Uraian Tugas Pengelola Keuangan Puskesmas
Uraian Tugas Pengelola Keuangan Puskesmas
1. Bendahara Penerimaan:
Tugas
Melaksanakan kegiatan BOK sesuai dengan perencanaan hasil dari lokakarya mini puskesmas.
Mengelola dana Bok sesuai dengan petunjuk teknis BOK secara bertanggung jawab dan transparan.
Melaporkan realisasi dana BOK Tingkat Kabupaten/kota.
Melaporkan capaian kegiatan setiap bulan di minlok
Melaksanakan administrasi peng SPJ an atas kegiatan yang sudah dilaksanakan
Melaksanakan perencanaan kedepan atas kegiatan program UKM
1. KEPALA PUSKESMAS
Tugas
Memimpin , mengawasi , mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
2. DOKTER
Tugas Pokok
Mengusahakan agar fungsi Puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik
Fungsi
Sebagai seorang dokter
Sebagai seorang manager
Kegiatan Pokok
Melaksanakan fungsi-fungsi managemen
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita. Dalam rangka rujukan menerima konsultasi
Mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
Mengkoordinir pembinaan peran serta masyarakat
Kegiatan lain :
Menerima konsultasi dari semua kegiatan Puskesmas.
3. DOKTER GIGI
Tugas Pokok
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas dapat berjalan dengan
baik.
Fungsi
Mengawasi pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
Kegiatan Pokok
Memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja Puskesmas secara teratur.
Supervisi dan bimbingan teknis pada Perawat Gigi di Puskesmas tersebut.
Kegiatan lain
Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan fungsi managemen
Membantu kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran serta masyarakat.
4. PERAWAT
Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan pengobatan jalan.
Fungsi
Membantu dokter dalam melaksanakan kegiatan Puskesmas
Kegiatan Pokok
Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan KIA dan KB
Fungsi
Membantu dokter dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di Puskesmas.
Kegiatan Pokok
Melaksanakan pemeriksaan berkala kepada ibu hamil , ibu menyusui , bayi dan balita di Puskesmas
serta memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB.
Menyampaikan cara PMT bagi yang membutuhkan dan penyuluhan kesehatan dalam bidang KIA , KB
, Gizi.
Melakukan imunisasi pada ibu hamil dan bayi.
Melatih Dukun bayi.
Memberikan pelayanan MTBS dan DDTK
Ikut Serta dalam Posyandu USILA
Kegiatan lain
Memberikan pengobatan ringanbagi ibu , bayi dan balita yang berkunjung ke bagian KIA di
Puskesmas.
Diagnosa dini penyakit gigi dan mulut serta pengobatan sementara.
Membantu surveillance penyakit menular.
Kunjungan ke rumah-rumah penderita yang dipandang perlu untuk mendapatkan perawatan kesehatan
keluarga.
Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
Pengamatan perkembangan mental bayi dan balita.
Membantu dokter melaksanakan fungsi managemen Puskesmas.
Ikut serta secara aktif dalam pengembangan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dan kerjasama
lintas sektoral.
Ikut serta dalam posyandu dan posyandu USILA
Memberikan pelayanan MTBS dan DDTK
6. BIDAN DESA
Kedudukan
Bidan didesa adalah tenaga bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa , mempunyai wilayah
kerja. Dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam maupun diluar jam kerjanya bidan
harus bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.
Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan Puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah
kesehatan yang dihadapi sesuai kewenangan yang dimiliki dan diberikan.
Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh kesadarannya untuk
dapat berperilaku hidup sehat.
Fungsi
7. SANITARIAN
Tugas Pokok
Merubah , mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang memberi
pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsi
Membantu dokter dalam melaksankan kegiatan di Puskesmas.
Kegiatan Pokok
Penyuluhan kepada masyarakat tentang penggunaan air bersih , jamban kelurga, kebersihan
lingkungan serta penanaman pekarangan.
Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur , perlindungan mata iar , penampungan air hujan
dan sebagainya serta melatih pembuatan leher angsa untuk jamban keluarga.
