4. Program Pendidikan Luar Sekolah
 Pelaksanaan kejar Paket A dan B sebanyak 20 kelompok dan
Paket C 3 kelompok.
5. Program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
 Festival Budaya Lembata dan pemberdayaan sanggar seni
Lembata setiap tahun sebanyak 8 kelompok.
 Inventarisasi dan modernisasi situs budaya
 Pemberdayaan Sanggar Budaya Lembata di luar Kabupaten
Lembata ( Kupang dan lain-lain) setiap tahun sebanyak 1
kelompok.
 Pendampingan dan penguatan KBU 16 buah.
 Pendampingan PAUD berupa kelompok bermain Praktis 16 buah.
 Pembukaan PKBM dan TBM di setiap kecamatan.

V. MASALAH YANG DIHADAPI

Kendala yang masih harus dihadapi dalam Pembangunan Bidang


Pendidikan:
1. Sebagian besar lembaga pendidikan yang diprakarsai masyarakat,
khususnya pendidikan menengah pertama dan atas, masih
berorientasi di perkotaan (ibukota kecamatan maupun kabupaten)
2. Masih terdapat penyelenggaraan sekolah yang diprakarsai
masyarakat tak memenuhi standar pelayanan minimal bidang
pendidikan
3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat pendukung institusi pendidikan
masih memprihatinkan sehingga menyebabkan masih rendahkan
angka partisipasi sekolah terutama tingkat lanjutan, dan relatif
tingginya angka drop out di semua jenjang pendidikan, serta
rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan
4. Belum terciptanya kemandirian sekolah, dan belum meluasnya
pembudayaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan
masyarakat
5. Masih sangat terbatasnya jumlah guru, belum memadainya mutu
kompetensi dan kualifikasi guru, serta langkanya bidang keahlian
tertentu
6. Masih terbatasnya jumlah dan kondisi mutu sarana prasarana
pendidikan
7. Sangat terbatasnya sarana prasarana pengembangan olahraga,
jasmani dan kesehatan, kesenian dan kebudayaan serta wadah
pengembangan generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai