PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Berikut ini tujuan dibuatnya Dokumen RENBUT (Perencanaan Kebutuhan) NAKES, yaitu:
1. Memberikan gambaran singkat tentang ketersediaan SDMK menurut jenis dan
jumlahnya di FASYANKES.
2. Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah SDMK dengan menggunakan
metode ABK-kes dan Standar Ketenagaan Minimal (SKM).
3. Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDMK.
4. Menjadi acuan pemerataan kapasitas SDMK.
5. Menjadi acuan dalam meningkatkan kuantitas SDMK.
Melalui data di atas, dapat terlihat gambaran kependudukan Kabupaten Waropen yang naik
secara konstan setiap tahun, sehingga jumlah penduduk paling sedikit ada pada tahun 2011
yaitu 24.639 jiwa dan paling banyak pada tahun 2015 yaitu 27.723 jiwa. Begitu pula untuk
jumlah berdasarkan jenis kelamin, pada tahun 2011 jenis kelamin laki-laki sebanyak 13.137
jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 11.502 jiwa serta terus meningkat dan tidak
terjadi penurunan sedikitpun, walaupun pada tahun 2012 ke tahun 2013 terjadi peningkatan
yang kurang bermakna, dari total 26.012 jiwa menjadi 26.081 atau naik 69 jiwa saja.
Distrik yang paling padat penduduknya adalah Distrik Urei Faisei sebanyak 7.167 jiwa
dan yang paling jarang penduduknya adalah Distrik Kirihi 1.458 jiwa (BPS Kabupaten
Waropen, 2015). Laju pertumbuhan penduduk Waropen adalah 2,9% (BPS Kabupaten
Waropen, 2015), masih cukup tinggi dibanding Laju Pertumbuhan Penduduk Nasional yaitu
rata-rata 2,5%. Laju pertumbuhan penduduk di Waropen sangat khas, yaitu angka yang cukup
tinggi di kampung-kampung penduduk pribumi, sedangkan di kampung-kampung penduduk
pendatang memiliki laju pertumbuhan yang rendah.
Perbedaan yang sangat mendasar dalam laju pertumbuhan tersebut sangat berpengaruh
terhadap pencapaian target pelayanan kesehatan. Struktur penduduk Kabupaten Waropen,
tergolong penduduk muda yaitu berusia 19 tahun ke bawah. Penduduk laki-laki masih lebih
banyak dibanding penduduk wanita dengan rasio antara laki-laki dan perempuan adalah
122,11. Tingkat hunian penduduk adalah rata-rata 3,91 orang per rumah. Urbanisasi penduduk
Waropen cukup tinggi sebagai akibat kurang suburnya sebagaian daerah tempat tinggalnya
(gagal panen), sulit transportasi hasil pertanian/perkebunan saat panen, karena kondisi sarana
transportasi yang sangat parah pada musim penghujan ataupun karena keinginan untuk
menambah penghasilan dengan mencari pekerjaan sampingan ke kota sebelum masa musim
tanam atau musim panen. Angka Ketergantungan Penduduk (Dependency Ratio) atau angka
beban tanggungan Kabupaten Waropen yaitu penduduk yang non produktif (berusia 64 tahun
ke atas dan 15 tahun ke bawah) sebesar 43,50% (BPS Kabupaten Waropen, 2015).
Berdasarkan tabel di atas, Fasilitas Kesehatan yang dimiliki di Kabupaten Waropen sudah
cukup memadai, hanya saja untuk Rumah Sakit, belum dapat digunakan, walaupun telah
diresmikan sebagai Rumah Sakit dengan Tipe D-Pratama atau dapat disebut sebagai Rumah
Sakit yang didirikan dan diselenggarakan di daerah tertinggal, perbatasan, atau kepulauan
dengan alasan belum tersedianya Rumah Sakit pada Kabupaten tersebut.
