Anda di halaman 1dari 12

Penggunaan Insitu Relatif Density dalam Pelaporan Estimasi Sumberdaya Batubara untuk

Batubara Kalori Rendah di Blok Barat IUP OP PT. Alamjaya Bara Pratama

Oleh
Supriatna

Sari
Batubara kalori rendah mempunyai karakteristik umum tingkat kadar moisture yang tinggi, ini
berdampak pada rendahnya nilai calorific value pada basis as receive dan rendahnya nilai relative
density batubara dalam basis in situ dibandingkan relative density hasil perhitungan laboratorium, untuk
itu dalam estimasi sumberdaya batubara kalori rendah untuk mendapatkan tonase batubara yang
memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dan mendekati actual, nilai relative density yang digunakan
dalam estimasi harus menggunakan in situ relative densit,. In situ relative density didapat dengan cara
×( )
mengkonversi menggunakan formula Preston-Sanders (𝑅𝐷𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑡𝑢 = ×( ) ).

Estimasi sumberdaya batubara yang dilakukan di blok Barat IUP OP PT. Alamjaya Bara Pratama,
dengan kadar moisture pada basis as receive berkisar antara 20,33 – 36,90. Kadar moisture pada basis
air dried berkisar antara 8,33 – 20,90. Nilai relatif density hasil perhitungan lab berkisar antara 1,29 –
1,42. Konversi ke insitu relatif density menggunakan formula Preston-Sanders, nilainya berkisar antara
1,23 – 1,34. Estimasi sumberdaya batubara untuk kategori terukur sebanyak 4,9 Juta ton, tertunjuk 2,7
juta ton, dan tereka 4,3 juta ton.

Abstract
Low rank calorie coal have a high moisture characteristic , this impact in a low calorific value of
the coal in as receive basis and low in situ relative density compare to relative density from the lab result,
to get a high accurate and close to actual coal resource estimation, in situ relative density need to be
used instead of using a relative density value from the laboratory. Preston-Sanders formula is use to
×( )
convert the relative density (𝑅𝐷𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑡𝑢 = ×( ) ).

Coal resource estimation from the West block IUP OP PT. Alamjaya Bara Pratama, with moisture
content as receive basis 20,33 – 36,90. Moisture content air dried basis 8,33 – 20,90. The relative density
value from lab about 1,29 – 1,56. Conversion to insitu relative density using Preston-Sanders formula, the
value ranging from 1,23 – 1,45. Coal resource estimation, measured 4,9 million tones, indicated 2,7
million tones, and inferred 4,3 million tones.

1
Pendahuluan 1. Pengumpulan data
Batubara kalori rendah mempunyai Pengumpulan data hasil eksplorasi; data
karakteristik kadar moisture yang tinggi, yang topografi, data hasil pemetaan geologi, data
berdampak pada rendahnya nilai in situ relative hasil pemboran, data logging geofisika, data
density. Dalam estimasi sumberdaya batubara interpretasi urutan lapisan batubara, data
untuk mendapatkan nilai tonase batubara, sampel dan analisa kualitas, data geoteknik,
volume batubara dikalikan dengan nilai relative dokumentasi.
density. 2. Verifikasi dan validasi data
Untuk batubara kalori tinggi dimana Melakukan site visit untuk memverifikasi
nilai moisture rendah, perbedaan antara data eksplorasi baik hasil pemetaan
relative density hasil perhitungan laboratorium maupun pemboran, rekonsiliasi data dan
dengan in situ relative density tidak terlalu pengecekan data kualitas untuk
significant. mengidentifikasi anomaly data untuk
Untuk mendapatkan tingkat akurasi validasi data.
yang tinggi dan mendekati actual, dalam 3. Pembuatan database
estimasi sumberdaya batubara harus Merupakan data hasil eksplorasi yang telah
menggunakan insitu relative density, terutama di verifikasi dan di validasi, berupa; data
untuk batubara kalori rendah dimana topografi wilayah IUP, data singkapan
perbedaan nilai relative density hasil lab dengan batubara dan parit uji, data bor, data
insitu relative density cukup signifikan. In situ logging geofisika, data interpretasi struktur
relative density didapat dengan cara geologi, data hasil analisa sampel batubara,
mengkonversi menggunakan formula Preston- dokumentasi foto.
Sanders 4. Analisa dan interpretasi
(𝑅𝐷𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑡𝑢 = Database hasil eksplorasi dianalisa dan
×( )
). diinterpretasi untuk mendapatkan data
×( )
stratigrafi urutan lapisan batubara dari
lapisan paling atas sampai lapisan paling
Metoda bawah, serta up-date interpretasi struktur
Bagan alur tahapan estimasi geologi, dan gambaran geometri dan model
sumberdaya batubara geologi nya.
5. Pemodelan geologi
Pemodelan menggunakan software, dengan
parameter pemodelan (interpolator, jarak
ekstrapolasi, ketebalan minimum, splitting,
parting, batasan-batasan) disesuaikan
dengan geometri batubaranya. Validasi
model dilakukan dengan membuat
penampang melintang, dan statistik
perbandingan model dengan data, dan nilai
selisih antara topo terhadap collar.

