Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN EVALUASI WAKTU TUNGGU RESEP RACIKAN

DAN NON RACIKAN SEBAGAI INDIKATOR MUTU


PELAYANAN KEFARMASIAN
DI RSUD SULTAN SURIANSYAH
BANJARMASIN

PERIODE SEPTEMBER-NOVEMBER 2019

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN SURIANSYAH


DINAS KESEHATAN KOTA BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan
petunjuk-Nya kita dapat menyelesaikan “Laporan Evaluasi Waktu Tunggu Resep
Racikan dan Non Racikan sebagai indikator mutu pelayanan farmasi di RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin Periode September-November 2019”. Laporan ini diajukan
sebagai salah satu evaluasi yang akan diserahkan kepada Kepala Instalasi Farmasi
untuk di tindak-lanjuti, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSUD
Sultan Suriansyah.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan bekerjasama dalam penyusunan Laporan Rekapitulasi Lembar
Konfirmasi Dokter di RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin, saran dan koreksi
demi perbaikan panduan ini sangat kami harapkan.
.

Banjarmasin, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR .......................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................... 2
D. Manfaat .......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................... 3
A. Instalasi Farmasi Rumah Sakit ........................................ 3
B. Key Performance Indicator (KPI) ....................................... 3
C. Standar Pelayanan Minimal ............................................. 3
D. Unsur dan Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Resep . 4
E. Evaluasi Pengendalian Mutu ............................................ 5
BAB III METODOLOGI ..................................................... 6
A. Desain Penelitian ............................................................. 6
B. Populasi ........................................................................... 6
C. Tahapan Kerja ................................................................. 6
D. Pengambilan Data ............................................................ 6
E. Pengolahan Data .............................................................. 6
F. Analisis dan Interpretasi Hasil ......................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................... 7
A. Hasil ................................................................................ 7
B. Pembahasan .................................................................... 19
BAB V PENUTUP ............................................................. 22
A. Kesimpulan ..................................................................... 22
B. Saran .............................................................................. 22

ii
DAFTAR TABEL

Hal

1. Standar Minimal Pelayanan Farmasi ................................... 4


2. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari didepo rawat jalan bulan September
2019. ...................................................................................... 7
3. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari didepo rawat jalan bulan Oktober
2019. ...................................................................................... 8
4. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari didepo rawat jalan bulan November
2019. ...................................................................................... 9
5. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo
rawat jalan.............................................................................. 10
6. Persentase keterlambatan pemberian obat racikan depo
rawat jalan.............................................................................. 10
7. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari didepo rawat inap bulan September
2019. ...................................................................................... 11
8. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari didepo rawat inap bulan Oktober
2019. ...................................................................................... 12
9. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari didepo rawat inap bulan November
2019. ...................................................................................... 13
10. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo
rawat inap .............................................................................. 14
11. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo
rawat inap .............................................................................. 14
12. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari resep IGD bulan September 2019. ... 15
13. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari resep IGD bulan Oktober 2019. ....... 16
14. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan
dan non racikan perhari resep IGD bulan November 2019. .... 17
15. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan resep
IGD ....................................................................................... 17
16. Persentase keterlambatan pemberian obat racikan resep IGD 18

iii
DAFTAR GRAFIK

Hal

1. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan


depo rawat jalanperiode September-November 2019 .............. 10
2. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan depo
rawat jalanperiode September-November 2019. ...................... 10
3. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan
depo rawat inap periode September-November 2019 ............... 14
4. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan depo
rawat inap periode September-November 2019 ....................... 14
5. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan
resep IGD periode September-November 2019 ........................ 18
6. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan resep
IGD periode September-November 2019 ................................. 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan amanat Pasal 28 H ayat (l) perubahan Undang – Undang


Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, telah disampaikan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat
(3) dinyatakan bahwa negara bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai salah satu fasilitas pelayanan umum yang
layak. Rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk pusat
kesehatan masyarakat, terutama upaya penyembuhan dan pemulihan, dengan
demikian diharapkan rumah sakit selaku penyedia jasa memberikan pelayanan
yang terbaik. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik
dan organisasi yang sangat kompleks.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6
dan 7 disebutkan bahwa Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
kewajiban wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal. Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan
kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuh di dalam pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil
dan atau manfaat pelayanan.
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang memuaskan harapan dan derajat kebutuhan masyarakat
(consumer satisfaction) melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan
yang juga akan memberikan kepuasan dalam harapan dan kebutuhan pemberi
pelayanan (provider satisfaction) dalam institusi pelayanan yang diselenggarakan
secara efisien (institutional satisfaction) (Saleha dan Satrianegara, 2009).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah waktu
tunggu obat (waktu dispensing obat yang dijelaskan dalam Kepmenkes RI No.
129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal. waktu tunggu obat jadi
yang kemudian disingkat WTOJ merupakan salah satu parameter SPM di Rumah
Sakit. WTOJ adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien mendaftar di Depo
Farmasi Rumah Sakit untuk mengambil obat sampai pasien mendapatkan obat
yang diresepkan. Berdasarkan Kepmenkes tersebut, SPM pelayanan farmasi di
Rumah Sakit antara lain: (1) waktu tunggu obat non racikan adalah < 30 menit
dan waktu tunggu pelayanan racikan adalah < 60 menit; (2) tidak adanya
kejadian kesalahan pemberian obat adalah 100%; (3) kepuasan pelanggan >
80%; dan (4) penulisan resep sesuai formularium sebesar 100%. Waktu tunggu
obat yang di RSUD Sultan Suriansyah adalah < 60 menit untuk obat racikan dan
< 20 menit untuk obat non racikan.
Waktu tunggu pelayanan resep mencerminkan mutu dan kemampuan
dari tenaga farmasi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Untuk dapat
memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pasien, RSUD Sultan Suriansyah
harus dapat mengoptimalkan waktu tunggu yang pendek untuk dapat
memberikan pelayanan resep obat jadi atau pun racikan sesuai dengan SPM.
Dengan memenuhi SPM yang telah ditetapkan, diharapkan tingkat kepuasan
pasien akan meningkat dan citra rumah sakit akan semakin membaik.
Untuk mengetahui efektivitas kinerja depo farmasi khususnya di instalasi
rawat jalan dan rawat inap/IGD, dilakukan evaluasi waktu tunggu obat racikan
dan non racikan selama periode September-November 2019 sebagai salah satu
indikator dalam memenuhi standar pelayanan minimal farmasi. Hasil evaluasi ini
kemudian ditindak lanjuti oleh IFRS untuk menentukan langkah kebijakan
terkait pelayanan Farmasi yang dilakukan di Depo Farmasi Rawat Jalan dan
rawat inap/IGD.

