Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan
petunjuk-Nya kita dapat menyelesaikan “Laporan Evaluasi Waktu Tunggu Resep
Racikan dan Non Racikan sebagai indikator mutu pelayanan farmasi di RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin Periode September-November 2019”. Laporan ini diajukan
sebagai salah satu evaluasi yang akan diserahkan kepada Kepala Instalasi Farmasi
untuk di tindak-lanjuti, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSUD
Sultan Suriansyah.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan bekerjasama dalam penyusunan Laporan Rekapitulasi Lembar
Konfirmasi Dokter di RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin, saran dan koreksi
demi perbaikan panduan ini sangat kami harapkan.
.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .......................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ....................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................... 2
D. Manfaat .......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................... 3
A. Instalasi Farmasi Rumah Sakit ........................................ 3
B. Key Performance Indicator (KPI) ....................................... 3
C. Standar Pelayanan Minimal ............................................. 3
D. Unsur dan Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Resep . 4
E. Evaluasi Pengendalian Mutu ............................................ 5
BAB III METODOLOGI ..................................................... 6
A. Desain Penelitian ............................................................. 6
B. Populasi ........................................................................... 6
C. Tahapan Kerja ................................................................. 6
D. Pengambilan Data ............................................................ 6
E. Pengolahan Data .............................................................. 6
F. Analisis dan Interpretasi Hasil ......................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................... 7
A. Hasil ................................................................................ 7
B. Pembahasan .................................................................... 19
BAB V PENUTUP ............................................................. 22
A. Kesimpulan ..................................................................... 22
B. Saran .............................................................................. 22
ii
DAFTAR TABEL
Hal
iii
DAFTAR GRAFIK
Hal
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah persentase keterlambatan waktu pelayanan obat non racikan di
depo rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan
Suriansyah Kota Banjarmasin?
2. Berapakah persentase keterlambatan waktu pelayanan obat racikan di depo
rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan Suriansyah
Kota Banjarmasin?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui persentase keterlambatan waktu pelayanan obat non racikan di
depo rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan
Suriansyah kota Banjarmasin.
2. Mengetahui persentase keterlambatan waktu pelayanan obat racikan di depo
rawat jalan dan rawat inap/IGD instalasi farmasi RSUD Sultan Suriansyah
kota Banjarmasin.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai tinjauan bagi instalasi
farmasi RSUD Sultan Suriansyah untuk dapat menganalisis lebih mendalam
mengenai pola waktu tunggu obat non racikan dan waktu tunggu obat racikan di
depo farmasi rawat jalan dan rawat inap/IGD RSUD Sultan Suriansyah kota
Banjarmasin.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4. Penulisan resep sesuai formularium
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah dan berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Standar Pelayanan Minimal (SPM) juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh
Badan Layanan Umum terhadap masyarakat. Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2
PP RI No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur
kinerja dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008). Di bawah ini merupakan
penjabaran lebih lanjut mengenai standar, pelayanan,dan kinerja (performances).
Standar pelayanan minimal farmasi yang ada di RSUD Sultan Suriansyah antara
lain sebagai berikut:
4
meragukan, maka petugas akan menghambat aktivitas selanjutnya (Marlina,
2003).
Storage time yaitu tidak adanya petugas yang melaksanakan proses
selanjutnya, sehingga terjadi penumpukan pada masing-masing tahap yang
dapat menyebabkan waktu bertambah lama. Waktu kerja non produktif
menyebabkan terhentinya suatu produksi yang disebabkan oleh kurangnya
pengawasan dari pihak manajemen dan dari sikap pegawai yang kurang baik,
antara lain kurangnya motivasi kerja, pegawai yang berbincang saat bekerja,
tidak masuk kerja, datang terlambat. Jika faktor non produktif ini dapat
dihilangkan atau dikurangi, maka akan menghasilkan penyelesaian pekerjaan
yang lebih baik, yang menyebabkan lama waktu tunggu menjadi lebih cepat
(Marlina, 2003).
