Skripsi
disajikan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
oleh
Nama : Amrih Setiowati
NIM : 2102408083
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
ii
SARI
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
sebagai Penunjang Pembelajaran Bahasa Jawa Sekolah Dasar” telah disetujui oleh
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Ketua, Sekretaris,
Penguji I,
v
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis ini benar-benar karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
Amrih Setiowati
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan Allah-
lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat
Persembahan
vii
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan
penelitian dan penyusunan skripsi. Skripsi ini disusun sebagai suatu proses
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sabar dan dengan dorongan yang kuat sehingga peneliti mampu melewati
4. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah
viii
5. Kepala SD Negeri Jamus 1 Kab. Demak, Kepala SD Negeri Jamus 2 Kab.
6. Sa’adah, S.Pd., Ibu Puji, Pak Iwan, Marsid Priyanto, S.Pd, para guru mata
penelitian;
7. Semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
bermanfaat bagi proses perjalanan akademik dan penelitian yang akan datang.
Semarang, Juli2013
Amrih Setiowati
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................ v
PERNYATAAN ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xv
x
2.2 Landasan Teori ................................................................................ 10
2.2.3 Buku................................................................................................ 18
........................................................................................................ 33
xi
3.5.2 Analisis Data Uji Ahli ..................................................................... 37
Sekolah Dasar.................................................................................. 37
3.7 Prototipe Buku berbahasa Jawa bergambar untuk Siswa Sekolah Dasar
........................................................................................................ 39
........................................................................................................ 40
........................................................................................................ 40
LAMPIRAN .............................................................................................. 68
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Angket Penilaian Prototipe Buku berbahasa Jawa bergambar ...... 46
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
kegiatan bertatap muka, melainkan sebuah kegiatan yang terpadu dari persiapan,
tahunan, hingga persiapan remidial bagi siswa yang tidak bisa mencapai Kriteria
ketentuan semacam ini menjadi salah satu bahasan Menteri Pendidikan Nasional
ini diterangkan segala ketentuan tentang buku dari penulisan buku khususnya
1
2
dan berdasarkan Permendiknas Nomor 2 tahun 2008 bab 3 pasal 4 butir pertama
yang berbunyi:
memberikan isyarat bahwa pengadaan buku (dalam hal ini buku pelajaran) bisa
tingkat kelayakan buku dari pemerintah. Oleh karena itu, sudah seharusnya buku
yang beredar di masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pelajar baik dari segi
pengembangan pendidikan.
realita di dunia pendidikan yang berkaitan dengan kondisi guru dan dosen. Para
guru dan dosen seringkali menggunakan bahan ajar buatan pabrik yang
diperjualbelikan bebas. Padahal, mereka tahu bahwa bahan ajar yang mereka
gunakan tidak sesuai dengan konteks dan kondisi sosial budaya peserta didik.
3
Dua fakta di atas menunjukkan bahwa peredaran buku pelajaran saat ini
mengalami kendala baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari segi kuantitas
yaitu jumlah buku yang beredar kurang mencukupi untuk semua mata pelajaran
yang ada dan jumlah peserta didik. Kendala lainnya yaitu dari segi kualitas buku
yang kurang sesuai dengan kurikulum dan kondisi sosial budaya masyarakat
penting bagi pembelajaran tetapi jangan sampai guru menjadikan buku teks
sebagai patokan. Deden juga berpendapat bahwa saat ini buku teks pelajaran lebih
pelajaran yang seperti itu cenderung membosankan. Oleh karena itu, perlu
inovasi pembelajaran.
akses online dan beberapa toko buku di kota Semarang, peneliti menemukan
adanya kelangkaan buku referensi untuk bahasa Jawa. Penulis mengambil salah
satu contoh penerbit buku dan distributor buku online Kanisius. Dipaparkan
dalam laman web penjualan buku online khusus menu jenis buku referensi,
tersedia 3 kamus bahasa Jawa, 12 kamus bahasa Inggris, 101 buku referensi untuk
tingkat SD, 27 buku referensi untuk SMA, 20 buku referensi untuk SMP, 89 buku
referensi untuk TK, dan 19 buku referensi untuk guru. Dari perolehan data
4
khususnya kamus bahasa Jawa saat ini masih belum begitu banyak.
pembelajaran bahasa Jawa mulai dibutuhkan. Mengambil salah satu contoh kasus
ada satu tantangan bagi guru untuk membimbing siswa agar bisa menyebutkan
dengan bahasa Jawa hal apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka, misalnya
Pada KD ini dibutuhkan alat bantu berupa media atau bahan ajar yang
kosakata. Dia berpendapat bahwa salah satu teknik pembelajaran kosakata adalah
dengan menggunakan teknik kata dari gambar. Oleh karena itu, perlu
dengan gambar.
di atas adalah (1) adanya kelangkaan buku pelajaran baik dalam segi kualitas
maupun kuantitas; (2) buku teks pelajaran yang beredar saat ini hanya
5
referensi untuk mata pelajaran bahasa Jawa; dan (4) dibutuhkannya sebuah media
penelitian pada permasalahan ketiga dan keempat yaitu hal yang berkaitan dengan
terdapat kelangkaan buku referensi untuk mata pelajaran bahasa Jawa dan
referensi baru terhadap khasanah kebudayaan Jawa dan untuk dapat digunakan
1. Manfaat Teoretis
Jawa Tengah.
2. Manfaat Praktis
sebuah produk yang berupa buku berbahasa Jawa. Oleh karena itu, hasil
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejauh ini baru sampai tahap
permainan.
Selain guru, siswa juga bisa memanfaatkan buku ini sebagai bahan
semakin meningkat.
BAB II
berpikir dan mengamati yang tidak terlepas dari sebuah pernyataan atau penelitian
yang telah ada sebelumnya. Tinjauan pada hasil penelitian terdahulu berguna
keterkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011), dan Fifana
pada pokok bahasan memahami cerita. Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan
yaitu pada jenis penelitian, objek penelitian, dan salah satu kajian penelitiannya.
pengembangan yang menghasilkan sebuah produk buku bahan ajar yang berupa
cerita rakyat. Produk tersebut selain berisi dialog juga memuat gambar sebagai
8
9
bergambar dan peneliti nantinya akan menghasilkan sebuah buku berbahasa Jawa
bergambar sederhana.
siswa Sekolah Dasar. Adapun letak perbedaannya adalah pada jenjang yang
diteliti. Lestari membatasi objek kajian pada siswa SD kelas tinggi (kelas 4-6 SD),
gambar sebagai salah satu hal yang mampu menarik perhatian siswa. Berdasarkan
sesuai dengan penempatan dapat menambah daya tarik belajar anak terhadap buku
cerita. Hal ini semakin memperkuat bahwa gambar memiliki pengaruh yang besar
Fifana (2012). Tidak ada kesamaan pada bagian objek atau kajian penelitian.
Hanya saja, hipotesis penelitian yang ditemukan oleh Fifana (2012) bisa dijadikan
fisik buku. Peneliti bisa mengambil hasil penelitian antara lain tentang hasil
pengujian sampul, gambar, dan aspek kebahasaan. Hasil penelitian Fifana tersebut
2. 2 Landasan Teori
ini. Adapun teori-teori yang akan dipaparkan meliputi, (1) Gambar; (2) Tataran
Tembung; (3) Buku; dan (4) Karakteristik Psikolinguistik Siswa Sekolah Dasar.
2.2.1 Gambar
(1) pengertian gambar; (2) manfaat gambar untuk pembelajaran bahasa; (3)
pemilihan foto atau gambar dalam pembelajaran; dan (4) pengembangan media
gambar.
merupakan bahan ajar cetak. Menurut cara kerjanya, gambar merupakan bahan
ajar yang tidak diproyeksikan yaitu bahan ajar yang tidak memerlukan alat untuk
bagan, diagram, grafik, penampang, table, dan visual image lainnya yang dapat
disampaikan oleh Iswiati yaitu media visual yang tidak memerlukan alat penampil
Pengertian ini lebih tepat digunakan untuk mendefinisikan gambar pada kamus
Menurut Sudjana dan Rivai (2007:38) ada beberapa alasan memilih media
pengalaman masa lalu, melalui penafsiran kata-kata. Hal ini memicu peserta didik
bayangan gambar yang pernah dilihat. Media gambar adalah perwujudan lambang
d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu
e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat
penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas medan
gambar.
13
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai, media
gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran bahasa yang efektif
kerena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu
harus sangan diperhatikan. Begitu juga dengan memilih foto/ gambar yang akan
digunakan untuk media belajar. Menurut Prastowo (2012: 382-383) ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media foto/ gambar, sebagai
berikut.
(1) Substansi materi yang disajikan dalam bentuk foto/ gambar sebaiknya
memiliki relevansi dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik.
(3) Gambar ditampilkan dalam skala yang sesuai sehingga logis dan enak dilihat.
Sesuai dengan pendapat dia atas, pemilihan foto tau gambar dalam
(1) Gambar yang disajikan tidak memiliki kesan dan menampilkan pornigrafi
yang fulgar.
(2) Gambar ditampilkan dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran buku.
adalah:
gambar, ada hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu bentuk, garis, tekstur, dan
(1) Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat menarik perhatian siswa.
(2) Garis
Adanya garis yang menghubungkan antara unsure-unsur satu sama lain dapat
(3) Tekstur
Tekstur adalah unsure visual yang mampu menimbulkan kesan kasar atau
halus.
15
(4) Warna
warna khusus, (2) nilai warna yang berkaitan dengan ketebalan dan ketipisan
pembelajaran berupa gambar yang diambil dari beberapa sumber yang sudah
Yang dimaksud gambar garis adalah sketsa. Gambar garis seperti ini tepat
yang beraneka ragam. Gambar yang didapatkan dalam bentuk file dapat
16
industri besar buku cetak, dikemas dalam kaset VCD, dan lain-lain.