2
6. Estimasi sumberdaya batubara
Dasar klasifikasi sumberdaya batubara
(berdasarkan SNI 5015: 2011);
1. Aspek Geologi, berdasarkan tingkat
keyakinan geologi secara kuantitatif
yang dicerminkan oleh jarak titik
informasi (singkapan, parit uji, lubang
bor).

2. Aspek Ekonomi, ketebalan minimal


Titik informasi, suatu lokasi singkapan lapisan batubara yang bisa ditambang
batubara,parit uji atau pemboran yang dan ketebalan maksimal lapisan
didukung geofisika logging dimana pengotor (dirty parting) yang tidak
lapisan batubara dapat diamati, diukur dapat dipisahkan pada saat ditambang.
ketebalannya dan/atau diambil 7. Pelaporan sumberdaya batubara
percontohnya untuk analisa sehingga Sumberdaya batubara, bagian dari endapan
memberikan informasi variasi tingkat batubara dalam bentuk dan kualitas
kepercayaan geologi. Lokasi dari titik- tertentu yang memiliki keprospekan
titik pengamatan harus diketahui beralasan untuk pada akhirnya dapat
koordinat dan elevasinya sehingga ditambang secara ekonomis.
keberadaan batubara dapat ditentukan Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik
secara jelas baik dipermukaan maupun geologi dan kemenerusan dari lapisan
dibawah permukaan. Titik-titik batubara yang telah diketahui, diperkirakan
pengamatan untuk perkiraan kuantitas atau diinterpretasikan dari bukti geologi
batubara tidak selalu harus digunakan tertentu. Dibagi berdasarkan tingkat
untuk evaluasi kualitas batubara. Titik- kepercayaan geologi kedalam kategori;
titik pengamatan untuk evaluasi  Sumberdaya Batubara Tereka,
kualitas batubara umumnya didapat merupakan bagian dari Sumberdaya
dari pengujian percontoh yang didapat Batubara yang kualitas dan
dari singkapan atau pengeboran inti kuantitasnya dapat diestimasi dengan
yang mempunyai recovery lebih dari tingkat kepercayaan yang rendah, titik
95%. informasi yang mungkin didukung oleh
data pendukung tidak cukup untuk
membuktikan kemenerusan lapisan
batubara dan/atau kualitasnya.
 Sumberdaya Batubara Tertunjuk,
merupakan bagian dari Sumberdaya
Batubara yang kualitas dan
kuantitasnya dapat diestimasi dengan

3
tingkat kepercayaan yang cukup, titik
informasi yang ada cukup untuk
menginterpretasikan kemenerusan
lapisan batubara, tapi tidak cukup untuk
membuktikan kemenerusan lapisan
batubara dan/atau kualitasnya.
 Sumberdaya Batubara Terukur,
merupakan bagian dari Sumberdaya
Batubara yang kualitas dan
kuantitasnya dapat diestimasi dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi, titik-
titik pengamatan jaraknya cukup Foto, kegiatan pemetaan
berdekatan untuk membuktikan
kemenerusan lapisan batubara
dan/atau kualitasnya.
Nilai tonase batubara didapatkan dari
pengalian volume batubara dengan nilai insitu
relative density.

