Unguenta Eca
Unguenta Eca
( SALEP )
1. Pengertian
Menurut FI. ed III, salep adalah sediaan semi padat yang mudah
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh
berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep
terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada
1
2. Penggolongan salep
tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai
tenaga.
b. Cream, adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit.
c. Pasta, adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
e. Gelones Spumae, adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan
kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorpsi.
(vaselin).
2
b. Salep Endodermic
Salep dimana bahan obatnya menembus dalam tetapi tidak melalui kulit
b. Salep hydrophilic, yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep
lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan
petrolatum.
3. Dasar Salep
3
salep serap,dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam
air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut.
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain
vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair
pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep
dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah
bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini
4
dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep
ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan
Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari
keuntungannya seperti dasar salep yang dapar dicuci dengan air dan
tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti paraffin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel.
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat yang
diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan
ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang
yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar
salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam
5
b. Dasar salep serap (dasar salep absorbsi):
kolesterol = 86 : 8 : 3 : 3 )
arabicum.
Dapat digunakan secara tunggal atau dalam campuran dengan zat lain
6
b. Vaselin putih ( White Petrolatum USP ), merupakan campuran yang
kuning.
Asam Sulfat, maka harus hati – hati dalam penggunaan untuk salep
mata, karena akan terjadi iritassi mata oleh kelebihan asam yang
b) Tidak tengik
d) Tidak terabsobsi
karena sukarnya bercampur atau tidak larut dalam air, sehingga sukar
7
dihilangkan atau dicuci bila melekat pada kulit, sehingga yang
diperoleh dari minyak tanah. Hablur tembus cahaya atau agak buram,
digunakan untuk membuat keras atau kaku dasar salep setengah padat
yang berlemak.
lainnya.
8
Keuntungan penggunaan jelene dalam penyimpanan tetap dan cukup
berair.
Dasar salep ini berguna sebagai emolien walaupun tidak mampu menutupi
9
dan baunya dapat mengandung tidak lebih dari 0,25% air. Massa
minyak, setengah padat, putih, dibuat dengan lilin setil ester, lilin
30 bagian kolesterol
Paraffin 22 bagian
Wolfet 10 bagian
10
Dilebur pada suru serendah mungkin, massa lembek seperti Vaselin
Paraffin 20 bagian
Wolfet 10 bagian
3. Dasar Salep III (dasar salep yang dapat dicuci dengan air)
Dasar salep ini nampaknya seperti cream dapat diencerkan dengan air atau
larutan berair. Bahan obat tertentu dapat diabsorbsi lebih baik oleh kulit
bilamana menggunakan dasar salep tipe ini dibanding dasar salep lainnya.
250 bagian Vaselin putih dan air secukupnya hingga 100 bagian
11
air), yang dapat bercampur dengan baik terhadap bahan obat, tetapi
Tidak seperti dasar salep yang tidak larut dalam air, yang mengandung
keduanya, yaitu komponen yang larut maupun yang tidak larut dalam air.
Dasar salep yang larut dalam air hanya mengandung komponen yang larut
dalam air. Tetapi, seperti dasar salep yang dapat dibersihkan dengan basis
Basis yang larut dalam air hasilnya disebut Greaseless karena tidak
12
kedalam bahan dasar ini. Dasar salep ini lebih baik digunakan untuk bahan
padat atau tidak berair. Dasar salep yang dapat larut dalam air umumnya
digunakan.
Bila diperlukan salep yang lebih baik, formula dapat diubah untuk
viskositas bentuk fisik ( cair, padat, atau setengah padat ) yang diinginkan.
13
Dalam Farmakope Indonesia Edisi III, diuraikan macam – macam
Poliglikol yaitu :
kuning gading
dasar salep ini mudah dipakai, melekat pada kulit dan mudah dicuci
dengan air dan tidak merangsang kulit. Poliglikol juga dapat digunakan
9 gram gliserin
Dibuat dengan cara pemanasan diatas api langsung (api kecil) atau diatas
penangas air sambil diaduk, setelah terbentuk massa salep ditimbang dan
larutan gliserin dalam air 5 %. Dasar salep ini selalu dibuat segar (baru)
14
karena dalam penyimpanan akan kehilangan konsistensinya dan termasuk
2) Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan
3) Mudah dipakai
1) Camphora
15
Contoh – contoh resep :
R/ Camphora 1
Vaselin falv. 9
m.f.ungt.