(8) Gambar hendaknya yang sesuai dengan kebutuhan objek sasaran pengguna
(9) mencari ahli dalam bidang design grafis dan perbukuan untuk membantu
pembuatan.
17
dimiliki oleh bahasa lainnya. Bahasa Jawa ternyata juga memiliki kekhasan
bahasa berupa ragam bahasa berupa ngoko dan krama. Ragam bahasa semacam
ini tidak ditemukan dalam bahasa lainnya sehingga ini menjadi salah satu
kata-kata yang satu dengan yang lainnya memuat rasa yang semakin melebihi
(2009), tataran tembung dalam bahasa Jawa dapat dibedakan menjadi beberapa
Kosakata bahasa Jawa kurang lebih jumlahnya 50.000 kata. Semua kata dalam
bahasa Jawa didasari oleh kata ngoko. Oleh sebab itu, ada kata bahasa Jawa
yang berada dalam tataran ngoko tetapi tidak ditemukan dalam bentuk krama.
Dalam kosakata bahasa Jawa terdapat tataran kata ngoko dan krama, tetapi ada
beberapa kata ngoko yang tidak memiliki tataran krama. Jika ditemukan dalam
sebuah kamus, kata-kata seperti ini akan di tandai dengan (kn) yang artinya
krama-ngoko yaitu kata yang penggunaan krama dan ngokonya sama saja.
18
Pembagian kosakata bahasa Jawa tataran ngoko yang memiliki tataran adalah
ngoko, krama, dan krama inggil. Ada tembung ngoko yang hanya punya
tataran krama misalnya /kembang/ menjadi /sekar/. Ada pula kosakata bahasa
Jawa ngoko yang hanya memiliki tataran krama inggil seperti /ngombe/
bahasa Jawa ngoko yang memiliki tataran krama inggil misalnya kata /omah/
Keterangan diatas dapat digambarkan dalam sebuah tabel seperti di bawah ini.
Gambar - -
Sekar Kembang -
Ngombe - Ngunjuk
2.2.3 Buku
adalah (1) Jenis Buku; (2) Ciri-Ciri Buku Nonteks; dan (3) Pembuatan Buku
Pendidikan.
19
terdapat empat jenis, yaitu buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku referensi,
dan buku panduan pendidik. Klasifikasi ini diperkuat lagi oleh Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) yang menyatakan bahwa
“selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik,
ketentuan di atas maka terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam bidang
pendidikan, yaitu (1) Buku Teks Pelajaran; (2) Buku Pengayaan; (3) Buku
kualitasnya, yaitu (1) Buku Teks Pelajaran dan (2) Buku Nonteks Pelajaran.
menegaskan bahwa BSNP hanya akan melaksanakan penilaian untuk Buku Teks
20
Pelajaran dan tidak akan melakukan penilaian atau telaah buku selain buku teks
berbeda dengan buku teks pelajaran. Jika dicermati berdasarkan makna leksikal,
buku teks pelajaran merupakan buku yang dipakai untuk memelajari atau
mendalami suatu subjek pengetahuan dan ilmu serta teknologi atau suatu bidang
digunakan secara langsung sebagai buku untuk memelajari salah satu bidang studi
namun bukan merupakan buku pegangan pokok bagi peserta didik dalam
dengan instrumen evaluasi dalam bentuk tes atau ulangan, latihan kerja
(4) Buku-buku nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara
(5) Materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh
pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas atau lintas
(6) Penyajian buku nonteks pelajaran bersifat longgar, kreatif, dan inovatif
dapat dinyatakan bahwa buku nonteks pelajaran adalah buku-buku berisi materi
pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai
serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau
pembaca umum.
positif dalam berbagai aspek. Buku akan sangat membantu dalam pencapaian
perubahan ini. Oleh karena itu, cukup beralasan apabila pemerintah dan semua
pihak dapat mengembangkan pengadaan buku, baik buku teks pelajaran, buku
pendidikan serta sekaligus merupakan sarana yang efektif dalam mencapai tujuan
pendidikan. Hal ini sejalan dengan Permendiknas Nomor 11/2005 Pasal 2 yang
selain menggunakan buku teks pelajaran sebagai acuan wajib, guru dapat
(1) Judul dan materi yang disajikan berintikan pada pencapaian kompetensi dasar
(4) Adanya stimulan yaitu berkaitan dengan nyaman dan tidaknya sebuah
(5) Kemudahan dibaca berkaitan dengan karamahan bahan cetak jika dihadapkan
dengan mata misalnya tebal tipis, ukuran huruf, warna, dan jenis kertas.
