1. Judul
Analisa perhitungan cadangan batubara di Analisa Perhitungan Cadangan Batubara Di
PT. Prolindo Cipta Nusantara Dengan Metode Cross Section Desa Sebamban Baru
Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan
2. Pengusul
a. Nama : Angga Giri Aji
b. NIM : DBD 111 0096
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambangan
e. Institusi : Universitas Palangka Raya
f. No. Hanphone/Telp. Rumah : 085252876511
g. E-mail : anggagiria@gmail.com
B. Bidang Ilmu :
Teknik Pertambangan
C. Latar Belakang
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan paska tambang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaraan atau produktivitas penambangan
ialah masalah perhitungan cadangan pada studi kelayakan sehingga di ketahui layak
atau tidaknya daerah tersebut untuk di tambang. Dimana jika hasil menunjukan lokasi
tersebut layak untuk di tambang, maka akan di lanjutkan ke proses atau tahap
selanjutnya. Jika hasil menunjukan dearah tersebut tidak layak untuk di tambang maka
segala kegiatan akan di hentikan karena dapat merugikan perusaan jika segala kegiatan
terus di lanjutkan. Oleh karena itu perlu adanya perhitungan cadangan agar pihak
perusahaan tidak mengalami kerugian karena menambang di daerah yang tidak
ekomonis untuk di tambang. Berdasarkan dari latar belakang tersebut sehingga penulis
tertarik mengambil judul Tugas Akhir Analisa perhitungan cadangan batubara di PT.
Prolindo Cipta Nusantara Dengan Metode Cross Section Desa Sebamban Baru
Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui jumlah cadangan batubara di PT. Prolindo Cipta Nusantara Dengan
Metode Cross Section.
2. Mengetahui layak atau tidak daerah Izin Usaha Pertambangan PT. Prolindo Cipta
Nusantara untuk di tambang.
3. Mengetahui tonase batubara dan ketebalan overburden.
4. Mengetahui maksimun striping ratio.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
3
G. Batasan Masalah
Dalam Tugas Akhir ini, penulis membuat batasan masalah yang dibahas adalah sesuai
dengan judul dan tujuan Tugas Akhir :
1. Penilitian dilakukan pada Izin Usaha Pertambangan di PT. Prolindo Cipta
Nusantara
2. Membahas perhitungan cadangan batubara dengan metode Cross Section.
3. Tidak membahas kandungan batubara.
H. Dasar Teori
1. Perhitungan Cadangan
Sumber daya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan
batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi
dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang
ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara
kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi
cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.
4
Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi pendahuluan.
Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran
secara relistik dari ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu
batubara dan dengan alasan sumber daya yang ditafsir tidak akan
mempunyai variasi yang cukup besar jika eksplorasi yang lebih detail
dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan
tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling
berdasarkan bukti gteologi dalam daerah antara 0,4 km 1,2 km. termasuk
antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sib bituminus
dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.
d. Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)
Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah
peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi rinci.Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk
diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas,
kedalaman, dan jumlah batubara insitu. Daerah sumber daya ini ditentukan
dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik
pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 km.
Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub
bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150
cm.
6
Langkah awal yang dilakukan untuk penentuan pit potensial ini adalah membuat
(mengkonstruksi) peta iso-overburden, yaitu dengan cara melakukan overlay
antara peta struktur roof (elevasi top) batubara dengan peta topografi (Gambar
2.1). Nilai kontur pada peta iso-overburden merupakan refleksi dari ketebalan
overburden. Peta iso-overburden secara umum (gamblang) dapat menggambarkan
(merefleksikan) kondisi sebaran batubara terhadap variasi topografi pada areal
tertentu.
4. Konsep Nisbah Kupas (Stripping Ratio)
Ketebalan lapisan batubara dan ketebalan tanah penutup (overburden) merupakan
faktor utama yang mengontrol kelayakan suatu pembukaan tambang batubara.