2.2.2 Gambaran SDM Kesehatan Kabupaten Waropen
Berikut ini kuantitas NAKES yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Waropen pada tahun
2019 yang diurutkan dari kantor dinas, puskesmas-puskesmas, dan Instalasi Farmasi
Kesehatan (IFK), yakni:
Tabel 4. Jumlah Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan Waropen
No. Fasyankes Jumlah
1. Kantor Dinas 79
2. Puskesmas Waren 153
3. Puskesmas Urfas 133
4. Puskesmas Khemoon Jaya 59
5. Puskesmas Botawa 68
6. Puskesmas Kirihi 10
7. Puskesmas Dokis 19
8. Puskesmas Inggerus 39
9. Puskesmas Fafado 48
10. Puskesmas Koweda 35
11. Puskesmas Demba 26
12. IFK 16
Sumber: Profil Dinas Kesehatan, 2019
Dari tabel di atas dapat diperhatikan jika distribusi atau sebaran Tenaga Kesehatan yang
paling banyak terdapat di Puskesmas Waren, selanjutnya yang paling sedikit yaitu di
Puskesmas Kirihi. Sedangkan keadaan Tenaga Fungsional Kesehatan yang tersebar di
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen dapat ditampilkan pada tabel
5 berikut ini:
Tabel 5. Jenis SDMK per Puskesmas
Jenis SDMK
No. Puskesmas
Dokter Perawat Bidan Farmasi Kesmas Kesling Gizi ATML
1 Waren 3 89 29 2 3 4 2 5
2 Inggerus 1 21 2 0 0 0 0 1
3 Urfas 1 73 22 2 6 2 3 6
4 Khemoon Jaya 1 39 9 1 3 1 2 4
5 Oudate 0 43 14 0 1 2 1 2
6 Dokis 0 11 4 0 0 0 1 0
7 Koweda 0 19 6 0 2 0 0 1
8 Fafado 0 30 5 0 0 2 0 2
9 Demba 0 12 2 0 1 1 2 1
10 Kirihi 0 4 2 0 0 0 0 0
Sumber: Form SDMK Dinas Kesehatan Waropen, 2019
Pada tabel di atas, dapat diketahui jika tenaga fungsional kesehatan di setiap Puskesmas
berbeda-beda, bahkan terdapat Puskesmas yang tidak ada jenis profesi ketenagaan
kesehatannya yaitu kekurangan profesi medis, farmasi, kesmas, kesling gizi dan ATML pada
beberapa Puskesmas juga adanya rangkap tugas fungsional dan pelaksana sehingga satu
tenaga dapat melakukan beberapa TUPOKSI sekaligus.
Pelayanan kesehatan yang dapat menyentuh masyarakat, tentunya pelayanan yang
semakin dekat dengan masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menjangkau
dan menikmati fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mencapai target atau harapan pelayanan
kesehatan yang mampu menyentuh kepada masyarakat, maka harus dimulai dengan
membenahi pada manajemen kesehatan yakni perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pelaksanaan (Actuating), pengontrolan (Controlling), dan evaluasi (Evaluating).
Dengan demikian akan memudahkan dan memperkecil timbulnya masalah yang bisa
diakibatkan dari tidak meratanya pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat.
Manajemen pelayanan kesehatan jika ditelaah secara umum akan mencakup kepada
banyak hal terkait dengan upaya kesehatan yang harus diberikan dan jenis pelayanan yang
diinginkan. Untuk itu, yang akan dibahas lebih mendalam pada saat ini terkait dengan
pelaksanaan manajemen SDMK, yaitu suatu kegiatan untuk memudahkan perencanaan
kebutuhan dan pendistribusian NAKES, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang baik kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Perencanaan
NAKES pada dasarnya bertujuan memenuhi kebutuhan kuantitasnya yang disesuaikan dengan
jenis pelayanan, keberadaan sarana kesehatan, juga jenis dan jumlah yang diperlukan.