Item Resep terdapat hubungan antara jumlah item dengan waktu
pelayanan resep. Wongkar L (2000) mengatakan bahwa ada hubungan antara
jumlah item dengan waktu pelayanan resep, dimana jumlah item banyak
mempunyai waktu pelayanan yang lebih lama dibandingkan jumlah item sedikit
(Yulia, 1996).
Volume resep volume resep yang meningkat terutama pada jam sibuk atau
peak hour menyebabkan adanya peningkatan waktu tunggu menjadi lebih lama
(Soehardy. 2013).
Kebijakan dan prosedur salah satu hal yang berhubungan dengan
kebijakan yang mempengaruhi waktu pelayanan resep adalah mengenai
formularium. Adanya ketidakseuaian resep dengan formularium memperlambat
waktu pelayanan oleh karena dibutuhkan waktu tambahan untuk melakukan
konfirmasi obat pengganti dengan dokter (Soehardy, 2013).
5
BAB III
METODOLOGI
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan penyajian data
secara deskriptif.
B. POPULASI
Populasi pada penelitian ini adalah semua data waktu proses pengerjaan
resep yang diinput secara manual mulai dari tahap pengkajian dan klarifikasi,
tahap penyiapan, tahap dispensing, hingga waktu penyerahan dan informasi
obat.
C. TAHAPAN KERJA
Secara umum tahapan kerja yang dilakukan meliputi pengambilan data,
input data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi hasil.
D. PENGAMBILAN DATA
Pengambilan data dilakukan di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan , Rawat
Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit Sultan Suriansyah
dengan data yang diambil berupa data manual yang diperoleh dengan
melakukan pencatatan di tahap-tahap yang tercantum di setiap resep.
E. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap resep dari tahap pengkajian dan
klarifikasi hingga tahap penyerahan dan informasi obat kepada pasien.
2. Menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan
obat racikan dan non racikan di depo farmasi dengan mengkelompokkan data
depo rawat jalan, depo rawat inap dan IGD di setiap bulan.
F. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Data yang dihasilkan dari proses pengolahan data kemudian dianalisis dan
dibandingkan dengan literatur. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik yang terdiri dari:
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Berikut tabel rekapitulasi jumlah resep per hari obat racikan dan non
racikan depo rawat jalan bulan September-November 2019 yang mengalami
keterlambatan waktu pengerjaan:
7
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA
YANG MENERIMA YANG MENERIMA YANG
OBAT NON
OBAT NON OBAT RACIKAN ≥ MENERIMA
RACIKAN > 20
RACIKAN 60 MENIT OBAT RACIKAN
MENIT
01/10/2019 1 6 0 1
02/10/2019 1 13 0 2
03/10/2019 0 14 0 2
04/10/2019 0 19 0 3
05/10/2019 1 22 0 3
06/10/2019 0 0 0 0
07/10/2019 5 24 0 0
08/10/2019 0 14 0 2
09/10/2019 4 19 0 0
10/10/2019 7 19 0 4
11/10/ 2019 0 12 0 1
12/10/2019 3 11 2 5
13/10/2019 0 0 0 0
14/10/2019 0 30 0 4
15/10/2019 2 15 0 2
16/10/2019 2 26 0 2
17/10/2019 0 9 0 2
18/10/2019 1 11 0 3
19/10/2019 6 12 0 3
20/10/2019 0 0 0 0
21/10/2019 2 27 0 7
22/10/2019 0 21 0 2
23/10/2019 7 19 0 3
24/10/2019 6 25 0 0
25/10/2019 0 9 0 2
26/10/2019 3 15 0 3
27/10/2019 0 0 0 0
28/10/2019 1 39 0 3
29/10/2019 0 25 0 3
30/10/2019 2 18 0 4
31/10/2019 1 20 0 2
TOTAL 55 494 2 68
%
11 3
KETERLAMBATAN
Tabel 3. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat jalan bulan Oktober 2019.