S.ungt.Camphoratum
R/ Camphorae 1
Ol.cocos. 1
Adeps lanae 18
m.f.ungt
R/ Mentholi
Camphorae aa 0,3
Lanolin 5
m.d.s.u.e
2) Pellidol
dasar salep disaring maka pellidol juga ikut disaring dan jangan
16
R/ Pellidol 0,1
m.d.s.ad.us.ext
R/ Pellidol 0,5
m.d.s.ad.Us.ext.
3) Iodium
Contoh resep :
R/ Iodii 2
Kalii iodii 3
Aq.dest 5
Ungt.Simplex 90
m.d.s.u.e
17
b. Bila dalam resep terdapat gliserol, maka Protargol digerus dengan
3. Argenti Nitras
Jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan bekas hitam pada kulit
dilarutkan dalam air walaupun ia larut. Kecuali pada resep obat wasir.
4. Phenol
Sebenarnya phenol mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak
dengan phenol liquefactum (campuran fenol dan air 77-81,5 %). Jadi
5. Bahan obat yang dalam salep tidak boleh dilarutkan ialah Argenti
sulfas.
Contoh-contoh resep:
R/ Kalii iodii 3
Lanolin 16
Ungt. Simplex ad 30
m.d.s.u.e
18
penyelesaian : KI dilarutkan dengan air dari lanolin.
Aq.rosae 1
Adeps lanae 3
ZnO 3
Vaselin ad 30
m.d.s.u.e
penyelesaian :
No.100
a. Air
19
b. Dikocok dalam botol bersama minyak lemak, baru
Contoh resep :
R/ Zinci Oxyd.
Oleum Sesami
Aqua Calcis aa 10
Sesami.
b. Alkohol
Jumlah banyak :
20
Tidak diketahui perbandingannya, diteteskan
tersebut.
Contoh :
R/ Tinct. Ratanhiae 6
Vaselin 20
Adeps lanae 10
m.f.ungt.
c. Cairan kental
Ichtyol, Kreosot.
21
5. Zat berkhasiat berupa extractum
a. Extractum Siccum
Pada umumnya larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan berat air
b. Extractum Liquidum
c. Extractum Spissum
6. Lain-lain
a. Naphtolum
Dapat larut dalam Sapo Kalinus, kalau tidak ada sapo kalinus
b. Bentonit
Berupa serbuk halus yang dengan air membentuk massa seperti salep.
Bentonit dan air tidak tahan lama, karena itu perlu ditambahkan lemak
22
2. Peraturan salep kedua
Bahan – bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-
peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air asalkan air yang
digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang
Bahan – bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam
lemak dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan
pengayak B40.
1. Ichtyol, sebab jika ditambahkan pada massa salep yang panas atau
damar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar
tidak bisa campur dengan bahan dasar salep yang sedang mencair dan
23
ditambahkan sedikit-sedikit sebab tidak bisa diserap dengan mudah
sering juga terbuat dari dua bagian atau lebih yang konsistensinya berbeda.
diatas tangas air, sebagai pengaduk digunakan pengaduk kaca atau spatel
kayu. Banyak juga dari bahan – bahan yang dilebur tersebut kurang bersih,
maka disaring dengan kain kassa pada saat bahan panas dan tentunya
menimbangnya sebesar 10 – 20 %.
R/ Cera Flava 30
Ol. Sesami 70
2. Simple Ointment
R/ Adeps lanae 50
Paraffin Solidum 50
24
Vaselin alba / flava 850
R/ Cetaceum 12,5
Cera alba 12
Paraffin liq. 56
Aq.dest 19 ml
Pembuataan :
c. Campur keduanya
Cera flava 10
Vaselin flava 50
Pembuatan :
dipanaskan )
25
3. Dasar salep (ds): kecuali dinyatakan lain , sebagai bahan dasar salep
sifat bahan dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan
atau campurannya.
c. Ds. Yang dapat dicuci dengan air atau Ds.emulsi, misalnya emulsi
d. Ds. Yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya.
homogen.