24
Masa anak Sekolah Dasar (SD) berlangsung antara usia 6/7 tahun sampai
dengan 12/13 tahun. Kelas pada jenjang Sekolah Dasar terdiri atas kelas 1, 2, 3, 4,
5, dan 6 Sekolah Dasar. Anak usia SD merupakan anak yang berada pada dua
tahap perkembangan kognitif yaitu stadium operasional konkret (7-11 tahun) dan
stadium operasional formal (mulai 11 tahun). Menurut Monks dan Knoers (dalam
lain, cara berpikir anak yang operasional konkret kurang egosentris dan anak
mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu (operasi) tetapi hanya dalam
situasi yang konkret. Sehingga anak pada stadium ini sudah mampu berpikir
bukan hanya untuk dirinya sendiri dan mampu menyelesaikan masalahnya dengan
baik jika dihadapkan pada situasi nyata dan contoh-contoh yang nyata.
ciri anak pada stadium operasional formal yaitu anak dalam stadium operasional
formal mempunyai dua sifat penting yaitu sifat deduktif-hipotesis dan berpikir
tersebut.
tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase
(1) Usia 0-6 tahun (sekolah ibu), merupakan masa perkembangan alat-alat indra
rumah tangga.
(2) Usia 6-12 tahun (sekolah bahasa ibu), merupakan masa anak
(3) Usia 12-18 tahun (sekolah bahasa latin), merupakan masa mengembangkan
daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah. Pada masa ini mulai
(2006: 226) menjelaskan psikologi perkembangan bahasa pada usia 6-12 tahun
(1) Mereka sudah mulai mampu mengucapkan artikulasi suatu kata dengan
(2) Mereka sudah mulai mematuhi tata aturan bahasa dan struktur bahasa.
(3) Pada masa ini juga terjadi peningkatan perbendaharaan kata yang signifikan.
(4) Mereka juga sudah mulai memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Menurut Desmita (2010:35), tahapan
kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Anak-anak
lebih muda. Anak masa SD lebih senang bermain, bergerak, bekerja dalam
berikut.
(1) Pada usia 0-1 tahun, seseorang sudah mulai melakukan isyarat praverbal,
(B-1), memahami kata tunggal, dan mulai menemukan arti kata yang
(2) Pada usia 1-2 tahun, seseorang mulai menampung perbendaharaan kata,
bergantian.
(3) Pada usia 3-5 tahun, seseorang sudah mulai mengalami peningkatan
yang diiginkan.
(4) Pada usia 6-11 tahun, seseorang sudah mulai mengutarakan kalimat seperti
salah.
yang baik untuk memberikan kosakata yang benar sesuai dengan kondisi
berkomunikasi. Hal itu karena mereka pada usia SD adalah seseorang individu
yang mampu mengolah dan merekam pesan yang baik sehingga akan menjadi
METODE PENELITIAN
menurut pendapat Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2008:169) ada sepuluh
langkah, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data yang meliputi pengukuran
kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, (2) perencanaan dan
pengembangan produk, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba produk awal,
(5) penyempurnaan produk awal, (6) uji coba produk yang telah disempurnakan,
(7) penyempurnaan produk yang telah disempurnakan, (8) pengujian produk yang
telah disempurnakan, (9) uji lapangan produk yag telah disempurnakan, dan (10)
enam tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu (1) penyusunan konsep teori;
28
29
(2) analisis kebutuhan; (3) pembuatan prototipe; (4) uji ahli; (5) revisi produk; dan
ini adalah penyusunan konsep teori yang berisikan kegiatan mencari sumber
Tahap berikutnya adalah tahap analisis kebutuhan. Pada tahap ini akan
berbahasa Jawa bergambar, meliputi kegiatan: (a) mencari tema besar kosakata
dan gambar yang akan dikembangkan untuk buku berbahasa Jawa bergambar
untuk anak SD, (b) pengkajian format buku berbahasa Jawa bergambar untuk
anak SD; dan (c) menyusun buku berbahasa Jawa bergambar untuk anak SD.
prototipe pertama kepada para ahli. Hasil dari pengembangan buku berbahasa
Jawa bergambar akan diujikan kelayakannya kepada para ahli yang terdiri dari
untuk anak SD yang meliputi: (a) mengidentifikasi dan mendata hasil penilaian
dari guru dan para ahli; (b) mengolah data penelitian; dan (c) menemukan
Analisis kebutuhan
Pembuatan prototipe
4 ji ahli
U
Revi7si produk
pengembangan prototipe
Subjek penelitian menurut Arikunto (2005:88) adalah benda, hal atau orang
tempat data untuk variabel melekat, dan yang dipermasalahkan. Sesuai dengan
anak SD, subjek penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut dibagi menjadi
dua tahap. Subjek penelitian pada tahap analisis kebutuhan adalah guru,
sedangkan subjek penelitian pada uji kelayakan produk adalah guru dan dosen
ahli.
(1) Guru
Subjek penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah guru kelas
Subjek penelitian difokuskan pada seorang guru yang mengampu mata pelajaran
bahasa Jawa yang mengajar pada kelas dua pada tiap sekolah yang di observasi.