1. Puskesmas Waren
Puskesmas Waren ialah puskesmas pertama di Kabupaten Waropen dan merupakan
puskesmas yang berada di kawasan perkotaan. Puskesmas ini melakukan pelayanan rawat
inap terhadap wilayah kerjanya. Berikut hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas ini:
Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Waren
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
Sanitarian Pelaksana
1. 1 14 -13 K
Lanjutan
2. Dokter Ahli Pertama 3 21 -18 K
3. Perawat Terampil 38 29 9 L
4. Bidan Penyelia 11 29 -18 K
Pranata Laboratorium
5. 1 9 -8 K
Kesehatan Penyelia
Administrator Kesehatan
6. 9 28 -19 K
Ahli Muda
Total 63 130 -67 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Waren memiliki 6 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Sanitarian Pelaksana
Lanjutan, Dokter Ahli Pertama, Perawat Terampil, Bidan Penyelia, Pranata Laboratorium
Kesehatan Penyelia, dan Administrator Kesehatan Ahli Muda. Administrator Kesehatan di
dalamnya mewakili Kepala Puskesmas dan bagian Tata Usaha (TU) Puskesmas. Berdasarkan
tabel, diketahui jika semua jenis SDMK keadaannya kurang, tetapi hanya 1 (satu) jenis yang
lebih yaitu Perawat Terampil.
2. Puskesmas Urfas
Puskesmas Urfas ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan rawat inap di
kawasan perkotaan. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas yang ditampilkan pada
tabel 8, sebagai berikut:
Tabel 8. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Urfas
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Dokter Ahli Madya 1 16 -15 K
2. Perawat Mahir 4 15 -11 L
3. Bidan Pelaksana Lanjutan 2 26 -24 K
Pranata Laboratorium Kesehatan
4. 1 17 -16 K
Pelaksana Lanjutan
5. Administrator Kesehatan Ahli Muda 31 31 0 S
Total 39 105 -66 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Urfas memiliki 5 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Dokter Ahli Madya,
Perawat Mahir, Bidan Pelaksana Lanjutan, Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana
Lanjutan, dan Administrator Kesehatan Ahli Muda. Administrator Kesehatan di dalamnya
mewakili Kepala Puskesmas dan bagian Tata Usaha (TU) Puskesmas. Berdasarkan tabel,
diketahui jika semua jenis SDMK keadaannya kurang, tetapi hanya 1 (satu) jenis yang sesuai
yaitu Administrator Kesehatan Ahli Muda.
4. Puskesmas Oudate
Puskesmas Oudate ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap di
kawasan pedesaan. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas ini, yang dapat dilihat
melalui tabel 10 berikut:
Tabel 10. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Oudate
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Administrator Kesehatan Ahli Muda 3 31 -28 K
2. Perawat Mahir 2 15 -7 L
3. Bidan Pelaksana Lanjutan 8 26 -24 K
Total 13 72 -59 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Oudate memiliki 3 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Perawat Mahir, Bidan
Pelaksana Lanjutan dan Administrator Kesehatan Ahli Muda. Dari tabel di atas, semua jenis
SDMK keadaannya kurang.
5. Puskesmas Inggerus
Puskesmas Inggerus ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan rawat inap di
daerah sebelah barat Kabupaten dan termasuk dengan kawasan terpencil karena harus melalui
perjalanan lautan dan perjalanan darat yang agak jauh. Berikut hasil perhitungan kebutuhan
SDMK puskesmas ini:
Tabel 11. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Inggerus
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Perawat terampil 1 15 -14 K
Pranata Laboratorium Kesehatan
2. 1 18 -17 K
Pelaksana
Administrator Kesehatan Akl
3. 1 13 -24 K
iPertama
Total 3 46 -43 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Inggerus memiliki 3 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Perawat Terampil,
Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana dan Administrator Kesehatan Ahli Pertama. Dari
tabel di atas, semua jenis SDMK keadaannya kurang.