Pengawasan hygiene perusahaan dan tempat tempat umum dll
Kegiatan lain
Membantu dokter dalam pemberantasan penyakit menular
Membantu dan mengembangkan peran serta masyarakat
Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
Pengamatan kesehatan lingkungan di sekolah serta memberi saran-saran teknik perbaikan .
Membantu penyuluhan gizi.
Membantu dokter dalam melaksanakan fungsi managemen
Ikut serta dalam Posyandu
Aktif dalam memperkuat kerjasama lintas sektoral.
8. PERAWAT GIGI
Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas
Fungsi
Membantu dokter gigi dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas.
Kegiatan Pokok
Memberika gigi geligi
Mengobati gigi yang sakit
Menambal gigi yang berlubang
Membersihkan karang gigi
Penyuluhan kesehatan gigi
Merefer kasus yang perlu diambil tindakan oleh dokter gigi.
Kegiatan lain
Memeriksa gigi ibu hamil dan anak-anak
Melaksanakan UKGS
Membantu dokter melaksanakan fungsi managemen
Membantu mengembangkan peran serta masyarakat
Melaksanakan rujukan bagi penderita yang perlu tindak lanjut dari dokter khusus
9. GIZI
Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi di wilayah kerjanya.
Fungsi
Membantu dokter melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas
Kegiatan Pokok
Merencanakan kegiatan gizi yang dilaksanakan di Puskesmas bersama pimpinan dan staf
Puskesmas lain.
Melaksanakan kegiatan pelatihan gizi
Melaksanakan kegiatan gizi dalam rangka memperbaiki status gizi masyarakat
Melaksanakan koordinasi kegiatan gizi
Melaksanakan pemantauan dan penilaian
Melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan kader
Kegiatan lain
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatannya.
Membantu dokter melaksanakan fungsi managemen Puskesmas.
Ikut serta dalam Posyandu.
Membantu pengamatan perkembangan mental anak dan follow up penderita
Melakukan rujukan bila perlu.
10. LABORAT
Tugas Pokok
Melakukan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas
Fungsi
Membantu menegakkan diagnosa penyakit
Kegiatan Pokok
Melaksanakan pemeriksaan specimen penderita dan ibu hamil untuk pemeriksaan darah, urine
rutin dan pemeriksaan sediaan dahak.
Menerima rujukan dari Poli , Posyandu, Pustu dan dari swasta
Kegiatan lain
Membantu penyuluhan kesehatan pada penderita atau keluarganya.
Membantu kunjungan rumah dalam rangka perawatan kesehatan keluarga
Pencatatan dan pelaporan kegiatannya
Membantu dokter melaksanakan fungsi managemen
Membantu dalam pengembangan peran serta masyarakat
Membantu referral specimen
Bila diperlukan ikut dalam posyandu dan posyandu USILA
11. OBAT
Tugas Pokok
Mengelola obat-obatan yang ada di Puskesmas
Fungsi
Membantu dokter untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di Puskesmas
Kegiatan Pokok
Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas
Mengatur penyimpanan obat di Puskesmas
Mengatur administrasi obat di Puskesmas
Meracik dan membungkus obat dalam kemasan yang sesuai untuk diberikan kepada penderita
sesuai perintah dokter.
Mengatur distribusi obat sederhana untuk PPPK
Menyediakan obat untuk Puskesmas Pembantu , Posyandu
Mengatur distribusi obat untuk KIA / KB
Kegiatan lain
Penyuluhan kesehatan terutama dalam bidang penggunan obat keras dan bahaya narkotika
Pencatatan dan pelaporan kegiatan yang dilakukan
Membantu dokter melaksanakan fungsi managemen
Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat dan gudang obat
Tugas Pokok
Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian ,
keuangan ,
perlengkapan ,
surat menyurat ,
humas dan urusan-urusan umum ,
perencanaan serta pelaporan.