1
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah persentase keterlambatan waktu pelayanan obat non racikan di
depo rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan
Suriansyah Kota Banjarmasin?
2. Berapakah persentase keterlambatan waktu pelayanan obat racikan di depo
rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan Suriansyah
Kota Banjarmasin?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui persentase keterlambatan waktu pelayanan obat non racikan di
depo rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan
Suriansyah kota Banjarmasin.
2. Mengetahui persentase keterlambatan waktu pelayanan obat racikan di depo
rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan Suriansyah
kota Banjarmasin.

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai tinjauan bagi instalasi
farmasi RSUD Sultan Suriansyah untuk dapat menganalisis lebih mendalam
mengenai pola waktu tunggu obat non racikan dan waktu tunggu obat racikan di
depo farmasi rawat jalan dan rawat inap/IGD RSUD Sultan Suriansyah kota
Banjarmasin.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, instalasi
farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS) merupakan salah satu divisi dari rumah sakit yang mempunyai pengaruh
sangat besar pada perkembangan profesional rumah sakit dan juga terhadap
ekonomi dan biya total rumah sakit. IFRS adalah satu-satunya divisi rumah
sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan dan pengendalian seluruh
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lain yang beredar dan digunakan di
rumah sakit (Siregar, 2004). Tugas dan fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(Depkes 2004) :
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi.
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
menigkatkan mutu pelayanan farmasi.
5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
7. Megadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
8. Menfasilitasi dan mendorong tersusunya standar pengobatan dan
formularium Rumah Sakit.

B. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)


Rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk pusat
kesehatan masyarakat, terutama upaya penyembuhan dan pemulihan, dengan
demikian diharapkan rumah sakit selaku penyedia jasa memberikan pelayanan
yang terbaik. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu.
Indikator kinerja pada sektor publik juga seringkali dikaitkan dengan istilah
key performance indicator (KPI). KPI sendiri secara umum dapat diartikan sebagai
metode penilaian akan kinerja sebuah badan, organisasi, perusahaan maupun
instansi yang berisi target – target kinerja karyawan atau pegawai yang sangat
terukur secara objektif. Indikator ini dapat digunakan oleh manajemen puncak
untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja. KPI dapat berbeda-beda antar
organisasi sesuai dengan sifat serta strategi yang diberlakukan oleh organisasi
(Gasperz,2013).
KPI memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah organisasi atau institusi.
Organisasi atau institusi akhirnya dituntut memiliki visi dan misi yang jelas
serta langkah praktis untuk merealisasikan tujuannya. KPI bisa digunakan
untuk mengukur pencapaian performa kinerjanya sudah sesuai atau belum
sama sekali (Gasperz,2013).

C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL FARMASI RUMAH SAKIT


Menurut surat keputusan menteri kesehatan indonesia No:
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit,
terdapat 21 jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh
rumah sakit, salah satunya pelayanan farmasi yang meliputi :
1. Waktu tunggu pelayanan
 Obat non racikan
 Obat racikan
2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
3. Kepuasan pelanggan

3
4. Penulisan resep sesuai formularium

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah dan berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Standar Pelayanan Minimal (SPM) juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh
Badan Layanan Umum terhadap masyarakat. Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2
PP RI No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur
kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008). Di bawah ini merupakan
penjabaran lebih lanjut mengenai standar, pelayanan,dan kinerja (performances).
Standar pelayanan minimal farmasi yang ada di RSUD Sultan Suriansyah antara
lain sebagai berikut:

Jenis Pelayanan Indikator Standar


Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan 1. a. ≤ 30 menit
a. Obat Jadi b. ≤ 60 menit
b. Racikan
2.Tidak adanya Kejadian kesalahan 2. 100 %
pernberian obat
3. Kepuasan pelanggan 3. ≥ 80 %
4. Penulisan resep sesuai 4. 100 %
formularium
Tabel 1. Standar Minimal Pelayanan Farmasi

D. UNSUR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PELAYANAN RESEP

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 27/MENKES/SK/IX/2004


unsur yang mempengaruhi mutu Pelayanan meliputi :
a. Unsur masukan (input) : tenaga/sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, ketersediaan dana.
b. Unsur proses : tindakan yang dilakukan oleh seluruh staf farmasi
c. Unsur lingkungan : Kebijakan-kebijakan, organisasi, manajemen, standar-
standar yang digunakan. Standar yang digunakan adalah standar pelayanan
farmasi minimal yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang dan standar
lain yang relevan dan dikeluarkan oleh lembaga yang dapat
dipertanggungjawabkan