26
9. Pengawetan, Pengemasan dan Penyimpanan Salep
uap air (lembab) dan panas serta kemungkinan terjadinya interaksi kimia
Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube, botol
dapat dibuat dan gelas tidak berwarna, warna hijau, amber atau biru atau
Wadah dan gelas buram dan berwarna berguna untuk salep yang
mengandung obat yang peka terhadap cahaya. Tube dibuat dari kaleng
bantu khusus bila salep akan digunakan untuk dipakai melalui rektum,
mata, vagina, telinga atau hidung. Tube dan salep untuk pemakaian pada
mata kebanyakan dikemas dalam kaleng atau plastik kecil dan dapat dilipat
yang dapat menampung sekitar 1 sampai 5 gram salep. Tube salep untuk
27
pemakaian topikal lebih sering dari ukuran 5 sampai 30 gram. Botol untuk
salep juga berbeda – beda mulai dari ukuran terkecil ½ ounce sampai 1
Botol salep dapat diisi dalam skala kecil oleh seorang ahli farmasi
didalam botol.
mungkin mendekati bagian atas botol, tetapi tidak begitu tinggi sampai
tutupnya kena salep apabila ditutup. Salep yang dibuat dengan cara
dalam botol. Hal ini tentunya akan diperoleh hasil akhir yang lebih bagus.
Pembuatan salep dalam skala besar, pengisian sejumlah tertentu dan salep
ujung belakang yang terbuka (ujung yang berlawanan dan ujung tutup) dan
tube yang kemudian ditutup dengan segel. Salep yang dibuat dengan cara
seperti yang dibuat berdasarkan resep dokter, pengisian dan tube salep
oleh ahli farmasi di apotek, dapat diisi dengan cara sebagai berikut:
28
1. Salep yang telah dibuat digulung diatas kertas perkamen menjadi
bentuk silinder, diameter sedikit lebih kecil dan tube supaya dapat
2. Tutup tube dilepas supaya udara keluar, silinder dan salep dengan
3. Potongan kertas yang melipat salep dipegang oleh salah satu tangan
sedang lainnya menekan dengan spatula yang berat kearah tutup tube
sampai tube tadi penuh dan sambil menarik perlahan – lahan kertas
4. Bagian bawah yang disisakan, dilipat 2 x 1/8 inci dan dibuat dan ujung
Penjepit dapat digunakan dari tang tangan atau dengan mesin lipat
itu akan stabil dan dapat tahan lama pada pemakaian dibanding dengan
29
Kebanyakan salep harus disimpan pada temperatur dibawah 30o C
mencair.
1. Pastae ( pasta )
oksida merupakan salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu
diolesi.
seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih
rendah dari salep. Oleh karena itu pasta digunakan untuk lesi akut yang
30
cenderung membentuk kerak, menggelembung atau mengeluarkan
cairan.
padat dalam keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen.
Contoh resep
Vaselin flava ad 10
m.f.pasta
31
Zinci Pasta ( FN 78 ) = Pasta Zinci Oxydi ( Ph.Bld.Ed.V)
R/ Zinci Oxydum 25
m.f.pasta
Contoh resep:
R/ Bentonit 1
Sulfur Praecip 2
Zinci Oxydi 10
Talcum 10
Ichthamolum 0,5
Glycerin
Aqua aa 5
m.f.pasta
32
Formulasi Pasta:
berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair
atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
1. Vaselinum album
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah
2. Gliserol
- Inert
33
- Tidak bercampur dengan air
kulit.
Basis absorbsi
Oily Cream
Larut Air
melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan
sediaan pasta.
34
2. Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga
lama.
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapay ditembus, pasta pada
berbulu
penyabunan)
35
3. Linimentum dengan Balsamum Peruvianum Ol. Terebinthinae
Benzoatus
pelindung.
wijen efek penetrasi, minyak biji kapas) atau menembus kulit lebih
36
Penyimpanan dalam botol berwarna, bermulut kecil dan ditempat
sejuk. Pada etiket juga tertera “Obat Luar”. Linimenta tidak dapat
Cara pembuatan :
Gondopuro (FN)
Contoh resep:
R/ Ammonia 20 ml
Acid oleinicum 1 ml
Oleum sesami 70 ml
Pembuatan:
R/ Methylis salicylas 25 ml
Menthol 4 ml
Ol.Eucalypti 10 ml
37
Sifat – sifat linimentum yaitu sebagai berikut :
1. Dipakai pada kulit yang utuh (tidak boleh adanya luka berakibat
2. Mudah dicuci dan sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang
lembut.