Pengetahuan jumlah (kuantitas) batubara dan jumlah batuan penutup yang harus
dipindahkan untuk mendapatkan perunit batubara sesuai dengan metoda
penambangan merupakan konsep dasar dari Nisbah Kupas (Stripping Ratio).
Secara umum, Stripping Ratio (SR) didefinisikan sebagai Perbandingan jumlah
volume tanah penutup yang harus dipindahkan untuk mendapatkan satu ton
batubara.
Faktor rank, kualitas, nilai kalori, dan harga jual menjadi sangat penting dalam
perumusan nilai Stripping Ratio. Batubara dengan harga jual yang tinggi akan
memberikan Nisbah Kupas yang lebih baik daripada batubara dengan harga jual
yang rendah. Dalam pemodelan sumberdaya, faktor ini dapat direfleksikan
9
Cara ini digunakan jika diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal di
antara 2 penampang tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah variasi
(perbedaan) dimensi antara kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu
berbeda, maka dapat digunakan rumus mean area & rumus kerucut
terpancung, tetapi jika perbedaannya terlalu besar maka digunakan rumus
obelisk.
c. Dengan menggunakan 3 (tiga) penampang
Metoda 3 (tiga) penampang ini digunakan jika diketahui adanya variasi
(kontras) pada areal di antara 2 (dua) penampang, maka perlu ditambahkan
penampang antara untuk mereduksi kesalahan. Untuk menghitungnya
digunakan rumus prismoida:
Keterangan :
S1 & S2 = luas penampang ujung
m = luas penampang tengah
L = jarak antara S1 & S2
V = volume
d. Metode USGS 1984
a. Kemiringan 00 100
Perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus
Tonnase = ketebalan batubara x berat jenis batubara x area batubara
b. Kemiringan 100 300
Untuk kemiringan 100 300, tonase batubara harus dibagi dengan
nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.
c. Kemiringan > 300
Untuk kemiringan > 300, tonase batubara dikali dengan nilai cosinus
kemiringan lapisan batubara.
e. Metode Mean Area
Metode ini memerlukan data primer berupa: data titik bor, data kualitas
batubara, overallslope, lebar mineflor, striping ratio, geogicall loose,
mining recovery, processing recovery. Sedangkan data sekunder berupa :
peta topografi skala 1 : 4000, peta geologi daerah penelitian skala 1 :
100000, geologi lokal. Metode mean area ini terdiri dari beberapa langkah
yang harus dilakukan, meliputi: pembuatan penampang log bor, penentuan
kedudukan batubara, pembuatan iso struktur top dan bottom batubara,
pembuatan cropline, pembuatan peta kualitas batubara (kalori, sulfur dan
ash), perhitungan cadangan yang meliputi : pembuatan sayatan, pembuatan
penampang, perhitungan tonase serta striping ratio. Pembuatan garis
sayatan dan penampang sayatan menggunakan bantuan software autocad
land development dimana jarak tiap penampang 20 m. Perhitungan volume
batubara dan overburden menggunakan metode mean area, yaitu dengan
mencari volume dari batubara, yang diperoleh dari rata-rata (mean) luas
area dikalikan dengan jarak penampang, selanjutnya didapatkan tonase dari
batubara dengan mengkalikan volume dengan berat jenis batubara, faktor
geologi, mining recovery, dan processeding recovery. Sehingga diperoleh
nilai dari Striping ratio yaitu perbandingan antara volume overburden
dengan cadangan batubara.
14
( S1 + S 2 ) ( S 2 +S 3 ) ( S +S )
V= L1 + L2 +.. . ..+ n1 n LN
2 2 2
Keterangan :
L1, L2, L3,, Ln = jarak antar penampang (m).
S1, S2, S3,., Sn = luas setiap penampang (m2).
Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus diatas karena
perhitungan volumebatubara dihitung perblok. Jenis perhitungan ini, dapat
pula dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini bila mempunyai
jarak yang sama :
V = (S1 + S2) L + (S2 + S3) L + (S3 + S4) L (Sn-1 + Sn) L
2 2 2 2
V = ((S1 + S2) + (S2 + S3) + (S3 + S4) + (Sn-1 + Sn) ) L/2
Maka :
V = (S1 + 2S2 +2S3 + +2 Sn-1 + Sn )L/2
Sedangkan perhitungan luas pada mean are yang menghitung volume
antara 2 buah penampang dengan kondisi S1 < 0,5 S2, maka perhitungan
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
S S
V = {S1 + S2 + ( 1 2 ) }L/3
f. Metode Cross Section
Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan.
Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding
untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih dengan
menggunakan komputer.
15
Rumus prismoida :
V = (S1 + 4M + S2) L .........................................
6
Keterangan :
S1,S2 = Luas penampang ujung
M = Luas penampang tengah
L = Jarak antara S1 dan S2
V = Volume
Keterangan :
S1,S2 = Luas penampang
L = Jarak antar penampang
V = Volume cadangan
Keterangan :
o : Kadar minimum
h. Metode Krigging
Kriging yaitu suatu teknik perhitungan untuk estimasi atau simulasi dari
suatu variabel terregional (regionalized variable) yang memakai pendekatan
bahwa data yang dianalisis dianggap sebagai suatu realisasi dari suatu
variabel acak (random variable), dan keseluruhan variable acak dalam
daerah yang dianalisis tersebut akan membentuk suatu fungsi acak dengan
menggunakan model struktural variogram atau kovariogram (Dr. Ir.
Rukmana Nugraha Adhi, 1998).
Kriging adalah penaksiran geostatistik linier tak bias yang paling bagus
untuk mengestimasi kadar blok karena menghasilkan varians estimasi
minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). (Dr. Ir. Totok
Darijanto, 2003). Kriging diambil dari nama seorang pakar geostatistik dari
Afrika Selatan yaitu D.G Krige yang telah banyak memikirkan hal tersebut
sejak tahun 50an. Secara sederhana, kriging menghasilkan bobot sesuai
dengan geometri dan sifat mineralisasi yang dinyatakan dalam variogram.
Bobot yang diperoleh dari persamaan kriging tidak ada hubungannya secara
langsung dengan kadar conto yang digunakan dalam penaksiran. Bobot ini
hanya tergantung pada konfigurasi conto di sekitar blok serta model
variogramnya. Perhitungan dengan metoda kriging ini kadang-kadang
terlalu kompleks untuk suatu komoditi tertentu. Hal ini sangat bermanfaat
jika dilakukan pada penentuan cadangan-cadangan yang mineable dengan
kadar-kadar di atas cut off grade.
Secara sederhana, kriging menghasilkan bobot sesuai dengan geometri dan
sifat mineralisasi yang dinyatakan dalam variogram. Bobot yang diperoleh
dari persamaan kriging tidak ada hubungannya secara langsung dengan
kadar conto yang digunakan dalam penaksiran. Bobot ini hanya tergantung
pada konfigurasi conto di sekitar blok serta model variogramnya.
18
I. Metode Penilitian
Metode yang akan dilakukan dalam pengambilan data yang dibutuhkan untuk
keperluan penyelesaian penulisan laporan tugas akhir ini adalah :
1. Studi Literatur
Kegiatan ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan data-data yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2. Data Lapangan Primer
Jenis kegiatan ini mencakup pengamatan langsung dari lapangan berupa peta
kondisi lapangan, Pengukuran struktur Geologi yang terdiri dari pengukuran
strike dan dip dan perhitungang cadangan.
Pengolahan Data :
1. Mengukur Strike dan Dip
2. Analisis data singkapan batubara
3. Pembuatan penampang arah singkapan batubara
4. Menghitung tebal singkapan batubara
Hasil dan Pembahasan
Selesai
1 Orientasi Lapangan
2 Pengambilan Data
20
3 Pengolahan Data
3 Pembuatan Laporan
4 Konsultasi Laporan
L. DAFTAR PUSTAKA