Hasil dan Pembahasan


Verifikasi data
Data hasil kegiatan eksplorasi setelah di
kumpulkan di lakukan verifikasi sebagai
konfirmasi kebenaran fakta atas data yang
Foto, kegiatan Pemboran
dikumpulkan.
 Verifikasi data hasil pemetaan berupa data
singkapan, serta data parit uji, dan data
hasil pemboran berupa database
pemboran, dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan untuk memastikan
koordinat singkapan, parit uji, dan
pemboran actual sesuai dengan database,
dan memastikan bahwa singkapan ada
dilapangan sesuai database, parit uji dan
pemboran dilakukan. Data penunjang lain
untuk memverifikasi database singkapan,
parit uji, dan pemboran, yaitu dengan
Foto, kegiatan test pit/parit uji
ketersediaan dokumentasi berupa foto-foto
kegiatan pemetaan serta singkapan, parit
 Verifikasi sampel dilakukan dengan
uji, dan pemboran.
melakukan pengecekan kesesuaian
keberadaan, kondisi, dan jumlah sampel

4
dengan database sampel, juga dengan
memverifikasi sampel dengan ketersediaan
dokumentasi berupa foto-foto, saat
melakukan pengambilan sampel di
singkapan dan parit uji, dan foto-foto
kegiatan coring, pengukuran dan deskripsi
hasil coring pemboran.

Foto, kegiatan geophysical logging

Validasi Data
Setelah data-data eksplorasi yang
terkumpul di verifikasi, dilanjutkan dengan
melakukan validasi data, yaitu konfirmasi
melalui pengujian apakah suatu data betul atau
Foto, hasil coring pemboran salah, dengan tujuan apakah data tersebut bisa
dipakai atau tidak dalam proses estimasi
 Verifikasi data geophysical logging, dengan sumberdaya batubara.
mengecheck ketersedian data-data hasil
 Database singkapan, parit uji, dan
geophysical logging berupa softcopy pemboran, koordinat nya di survey ulang
maupun hardcopy yang ada di database dengan menggunakan Total Station untuk
pemboran, dengan berita acara kegiatan
mendapatkan nilai yang lebih akurat.
geophysical logging bulanan yang di Validasi data hasil re-survey ini dilakukan
keluarkan oleh pihak kontaktor jasa dengan cara membandingkan nilai collar
geophysical logging. Pengecheckan
singkapan, parit uji, dan titik bor terhadap
ketersediaan dokumentasi foto-foto topografi. Validasi ini dilakukan dengan
kegiatan geophysical logging pada tiap-tiap bantuan software Mincom, dengan
titik pemboran, untuk mengkonfirmasi
menggunakan fitur value pada tab drill
kegiatan geophysical logging telah holes – information.
dilakukan.

5
 Validasi data core recovery dan coal
recovery, dengan cara membandingkan
kesesuaian data core recovery dengan
dokumentasi foto, dimana hasil coring
pemboran harus mempunyai recovery
lebih dari 95%.

Core Recovery
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐶𝑜𝑟𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐶𝑜𝑟𝑒 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = × 100%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐶𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛

Coal Recovery
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑟𝑒 𝑐𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐶𝑜𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = × 100%
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝐸 − 𝑙𝑜𝑔

 Validasi data interval (from – to), dan


ketebalan batubara dengan rekonsiliasi
antara data log hasil pemboran dengan data
logging geofisika.