Fungsi
Membantu dokter dalam melaksanakan ketata usahaan Puskesmas
Kegiatan Pokok
Membuat surat-surat dan menyimpan arsip
Kegiatan lain
Membantu dokter melaksanakan fungsi managemen
Pengetikan laporan
Ini adalah contoh mengenai SOP MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM
DAN PELAYANAN yang ada di puskesmas. Karena ini hanya sebagai contoh maka anda harus
menyesuaikan dengan lingkungan dan kondisi di Puskesmas Anda. Karena kadang memang memiliki
ciri sendiri sendiri.
Kebijakan
Monitoring Program Puskesmas dalam kegiatannya langkah-langkah yang diterapkan harus
sesuai dengan SOP ini.
Tujuan
Sebagai panduan didalam melakukan monitoring program Puskesmas
Agar upaya
kesehatan/ kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
Revisi terhadap rencana harus dilakukan dengan alasan yang tepat sebagai upaya pencapaian yang
optimal dari kinerja Puskesmas
Menemukan masalah yang menyebabkan hasil tidak sesuai target
Referensi
Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas,Depkes RI,2006.
Pengertian
Monitoring Program Puskesmas adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari
penerapan program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan
sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi.
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu
program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana
sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi.
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan
Program Puskesmas adalah Upaya Kesehatan di puskesmas berupa program wajib dan program
pengembangan
Langkah - langkah
I. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap program Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas
dan penanggungjawab program tidak hanya mengacu pedoman atau acuan yang sudah
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan
Kota tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat terutama sasaran
program.
Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran progran dapat diidentifikasi
melalui survey, kotak saran, maupun temu muka dengan tokoh masyarakat. Komunikasi perlu
dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang program kepada masyarakat, kelompok
masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran program.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mengetahui/mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
Puskesmas Sukamaju.
B. Tujuan Khusus
1. Mendefinisikan kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program Puskesmas
2. Mendapatkan informasi program yang paling dibutuhkan oleh masyarakat
3. Mengetahui program yang sudah/belum sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
4. Mendapatkan masukan tentang program yang dibutuhkan masyarakat, tapi belum ada dalam
rencana kegiatan program
5. Membuat rencana tindak lanjut hasil pembahasan kebutuhan dan harapan masyarakat
4. Musyawarah Masyarakat
Agar lebih mudah dalam mengedit untuk versi lengkapnya silahkan download saja gratis dari
kami. download IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN
HARAPANMASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PUSKESMAS. Silahkan anda sesuaikan
dengan wilayah puskesmas masing masing, kalau menurut saya setiap puskesmas memiliki ciri khas
masing masing terutama dalam pembuatan kerangka acuan ini. Sedikit share semoga bermanfaat.
Audit Keuangan, Audit Kinerja dan Audit untuk Tujuan Tertentu
1. Audit Keuangan
Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar
tentang posisi keuangan, hasil operasi/usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan, mencakup penentuan apakah:
1. Informasi keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
2. Entitas yang diaudit telah memenuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan
tertentu.
3. Sistem pengendalian intern instansi tersebut, baik terhadap laporan keuangan maupun
terhadap pengamanan atas kekayaannya, telah dirancang
dan dilaksanakan secara memadai untuk tujuan pengendalian.
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan yang meliputi, antara lain audit terhadap unsur
yang berikut;
1. Segmen laporan keuangan dan informasi keuangan (seperti laporan pendapatan dan
biaya, laporan penerimaan dan pengeluaran kas, laporan aktiva tetap), dokumen
anggaran, perbedaan antara realisasi kinerja keuangan dan yang diperkirakan.
2. Pengendalian intern mengenai ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
3. Pengendalian atau pengawasan intern atas penyusunan laporan keuangan dan atas
pengamanan aktiva termasuk pengendalian/pengawasan intern atas penggunaan sistem
yang berbasis komputer. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dugaan atas adanya kecurangan.
Sementara itu, berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Pemeriksaan Keuangan adalah
meliputi pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Pemeriksaan
Keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pelayanan opini tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian,
dalam hal audit keuangan, BPK hanya memiliki wewenang untuk memeriksa laporan keuangan
pemerintah pusat dan daerah.