Ada beberapa alasan memilih memfokuskan subjek penelitian antara lain karena
(1) jika penelitian melibatkan lebih dari satu orang pada setiap sekolah maka
dimungkinkan akan terjadi kesamaan data; (2) jika memilih subjek penilitian pada
jenjang kelas 1, dikhawatirkan datanya tidak mewakili kelas kondisi kelas yang
rentangnya cukup jauh yaitu kelas 3; (3) jika memilih subjek penilitian pada
jenjang kelas 3, dikhawatirkan datanya tidak mewakili kelas kondisi kelas yang
oleh guru yang sudah dipilih. Langkah berikutnya adalah mengolah data yang
berupa data analisis kebutuhan menjadi bahan penyusunan buku berbahasa Jawa
bergambar.
Pada pengujian kedua peneliti sudah membawa produk buku berbahasa Jawa
bergambar untuk dinilai kesesuaiannya dengan alat ukur berupa form penilaian.
Aktivitas ini digunakan untuk menyempurnakan produk yang telah dibuat pada
tahap sebelumnya.
(2) Ahli
Ahli yang bertindak sebagai penguji merupakan dosen atau pakar dalam
bidang perkembangan bahasa Jawa, media, dan buku teks. Ahli akan dihadirkan
dalam penelitian pengujian produk. Uji produk oleh ahli dilakukan dengan
bergambar untuk anak SD, dibutuhkan data untuk pengembangan prototipe. Data
Instrumen yang disusun diujicobakan kepada ahli terlebih dahulu dikaji oleh
SD ini yaitu angket kebutuhan guru. Data yang diperoleh dari angket ini akan
anak SD.
Hal- hal yang ingin diketahui dari angket ini meliputi (1) pemahaman guru
mengenai buku berbahasa Jawa bergambar; (2) kebutuhan guru terhadap adanya
buku penunjang berupa buku berbahasa Jawa bergambar; (3) pemahaman dan
kebutuhan guru terhadap isi buku berbahasa Jawa bergambar, (4) kebutuhan
terhadap fisik buku berbahasa Jawa bergambar, dan (5) harapan guru terhadap
34
buku berbahasa Jawa bergambar. Untuk memperoleh gambaran tentang angket ini
dapat dilihat pada tabel kisi- kisi angket kebutuhan guru terhadap buku berbahasa
Jawa bergambar.
dalam prototipe buku berbahasa Jawa bergambar untuk siswa Sekolah Dasar .
Angket ini akan diberikan kepada guru dan dosen ahli. Gambaran mengenai
angket penelitian ini dapat dilihat pada tabel kisi- kisi nagket penilaian berikut.
pembuatan prototipe buku berbahasa Jawa bergambar untuk siswa Sekolah Dasar.
Adapun teknik analisis data dibagi menjadi beberapa subbab yaitu (1)
analisis data kebutuhan prototype, dan (2) analisis data penilaian guru dan ahli.
mentransformasikan data mentah yang ada di lapangan. Dari data ini akan
secara kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket. Analisis data yang
Panduan ini akan dikembangkan dalam tiga bagian, yaitu (1) konsep, dan
(2) rancangan.
3.6.1 Konsep
Konsep merupakan materi yang akan disajikan dalam buku berbahasa Jawa
bergambar. Materi ini berkaitan dengan kosakata yang dibutuhkan siswa Sekolah
Dasar.
38
3.6.2 Rancangan
Rancangan yang dimaksud adalah berisikan materi yang ada dalam buku
berbahasa Jawa bergambar berupa kata bahasa Jawa tataran krama dan
Sampul; (b) Bentuk buku berbahasa Jawa bergambar; dan (c) Desain Isi
3.6.2.1 Sampul
Sampul buku berisi judul buku berbahasa Jawa bergambar, garis besar
isi buku berbahasa Jawa bergambar dan penulis buku berbahasa Jawa
bergambar.
ukuran yang nyaman untuk dibawa dan dibaca. Perkiraan besar buku
Garis besar isi yang akan ditampilkan dalam buku panduan anatara
(2) Pengantar
3.7 Prototipe Buku Berbahasa Jawa Bergambar untuk Siswa Sekolah Dasar
Judul buku berbahasa Jawa bergambar yang akan digunakan Ayo Sinau
Basa Jawa. Materi buku disampaikan dalam bentuk gambar yang diterangkan
kebutuhan guru terhadap isi buku, peneliti mengambil simpulan sebagai berikut.
(1) Bahasa yang dibutuhkan dalam Buku Berbahasa Jawa Bergambar adalah
(2) Selain isi, pengembangan ini juga dilengkapi komponen buku lainnya seperti
halaman judul, kata pengantar, petunjuk penggunaan buku, daftar isi, daftar
(3) Tema yang disarankan oleh para narasumber untuk pengembangan adalah
Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh para responden, peneliti
(4) Jumlah kombinasi warna sampul adalah lebih dari tiga yaitu putih, kuning,
(5) Gambar yang dipakai untuk sampul berupa kombinasi kebudayaan Jawa.