Foto, hasil coring pemboran

 Validasi data kualitas dengan melakukan


pengecekan data kualitas secara statistic
untuk mengidentifikasi anomaly data.
 Pengecekan database dengan sertifikat
analisis yang dikeluarkan oleh pihak lab.
 Pengecekan nilai proximate analysis,
dimana prosentase nilai Inherent
Moisture, Ash Content, Volatil Matter,
dan Fixed Carbon pada basis air dried,
jika dijumlahkan harus sama dengan
100%.

6
Tabel Pengecekan Analisis Proximate

Ash Vs Relative Density


% adb
HOLE ID SAMPEL CODE
M ASH VM FC PROXIMATE

IDS2-02 IDS2-02/S2U 16.22 14.46 34.72 34.60 100.00


ID12-01R ID12-01R/S12 19.74 1.50 39.29 39.47 100.00
3

Relative Density
IDS2-02/S2L 16.62 10.20 38.96 34.22
IDS2-02 100.00
2
IDS2-04 IDS2-04/S2U 17.65 6.60 37.74 38.01 100.00
IDS2-04 IDS2-04/S2U1 20.14 3.92 36.91 39.03 100.00 1
IDS2-04 IDS2-04/S2UL 16.56 9.48 38.72 35.24 100.00
IDS2-06 IDS2-06/S2U/L 17.65 6.60 37.74 38.01 100.00
0
IDS2-10 IDS2 - 10 / S2 / 6.95 - 11.02 12.93 14.90 37.17 35.00 100.00 0 20 40 60 80
IDS2 - 11 / S2U / 23.8 - 24.82 16.02 6.75 38.26 38.97
IDS2-11
IDS2 - 11 / S2LL / 26.45 - 27.52 15.13 4.31 42.96 37.60
100.00
Ash Content
IDS2-11 100.00
IDS2-12 IDS2 - 12 / S2 / 28 - 29.25 17.15 3.44 38.53 40.88 100.00
% Adb
IDS2-12 IDS2 - 12 / S2 / 31.22 - 32.57 14.37 8.00 41.34 36.29 100.00
IDS6-01 IDS6 - 01 / S6U / 28.65 - 30.25 14.78 8.40 39.56 37.26 100.00
IDS2-06A IDS2 - 06A / S2 / 15.40 - 20.00 12.45 10.31 40.12 37.12 100.00
IDS6-01 IDS6 - 01 / S6 / 39.61 - 42.18 16.24 5.71 39.81 38.24 100.00 Up-date Database
IDS2-14 IDS2 - 14 / S4 / 22.35 - 27.28 17.59 4.25 40.05 38.11 100.00
IDS6-05 IDS6 - 05 / S6L / 26.49 - 29.76 16.79 8.62 38.62 35.97 100.00 Setelah data-data eksplorasi
IDS6-05 IDS6 - 05 / S6U / 16.32 - 17.76 17.37 5.09 40.95 36.59 100.00
terverifikasi dan tervalidasi, dibuat up-date
IDS4-04 IDS4 - 04 / S4 / 57.50 - 59.00 13.39 4.69 43.35 38.57 100.00
IDS4-04 IDS4 - 04 / S?? / 29.70 - 30.20 13.72 7.61 39.1 39.57 100.00 database yang menjadi sumber data untuk
IDS6-02 IDS6-02/S6U/14.85-15.90 12.32 4.99 42.81 39.88 100.00
proses analisa dan interpretasi yang nantinya
digunakan sebagai data untuk pemodelan
 Membuat validasi cross correlation geologi. Database ini meliputi data-data;
antara antara nilai Ash Content dengan
 Topografi wilayah IUP OP
Calorific Value, dimana nilai Ash content
 Batas wilayah IUP OP
berbanding tebalik nilai Calorific Value,
 Batas IPPKH
dengan kenaikan nilai ash content, nilai
 Data singkapan dan parit uji (kode
calorific value menurun.
singkapan dan parit uji, koordinat dan
Ash Vs Gross Caloric Value elevasi hasil re-survey, strike/dip, ketebalan,
roof dan floor, ketebalan lithologi dan
8000
interval parting, deskripsi batuan, log
Gross Caloric Value

