6. DIAGRAM ALIR
Petugas yang menangani pasien melaporkan
kepada penangung jawab klinis tentang kejadian
tidak cedera (KTC) yang dialami pasien.
Penanggung jawab layanan klinis melakukan
pemeriksaan surat terkait keadaan pasien
1. PENGERTIAN Prosedur ini meliputi segala upaya yang dipakai sebagai dasar
untuk menyusun pelayanan klinis.
2. TUJUAN Pelayanan klinis yang diselenggarakan berdasarkan prosedur
standart diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Pusian Nomor / / Tentang Prosedur
Penyusunan Layanan Klinis
4. REGULASI/ 1. UU RI Nomor 36 tahun 2009 passal 5 tentang pelayanan,
monitoring, dan evaluasi pelayanan kesehatan di Puskesmas
REFERENSI
2. Permenkes 1483 tahun 2010 tentang standart pelayanan
kedokteran
3. Permenkes 75 tahun 2014 tentang puskesmas
5. PROSEDUR Kepala puskesmas dan tim peningkatan mutu pelayanan klinis
mengadakan pertemuan membahas:
1. Prioritas prosedur layanan klinis yang harus disusun dengan
mempertimbangkan: visi misi puskesmas, tingkat kegawatan
penyakit, kondisi 10 besar penyakit yang ditemui di puskesmas,
kemampuan puskesmas;
2. Data literatur yang diperlukan dalam penyusunan;
3. Tim mutu pelayanan klinis membuat SOP layanan klinis;
4. Pertimbangan masing-masing unit dalam penyusunan SOP;
5. Pelaksanaan SOP.
1. Rekam medic
6. FORMULIR
2. Informed concent
-
7. DIAGRAM ALIR
Loket, Ruang Tindakan, Poli Umum, Poli Gigi, Ruang KIA/KB, ,
8. UNIT TERKAIT
Ruang TB Paru, Ruang Obat, Laboratorium, Gizi, Imunisasi,
Malaria.
6. DIAGRAM ALIR
Didapatkan hasil peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien
7. UNIT TERKAIT Loket, ruang Tindakan, Poli Umum, Poli Gigi, Ruang KIA/KB,
Klinik Sanitasi, Ruang TB Paru, Ruang Obat, Laboratorium, Gizi,
Imunisasi, Malaria, Ruang Kusta
1. PENGERTIAN Peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut (< 12 minggu).
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengobatan common cold.
SK Kepala Puskesmas Pusian Nomor Tahun Tentang Asuhan
3. KEBIJAKAN
Keperawatan.
1. PERMENKES NO. 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
4. REFERENSI
2. PMK No.5 Tahun 2014 Tentang Pengobatan dasar.
1. Pasien datang dengan membawa rekam medis.
2. Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan adanya demam.
Terdapat sekret serous atau mukopurulen dan mukosa udem dan
Hiperemis.
Pada rhinitis difteri tampak ada ingus yang bercampur darah.
Membran keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi
bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat dapat terjadi
perdarah.
3. Penatalaksanaan
a. Istirahat yang cukup.
b. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.
5. LANGKAH-LANGKAH
c. Rhinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara
spontan setelah kurang lebih 1-2 minggu. Karena itu umumnya terapi
yang diberikan lebih bersifat simptomatik, seperti analgetik, antipiretik,
dan nasal dekongestan disertai dengan istirahat yang cukup.
Antipiretik dapat diberikan parasetamol.
Dekongestan oral dapat mengurangi sekret hidung yang banyak,
membuat pasien merasa lebih nyaman, seperti pseudoefedrin,
fenilpropanolamin, atau fenilefrin.
Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi bakteri, seperti amoxicillin,
eritromisin, cefadroxil.
4. Mencatat kedalam rekam medis.
5. Pasien mengambil obat ke apotik.
6. DIAGRAM ALIR -
7. UNIT TERKAIT Unit Layanan Umum dan Ruang Tindakan.
Sedikit
Mata Normal Sangat cekung
cekung
Mulut dan
Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Memanjang,
Isian kapiler Normal Memanjang
minimal
CATATAN MUTU
1. Rekam medis
8. Dokumen terkait 2. Form pemberian informasi
3. Form Persetujuan Tindakan
4. Form Penolakan Tindakan
Mengisi Formulir
catin yang
ditanda tangani
1. PENGERTIAN Kontrol IUD adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat
apakah IUD terpasang dengan benar dan melihat apakah ada
kelainan yang timbul setelah pemasangan IUD
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan control IUD di
unit KIA
3. KEBIJAKAN SK Kepala UPTD Puskesmas Pusian No Tahun
tentang Penyelenggaraan Pelayanan KIA-KB
4. REFERENSI Irianto.K. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana Dua Anak Cukup
5. PROSEDUR 1. Petugas mempersiapkan alat
Bak steril berisi;
Spekulum kecil, sedang dan besar
Korentang
Waskom kecil untuk desinfektan
Larutan clorin 0.5%
Deterjen
Lampu tindakan
Sarung tangan steril
Kasa
Cairan desinfektan
Albotil
Tempat sampah medis
2. Petugas meminta pasien untuk mengosongkan kantung kencing
3. Petugas mengatur posisi pasien yaitu litotomi
4. Petugas memberitahu pasien tentang prosedur tindakan
5. Petugas mendekatkan peralatan
6. Petugas menyalakan lampu dan mengarahkan pada bagian yang
akan diperiksa
7. Petugas memakai sarung tangan
8. Petugas memasang speculum
9. Petugas melihat dan memastikan portio ditengah antara
speculum
10. Petugas melihat keadaan portio dan sekitarnya (adanya cairan,
lender, darah)
11. Petugas membersihkan daerah portio dan sekitarnya dengan
desinfektan
12. Petugas melihat benang IUD
13. Petugas melepas spekulum dan diletakkan dibaskom larutan
klorin 0,5%
14. Petugas memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
15. Petugas melepas sarung tangan dan meletakkan dalam larutan
clorin 0,5%
16. Petugas membereskan peralatan
17. Petugas memberitahu hasil pemeriksaan, jika benang terlihat
maka posisi IUD baik, jika benang tak tampak atau
menemukan kondisi non fisiologis petugas melakukan
tatalaksana rujukan
18. Petugas mencatat dalam kartu status hasil pemeriksaan dan
rekam medis
6. DIAGRAM ALIR -
7. UNIT TERKAIT 1. Poli KIA-KB
2. Loket Penerima Pasien