8
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
JUMLAH
TANGGAL RAWAT JALAN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
PASIEN RAWAT
YANG RAWAT JALAN RAWAT JALAN
JALAN YANG
MENERIMA YANG MENERIMA YANG MENERIMA
MENERIMA
OBAT NON OBAT NON OBAT RACIKAN ≥
OBAT
RACIKAN > 20 RACIKAN 60 MENIT
RACIKAN
MENIT
01/11/2019 2 11 0 0
02/11/2019 0 5 0 4
03/11/2019 0 0 0 0
04/11/2019 0 14 0 2
05/11/2019 2 19 0 3
06/11/2019 5 21 0 0
07/11/2019 1 13 0 1
08/11/2019 1 11 0 1
09/11/2019 0 0 0 0
10/11/2019 0 0 0 0
11/11/2019 5 14 0 5
12/11/2019 1 11 0 1
13/11/2019 0 13 0 0
14/11/2019 1 6 0 2
15/11/2019 0 7 0 2
16/11/2019 1 6 0 2
17/11/2019 0 0 0 0
18/11/2019 1 20 0 0
19/11/2019 0 14 0 2
20/11/2019 0 8 0 1
21/11/2019 0 12 0 0
22/11/2019 0 7 0 4
23/11/2019 0 11 0 1
25/11/2019 1 12 0 4
26/11/2019 0 4 0 0
27/11/2019 0 15 0 3
28/11/2019 0 9 0 5
29/11/2019 1 5 0 1
30/11/2019 0 1 0 1
TOTAL 22 269 0 45
%
8 0
KETERLAMBATAN
Tabel 4. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat jalan bulan November 2019.
9
% KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT
NON RACIKAN
SEPTEMBER 4
OKTOBER 11
NOVEMBER 8
Tabel 5. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo rawat jalan
10
%KETERLAMBATAN
8
8
6
4
4
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 4 11 8
BULAN
Grafik1. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan depo rawat
jalanperiode September-November 2019
1
0 0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 0 3 0
BULAN
10
Berikut tabel rekapitulasi jumlah resep per hari obat racikan dan non
racikan depo rawat inap bulan September-November 2019 yang mengalami
keterlambatan waktu pengerjaan:
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
RAWAT JALAN
YANG MENERIMA YANG JALAN YANG
YANG MENERIMA
OBAT NON MENERIMA MENERIMA
OBAT NON
RACIKAN > 20 OBAT RACIKAN OBAT
RACIKAN
MENIT ≥ 60 MENIT RACIKAN
01/9/2019 0 0 0 0
02/9/2019 0 0 0 0
03/9/2019 0 0 0 0
04/9/2019 0 2 0 0
05/9/2019 0 1 0 0
06/9/2019 0 1 0 0
07/9/2019 0 0 0 0
08/9/2019 0 0 0 0
09/9/2019 0 0 0 0
10/9/2019 0 0 0 0
11/9/2019 0 0 0 0
12/9/2019 0 1 0 0
13/9/2019 0 2 0 0
14/9/2019 0 2 0 0
15/9/2019 0 1 0 0
16/9/2019 0 1 0 0
17/9/2019 1 2 0 0
18/9/2019 0 2 0 0
19/9/2019 0 1 0 0
20/9/2019 0 1 0 0
21/9/2019 0 0 0 0
22/9/2019 0 0 0 0
23/9/2019 0 3 0 0
24/9/2019 0 2 0 0
25/9/2019 0 2 0 0
26/9/2019 0 4 0 0
27/9/2019 0 3 0 0
28/9/2019 0 1 0 0
29/9/2019 0 3 0 0
30/9/2019 0 2 0 0
TOTAL 1 37 0 0
%
3 NIHIL
KETERLAMBATAN
Tabel 7. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat inap bulan September 2019.