Wongkar L (2000) mengatakan bahawa sejumlah faktor yang memberikan


kontribusi terhadap waktu tunggu pelayanan resep, adalah sebagai berikut :
1. Jenis resep
Jenis resep dibedakan jenis racikan dan non racikan.
2. Jumlah resep dan kelengkapan resep
Jumlah item resep, dimana setiap penambahan item obat di dalam resep
akan memberikan panambahan waktu pada setiap tahap pelayanan resep.
3. Shift petugas
Shift pagi dan malam memerlukan waktu pelayanan yang lebih cepat
dibandingkan dengan shift sore.
4. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi lama
waktu pelayanan resep di instalansi farmasi.
5. Ketersediaan obat sesuai resep yang diterima, sehingga waktu yang terbuang
untuk mencari obat pengganti yang lain dapat dikurangi.
6. Partisipasi pasien/keluarganya selama menunggu proses layanan resep.

Moving time yaitu waktu yang timbul akibat hambatan komunikasi


pelanggan, dimana sering kali tidak setuju karena harga obat mahal atau masih
memiliki obat yang sama. Di pihak lain, bila obat tidak tersedia atau dosis yang

4
meragukan, maka petugas akan menghambat aktivitas selanjutnya (Marlina,
2003).
Storage time yaitu tidak adanya petugas yang melaksanakan proses
selanjutnya, sehingga terjadi penumpukan pada masing-masing tahap yang
dapat menyebabkan waktu bertambah lama. Waktu kerja non produktif
menyebabkan terhentinya suatu produksi yang disebabkan oleh kurangnya
pengawasan dari pihak manajemen dan dari sikap pegawai yang kurang baik,
antara lain kurangnya motivasi kerja, pegawai yang berbincang saat bekerja,
tidak masuk kerja, datang terlambat. Jika faktor non produktif ini dapat
dihilangkan atau dikurangi, maka akan menghasilkan penyelesaian pekerjaan
yang lebih baik, yang menyebabkan lama waktu tunggu menjadi lebih cepat
(Marlina, 2003).
Item Resep terdapat hubungan antara jumlah item dengan waktu
pelayanan resep. Wongkar L (2000) mengatakan bahwa ada hubungan antara
jumlah item dengan waktu pelayanan resep, dimana jumlah item banyak
mempunyai waktu pelayanan yang lebih lama dibandingkan jumlah item sedikit
(Yulia, 1996).
Volume resep volume resep yang meningkat terutama pada jam sibuk atau
peak hour menyebabkan adanya peningkatan waktu tunggu menjadi lebih lama
(Soehardy. 2013).
Kebijakan dan prosedur salah satu hal yang berhubungan dengan
kebijakan yang mempengaruhi waktu pelayanan resep adalah mengenai
formularium. Adanya ketidakseuaian resep dengan formularium memperlambat
waktu pelayanan oleh karena dibutuhkan waktu tambahan untuk melakukan
konfirmasi obat pengganti dengan dokter (Soehardy, 2013).

E. EVALUASI PENGENDALIAN MUTU


Pelayanan Farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefarmasian
yang bermutu tinggi, melalui cara pelayanan farmasi rumah sakit yang baik.
Tujuannya agar setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan yang
ditetapkan dan dapat memuaskan pelanggan, sehingga diperlukan evaluasi,
yaitu melakukan kegiatan :
a. Review (penilaian) : terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan
sumber data, penulisan resep.
b. Survei : untuk mengukur kepuasan pasien, dilakukan dengan angket atau
wawancara langsung.
c. Observasi : terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan obat
(Depkes RI, 2004, Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)

5
BAB III
METODOLOGI

A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan penyajian data
secara deskriptif.
B. POPULASI
Populasi pada penelitian ini adalah semua data waktu proses pengerjaan
resep yang diinput secara manual mulai dari tahap pengkajian dan klarifikasi,
tahap penyiapan, tahap dispensing, hingga waktu penyerahan dan informasi
obat.
C. TAHAPAN KERJA
Secara umum tahapan kerja yang dilakukan meliputi pengambilan data,
input data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi hasil.
D. PENGAMBILAN DATA
Pengambilan data dilakukan di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan , Rawat
Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Sultan Suriansyah
dengan data yang diambil berupa data manual yang diperoleh dengan
melakukan pencatatan di tahap-tahap yang tercantum di setiap resep.

E. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap resep dari tahap pengkajian dan
klarifikasi hingga tahap penyerahan dan informasi obat kepada pasien.
2. Menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan
obat racikan dan non racikan di depo farmasi dengan mengkelompokkan data
depo rawat jalan, depo rawat inap dan IGD di setiap bulan.
F. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Data yang dihasilkan dari proses pengolahan data kemudian dianalisis dan
dibandingkan dengan literatur. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik yang terdiri dari:

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Berikut tabel rekapitulasi jumlah resep per hari obat racikan dan non
racikan depo rawat jalan bulan September-November 2019 yang mengalami
keterlambatan waktu pengerjaan:

KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU


PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN YANG RAWAT JALAN
YANG MENERIMA
YANG MENERIMA MENERIMA OBAT YANG
OBAT NON
OBAT NON RACIKAN ≥ 60 MENERIMA
RACIKAN > 20
RACIKAN MENIT OBAT RACIKAN
MENIT
01/09/2019 0 0 0 0
02/9/2019 0 10 0 0
03/9/2019 0 7 0 2
04/9/2019 0 11 0 0
05/9/2019 0 1 0 0
06/9/ 2019 4 8 0 0
07/9/2019 0 8 0 1
08/9/2019 0 0 0 0
09/9/2019 0 16 0 1
10/9/2019 0 11 0 0
11/9/2019 0 16 0 0
12/9/2019 0 11 0 1
13/9/2019 0 12 0 2
14/9/2019 0 5 0 3
15/9/2019 0 0 0 0
16/9/ 2019 1 21 0 2
17/9/2019 0 17 0 0
18/9/2019 0 12 0 0
19/9/2019 0 15 0 1
20/9/2019 0 3 0 0
21/9/2019 0 9 0 4
22/9/2019 0 0 0 0
23/9/2019 0 17 0 1
24/9/2019 0 10 0 3
25/9/2019 0 20 0 0
26/9/2019 1 12 0 4
27/9/2019 1 4 0 0
28/9/2019 3 8 0 4
29/9/2019 0 0 0 0
30/9/2019 0 9 0 2
TOTAL 10 273 0 31
%
4 0
KETERLAMBATAN
Tabel 2. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat jalan bulan September 2019.

7
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA
YANG MENERIMA YANG MENERIMA YANG
OBAT NON
OBAT NON OBAT RACIKAN ≥ MENERIMA
RACIKAN > 20
RACIKAN 60 MENIT OBAT RACIKAN
MENIT
01/10/2019 1 6 0 1
02/10/2019 1 13 0 2
03/10/2019 0 14 0 2
04/10/2019 0 19 0 3
05/10/2019 1 22 0 3
06/10/2019 0 0 0 0
07/10/2019 5 24 0 0
08/10/2019 0 14 0 2
09/10/2019 4 19 0 0
10/10/2019 7 19 0 4
11/10/ 2019 0 12 0 1
12/10/2019 3 11 2 5
13/10/2019 0 0 0 0
14/10/2019 0 30 0 4
15/10/2019 2 15 0 2
16/10/2019 2 26 0 2
17/10/2019 0 9 0 2
18/10/2019 1 11 0 3
19/10/2019 6 12 0 3
20/10/2019 0 0 0 0
21/10/2019 2 27 0 7
22/10/2019 0 21 0 2
23/10/2019 7 19 0 3
24/10/2019 6 25 0 0
25/10/2019 0 9 0 2
26/10/2019 3 15 0 3
27/10/2019 0 0 0 0
28/10/2019 1 39 0 3
29/10/2019 0 25 0 3
30/10/2019 2 18 0 4
31/10/2019 1 20 0 2
TOTAL 55 494 2 68
%
11 3
KETERLAMBATAN
Tabel 3. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat jalan bulan Oktober 2019.

8
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
JUMLAH
TANGGAL RAWAT JALAN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
PASIEN RAWAT
YANG RAWAT JALAN RAWAT JALAN
JALAN YANG
MENERIMA YANG MENERIMA YANG MENERIMA
MENERIMA
OBAT NON OBAT NON OBAT RACIKAN ≥
OBAT
RACIKAN > 20 RACIKAN 60 MENIT
RACIKAN
MENIT
01/11/2019 2 11 0 0
02/11/2019 0 5 0 4
03/11/2019 0 0 0 0
04/11/2019 0 14 0 2
05/11/2019 2 19 0 3
06/11/2019 5 21 0 0
07/11/2019 1 13 0 1
08/11/2019 1 11 0 1
09/11/2019 0 0 0 0
10/11/2019 0 0 0 0
11/11/2019 5 14 0 5
12/11/2019 1 11 0 1
13/11/2019 0 13 0 0
14/11/2019 1 6 0 2
15/11/2019 0 7 0 2
16/11/2019 1 6 0 2
17/11/2019 0 0 0 0
18/11/2019 1 20 0 0
19/11/2019 0 14 0 2
20/11/2019 0 8 0 1
21/11/2019 0 12 0 0
22/11/2019 0 7 0 4
23/11/2019 0 11 0 1
25/11/2019 1 12 0 4
26/11/2019 0 4 0 0
27/11/2019 0 15 0 3
28/11/2019 0 9 0 5
29/11/2019 1 5 0 1
30/11/2019 0 1 0 1
TOTAL 22 269 0 45
%
8 0
KETERLAMBATAN
Tabel 4. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat jalan bulan November 2019.

9
% KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT
NON RACIKAN
SEPTEMBER 4
OKTOBER 11
NOVEMBER 8
Tabel 5. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo rawat jalan

%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT


RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 3
NOVEMBER 0
Tabel 6. Persentase keterlambatan pemberian obat racikan depo rawat jalan

KETERLAMBATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT NON RACIKAN


12 11

10
%KETERLAMBATAN

8
8

6
4
4

0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 4 11 8
BULAN

Grafik1. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan depo rawat
jalanperiode September-November 2019

KETERLAMBATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT RACIKAN


4
3
3
%KETERLAMBATAN

1
0 0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 0 3 0
BULAN

Grafik 2. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan depo rawat


jalan periode September-November 2019

10
Berikut tabel rekapitulasi jumlah resep per hari obat racikan dan non
racikan depo rawat inap bulan September-November 2019 yang mengalami
keterlambatan waktu pengerjaan:
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
RAWAT JALAN
YANG MENERIMA YANG JALAN YANG
YANG MENERIMA
OBAT NON MENERIMA MENERIMA
OBAT NON
RACIKAN > 20 OBAT RACIKAN OBAT
RACIKAN
MENIT ≥ 60 MENIT RACIKAN
01/9/2019 0 0 0 0
02/9/2019 0 0 0 0
03/9/2019 0 0 0 0
04/9/2019 0 2 0 0
05/9/2019 0 1 0 0
06/9/2019 0 1 0 0
07/9/2019 0 0 0 0
08/9/2019 0 0 0 0
09/9/2019 0 0 0 0
10/9/2019 0 0 0 0
11/9/2019 0 0 0 0
12/9/2019 0 1 0 0
13/9/2019 0 2 0 0
14/9/2019 0 2 0 0
15/9/2019 0 1 0 0
16/9/2019 0 1 0 0
17/9/2019 1 2 0 0
18/9/2019 0 2 0 0
19/9/2019 0 1 0 0
20/9/2019 0 1 0 0
21/9/2019 0 0 0 0
22/9/2019 0 0 0 0
23/9/2019 0 3 0 0
24/9/2019 0 2 0 0
25/9/2019 0 2 0 0
26/9/2019 0 4 0 0
27/9/2019 0 3 0 0
28/9/2019 0 1 0 0
29/9/2019 0 3 0 0
30/9/2019 0 2 0 0
TOTAL 1 37 0 0
%
3 NIHIL
KETERLAMBATAN
Tabel 7. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat inap bulan September 2019.

11
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL RAWAT JALAN RAWAT JALAN RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
YANG MENERIMA YANG YANG JALAN YANG
OBAT NON MENERIMA MENERIMA MENERIMA
RACIKAN > 20 OBAT NON OBAT RACIKAN OBAT
MENIT RACIKAN ≥ 60 MENIT RACIKAN
01/10/2019 0 0 0 0
02/10/2019 1 2 0 0
03/10/2019 0 7 0 0
04/10/2019 2 7 0 0
05/10/2019 2 17 0 0
06/10/2019 0 4 0 0
07/10/2019 0 14 0 0
08/10/2019 0 6 0 2
09/10/2019 0 6 0 0
10/10/2019 0 5 0 0
11/10/2019 0 2 0 0
12/10/2019 0 11 0 0
13/10/2019 0 9 0 0
14/10/2019 0 8 0 0
15/10/2019 0 8 0 1
16/10/2019 0 7 0 0
17/10/2019 0 5 0 0
18/10/2019 0 2 0 0
19/10/2019 0 4 0 1
20/10/2019 0 2 0 0
21/10/2019 0 4 0 0
22/10/2019 0 4 0 0
23/10/2019 0 12 0 0
24/10/2019 0 7 0 0
25/10/2019 0 7 0 0
26/10/2019 0 10 0 0
27/10/2019 0 4 0 0
28/10/2019 0 3 0 0
29/10/2019 0 3 0 1
30/10/2019 0 4 0 0
31/10/2019 0 1 0 0
TOTAL 5 185 0 5
%
3 0
KETERLAMBATAN
Tabel 8. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat inap bulan Oktober 2019.

12
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA JALAN YANG
YANG MENERIMA YANG
OBAT NON MENERIMA
OBAT NON MENERIMA
RACIKAN > 20 OBAT RACIKAN
RACIKAN OBAT RACIKAN
MENIT ≥ 60 MENIT
01/11/2019 0 1 0 0
02/11/2019 0 0 0 0
03/11/2019 0 4 0 0
04/11/2019 0 6 0 0
05/11/2019 0 9 0 0
06/11/2019 2 9 0 0
07/11/2019 1 9 0 0
08/11/2019 1 4 0 0
09/11/2019 0 2 0 0
10/11/2019 0 3 0 0
11/11/2019 0 3 0 0
12/11/2019 0 0 0 0
13/11/2019 0 5 0 0
14/11/2019 0 5 0 0
15/11/2019 1 6 0 0
16/11/2019 0 5 0 0
17/11/2019 0 6 0 0
18/11/2019 0 6 0 0
19/11/2019 0 5 0 0
20/11/2019 0 21 0 0
21/11/2019 0 19 0 0
22/11/2019 0 10 0 0
23/11/2019 2 13 0 0
24/11/2019 0 8 0 0
25/11/2019 0 3 0 0
26/11/2019 0 2 0 0
27/11/2019 0 1 0 0
28/11/2019 0 1 0 0
29/11/2019 0 1 0 0
30/11/2019 0 5 0 0
TOTAL 7 172 0 0
%
4 NIHIL
KETERLAMBATAN
Tabel 9. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat inap bulan November 2019.

13
RAWAT INAP
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT NON
RACIKAN
SEPTEMBER 3
OKTOBER 3
NOVEMBER 4
Tabel 10. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo rawat inap

RAWAT INAP
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT
RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 0
NOVEMBER 0
Tabel 11. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo rawat inap

KETERLAMBATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT NON RACIKAN


RAWAT INAP
5 4
4
%KETERLAMBATAN

4
3 3 3
3
2
2
1
1
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 3 3 4
BULAN

Grafik 3. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan depo


rawat inap periode September-November 2019

KETERLAMBATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT RACIKAN


RAWAT INAP
1
1
1
%KETERLAMBATAN

1
1
1
0
0
0
0 0 0 0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
BULAN

Grafik 4. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan depo rawat inap
periode September-November 2019

14
Berikut tabel rekapitulasi jumlah resep per hari obat racikan dan non
racikan resep IGD bulan September-November 2019 yang mengalami
keterlambatan waktu pengerjaan:

KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU


PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA JALAN YANG
YANG MENERIMA YANG
OBAT NON MENERIMA
OBAT RACIKAN ≥ MENERIMA
RACIKAN > 20 OBAT NON
60 MENIT OBAT RACIKAN
MENIT RACIKAN
01/9/2019 0 4 0 0
02/9/2019 0 1 0 0
03/9/2019 0 3 0 0
04/9/2019 0 0 0 0
05/9/2019 0 4 0 0
06/9/2019 0 1 0 0
07/9/2019 0 0 0 0
08/9/2019 0 1 0 0
09/9/2019 0 1 0 0
10/9/2019 0 1 0 0
11/9/2019 0 2 0 0
12/9/2019 0 2 0 0
13/9/2019 0 1 0 0
14/9/2019 0 2 0 0
15/9/2019 0 2 0 0
16/9/2019 0 2 0 0
17/9/2019 0 3 0 0
18/9/2019 0 1 0 0
19/9/2019 0 4 0 0
20/9/2019 0 2 0 0
21/9/2019 0 0 0 0
22/9/2019 0 1 0 0
23/9/2019 0 3 0 0
24/9/2019 0 2 0 0
25/9/2019 0 5 0 0
26/9/2019 0 4 0 0
27/9/2019 0 3 0 0
28/9/2019 0 1 0 0
29/9/2019 0 4 0 0
30/9/2019 0 3 0 0
TOTAL 0 63 0 0
%
0 NIHIL
KETERLAMBATAN
Tabel 12. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan
perhari resep IGD bulan September 2019.

15
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA
YANG MENERIMA YANG MENERIMA YANG
OBAT NON
OBAT NON OBAT RACIKAN ≥ MENERIMA
RACIKAN > 20
RACIKAN 60 MENIT OBAT RACIKAN
MENIT
01/10/2019 0 4 0 0
02/10/2019 0 5 0 0
03/10/2019 0 7 0 0
04/10/2019 0 4 0 0
05/10/2019 0 4 0 0
06/10/2019 0 8 0 0
07/10/2019 0 7 0 0
08/10/2019 0 16 0 0
09/10/2019 0 10 0 0
10/10/2019 1 11 0 0
11/10/2019 1 9 0 0
12/10/2019 2 8 0 0
13/10/2019 0 14 0 0
14/10/2019 1 3 0 0
15/10/2019 0 5 0 0
16/10/2019 0 8 0 0
17/10/2019 0 9 0 0
18/10/2019 0 2 0 0
19/10/2019 0 7 0 0
20/10/2019 0 11 0 1
21/10/2019 0 16 0 0
22/10/2019 0 12 0 0
23/10/2019 0 10 0 0
24/10/2019 0 8 0 0
25/10/2019 0 10 0 0
26/10/2019 0 11 0 0
27/10/2019 1 12 0 2
28/10/2019 0 11 0 0
29/10/2019 0 9 0 0
30/10/2019 0 6 0 0
31/10/2019 0 4 0 0
TOTAL 6 261 0 3
%
2 0
KETERLAMBATAN
Tabel 13. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan
perhari resep IGD bulan Oktober 2019.

16
KETERLEMBATAN WAKTU PENERIMAAN OBAT KETERLEMBATAN WAKTU
NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR

TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN


JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN YANG RAWAT JALAN RAWAT JALAN
RAWAT JALAN YANG
MENERIMA OBAT YANG MENERIMA YANG
MENERIMA OBAT NON
NON RACIKAN > 20 OBAT RACIKAN ≥ MENERIMA
RACIKAN
MENIT 60 MENIT OBAT RACIKAN
01/11/2019 0 6 0 0
02/11/2019 0 12 0 0
03/11/2019 2 12 0 0
04/11/2019 0 6 0 0
05/11/2019 0 9 0 0
06/11/2019 0 9 0 1
07/11/2019 2 7 0 0
08/11/2019 0 7 0 0
09/11/2019 0 10 0 0
10/11/2019 0 13 0 0
11/11/2019 0 12 0 0
12/11/2019 0 17 0 0
13/11/2019 0 8 0 0
14/11/2019 0 7 0 0
15/11/2019 0 5 0 0
16/11/2019 0 9 0 0
17/11/2019 0 5 0 0
18/11/2019 0 9 0 0
19/11/2019 0 10 0 0
20/11/2019 0 14 0 0
21/11/2019 0 17 0 0
22/11/2019 0 10 0 0
23/11/2019 0 13 0 0
24/11/2019 0 13 0 0
25/11/2019 0 3 0 0
26/11/2019 0 12 0 0
27/11/2019 0 0 0 0
28/11/2019 1 7 0 1
29/11/2019 0 8 0 0
30/11/2019 0 7 0 0
TOTAL 5 277 0 2
%
2 0
KETERLAMBATAN
Tabel 14. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan
perhari resep IGD bulan November 2019.