6000
singkapan)
(Kcal/Kg Ar)

4000
2000  Data pemboran (kode titik bor, koordinat
0 dan elevasi hasil re-survey, kedalaman
0 20 40 60 80
pemboran, interval batubara, ketebalan
Ash Content…
batubara, coring recovery, coal recovery,
ketebalan lithologi dan interval parting, log
bor, deskripsi batuan)
 Membuat validasi cross correlation
 Data analisa kualitas sampel
antara nilai Ash content dengan Relative
 Data logging geophysica (softcopy dan
density, dimana nilai Ash content
hardcopy)
berbanding lurus nilai Calorific Value,
 Dokumentasi
kenaikan nilai ash content, nilai Relative
Density juga naik. Analisa dan Interpretasi
Database hasil eksplorasi dianalisa dan
diinterpretasi untuk mendapatkan data
stratigrafi urutan lapisan batubara dari lapisan

7
paling atas sampai lapisan paling bawah, serta Pemodelan Geologi
up-date interpretasi struktur geologi, dan Pemodelan geologi dilakukan dengan
gambaran geometri dan model geologi nya. menggunakan software Mincom, tahap-tahap
Interpretasi penentuan dan korelasi dalam pemodelan geologi meliputi;
seam batubara dilakukan dengan membuat 1. Pembuatan database untuk pemodelan
penampang 2 dimensi data log bor dan data geologi,
hasil geophysical logging, dengan arah sejajar  Data Survey tiap lubang bor yang
dipping atau tegak lurus arah strike untuk meliputi, hole-id, koordinat, elevasi, dan
mendapatkan data stratigrafi urutan seam dari kedalaman lubang bor
lapisan paling atas sampai lapisan paling bawah.  Data lithology tiap lubang bor yang
meliputi, hole-id, interval batuan (from
– to), stratigrafi (nama seam), jenis
lithology
 Data quality yang meliputi, hole-id,
interval batubara (from – to), stratigrafi
(nama seam), parameter quality (TM,
IM, Ash, VM, FC, TS, CV, RD) nilai RD
yang digunakan nilai insitu relative
density
 Data topografi wilayah IUP OP
2. Pembuatan Schema,
 parameter model yang digunakan
Model Parameter Interpolator Power/Order
Thickness Plannar 0
Surface FEM 1
Trend FEM 0
 Urutan elemental unit dimulai dari
Dari hasil analisa dan interpretasi data- surface tofografi dan dibawah surface
data hasil eksplorasi di Blok Barat IUP OP PT. tofografi interval seam batubara, dibuat
Alamjaya Bara Pratama, teridentifikasi 9 seam berdasarkan urutan stratigrafi seam
batubara dengan ketebalan rata-rata antara dimulai dari seam paling atas ke paling
0,25m – 4,36m. seam-seam batubara nya bawah
mengalami splitting menjadi bagian upper dan  Compound Units, mendefinisikan model
lower dengan arah umum perlapisan relatif parent seam yang terdiri dari gabungan
Baratlaut – Tenggara dengan kemiringan kearah antara unit bagian atas (U, untuk
Timur Laut, di interpretasikan terdapat struktur Upper) dan unit bagian bawah (L, untuk
lipatan berupa sinklin dengan sumbu relatif Lower).
Utara – Selatan, yang berada di bagian Timur
blok Barat.