40
41
(6) Jenis gambar yang dipakai untuk deskripsi kosakata menggunakan gambar
(8) Jenis huruf yang bisa dipakai untuk jenis penulisan kosakata adalah arial,
Comic San Ms, dan Time New Roman karena merupakan huruf yang relatif
sederhana. Sedangkan ukuran huruf yang bisa dipakai adalah font 14pt.
(9) Kertas yang baik digunakan untuk isi buku adalah kertas sejenis kertas
majalah.
berkaitan dengan desain buku misalnya warna desain, jenis huruf, ukuran huruf,
dan keserasian gambar. Prototipe ini menyajikan kosakata bahasa Jawa, oleh
karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan pemilihan kosakata, perlu dijabarkan.
berwarna cerah yaitu putih, kuning, hijau, dan merah. Sampul dirancang dengan
komposisi warna, gambar, dan tulisan yang sesuai. Pada sampul depan terdapat
gambar beberapa hasil kebudayaan Jawa seperti rumah adat Jawa, pakaian adat
halaman isi buku dengan disertai identitas penulis buku. Variasi warna yang
dipilih adalah perpaduan dari warna putih, kuning, hijau, dan merah. Penataan
tulisan pada sampul buku disusun sedemikian rupa sehingga para pembaca tertarik
untuk membacanya. Judul diletakkan pada tengah lembar kertas sampul depan,
dengan background batik bunga tetapi dominan pada sisi kepolosan sehingga
dapat dibaca dengan jelas. Jenis dan ukuran huruf pun disesuaikan agar terkesan
dengan ukuran huruf 49 pt, sehingga cukup besar dan jelas untuk ukuran judul
buku. Nama penulis diletakkan di tengah bawah. Pada sampul belakang terdapat
gambar isi Buku. Profil penulis ditulis menggunakan jenis huruf arial dengan
horizontal alignment. Selain itu terdapat nama identitas V-Bus yang ditulis
yang mudah dipahami pembaca, utamanya siswa sekolah dasar yang belum
banyak menguasai kosakata Jawa. Judul yang dipakai untuk Buku ini adalah Buku
Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh responden, jenis sampul yang
digunakan untuk buku ini adalah menggunakan jenis sampul soft cover. Selain
karena hasil dari keterbutuhan guru, peneliti juga berpendapat bahwa sampul ini
lebih praktis untuk dibawa karena tidak berat. Oleh karena itu, peneliti
Jenis kertas yang digunakan harus nyaman bagi mata pembaca dan aman
ketika dibawa. Peneliti menggunakan jenis kertas ivory yang dirasa tidak terlalu
tipis untuk ukuran buku anak-anak dan aman jika terkena air.
Bagian kelengkapan isi terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Pada
Pada bagian isi, peneliti menyajikan isi buku yang disajikan dalam
kelompok tema yang diurutkan dari urutan paling familiar bagi anak-anak yaitu
kepustakaan bagi pembaca yang ingin menelusuri labih dalam dan daftar sumber
grafis sebagai rujukan untuk mengetahui siapa yang menggambar ilustrasi pada
buku.
Berkaitan dengan tata letak buku, peneliti mendesain lay out semenarik
mungkin, mengingat sasaran buku panduan ini adalah siswa SD. Hal ini dilakukan
agar mereka tidak bosan membaca Buku Berbahasa Jawa Bergambar tersebut.
pengaturan centre. Halaman kata pengantar juga menggunakan rata kanan atau
right, sedangkan halaman daftar isi peneliti menggunakan rata kiri atau left.
Untuk memberikan kesan teratur pada bagian isi buku, peneliti memilih
model desain gambar isi dengan tipe desain polos di bagian tengah, dihiasi
halaman pengenalan, empat halaman bagian kepala, empat halaman bagian badan,
dua halaman bagain tangan, dan dua halaman bagian kaki. Pembagian ini
SD dalam mengingat.
Pada tema kedua yaitu tema warna, kosakata disusun berdasarkan urutan
warna pelangi yaitu mejikuhibiniu. Urutan ini adalah urutan yang paling dekat
dengan dunia anak. Gambar sampul judul tema diberikan ilustrasi gambar yang
penuh dengan warna agar siswa langsung mengetahui maksud buku hanya dengan
melihat sampul. Adapun desain halaman pada tema warna adalah sebagai berikut.
48
49
digunakan untuk meletakkan judul bab dengan desain gambar pemandangan full
colour. Delapan halaman selanjutnya berisi kosakata warna yang disertai dengan
gambar yang sesuai dengan warna. Misalnya kosakata /merah/ dijelaskan dengan
gambar tomat. Gambar yang dipilih juga merupakan gambar yang familiar oleh
anak.