6. Puskesmas Dokis
Puskesmas Dokis ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap di
daerah sebelah barat Kabupaten dan termasuk dengan kawasan terpencil karena harus melalui
lautan dan perjalanan darat yang agak jauh. Berikut hasil perhitungan kebutuhan SDMK
puskesmas ini pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Dokis
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Perawat Mahir 5 11 -6 K
2. Bidan Pelksana Lanjutan 1 16 -15 K
Administrator Kesehatan Ahli
3. 1 13 -12 K
Pertama
Total 7 40 -33 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui jika, puskesmas Dokis memiliki 3 jenis SDMK dengan
status PNS, yaitu Perawat Mahir, Bidan Pelaksana Lanjutan dan Administrator Kesehatan
Ahli Pertama. Dari tabel di atas, semua jenis SDMK keadaannya kurang.
7. Puskesmas Demba
Puskesmas Demba ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap di
daerah sebelah timur Kabupaten dan termasuk dengan kawasan terpencil karena harus melalui
lautan dan perjalanan darat yang agak jauh. Berikut hasil perhitungan kebutuhan SDMK
puskesmas ini:
Tabel 13. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Demba
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Perawat Termpail 5 11 -6 K
2. Perawat Mahir 1 22 -12 K
3. Bidan Pelaksana Lanjutan 4 12 -12 K
Total 10 45 -35 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Demba memiliki 3 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Perawat Terampil,
Bidan Pelaksana dan Administrator Kesehatan Ahli Pertama. Dari tabel di atas, semua jenis
SDMK keadaannya kurang.
8. Puskesmas Fafado
Puskesmas Fafado ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap di
daerah sebelah timur Kabupaten dan termasuk dengan kawasan terpencil karena harus melalui
lautan. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas yang dapat terlihat pada tabel berikut
ini, yaitu:
Tabel 14. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Fafado
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Perawat terampil 3 12 -9 K
2. Bidan Pelaksana Lanjutan 1 19 -18 K
Pranata Laboratorium Kesehatan
3. 1 9 -8
Pelaksana
Administrator Kesehatan Ahli
4. 1 1 0 S
Pertama
Total 6 41 -35 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Fafado berdasarkan tabel 14, memiliki 4 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu
Perawat Terampil, Bidan Pelaksana Lanjutan, Penata Laboratorium Kesehatan Pelaksana dan
Administrator Kesehatan Ahli Pertama. Dari tabel di atas, semua jenis SDMK keadaannya
kurang kecuali Administrator Kesehatan yang keadaanya sesuai.
9. Puskesmas Koweda
Puskesmas Koweda ialah salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan rawat inap di
daerah sebelah timur Kabupaten dan termasuk dengan kawasan terpencil karena harus melalui
lautan. Hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas ini, yang dapat dilihat pada tabel 15
berikut:
Tabel 15. Rekapitulasi Kebutuhan SDMK Puskesmas Koweda
Jumlah SDMK Jumlah SDMK
No Jenis SDMK Kesenjangan Keadaan
Saat Ini (PNS) Seharusnya
1. Perawat terampil 4 14 -10 K
2. Bidan Pelaksana Lanjutan 3 16 -13 K
Pranata Laboratorium Kesehatan
3. 2 11 -9
Pelaksana
Administrator Kesehatan Ahli
4. 6 31 -25 K
Pertama
5. Sanitarian Pelaksana 1 21 -20 K
Total 16 93 -77 K
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Puskesmas Koweda memiliki 5 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Perawat Terampil,
Bidan Pelaksana Lanjutan, Penata Laboratorium Kesehatan Pelaksana, Sanitarian Pelaksana
dan Administrator Kesehatan Ahli Muda. Dari tabel di atas, semua jenis SDMK keadaannya
kurang.
Puskesmas Kirihi hanya memiliki 1 jenis SDMK dengan status PNS, yaitu Administrator
Kesehatan Ahli Pertama yang bertindak selaku Kepala Puskesmas (KAPUS) etapi juga
melakukan pelayanan keperawatan. Dari tabel di atas, didapati jika keadaan SDMK-nya
masih kurang.