2. Audit kinerja (audit operasional)
Adalah pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat
melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan pemerintah
yang diaudit. Audit kinerja dimaksudkan untuk dapat meningkatkan tingkat akuntabilitas
pemerintah dan memudahkan pengambilan keputusan oleh pihak yang bertanggung jawab
untuk mengawasi atau memprakarsai tindakan koreksi. Audit kinerja mencakup audit
tentang ekonomi, efisiensi, dan program.
Audit Ekonomi dan Efisiensi
Audit Ekonomi dan Efisiensi menentukan apakah:
karyawan, gedung, ruang dan peralatan kantor) secara hemat dan efisien;
2. Penyebab timbulnya ketidakhematan dan ketidakefisenan;
3. Entitas tersebut telah mematuhi peratutran perundang-undangan yang berkaian dengan
kehematan dan efisiensi.
Audit ekonomi dan efisiensi dapat mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah:
1. Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat.
2. Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan biaya yang wajar;
3. Melindungi dan memelihara semua sumber daya negara yang ada secara memadai;
4. Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan dan kurang jelas
tujuannya;
5. Menghindari adanya pengangguran atau jumlah pegawai yang berlebihan;
6. Menggunakan prosedur kerja yang efisien;
7. Menggunakan sumber daya (staf, peralatan dan fasilitas) secara optimum dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan kualitas yang baik
serta tepat waktu;
8. Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perolehan,
pemeliharaan dan penggunaan sumber daya negara;
9. Telah memiliki suatu sistem pengendalian manajemen yang memadai untuk mengukur,
melaporkan, dan memantau kehematan dan efisiensi pelaksanaan program;
10. Telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai
penghematan dan efisiensi.
Audit Efektivitas
Audit Efektivitas mencakup penentuan:
1. Tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan
oleh undang-undang atau badan lain yang berwenang;
2. Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan atau fungsi instansi yang
bersangkutan;
3. Apakah entitas yang telah diaudit telah menaati peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatannya.
Contoh pelaksanaan audit (efektivitas) program:
1. Menilai tujuan program, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, apakah sudah
memadai dan tepat atau relevan;
2. Menetukan tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan;
3. Menilai efektifitas program dan atau unsur program secara sendiri- sendiri;
4. Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan
memuaskan;
5. Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif- alternatif untuk
melaksakan program tersebut, yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik
dengan biaya yang rendah;
6. Menentukan apakah program tersebut melengkapi, tumpang tindih atau bertentangan
dengan program lain yang terkait;
7. Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan lebih baik;
8. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk program
tersebut;
9. Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk mengukur,
melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas program;
10. Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai efektifitas program.
Menurut UU Nomor 15 Tahun 2004, Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek
ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi
kepentingan manajemen oleh aparat pengawas intern pemerintah. Pasal 23 E UUD 1945
mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian
lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah, pemeriksan kinerja dimaksudkan agar
kegiatan yang dibiayai dengan keuanagan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis
dan efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif.
3. Audit Untuk Tujuan Tertentu
Pemeriksaan/audit dengan tujuan tertentu adalah pemeriksan yang dilakukan untuk
tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam
pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan
dan bersifat investigatif ataupun audit ketaatan tertentu.
Audit Investigasi
Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu, periodenya tidak
dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi
atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk
ditindaklanjuti bergantung pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan. Tujuan audit
investigasi adalah mengadakan temuan lebih lanjut atas temuan audit sebelumnya, serta
melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan atau informasi
masyarakat. Tanggung jawab pelaksanaan audit investigasi terletak pada lembaga audit atau
satuan pngawas. Prosedur atau teknik audit investigasi mengacu pada standar audit serta
disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Laporan audit investigasi menetapkan siapa yang
terlibat atau bertanggung jawab, dan ditandatangani oleh kepala lembaga/satuan audit. Adapun
sumber informasi audit investigasi adalah:
1. Pengembangan temuan audit sebelumnya,
2. Adanya pengaduan dari masyarakat,
3. Adanya permintaan dari dewan komisaris atau DPR untuk melaukan audit, misalnya
karena adanya dugaan manajemen/pejabat melakukan penyelewengan.
Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit untuk ditetapkan terlebih dahulu atau
dibakukan. Kalau audit investigasi yang dilaksanakan merupakan
pengembangan temuan audit sebeumnya, seperti financial audit dan
operational audit, auditor dapat menyusun langkah audit yang dilaksanakan
meskipun terkadang setelah dilaksanakan masih banyak mengalami penyesuaian atau
perubahan.
Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini:
1. Apa yang dilaporkan masyarakat tidak terbukti.
2. Apa yang diadukan terbukti, misalnya terjadi penyimpangan dari suatu aturan atau
ketentuan yang berlaku, namun tidak merugikan negara atauperusahaan.
3. Terjadi kerugian bagi perusahaan akibat perbuatan melanggara hukum yang dilakukan
oleh karyawan.
4. Terjadi ketekoran/kekurangan kas atau persediaan barang milik negara, dan
bendaharawan tidak dapat membuktikan bahwa kekurangan
tersebut diakibatkan bukan karena kesalahan atau kelalaian bendaharawan.
5. Terjadi kerugian negara akibat terjai wanprestasi atau kerugian dari perikatan yang lahir
dari undang-undang.
6. Terjadi kerugian negara akibat perbuatan melawan hukum dan tindak pidana lainnya.
Laporan audit investigasi bersifat rahasia, tertutama apabila laporan tersebut akan diserahkan
kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan, auditor tetap menggunakan asas praduga tidak
bersalah. Pada umunya audit investigasi berisi; dasar audit, temuan audit, tindak lanjut dan saran
sedangkan laporan audit yang akan diserahkan keada kejakasaan, temuan audit memuat: modus
operandi, sebab terjadinya penyimpangan, bukti yang diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan.
Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan untuk menentukan apakah auditan telah memenuhi atau mengikuti
prosedur dan peraturan tertentu yang telah ditetapkan.
Contoh dari audit ketaatan adalah audit pajak penghasilan dengan
tujuan apakah auditan telah memenuhi peraturan perpajakan dalam menghitung
besarnya pajak yang terhutang.
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Standar
2.1. Kegiatan Pengelolaan Puskesmas
Pengelola Puskesmas menjamin efektivitas dan efisiensi dalam mengelola upaya dan
kegiatan sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi Puskesmas,
Pengorganisasian Puskesmas
Kriteria
2.1.1.Struktur organisasi pengelola ditetapkan dengan kejelasan tugas dan tanggung jawab, ada
alur kewenangan dan komunikasi, kerjasama, dan keterkaitan dengan pengelola yang lain.
Elemen Penilaian:
1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
2. Pimpinan Puskesmas menetapkan Penanggungjawab Upaya Puskesmas
3. Ditetapkan alur komunikasi dan koordinasi pada posisi-posisi yang ada pada struktur.
Kriteria
2.1.2. Kejelasan tugas, peran, dan tanggung jawab pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab dan
karyawan.
Elemen Penilaian :
1. Ada uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang berkait dengan struktur
organisasi Puskesmas
2. Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan
karyawan memahami tugas, tanggung jawab dan peran dalam penyelenggaraan
Upaya Puskesmas.
3. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan uraian tugas
Kriteria
2.1.3. Struktur organisasi pengelola dikaji ulang secara reguler dan kalau perlu dilakukan
perubahan
.
Maksud dan Tujuan:
Evaluasi terhadap struktur perlu dilakukan secara periodik untuk menyempurnakan struktur
yang ada agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
Elemen Penilaian:
1. Dilakukan kajian terhadap struktur organisasi Puskesmas secara periodik
2. Hasil kajian ditindak lanjuti dengan perubahan/penyempurnaan struktur
Kriteria
2.1.4. Pengelola dan pelaksana Puskesmas memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan dan
ada rencana pengembangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Elemen Penilaian:
1. Ada kejelasan persyaratan/standar kompetensi sebagai Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan Pelaksana Kegiatan.
2. Ada rencana pengembangan pengelola Puskesmas dan karyawan sesuai dengan standar
kompetensi.