Pada tema ketiga yaitu angka, desain buku dijadikan menjadi 10 halaman
dengan komposisi dua halaman judul bab dan delapan halaman diisi dengan angka
disertai dengan penulisan. Kosakata yang disajikan dimulai dengan angka /1/
Tema terakhir dari Buku ini adalah tema silsilah kekeluargaan. Pada tema
ini, desain Buku ditulis menjadi enam halaman dengan komposisi dua halaman
(2) Halaman daftar pustaka dituliskan dengan menggunakan huruf arial ukuran 26
pt.
isi buku.
(5) Berlin Sans FB ukuran 32 pt untuk menuliskan judul dibagian subbab isi.
(6) Untuk menuliskan kosakata dalam Buku, peneliti menggunakan jenis huruf
serta hasil angket kebutuhan siswa dan guru. Mengingat produk yang dibuat
peneliti adalah buku untuk siswa SD, maka gambar dan kosakata yang disajikan
pun harus memiliki unsur edukatif bagi siswa. Dalam memaparkan kosakata
pornografi.
siswa sebagai pelajar maupun guru. Kata dan kalimat yang digunakan tetap
Kepaduan itu didukung dengan adanya gambar yang sesuai dengan benda yang
bahasa pertama (B1). Peneliti menyusun Buku Berbahasa Jawa Bergambar dalam
uji produk oleh ahli. Beberapa deskripsi perbaikan yang peneliti rangkum adalah
sebagai berikut.
(2) Membuat warna pada sampul depan dan sampul belakang terlihat lebih
(3) Tidak menggunakan jenis gambar foto untuk sampul buku karena tidak
(4) Perbaikan tata tulis pada halaman sampul belakang yaitu mengganti
efek penasaran kepada calon pembaca sebelum membuka halaman isi buku.
(5) Perbaikan ukuran tulisan pada halaman atur sapala agar lebih diperbesar.
(7) Perbaikan susunan kata untuk halaman dartar pustaka yaitu mengganti frasa
bab angka menjadi angka, dan silsilah sanak seduluran menjadi sanak
kadang.
55
(8) Mengganti ilustrasi gambar misalnya dengan gambar anggota tubuh pada
halaman 1 isi karena gambar semula tidak dapat mewakili tema perangane
awak.
(9) Tidak menyertakan kosakata ngoko dengan krama dalam satu gambar yang
sama.
(10) Membuat halaman tersendiri untuk kosakata yang sulit diterangkan dengan
gambar.
(13) Menambahkan keterangan cara membaca kosakata pada setiap kata yang
disajikan.
(14) Mengefektifkan halaman pada pembukaan bab baru tema angka dan tema
(17) Mengganti jenis kertas sampul dengan jenis sampul hard cover.
(19) Mengganti ilustrasi gambar pada halaman prenahe sadulur dengan gambar
(20) Mengganti kata /kagurit/ dengan kata yang lebih tepat pada halaman
prinsip anatomi buku yang dipaparkan oleh Supriyadi (2001) yaitu membahas
tentang pendahuluan, isi, dan penutup buku yang terdiri atas sampul depan Buku,
punggung Buku, halaman judul singkat (half title), halaman judul (title page),
(dedication), kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, naskah, dan sumber Buku.
Peneliti mengambil langkah ini karena saran perbaikan yang disampaikan oleh
mengambil warna dominan biru, dipadukan dengan gambar awan yang dekat
Selain pada desain, judul buku juga mengalami perubahan yaitu menjadi
“Ayo Sinau Basa Jawa!” yang semula berjudul “Kamus Gambar Basa Jawa”.
Hal ini dipilih oleh peneliti karena judul baru lebih memberikan arah sesuai tujuan
penelitian. Selain karena alas an tersebut, buku yang peneliti buat memang tidak
bisa dikatakan seutuhnya sebagai sebuah kamus secara utuk berdasarkan prinsip-
Adapun perubahan sampul depan setelah uji ahli adalah sebagai berikut.
(1) Menggunakan font huruf , dengan ukuran 127 pt untuk kata /Ayo/, 97 pt
(3) Mengganti susunan gambar isi buku yang semula vertikal menjadi horisontal
setengah lingkaran.
(4) Menambahkan ilustrasi gambar anak-anak yang memberi isyarat bahwa buku
disebut dengan punggung buku. Mengarah pada perbaikan yang sama dengan
sampul depan buku, halaman punggung buku juga mengalami perombakan yang
signifikan.
(1) Isi tulisan punggung buku diisi dengan deskripsi singkat isi buku yang ditulis
(2) Menggunakan font huruf dengan ukuran 36 pt untuk kata /Ayo/ dan 51 pt
Selain mengubah desain sampul depan dan desain punggung buku, peneliti
juga melakukan perubahan ukuran buku yang semula dengan ukuran 12,5 cm x 17
(2) Mengubah tata tulis halaman identitas buku dengan format yang sesuai
(3) Mengubah warna tulisan dan gambar seperti pada halaman identitas buku,
(4) Mengubah jenis dan ukuran tulisan pada halaman persembahan dengan
Vernada ukuran 15 pt
(5) Mengubah halaman daftar pustaka menjadi dua halaman dengan perubahan
halaman.