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu 91 SDMK yang ada di Puskesmas
dan kebutuhan yang diperlukan adalah hanya 40 SDMK dan kelebihan pada jenis SDMK
dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium
medik.
2. Puskesmas Urfas
Puskesmas Urfas ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan rawat inap terhadap wilayah
kerjanya. Wilayah kerjanya termasuk ke dalam kategori Puskesmas perkotaan dilihat dari
keberadaannya di ibu kota kabupaten. Berikut hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas
ini:
Tabel 18. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Urfas
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 1 0 1 2 -1
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 4 27 31 8 +23
4. Bidan 2 10 12 7 +5
5. Kesmas 0 2 2 2 0
6. Kesling 0 1 1 1 0
7. ATLM 1 4 5 1 +4
8. Gizi 0 0 0 0 -2
9. Kefarmasian 0 1 1 2 -1
10. Administrasi 0 0 0 3 -3
11. Pekarya 0 0 0 2 -2
12. Perawat Pustu 0 0 0 1 -1
13. Bidan Desa 0 0 0 9 -9
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu 72 SDMK yang ada di Puskesmas
dan kebutuhan yang diperlukan adalah hanya 41 SDMK dan kelebihan pada jenis SDMK
perawat, bidan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik.
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu 38 SDMK yang ada di Puskesmas
dan kebutuhan yang diperlukan adalah hanya 25 SDMK dan kelebihan pada jenis SDMK
perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga ahli teknologi laboratorium medik,
tenaga gizi dan tenaga farmasi.
4. Puskesmas Oudate
Puskesmas Oudate ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap terhadap
wilayah kerjanya. Wilayah kerjanya termasuk ke dalam kategori Puskesmas pedesaan dilihat
dari keberadaannya yang agak jauh dari daerah perkotaan. Berikut hasil perhitungan
kebutuhan SDMK puskesmas ini:
Tabel 20. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Oudate
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 0 0 0 1 -1
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 8 18 26 5 +21
4. Bidan 2 9 11 4 +7
5. Kesmas 0 1 1 1 0
6. Kesling 0 1 1 1 0
7. ATLM 0 0 0 1 -1
8. Gizi 0 1 1 1 0
9. Kefarmasian 0 0 0 1 -1
10. Administrasi 0 0 0 2 -2
11. Pekarya 0 0 0 1 -1
12. Perawat Pustu 0 0 0 5 -5
13. Bidan Desa 0 0 0 7 -7
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu 21 SDMK yang ada di Puskesmas
dan kebutuhan yang diperlukan adalah hanya 31 SDMK dan kelebihan pada jenis SDMK
perawat dan bidan.
5. Puskesmas Inggerus
Puskesmas Inggerus ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan rawat inap terhadap wilayah
kerjanya. Wilayah kerjanya berada di sebelah barat kabupaten waropen dan termasuk ke
dalam kategori Puskesmas Terpencil dilihat dari jangkauan atau jarak dari perkotaan karena
harus melewati lautan untuk mencapai daerah pelayanan. Berikut hasil perhitungan kebutuhan
SDMK puskesmas ini:
Tabel 21. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Inggerus
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 0 0 0 2 -2
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 1 7 8 8 0
4. Bidan 0 0 0 7 -7
5. Kesmas 0 0 0 1 -1
6. Kesling 0 0 0 1 -1
7. ATLM 1 0 1 1 0
8. Gizi 0 0 0 2 -2
9. Kefarmasian 0 0 0 1 -1
10. Administrasi 0 0 0 2 -2
11. Pekarya 0 0 0 1 -1
12. Perawat Pustu 0 0 0 1 -1
13. Bidan Desa 0 0 0 7 -7
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu -11 (minus 11) SDMK yang ada di
Puskesmas dan kebutuhan yang diperlukan adalah 35 SDMK dan kekurangan pada jenis
SDMK dokter, dokter gigi, tenaga ahli teknologi medik laboratorium, tenaga farmasi, tenaga
administrasi, tenaga perawat pustu dan tenaga bidan desa.