8
Seam Splitting element
CU
C
CL
BU
B
BL
AUU
AU
A AUL
AL
Pemeriksaan database drillhole secara statistic
S1UUU
S1UU
S1U S1UUL
S1 S1UL 4. Membuat model stratigrafi, menggunakan
S1LU data drillhole sebagai dasar pembuatan model.
S1L Pemeriksaan model dilakukan dengan
S1LL
S2UU menggunakan fungsi menu statistic, report
S2U value, dan verify model.
S2UL
S2
S2LU 5. Membuat output grafis,
S2L
S2LL  Penampang sejajar dipping maupun
S3UU strike untuk memastikan korelasi dan
S3U
S3UL interpretasi sudah benar.
S3
S3LU
S3L
S3LL
S4UU
S4U
S4UL
S4
S4LU
S4L
S4LL
S5U
S5
S5L
S6UU
S6U
S6UL
S6
S6LU
S6L
S6LL  Membuat kontur struktur

3. Input data drillhole,


Data drillhole yang dimasukan melalui
Minescape berupa data survey dan data
lithologhy. Setelah di input, data drillhole ini
diproses, dan dilakukan pemeriksaan untuk
menemukan kesalahan-kesalahan dari data
tersebut sebelum model dibuat.
Pemeriksaan database drillhole dengan
menggunakan fungsi menu statistic dan report
value,

9
 Membuat subcrop line Estimasi Sumberdaya Batubara
Dalam estimasi sumberdaya batubara,
nilai relative density yang digunakan adalah
insitu relative density, dengan dasar klasifikasi
untuk estimasi mengikuti SNI 5015:2011;
1. Aspek geologi masuk dalam kondisi geologi
moderat, dengan parameter;
1.A. Aspek sedimentasi
1. Variasi ketebalan, bervariasi
2. Kesinambungan, ratusan meter
3. Percabangan, beberapa
6. Membuat model Quality dari data quality, 1.B. Aspek tektonik
data quality yang di input meliputi nilai Total 1. Sesar, jarang
Moisture (ar), Inherent Moisture (ad), Ash 2. Lipatan, terlipat sedang
Content (ad), Volatile Matter (ad), Fixed carbon 3. Intrusi, tidak berpengaruh (tidak ada)
(ad), Total Sulfur (ad), Relative Density (insitu), 4. Kemiringan, sedang
Calorific Value (gar). 2. Variasi kualitas, bervariasi
Insitu relative density didapat dengan 2. Aspek ekonomi,
cara mengkonversi menggunakan formula 1. Ketebalan minimal lapisan batubara yang
Preston-Sanders bisa ditambang 0,3m
(𝑅𝐷𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑡𝑢 = ×(
×( )
) ). 2. Ketebalan maksimum lapisan pengotor
yang tidak dapat dipisahkan pada saat
Nilai Moisture insitu idealnya ditambang 0,1m
menggunakan data nilai Equilibrium Moisture, 3. Striping ratio 7:1
dikarenakan belum tersedianya nilai Limitasi polygon untuk estimasi sumberdaya
Equilibrium Moisture, nilai Total Moisture batubara;
digunakan sebagai pendekatan. Nilai Moisture 1. Batas IUP OP
pada basis air dried menggunakan nilai Inherent 2. Batas IPPKH
Moisture, sedangkan nilai Relatif Density pada 3. Subcrop
basis air dried menggunakan nilai Relative 4. Stripping Ratio
density hasil perhitungan lab. 5. Batas area Mined out
Nilai relatif density hasil perhitungan lab
berkisar antara 1,29 – 1,56. Kadar moisture
pada basis as receive berkisar antara 20,33 –
36,90. Kadar moisture pada basis air dried
berkisar antara 8,33 – 20,90. Konversi ke insitu
relatif density menggunakan formula Preston-
Sanders, nilainya berkisar antara 1,23 – 1,45.