11
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL RAWAT JALAN RAWAT JALAN RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
YANG MENERIMA YANG YANG JALAN YANG
OBAT NON MENERIMA MENERIMA MENERIMA
RACIKAN > 20 OBAT NON OBAT RACIKAN OBAT
MENIT RACIKAN ≥ 60 MENIT RACIKAN
01/10/2019 0 0 0 0
02/10/2019 1 2 0 0
03/10/2019 0 7 0 0
04/10/2019 2 7 0 0
05/10/2019 2 17 0 0
06/10/2019 0 4 0 0
07/10/2019 0 14 0 0
08/10/2019 0 6 0 2
09/10/2019 0 6 0 0
10/10/2019 0 5 0 0
11/10/2019 0 2 0 0
12/10/2019 0 11 0 0
13/10/2019 0 9 0 0
14/10/2019 0 8 0 0
15/10/2019 0 8 0 1
16/10/2019 0 7 0 0
17/10/2019 0 5 0 0
18/10/2019 0 2 0 0
19/10/2019 0 4 0 1
20/10/2019 0 2 0 0
21/10/2019 0 4 0 0
22/10/2019 0 4 0 0
23/10/2019 0 12 0 0
24/10/2019 0 7 0 0
25/10/2019 0 7 0 0
26/10/2019 0 10 0 0
27/10/2019 0 4 0 0
28/10/2019 0 3 0 0
29/10/2019 0 3 0 1
30/10/2019 0 4 0 0
31/10/2019 0 1 0 0
TOTAL 5 185 0 5
%
3 0
KETERLAMBATAN
Tabel 8. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat inap bulan Oktober 2019.
12
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN JUMLAH
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN PASIEN RAWAT
RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA JALAN YANG
YANG MENERIMA YANG
OBAT NON MENERIMA
OBAT NON MENERIMA
RACIKAN > 20 OBAT RACIKAN
RACIKAN OBAT RACIKAN
MENIT ≥ 60 MENIT
01/11/2019 0 1 0 0
02/11/2019 0 0 0 0
03/11/2019 0 4 0 0
04/11/2019 0 6 0 0
05/11/2019 0 9 0 0
06/11/2019 2 9 0 0
07/11/2019 1 9 0 0
08/11/2019 1 4 0 0
09/11/2019 0 2 0 0
10/11/2019 0 3 0 0
11/11/2019 0 3 0 0
12/11/2019 0 0 0 0
13/11/2019 0 5 0 0
14/11/2019 0 5 0 0
15/11/2019 1 6 0 0
16/11/2019 0 5 0 0
17/11/2019 0 6 0 0
18/11/2019 0 6 0 0
19/11/2019 0 5 0 0
20/11/2019 0 21 0 0
21/11/2019 0 19 0 0
22/11/2019 0 10 0 0
23/11/2019 2 13 0 0
24/11/2019 0 8 0 0
25/11/2019 0 3 0 0
26/11/2019 0 2 0 0
27/11/2019 0 1 0 0
28/11/2019 0 1 0 0
29/11/2019 0 1 0 0
30/11/2019 0 5 0 0
TOTAL 7 172 0 0
%
4 NIHIL
KETERLAMBATAN
Tabel 9. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan perhari
didepo rawat inap bulan November 2019.