6. Puskesmas Dokis
Puskesmas Dokis ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap terhadap
wilayah kerjanya. Wilayah kerjanya berada di sebelah barat kabupaten waropen dan termasuk
ke dalam kategori Puskesmas Terpencil dilihat dari jangkauan atau jarak dari perkotaan
karena harus melewati lautan dan perjalanan darat yang cukup jauh untuk mencapai daerah
pelayanan. Berikut hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas ini:
Tabel 22. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Dokis
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 0 0 0 1 -1
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 5 3 8 5 +3
4. Bidan 1 4 5 4 +1
5. Kesmas 0 1 0 1 0
6. Kesling 0 0 0 1 -1
7. ATLM 0 0 1 1 -1
8. Gizi 0 1 1 1 0
9. Kefarmasian 0 0 0 1 -1
10. Administrasi 0 0 0 2 -2
11. Pekarya 0 0 0 1 -1
12. Perawat Pustu 0 0 0 1 -1
13. Bidan Desa 0 0 0 7 -7
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu -8 (minus 8) SDMK yang ada di
Puskesmas dan kebutuhan yang diperlukan adalah 27 SDMK dan kekurangan pada jenis
SDMK dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi medik
laboratorium, tenaga farmasi, tenaga administrasi, tenaga perawat pustu dan tenaga bidan
desa.
7. Puskesmas Demba
Puskesmas Demba ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap terhadap
wilayah kerjanya. Wilayah kerjanya berada di sebelah timur kabupaten waropen dan termasuk
ke dalam kategori Puskesmas Terpencil dilihat dari jangkauan atau jarak dari perkotaan
karena harus melewati lautan dan perjalanan darat yang cukup jauh untuk mencapai daerah
pelayanan. Berikut hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas ini yang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 23. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Demba
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 0 0 0 1 -1
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 5 1 6 5 +1
4. Bidan 1 3 4 4 0
5. Kesmas 0 2 2 1 +1
6. Kesling 0 0 0 1 -1
7. ATLM 0 0 1 1 -1
8. Gizi 0 1 1 1 0
9. Kefarmasian 0 0 0 1 -1
10. Administrasi 0 0 0 2 -2
11. Pekarya 0 0 0 1 -1
12. Perawat Pustu 0 0 0 0 0
13. Bidan Desa 0 0 0 8 -8
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu -2 (minus 2) SDMK yang ada di
Puskesmas dan kebutuhan yang diperlukan adalah 27 SDMK dan kekurangan pada jenis
SDMK dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi medik
laboratorium, tenaga farmasi, tenaga administrasi dan tenaga bidan desa.
8. Puskesmas Fafado
Puskesmas Fafado ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan non-rawat inap terhadap
wilayah kerjanya. Wilayah kerjanya berada di sebelah timur kabupaten waropen dan termasuk
ke dalam kategori Puskesmas Terpencil dilihat dari jangkauan atau jarak dari perkotaan
karena harus melewati lautan yang cukup jauh untuk mencapai daerah pelayanan. Berikut
hasil perhitungan kebutuhan SDMK puskesmas ini:
Tabel 24. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Fafado
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 0 0 0 1 -1
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 3 21 24 5 +19
4. Bidan 1 4 5 4 +1
5. Kesmas 0 0 0 1 -1
6. Kesling 0 1 0 1 0
7. ATLM 0 0 1 1 0
8. Gizi 0 0 0 1 -1
9. Kefarmasian 0 0 0 1 -1
10. Administrasi 0 0 0 2 -2
11. Pekarya 0 0 0 1 -1
12. Perawat Pustu 0 0 0 0 0
13. Bidan Desa 0 0 0 6 -6
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel 24 kesenjangan yang didapat yaitu 15 SDMK yang ada di Puskesmas dan
kebutuhan yang diperlukan adalah hanya 25 SDMK dan kelebihan pada jenis SDMK perawat
dan bidan.