3. Gel ( Jelly )
Gel merupakan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat
oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil
hidroksida ). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase
38
padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Jadi sediaan
adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau
Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata. Pada
dimasukkan secar aseptik kedalam tube steril. Bahan obat dan dasar
39
Sebagai dasar salep sering digunakan dasar salep Oculentum
simplex. Basis salep mata yang lain adalah campuran Carbowax 400
yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada
waktu penggunaan.
Oculentum Simplex
Adeps lanae 6
Vaselini 51,5
40
Occulenta yang ada dalam FI Edisi III:
1. Bacitracini Occulentum
2. Chloramphenicoli Occulentum
antara lain:
1. Bacitracini Occulentum
2. Chloramphenicoli Occulentum
4. Chlortetracyclini Occulentum
5. Hydrocortisoni Occulentum
5. Cremores ( krim )
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
41
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.
air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian
Ada 2 tipe krim yaitu tipe minyak air (m/a) dan krim tipe air
jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe a/m digunakan
natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu dapat
42
(nipagin) dengan kadar 0,12 % hingga 0,18 % atau propil paraben
ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “Obat Luar”.
tangas air, kemudian tambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan
berbentuk krim.
Contoh resep :
R/ Acid. Stearas 15
Cera alba 2
Vaseln alba 8
TEA 1,5
Propilenglikol 8
Aq.dest 65,6
m.f.ungt.
pembuatan :
R/ Bentonit 20
Glycerin 10
Aq.dest 70
43
m.f.ungt
pembuatan :
2. Praktis
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu
berlebihan.
44
11. Aspek Praktis Sediaan Dermatologi
kuantitatif dengan dosis obat spesifik, bila semua variabel lainnya dianggap
harus berhubungan dengan sejumlah dosis yang diberikan secara topikal atau
kulit. Pada umumnya kecepatan pelepasan obat (dq / dt) pada setiap waktu
∆𝐹
Maka : dq / dt = 𝑅
antara basis yang mengandung obat dan kulit yang tidak mengandung obat.
obat pada basis dengan potensi kimia obat pada epidermis. Potensi kimia
45
Suatu obat yang dimasukkan kedalam suatu basis dimana obat
tersebut sukar larut mempunyai kecenderungan yang kuat untuk keluar dari
larutan dan karena itu mempunyai potensi kimia yang tinggi di dalam basis
itu. Bila obat itu kemudian terdisfusi ke dalam kulit dimana ia lebih mudah
viskositas basis dan sifat alami penghalang antar muka bila molekul melewati
satu fase ke fase lainnya. Kondisi kulit pada antar muka antara
c. Kondisi kulit.
46
Stratum corneum yang normal biasanya mengandung ± 20% air
dan bila harganya ± 10% atau kurang akan memberikan gejala karakteristik
yaitu kulit kuling (dry skin). Stratum corneum yang normal menjaga
air disekeliling (bound water = BW) dan air serbuk yang lebih mobil (Bulk
water = BUW).
disebut perusak SW. Jika bahan-bahan ini berada dalam stratum corneum,
air yang lebih mobil yang bebas terdifusi keluar stratum corneum dan difusi
dari permukaan kulit adalah fosfolipid dan kelompok lipid lainnya dengan
mengikat air yang tetap di dalam struktur koaservat. Tekanan uap BUW
terhidrasi maka fase BUW meningkat dan obat polar dapat berdifusi melalui
47
peningkatan volume serbuk ini. Tingkat tertinggi dari BUW melalui hidrasi
kulit akan lebih membangkitkan fase yang mengandung misel fosfolipid yang
yang tetap, air epidermis non polar. Karena tingkat hidrasi epidermal tinggi
absorpsi obat yang larut dalam air dan yang tidak larut dalam air.
48
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sediaan semi solid dapat mengandung zat aktif, biasanya digunakan secara
1. Salep merupakan sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih
zat aktif yang larut atau terdispersi dalam basis salep yang sesuai
dapat bertipe A/M ataupun M/A, dapat mengandung zat aktif atau tidak
3. Gel/ jelly merupakan sediaan semi solid yang mengandung cairan yang
4. Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih
dasar salep yang cocok. Salep mata memberikan arti lain di mana obat
49
Daftar Pustaka
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC Penerbit Buku
Kedoteran, Jakarta.
Asfi, Dzul, 2011, Ilmu Resep, Smk Kesehatan Terpadu Mege Rezky, Makassar
50