3. Ada pola ketenagaan Puskesmas yang disusun berdasarkan kebutuhan
4. Ada pemeliharaan catatan/dokumen sesuai dengan kompetensi, pendidikan, pelatihan,
keterampilan dan pengalaman
5. Ada dokumen bukti kompetensi dan hasil pengembangan pengelola dan pelaksana pelayanan
6. Ada evaluasi penerapan hasil pelatihan terhadap pengelola dan pelaksana pelayanan
Kriteria
2.1.5. Karyawan baru harus mengikuti orientasi supaya memahami tugas pokok dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan wajib mengikuti kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang dipersyaratkan untuk menunjang keberhasilan Upaya Puskesmas.
Elemen Penilaian:
1. Ada ketetapan persyaratan bagi Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas
dan Pelaksana kegiatan yang baru untuk mengikuti orientasi dan pelatihan.
2. Ada kegiatan orientasi atau pelatihan bagi karyawan baru baik Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab upaya, maupun Pelaksana kegiatan dan tersedia kurikulum sesuai upaya.
3. Ada kesempatan bagi Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, maupun
Pelaksana kegiatan untuk mengikuti seminar atau kesempatan untuk meninjau pelaksanaan di
tempat lain.
Pengelolaan Puskesmas
Kriteria
2.1.6. Pimpinan Puskesmas menetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai dalam
penyelenggaraan Puskesmas yang dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dan
kepada pengguna pelayanan dan masyarakat.
Setiap karyawan diharapkan memahami visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan diterapkan dalam
kegiatan penyelenggaraan Puskesmas.
Elemen Penilaian:
1. Ada kejelasan visi, misi, tujuan, dan tata nilai Puskesmas yang menjadi acuan penyelenggara
pelayanan, upaya dan kegiatan Puskesmas
2. Ada mekanisme untuk mengkomunikasikan tata nilai dan tujuan Puskesmas kepada
pelaksana pelayanan, dan masyarakat
3. Ada mekanisme untuk meninjau ulang tata nilai dan tujuan , serta menjamin bahwa tata nilai
dan tujuan relevan dengan kebutuhan dan harapan pengguna pelayanan
4. Ada mekanisme untuk menilai apakah kinerja Puskesmas sejalan dengan visi, misi, tujuan
dan tata nilai Puskesmas.
Kriteria
2.1.7. Pimpinan Puskesmas menunjukkan arah strategi dalam pelaksanaan pelayanan, upaya dan
kegiatan Puskesmas, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, kualitas kinerja,
dan terhadap penggunaan sumber daya.
Elemen Penilaian:
1. Ada mekanisme yang jelas bahwa Pimpinan Puskesmas mengarahkan dan mendukung
Penanggungjawab upaya dan pelaksana dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
mereka.
2. Ada mekanisme penelusuran kinerja pelayanan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
3. Ada struktur organisasi Penanggungjawab upaya yang efektif.
4. Ada mekanisme pencatatan dan pelaporan yang dibakukan.
Kriteria
2.1.8 Puskesmas memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan, dan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan.
Maksud dan Tujuan:
Memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
merupakan fungsi Puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di wilayah
kerja. Fungsi tersebut tercermin dalam perencanaan dan pelaksanaan upaya Puskesmas.
Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan mulai dari pelaksanaan survei mawas diri,
perencanaan upaya kegiatan, monitoring dan evaluasi upaya kegiatan Puskesmas
Elemen Penilaian:
1. Ada kejelasan tanggung-jawab Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas
dan pelaksana kegiatan untuk memfasilitasi kegiatan pembangunan berwasaran kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
2. Ada mekanisme yang jelas untuk memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dan Upaya Puskesmas,
3. Ada komunikasi yang efektif dengan masyarakat dalam penyelenggaraan Upaya Puskesmas
Kriteria
2.1.9. Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas menunjukkan kepemimpinan
untuk melaksanakan strategi, mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas dan
memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan tata nilai, visi, misi,
tujuan Puskesmas.