13
RAWAT INAP
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT NON
RACIKAN
SEPTEMBER 3
OKTOBER 3
NOVEMBER 4
Tabel 10. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo rawat inap
RAWAT INAP
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT
RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 0
NOVEMBER 0
Tabel 11. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan depo rawat inap
4
3 3 3
3
2
2
1
1
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 3 3 4
BULAN
1
1
1
0
0
0
0 0 0 0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
BULAN
Grafik 4. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan depo rawat inap
periode September-November 2019
14
Berikut tabel rekapitulasi jumlah resep per hari obat racikan dan non
racikan resep IGD bulan September-November 2019 yang mengalami
keterlambatan waktu pengerjaan:
15
KETERLEMBATAN WAKTU KETERLEMBATAN WAKTU
PENERIMAAN OBAT NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
JUMLAH PASIEN
TANGGAL JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
RAWAT JALAN RAWAT JALAN RAWAT JALAN
YANG MENERIMA
YANG MENERIMA YANG MENERIMA YANG
OBAT NON
OBAT NON OBAT RACIKAN ≥ MENERIMA
RACIKAN > 20
RACIKAN 60 MENIT OBAT RACIKAN
MENIT
01/10/2019 0 4 0 0
02/10/2019 0 5 0 0
03/10/2019 0 7 0 0
04/10/2019 0 4 0 0
05/10/2019 0 4 0 0
06/10/2019 0 8 0 0
07/10/2019 0 7 0 0
08/10/2019 0 16 0 0
09/10/2019 0 10 0 0
10/10/2019 1 11 0 0
11/10/2019 1 9 0 0
12/10/2019 2 8 0 0
13/10/2019 0 14 0 0
14/10/2019 1 3 0 0
15/10/2019 0 5 0 0
16/10/2019 0 8 0 0
17/10/2019 0 9 0 0
18/10/2019 0 2 0 0
19/10/2019 0 7 0 0
20/10/2019 0 11 0 1
21/10/2019 0 16 0 0
22/10/2019 0 12 0 0
23/10/2019 0 10 0 0
24/10/2019 0 8 0 0
25/10/2019 0 10 0 0
26/10/2019 0 11 0 0
27/10/2019 1 12 0 2
28/10/2019 0 11 0 0
29/10/2019 0 9 0 0
30/10/2019 0 6 0 0
31/10/2019 0 4 0 0
TOTAL 6 261 0 3
%
2 0
KETERLAMBATAN
Tabel 13. Jumlah Keterlambatan waktu pengerjaan resep obat racikan dan non racikan
perhari resep IGD bulan Oktober 2019.
16
KETERLEMBATAN WAKTU PENERIMAAN OBAT KETERLEMBATAN WAKTU
NON RACIKAN PENERIMAAN OBAT RACIKAN
NUMERATOR DENOMINATOR NUMERATOR DENOMINATOR
IGD
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT NON
RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 2
NOVEMBER 2
Tabel 15. Persentase keterlambatan pemberian obat non racikan resep IGD
17
IGD
%KETERLAMBATAN PEMBERIAN OBAT
RACIKAN
SEPTEMBER 0
OKTOBER 0
NOVEMBER 0
2 2
1
0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 0 2 2
BULAN
Grafik 5. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat non racikan resep IGD periode
September-November 2019
1
1
1
0
0
0
0 0 0 0
0
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
Series1 0 0 0
BULAN
Grafik 6. Grafik keterlambatan waktu pemberian obat racikan resep IGD periode
September-November 2019
18
B. PEMBAHASAN
Salah satu cara untuk mengukur sejauh mana keberhasilan mewujudkan
kebijakan strategis yang telah ditetapkan berkaitan dengan mutu pelayanan
adalah dengan Key Performance Indikators (KPI). Tujuan dilakukan Key
Performance Indikators (KPI) adalah untuk mengetahui parameter standar
pelayanan minimal mana yang perlu diperbaiki. Lama waktu tunggu pelayanan
resep dapat mencerminkan suatu proses kerja suatu dari tenanga farmasi dalam
melakukan pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.
Dalam mewujudkan pelayanan prima rumah sakit harus dapat mengoptimalkan
waktu tunggu yang pendek untuk pelayanan resep obat jadi maupun obat
racikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129
Tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit disebutkan bahwa
waktu tunggu pelayanan untuk resep obat non racikan adalah <30 menit dan
untuk resep racikan adalah <60 menit. RSUD Sultan Suriansyah menetapkan
standar pelayanan minimaluntukwaktu tunggu resep obat non racikan adalah
<20 menit dan untuk resep racikan adalah ≤60 menit. Untuk mengetahui
efektifitas pelayanan yang dilberikan, maka dilakukan evaluasi waktu tunggu
obat non racikan dan waktu tunggu obat racikan di depo farmasi rawat jalan,
rawat inap/IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin selamaperiode September
hingga November 2019. Metode penelitian ini dilakukan secara observasional
dengan populasi yang diamati yaitu pasien yang menebus resep obat di depo
farmasi rawat jalan, rawat inap/IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin.