10
Tabel, estimasi sumberdaya batubara sudah tidak mencerminkan lagi densitas
menggunakan insitu relatif density. batubaranya secara insitu.
Batubara kalori rendah mempunyai
Blok Barat
karakteristik umum tingkat kadar moisture yang
Seam Terukur (Ton) Terunjuk (Ton) Tereka (Ton)
CU 27,000 270 tinggi, ini berdampak pada rendahnya nilai
CL 6,000 160 calorific value pada basis as receive dan
AU 66,000 45,000 rendahnya nilai relative density batubara dalam
A 30,000 12,000
basis in situ yang cukup signifikan dibandingkan
AUL 37,000 8,000
AL 13,000 38,000 nilai kadarnya pada air dried, sedangkan pada
S1UU 370,000 114,000 batubara kalori tinggi dengan kadar moisture
S1U 2,150,000 500,000 yang relative rendah, perbedaan nilai calorific
S1UL 270,000 390,000
S1L 740,000 238,000
value dan relative density batubaranya tidak
S2U 15,000 170 350,000 memiliki nilai perbedaan/selisih yang cukup
S2 80,000 50,000 350,000 signifikan.
S2L 7,000 200 410,000 Dalam estimasi sumberdaya batubara,
S3U 50,000 4,000 14,000
S3 8,000 34,000 300,000
untuk mendapatkan tonase batubara yang
S3UL 26,000 1,300 8,000 mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik dan
S3L 26,000 1,700 60,000 mendekati actual, harus menggunakan insitu
S4U 170,000 46,000 280,000
relatif density, terutama untuk batubara dengan
S4L 680,000 290,000 1,000,000
S5U 1,000 95,000 kategori kalori rendah, dimana nilai densitas
S5 40,000 300,000 hasil lab dengan insitu mempunyai nilai yang
S5L 1,500 135,000 cukup signifikan dikarenakan karakteristik
S6UU 118,000 90,000
batubara kalori rendah yang memiliki kadar
S6U 50,000 44,000
S6UL 127,000 164,000 moisture yang tinggi.
S6L 580,000 690,000
TOTAL 4,800,000 2,700,000 4,300,000 Kesimpulan
Dalam estimasi sumberdaya batubara,
 Estimasi sumberdaya batubara untuk
untuk mendapatkan tonase batubara yang
kategori terukur sebanyak 4,8 Juta ton,
mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik dan
 Estimasi sumberdaya batubara untuk
mendekati actual, harus menggunakan insitu
kategori tertunjuk 2,7 juta ton, dan
relatif density, terutama untuk batubara dengan
 Estimasi sumberdaya batubara untuk
kategori kalori rendah, dimana nilai densitas
kategori tereka 4,3 juta ton.
hasil lab dengan insitu mempunyai nilai yang
cukup signifikan dikarenakan karakteristik
Pembahasan/Diskusi
batubara kalori rendah yang memiliki kadar
Parameter kualitas produk akhir untuk
moisture yang tinggi.
tonase batubara menggunakan basis as receive
atau nilai insitu, dikarenakan ini
Ucapan Terima Kasih
menggambarkan nilai yang mendekati actual
Terimakasih disampaikan kepada semua rekan-
dari densitas batubara nya secara insitu,
rekan di PT. Alamjaya Bara Pratama, terutama
dibandingkan dengan nilai hasil perhitungan lab
rekan-rekan di divisi geologi, dan Bapak Samsul
yang sudah mengalami perlakuan khusus yang
Rizal selaku coach dalam penulisan paper ini.

11
Daftar Pustaka
1. Kode Pelaporan hasil eksplorasi,
sumberdaya mineral dan cadangan bijih
Indonesia, komite cadangan mineral
Indonesia, Kode-KCMI 2011, Komite
bersama Perhimpunan Ahli Pertambangan
Indonesia (PERHAPI) dan Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (IAGI) 2011.
2. Laporan eksplorasi PT. Alamjaya Bara
Pratama 2017, Divisi Geologi PT. Alamjaya
Bara Pratama, 2017.
3. Standar Nasional Indonesia 5015:2011,
Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan
cadangan batubara, Badan Standarisasi
Nasional 2011.

12

Anda mungkin juga menyukai