Elemen Penilaian:
1. Dilakukan kajian secara periodik terhadap akuntabilitas Penanggungjawab Upaya Puskesmas
oleh Pimpinan Puskesmas untuk mengetahui apakah tujuan pelayanan tercapai dan tidak
menyimpang dari visi, misi, tujuan, kebijakan Puskesmas, maupun strategi pelayanan,
2. Ada kriteria yang jelas dalam pendelagasian wewenang dari Pimpinan dan/atau
Penanggungjawab Upaya Puskesmas kepada Pelaksana Kegiatan
apabila meninggalkan tugas,
3. Ada mekanisme untuk memperoleh umpan balik dari pelaksana kegiatan kepada
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pimpinan Puskesmas untuk perbaikan
kinerja upaya untuk ditindak lanjuti,
Kriteria
2.1.10. Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas membina tata hubungan
kerja dengan pihak terkait baik lintas upaya maupun lintas sektoral. Adanya cara yang
dilakukan dalam membina tata hubungan kerja untuk mencapai tujuan keberhasilan
pelayanan.
Maksud dan Tujuan:
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan
sendiri, upaya kesehatan perlu didukung oleh sektor di luar kesehatan, demikian juga
pembangunan berwawasan kesehatan harus dipahami oleh sektor terkait.
Mekanisme pembinaan, komunikasi, dan koordinasi perlu ditetapkan dengan prosedur yang
jelas, misalnya melalui pertemuan/lokakarya lintas sektoral.
Elemen Penilaian:
1. Pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan
Puskesmas diidentifikasi
2. Peran dari masing-masing pihak ditetapkan
3. Dilakukan pembinaan, komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
4. Dilakukan evaluasi terhadap peran serta pihak terkait dalam penyelenggaraan Upaya
Puskesmas
Kriteria
2.1.11. Pedoman dan prosedur penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan
Puskesmas disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan. Semua rekaman hasil pelaksanaan
Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan dikendalikan.
Elemen Penilaian:
1. Ada panduan (manual) mutu dan/atau panduan mutu kinerja Puskesmas
2. Ada pedoman atau panduan kerja penyelenggaraan tiap Upaya Puskesmas dan kegiatan
pelayanan Puskesmas
3. Ada prosedur pelaksanaan upaya kegiatan Puskesmas sesuai kebutuhan
4. Ada Kebijakan, prosedur yang jelas untuk pengendalian dokumen dan pengendalian rekaman
pelaksanaan kegiatan.
5. Ada mekanisme yang jelas untuk menyusun pedoman dan prosedur
Kriteria
2.1.12. Komunikasi internal antara Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab dan Pelaksana Upaya
Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, dilaksanakan agar upaya dan kegiatan
Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Elemen Penilaian :
1. Ada ketetapan tentang pelaksanaan komunikasi internal di semua tingkat manajemen.
2. Ada prosedur komunikasi internal.
3. Komunikasi internal dilakukan untuk koordinasi dan membahas pelaksanaan dan
permasalahan dalam pelaksanaan upaya/kegiatan Puskesmas
4. Komunikasi internal dilaksanakan dan didokumentasikan
5. Ada tindak lanjut yang nyata terhadap rekomendasi hasil komunikasi internal.
Kriteria
2.1.13. Lingkungan kerja dikelola untuk meminimalkan risiko bagi pengguna Puskesmas dan
karyawan.
Elemen Penilaian:
1. Ada kajian dampak kegiatan Puskesmas terhadap gangguan/dampak negatif terhadap
lingkungan
2. Ada ketentuan tertulis tentang pengelolaan risiko akibat upaya dan kegiatan Puskesmas.
3. Ada evaluasi dan tindak lanjut terhadap gangguan/dampak negatif terhadap
lingkungan, untuk mencegah terjadinya dampak tersebut.
Kriteria
2.1.14. Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas secara teratur melakukan
penilaian kinerja pengelolaan dan pelaksanaan upaya dan kegiatan Puskesmas.
Elemen Penilaian:
1. Ada mekanisme untuk melakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh Pimpinan
Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas.