9. Puskesmas Koweda
Puskesmas Koweda ialah Puskesmas yang melakukan pelayanan rawat inap terhadap wilayah
kerjanya. Wilayah kerjanya berada di sebelah timur kabupaten waropen dan termasuk ke
dalam kategori Puskesmas Terpencil dilihat dari jangkauan atau jarak dari perkotaan karena
harus melewati lautan untuk mencapai daerah pelayanan. Berikut hasil perhitungan kebutuhan
SDMK puskesmas ini:
Tabel 25. Tabel Standar Ketenagaan Minimal Puskesmas Koweda
No. Jenis SDMK PNS / CPNS PPPK Total SDMK Standar Kesenjangan
1. Dokter 0 0 0 2 -2
2. Dokter Gigi 0 0 0 1 -1
3. Perawat 4 9 13 8 +5
4. Bidan 3 0 0 7 -4
5. Kesmas 0 0 0 1 -1
6. Kesling 1 0 0 1 0
7. ATLM 2 0 2 1 +1
8. Gizi 0 0 0 2 -2
9. Kefarmasian 0 0 0 1 -1
10. Administrasi 0 0 0 2 -2
11. Pekarya 0 0 0 1 -1
12. Perawat Pustu 0 0 0 0 0
13. Bidan Desa 0 0 0 6 -6
Sumber: renbut.kemkes.go.id
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu -5 (minus 5) SDMK yang ada di
Puskesmas dan kebutuhan yang diperlukan adalah 33 SDMK dan kekurangan pada jenis
SDMK perawat dan tenaga ahli teknologi medik laboratorium.
Berdasarkan Tabel di atas kesenjangan yang didapat yaitu -44 (minus 44) SDMK yang ada di
Puskesmas dan kebutuhan yang diperlukan adalah 46 SDMK dan kekurangan pada jenis
SDMK dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesmas, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga ahli teknologi medik laboratorium, tenaga gizi, tenaga farmasi, administrasi dan bidan
pustu.
4.2 Saran
Berikut ini yang menjadi saran bagi perencanaan kebutuhan SDMK di Dinas Kesehatan
Kabupaten Waropen, yaitu:
1. Diharapkan jika Dinas Kesehatan dapat membuat permintaan kebutuhan NAKES yang
secara minimal dapat memenuhi kebutuhan dari suatu FASYANKES untuk memberikan
pelayanan optimal di wilayah kerjanya.
2. Diharapkan agar, dalam menugaskan kepada pegawai, terlebih yang telah memiliki SK
sebagai PNS atau CPNS dapat dilakukan dengan tegas dan apabila dimungkinkan
diberikan sanksi tegas agar memiliki efek jera.
3. Diharapkan agar dokumen RENBUT tahun yang akan datang diisi dengan lebih baik lagi,
dengan mempertimbangkan pada keberadaan yang sesuai SK penugasan bukan
berdasarkan nota penugasan.
4. Diharapkan agar, melalui data yang ditampilkan dalam dokumen ini menjadi acuan untuk
pemerataan NAKES di seluruh FASYANKES yang ada di wilayah kerja milik Dinas
Kesehatan Kabupaten Waropen, sehingga bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang baik
dapat dilakukan serta mampu menekan angka-angka kesakitan dan meningkatkan angka
angka harapan hidup per seorangan.
5. Diharapkan agar pada penerimaan CPNS Kabupaten Waropen Tahun 2018 dapat
menggunakan Dokumen RENBUT ini sebagai acuan untuk memenuhi kebutuhan pasti
dari Tenaga Kesehatan yang seharusnya masih perlu ditambah jumlahnya di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Waropen.