Alur untuk penebusan obat di setiap depo farmasi adalah pasien/perawat
harus memberikan resep lalu dilakukan pengentryan harga dan pengecekan
stok obat. Setelah itu, jika pasien sudah bersedia menebus obat, pasien
melakukan pembayaran ke bagian kasir, setelah pembayaran lunas pasien
kembali ke depo untuk mengkonfirmasi pembayaran dan mendapat nomor
antrian. Petugas farmasi akan melakukan screening resep. Obat kemudian
disiapkan sesuai jumlah yang diperlukan dan diberikan etiket. Sebelum
diberikan kepada pasien, obat terlebih dahulu dikaji ulang dan diperiksa kembali
oleh apoteker untuk memastikan bahwa obat yang diberikan rasional dan sesuai
antara nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang tertera pada etiket dengan
yang disiapkan. Setelah dikaji ulang obat diberikan kepada pasien. Saat
memberikan obat kepada pasien, petugas akan melakukan PIO (Pelayanan
Informasi Obat) kepada pasien atau perawat ruangan.
Pengamatan pada penelitian ini meliputi waktu pengkajian dan klarifikasi,
waktu penyiapan, waktu dispensing, dan waktu tunggu penyerahan obat dan
PIO ke pasien yang diperoleh datanya secara manual dilihat dari lembar resep
per hari pada masing-masing depo farmasi. Waktu pengkajian adalah waktu
yang dibutuhkan untuk mengkaji kelengkapan dan kesesuaian resep yang
masuk ke depo farmasi dalam aspek administratif, klinis, dan farmasetika dan
klarifikasi ke pada dokter/perawat jika ada resep yang tidak lengkap. Waktu
penyiapan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan obat ke dalam
keranjang obat. Waktu dispensing adalah waktu yang dibutuhkan untuk meracik
obat(untuk obat racikan) dan mengemas obat ke dalam masing-masing wadah
(biasanya berupa plastik zip) yang telah dilengkapi dengan etiket yang sesuai
dalam kemasan obat serta waktu selesai penulisan salinan resep. Waktu
penyerahan adalah waktu saat apoteker menyerahkan obat dan memberikan PIO
kepada pasien/perawat ruangan. Dari empat aspek waktu tersebut kemudian
dijumlahkan sehingga diperoleh total waktu pelayanan yang dibutuhkan per
lembar resep.
Hasil pengamatan di depo farmasi RSUD Sultan Suriansyah kota
Banjarmasin yaitu rata-rata waktu dari keseluruhan dimulai dari pasien
menyerahkan resep sampai obat siap untuk diserahkan kepada pasien di depo
farmasi RSUD Sultan Suriansyah kota Banjarmasin. Persentase keterlambatan
penyerahan resep obat non racikan di depo farmasi rawat jalan bulan
September, Agustus, November 2019 secara berturut-turut adalah 4%, 11%, dan
8%. Sedangkan untuk resep obat racikan adalah 0%, 3%, 0%.
19
Persentase keterlambatan penyerahan resep obat non racikan di depo
farmasi rawat inap bulan September, Agustus, November 2019 secara berturut-
turut adalah 3%, 3%, dan 4%. Sedangkan untuk resep obat racikan 0%.
Persentase keterlambatan penyerahan resep obat non racikan resep IGD bulan
September, Agustus, November 2019 secara berturut-turut adalah 0%, 2%, dan
2%. Sedangkan untuk resep obat racikan 0%. Dari hasil pengamatan dapat
dilihat persentasi yang paling tinggi terjadi pada bulan Oktober jika
dibandingkan dengan bulanyang lainnya. Hal ini dikarenakan pada bulan
Oktober jumlah SDM di masing-masing depo farmasi masih terbatas sedangkan
jumlah pasien semakin meningkat jika dibandingkan dengan bulan September
2019. Selain disebabkan karena faktor keterbatasan jumlah SDM, keterampilan
SDM juga berpengaruh mengingat SDM masih baru di lingkungan Rumah Sakit.