IGD
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT NON
RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 2
NOVEMBER 2
Tabel 15. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan resep IGD

17
IGD
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT
RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 0
NOVEMBER 0

Tabel 16. Persentase keterlambatan pemberian obat racikan resep IGD

KETERLAMBATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT NON RACIKAN


IGD
3 2
%KETERLAMBATAN

2 2

1
0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 0 2 2
BULAN

Grafik 5. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan resep IGD periode
September-November 2019

KETERLAMBATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT RACIKAN IGD


1
1
1
%KETERLAMBATAN

1
1
1
0
0
0
0 0 0 0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 0 0 0
BULAN

Grafik 6. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan resep IGD periode
September-November 2019

18
B. PEMBAHASAN
Salah satu cara untuk mengukur sejauh mana keberhasilan mewujudkan
kebijakan strategis yang telah ditetapkan berkaitan dengan mutu pelayanan
adalah dengan Key Performance Indikators (KPI). Tujuan dilakukan Key
Performance Indikators (KPI) adalah untuk mengetahui parameter standar
pelayanan minimal mana yang perlu diperbaiki. Lama waktu tunggu pelayanan
resep dapat mencerminkan suatu proses kerja suatu dari tenanga farmasi dalam
melakukan pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.
Dalam mewujudkan pelayanan prima rumah sakit harus dapat mengoptimalkan
waktu tunggu yang pendek untuk pelayanan resep obat jadi maupun obat
racikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129
Tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit disebutkan bahwa
waktu tunggu pelayanan untuk resep obat non racikan adalah <30 menit dan
untuk resep racikan adalah <60 menit. RSUD Sultan Suriansyah menetapkan
standar pelayanan minimaluntukwaktu tunggu resep obat non racikan adalah
<20 menit dan untuk resep racikan adalah ≤60 menit. Untuk mengetahui
efektifitas pelayanan yang dilberikan, maka dilakukan evaluasi waktu tunggu
obat non racikan dan waktu tunggu obat racikan di depo farmasi rawat jalan,
rawat inap/IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin selamaperiode September
hingga November 2019. Metode penelitian ini dilakukan secara observasional
dengan populasi yang diamati yaitu pasien yang menebus resep obat di depo
farmasi rawat jalan, rawat inap/IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin.
Alur untuk penebusan obat di setiap depo farmasi adalah pasien/perawat
harus memberikan resep lalu dilakukan pengentryan harga dan pengecekan
stok obat. Setelah itu, jika pasien sudah bersedia menebus obat, pasien
melakukan pembayaran ke bagian kasir, setelah pembayaran lunas pasien
kembali ke depo untuk mengkonfirmasi pembayaran dan mendapat nomor
antrian. Petugas farmasi akan melakukan screening resep. Obat kemudian
disiapkan sesuai jumlah yang diperlukan dan diberikan etiket. Sebelum
diberikan kepada pasien, obat terlebih dahulu dikaji ulang dan diperiksa kembali
oleh apoteker untuk memastikan bahwa obat yang diberikan rasional dan sesuai
antara nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang tertera pada etiket dengan
yang disiapkan. Setelah dikaji ulang obat diberikan kepada pasien. Saat
memberikan obat kepada pasien, petugas akan melakukan PIO (Pelayanan
Informasi Obat) kepada pasien atau perawat ruangan.
Pengamatan pada penelitian ini meliputi waktu pengkajian dan klarifikasi,
waktu penyiapan, waktu dispensing, dan waktu tunggu penyerahan obat dan
PIO ke pasien yang diperoleh datanya secara manual dilihat dari lembar resep
per hari pada masing-masing depo farmasi. Waktu pengkajian adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengkaji kelengkapan dan kesesuaian resep yang
masuk ke depo farmasi dalam aspek administratif, klinis, dan farmasetika dan
klarifikasi ke pada dokter/perawat jika ada resep yang tidak lengkap. Waktu
penyiapan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan obat ke dalam
keranjang obat. Waktu dispensing adalah waktu yang dibutuhkan untuk meracik
obat(untuk obat racikan) dan mengemas obat ke dalam masing-masing wadah
(biasanya berupa plastik zip) yang telah dilengkapi dengan etiket yang sesuai
dalam kemasan obat serta waktu selesai penulisan salinan resep. Waktu
penyerahan adalah waktu saat apoteker menyerahkan obat dan memberikan PIO
kepada pasien/perawat ruangan. Dari empat aspek waktu tersebut kemudian
dijumlahkan sehingga diperoleh total waktu pelayanan yang dibutuhkan per
lembar resep.
Hasil pengamatan di depo farmasi RSUD Sultan Suriansyah kota
Banjarmasin yaitu rata-rata waktu dari keseluruhan dimulai dari pasien
menyerahkan resep sampai obat siap untuk diserahkan kepada pasien di depo
farmasi RSUD Sultan Suriansyah kota Banjarmasin. Persentase keterlambatan
penyerahan resep obat non racikan di depo farmasi rawat jalan bulan
September, Agustus, November 2019 secara berturut-turut adalah 4%, 11%, dan
8%. Sedangkan untuk resep obat racikan adalah 0%, 3%, 0%.