(6) Mengubah kata /kagurit/ menjadi /kasusun/ pada halaman persebahan buku.
59
romawi yaitu halaman cara penggunaan Buku yang disusun menjadi satu halaman.
Huruf yang digunakan adalah Vernada dengan ukuran 11 pt. Halaman ini
berfungsi sebagai halaman pengenalan kepada pembaca tentang isi buku. Desain
adalah pada halaman isi. Pada halaman isi terdapat perubahan-perubahan sebagai
berikut.
b. Mengubah judul sub bab kedua menjadi warna yang sebelumnya berjudul
perangane warna.
c. Mengubah judul sub bab ketiga menjadi angka yang sebelumnya bab angka.
(2) Memberi judul halaman sub bab yang belum diberi judul sebelumnya
dan sikut.
halaman keterangan kata sulit dan halaman tataran tembung. Tidak semua kata
pada buku ini diterangkan dalam halaman keterangan halaman kata-kata sulit.
Hanya kosakata yang sulit diterangkan dengan gambar dan kata yang
membutuhkan penjelasan lebih luas saja yang dicantumkan dalam halaman ini.
diterangkan dengan gambar, kosakat sulit dipahami, atau kosakata turunan yang
tidak terdapat pada halaman isi sebelumnya. Setelah dirangkum, ada 95 kata yang
dicantumkan dalam halaman keterangan kosakata sulit atau yang peneliti sebut
Huruf yang digunakan dalam desain ini adalah jenis huruf Arial dengan ukuran
11pt. Selain itu, peneliti sengaja tidak banyak memberikan efek gambar pada
halaman ini karena halaman ini didesain khusus untuk dapat dijadikan sebagai
Buku kedalam tataran ngoko, krama, krama inggil dan keterangan bahasa
Indonesia. Jumlah keseluruhan kata yang dipaparkan dalam halaman ini adalah
189 kata. Desain untuk halaman ini juga cukup sederhana. Peneliti menggunakan
jenis huruf Times New Roman ukutan 11 pt. Peneliti juga tidak menyertakan
Selain memuat seluruh kosakata yang terdapat dalam buku, halaman ini
juga mencantumkan huruf /e/ dengan tanda diakroniknya agar bisa diketahui guru
khusus untuk guru agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar dan
terdapat beberapa hal yaitu halaman Pustaka Buku, dan Biodata Penulis. Untuk
menambah kelengkapan buku, bagian terakhir buku ini dilengkapi dengan biodata
penulis atau halaman Dandanggula Jatidhiri. Halaman ini berisi deskripsi biodata
penulis buku secara singkat disertai dengan foto. Berikut adalah gambar desain
penutup buku, dapat diketahui bahwa jumlah halaman buku adalah viii+51
halaman yang semula terdiri dari vi+43 halaman. Ukuran Buku yang semula 12,5
cm x 17 cm, pada perbaikan Buku ini ukuran Buku menjadi 14,5 cm x 20,5 cm.
Selain itu, sampul buku yang semula soft cover, pada perbaikan buku, cover
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, Buku Ayo Sinau Basa
Jawa disajikan sesuai dengan kebutuhan siswa Sekolah Dasar. Buku Ayo Sinau
Basa Jawa berisi kumpulan kosakata bahasa Jawa bahasa pertama (B1), berbahasa
Jawa tataran ngoko dan krama, didesain dengan ukuran 14,5 cm x 20,5 cm dengan
halaman judul dalam, identitas buku, halaman judul singkat, persembahan, kata
Bagian isi berisi daftar kosakata yang dikemas berdasarkan tema dan
disusun sesuai letak gambar. Adapun tema yang tersaji pada isi kamus adalah
tema anggota tubuh; tema warna; tema angka; dan tema silsilah kekeluargaan.
Kosakata yang disajikan dalam kamus yaitu sejumlah 189 kata. Selain
kosakata sulit dan halaman tataran tembung. Bagian penutup terdapat daftar
64
65
5.2 Saran
Pertama, para guru dapat memanfaatkan buku Ayo Sinau Basa Jawa
sebagai salah satu sumber pustaka dalam proses belajar mengajar khususnya
sehingga perlu diadakan penelitian lebih untuk menguji keefektifan buku Ayo
Sinau Basa Jawa. Pengujian yang lebih lanjut ini akan menghasilkan saran dan
perbaikan yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas produk agar lebih
pengembangan jenis buku berbahasa Jawa lainnya yaitu dengan melihat langkah
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Tri. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Cerita Berbasis Konservasi Budaya
Bagi Siswa SD Kelas Tinggi. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
66
67
67
68
LAMPIRAN I
ANGKET KEBUTUHAN
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
LAMPIRAN II
ANGKET UJI KELAYAKAN GRAFIS
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
LAMPIRAN III
ANGKET UJI KELAYAKAN KOSAKATA
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131