Faktor yang memberikan kontribusi terhadap waktu tunggu pelayanan
resep di RSUD Sultan Suriansyah, adalah sebagai berikut :
a. Jenis resep
Jenis resep dibedakan jenis racikan dan non racikan.
b. Jumlah resep dan kelengkapan resep
Jumlah item resep, dimana setiap penambahan item obat di dalam resep
akan memberikan panambahan waktu pada setiap tahap pelayanan resep.
c. Shift petugas
Shift pagi memerlukan waktu pelayanan yang lebih cepat dibandingkan
dengan shift sore.
d. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi
lama waktu pelayanan resep di instalansi farmasi.
e. Ketersediaan obat sesuai resep yang diterima, sehingga waktu yang
terbuang untuk mencari obat pengganti yang lain dapat dikurangi.
f. Partisipasi pasien/keluarganya selama menunggu proses layanan resep.
g. Moving time yaitu waktu yang timbul akibat hambatan komunikasi
pelanggan, dimana sering kali tidak setuju karena harga obat mahal atau
masih memiliki obat yang sama. Di pihak lain, bila obat tidak tersedia atau
dosis yang meragukan, maka petugas akan menghambat aktivitas
selanjutnya.
h. Volume resep yang meningkat terutama pada jam sibuk atau peak hour
menyebabkan adanya peningkatan waktu tunggu menjadi lebih lama
(Soehardy. 2013).
i. Kebijakan dan prosedur salah satu hal yang berhubungan dengan
kebijakan yang mempengaruhi waktu pelayanan resep adalah mengenai
formularium. Adanya ketidakseuaian resep dengan formularium
memperlambat waktu pelayanan oleh karena dibutuhkan waktu tambahan
untuk melakukan konfirmasi obat pengganti dengan dokter (Soehardy,
2013). Dan ketidaklengkapan resep yang harus memerlukan konfirmasi
kepada perawat/medik/dokter.
20
meningkat. Selain itu, perlu adanya pengadaaan staf administratif yang khusus
melayani pembayaran harga obat di depo rawat inap/IGD.
Dengan demikian berdasarkan penelitian ini, pelayanan di instalasi
farmasi rawat jalan maupun rawat inap/IGD mengalami penaikan
persentasepada bulan Oktober dan sedikit penurunan pada bulan September
dikarenakan adanya penambahan SDM dimasing masing depo.
21
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Persentase keterlambatan waktu penyerahan obat racikan di depo rawat jalan
bulan September (0%); Oktober (3%), November (0%). Untuk depo rawat
inap/IGD: September, Oktober, November 0%.
2. Persentase keterlambatan waktu penyerahan obat non racikan di depo rawat
jalan bulan September (4%); Oktober (11%), November (8%). Untuk depo
rawat inap: September(3%), Oktober (3%), November (4%). Untuk resep IGD:
September (0%), Oktober (2%), November (2%).
B. SARAN
Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk menambah tenaga teknis
kefarmasian sebagai petugas depo farmasi rawat jalan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja petugas dalam melakukan pelayanan resep di depo
farmasi rawat jalan,rawat inap/’IGD RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin
22
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, V. 2013. All-in-one 150 Key Performance Indicators and Balanced Scoredcard,
Malcolm Baldrige, Lean Six Sigma Supply Chain Management. Bogor. Tri-Al-Bros
Publishing.
Giddings, M. J., Gray, A. L., & Hannpn, T. A. 2005. Improving Pharmacy Services at
Lerdin Hospital. Worchester. Worchester Polytechnic Institute.
Ritung Marlina. 2003. Lama Waktu Pelayanan Resep Racikan Khusus Hari Sabut di
Instalansi Farmasi Rawat Jalan RSIA Hermina Bekasi Tahun 2003. Program
Pasca Sarjana FKM UI. Depok
Saleha, Siti dan Fais Satrianegara. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Salemba Medika.
Siregar, C.J.P., dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta. Penerbitan Buku Kedokteran EGC.
Wijono. 2008. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan Praktik.
Surabaya: CV Duta Prima Airlangga.
23