19
Persentase keterlambatan penyerahan resep obat non racikan di depo
farmasi rawat inap bulan September, Agustus, November 2019 secara berturut-
turut adalah 3%, 3%, dan 4%. Sedangkan untuk resep obat racikan 0%.
Persentase keterlambatan penyerahan resep obat non racikan resep IGD bulan
September, Agustus, November 2019 secara berturut-turut adalah 0%, 2%, dan
2%. Sedangkan untuk resep obat racikan 0%. Dari hasil pengamatan dapat
dilihat persentasi yang paling tinggi terjadi pada bulan Oktober jika
dibandingkan dengan bulanyang lainnya. Hal ini dikarenakan pada bulan
Oktober jumlah SDM di masing-masing depo farmasi masih terbatas sedangkan
jumlah pasien semakin meningkat jika dibandingkan dengan bulan September
2019. Selain disebabkan karena faktor keterbatasan jumlah SDM, keterampilan
SDM juga berpengaruh mengingat SDM masih baru di lingkungan Rumah Sakit.
Faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pelayanan
resep di RSUD Sultan Suriansyah, adalah sebagai berikut :
a. Jenis resep
Jenis resep dibedakan jenis racikan dan non racikan.
b. Jumlah resep dan kelengkapan resep
Jumlah item resep, dimana setiap penambahan item obat di dalam resep
akan memberikan panambahan waktu pada setiap tahap pelayanan resep.
c. Shift petugas
Shift pagi memerlukan waktu pelayanan yang lebih cepat dibandingkan
dengan shift sore.
d. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi
lama waktu pelayanan resep di instalansi farmasi.
e. Ketersediaan obat sesuai resep yang diterima, sehingga waktu yang
terbuang untuk mencari obat pengganti yang lain dapat dikurangi.
f. Partisipasi pasien/keluarganya selama menunggu proses layanan resep.
g. Moving time yaitu waktu yang timbul akibat hambatan komunikasi
pelanggan, dimana sering kali tidak setuju karena harga obat mahal atau
masih memiliki obat yang sama. Di pihak lain, bila obat tidak tersedia atau
dosis yang meragukan, maka petugas akan menghambat aktivitas
selanjutnya.
h. Volume resep yang meningkat terutama pada jam sibuk atau peak hour
menyebabkan adanya peningkatan waktu tunggu menjadi lebih lama
(Soehardy. 2013).
i. Kebijakan dan prosedur salah satu hal yang berhubungan dengan
kebijakan yang mempengaruhi waktu pelayanan resep adalah mengenai
formularium. Adanya ketidakseuaian resep dengan formularium
memperlambat waktu pelayanan oleh karena dibutuhkan waktu tambahan
untuk melakukan konfirmasi obat pengganti dengan dokter (Soehardy,
2013). Dan ketidaklengkapan resep yang harus memerlukan konfirmasi
kepada perawat/medik/dokter.

Hal yang paling mempengaruhi adanya penurunan persentase setiap


bulannya baik itu resep racikan maupun non racikan adalah dikarenakan
adanya keterbatasan jumlah SDM/staf farmasi yang bertugas di RSUD Sultan
Suriansyah, mengingat RSUD Sultan Suriansyah merupakan Rumah Sakit Kota
Banjarmasin yang baru beroperasi. Jumlah SDM tidak sebanding dengan jumlah
resep yang selalu bertambah setiap bulannya. SDM yang cukup dan terampil
sangat mempengaruhi waktu pelayanan.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mempersingkat waktu pelayanan obat
ini yaitu dengan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui titik waktu
jenuh atau melambatnya kinerja petugas agar kemudian waktu tersebut dapat
dijadikan waktu baku untuk dilakukan pertukaran pekerjaan petugas agar
petugas tidak cepat merasa jenuh dengan apa yang dikerjakan dan diharapkan
meningkatkan kecepatan kerja petugas. Hal lainnya terutama menambah
sumber daya tenaga teknis kefarmasian di depo farmasi rawat jalan maupun
rawat inap/IGD untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja petugas
dalam melakukan pelayanan resep di depo farmasi RSUD Sultan Suriansyah
Banjarmasin karena jumlah resep yang dilayani setiap harinya semakin

20
meningkat. Selain itu, perlu adanya pengadaaan staf administratif yang khusus
melayani pembayaran harga obat di depo rawat inap/IGD.
Dengan demikian berdasarkan penelitian ini, pelayanan di instalasi
farmasi rawat jalan maupun rawat inap/IGD mengalami penaikan
persentasepada bulan Oktober dan sedikit penurunan pada bulan September
dikarenakan adanya penambahan SDM dimasing masing depo.

21
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Persentase keterlambatan waktu penyerahan obat racikan di depo rawat jalan
bulan September (0%); Oktober (3%), November (0%). Untuk depo rawat
inap/IGD: September, Oktober, November 0%.
2. Persentase keterlambatan waktu penyerahan obat non racikan di depo rawat
jalan bulan September (4%); Oktober (11%), November (8%). Untuk depo
rawat inap: September(3%), Oktober (3%), November (4%). Untuk resep IGD:
September (0%), Oktober (2%), November (2%).

B. SARAN
Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk menambah tenaga teknis
kefarmasian sebagai petugas depo farmasi rawat jalan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja petugas dalam melakukan pelayanan resep di depo
farmasi rawat jalan,rawat inap/’IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin

22
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 34 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

Gasperz, V. 2013. All-in-one 150 Key Performance Indicators and Balanced Scoredcard,
Malcolm Baldrige, Lean Six Sigma Supply Chain Management. Bogor. Tri-Al-Bros
Publishing.

Giddings, M. J., Gray, A. L., & Hannpn, T. A. 2005. Improving Pharmacy Services at
Lerdin Hospital. Worchester. Worchester Polytechnic Institute.

Menkes RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Ritung Marlina. 2003. Lama Waktu Pelayanan Resep Racikan Khusus Hari Sabut di
Instalansi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi Tahun 2003. Program
Pasca Sarjana FKM UI. Depok

Saleha, Siti dan Fais Satrianegara. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Salemba Medika.

Siregar, C.J.P., dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta. Penerbitan Buku Kedokteran EGC.

Soehardy, C. F. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pelayanan Resep


Instalansi Farmasi RS Hermina Depok. Depok. Universitas Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Wijono. 2008. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan Praktik.
Surabaya: CV Duta Prima Airlangga.

23

Anda mungkin juga menyukai