2. Penilaian kinerja difokuskan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan upaya dan kegiatan.
3. Pimpinan Puskesmas menetapkan tahapan cakupan upaya untuk mencapai indikator untuk
mengukur kinerja Puskesmas sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
4. Monitoring dan Penilaian Kinerja dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas dan
Penanggungjawab Upaya Puskesmas untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan upaya/
kegiatan.
5. Ada tindak lanjut terhadap hasil penilaian kinerja Puskesmas.
Elemen Penilaian:
1. Pimpinan Puskesmas mengikutsertakan Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan
pelaksana dalam pengelolaan anggaran Puskesmas mulai dari perencanaan anggaran,
penggunaan anggaran maupun monitoring penggunaan anggaran
2. Ada kejelasan tanggung-jawab pengelola keuangan Puskesmas
3. Ada kejelasan mekanisme penggunaan anggaran dalam pelaksanaan upaya dan
kegiatan
4. Ada kejelasan pembukuan
5. Ada mekanisme untuk melakukan audit penilaian kinerja pengelola keuangan
Puskesmas
6. Ada hasil audit/penilaian kinerja keuangan
Kriteria
2.1.16. Pengelolaan keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku
Elemen Penilaian:
1. Ditetapkan Petugas Pengelola Keuangan
2. Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola keuangan.
3. Pengelolaan keuangan sesuai dengan standar, peraturan yang berlaku dan rencana
anggaran yang disusun sesuai dengan rencana operasional
4. Laporan dan Pertanggung jawaban keuangan dilaksanakan sesuai ketentuan yang
berlaku
5. Dilakukan audit terhadap pengelolaan keuangan dan hasilnya ditindak lanjuti
Elemen penilaian:
1. Dilakukan identifikasi data dan informasi yang harus tersedia di Puskesmas
2. Tersedia prosedur pengumpulan, penyimpanan, dan retriving (pencarian kembali) data
3. Tersedia prosedur analisis data untuk diproses menjadi informasi
4. Tersedia prosedur pelaporan dan distribusi informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan dan berhak memperoleh informasi
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pengelolaan data dan informasi
Standar
2.2. Hak dan Kewajiban Pengguna Puskesmas
Adanya kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas
Hak dan kewajiban pengguna Puskesmas
Kriteria
2.2.1. Hak dan kewajiban pengguna Puskesmas ditetapkan dan disosialisasikan kepada
masyarakat dan semua pihak yang terkait, dan tercermin dalam kebijakan dan prosedur
penyelenggaraan Puskesmas
Elemen Penilaian:
1. Ada kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas.
2. Ada sosialisasi kepada masyarakat dan pihak-pihak yang terkait tentang hak dan kewajiban
mereka.
3. Ada kebijakan dan prosedur pemyelenggaraan Puskesmas mencerminkan pemenuhan
terhadap hak dan kewajiban pengguna.
Kriteria
2.2.2. Adanya aturan (code of conduct) yang jelas untuk mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana dalam proses penyelenggaraan upaya
kegiatan Puskesmas. Aturan tersebut mencerminkan tata nilai, visi, misi, dan tujuan
Puskesmas serta tujuan upaya kegiatan.
Elemen Penilaian:
1. Ada aturan yang disepakati bersama oleh Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan Pelaksana dalam melaksanakan upaya dan kegiatan Puskesmas,
2. Aturan tersebut sesuai dengan visi, misi, tata nilai, dan tujuan Puskesmas.
Standar
2.3. Kontrak pihak ketiga
Jika sebagian kegiatan dikontrakkan kepada pihak ketiga, pengelola menjamin bahwa
penyelenggaraan oleh pihak ketiga memenuhi standar yang ditetapkan.
Kriteria
2.3.1. Adanya dokumen kontrak yang jelas dengan pihak ketiga yang ditanda-tangani oleh pihak
ketiga dan pengelola dengan spesifikasi pekerjaan yang jelas dan memenuhi standar yang
berlaku.
Elemen Penilaian:
1. Ada penunjukkan secara jelas petugas pengelola kontrak kerja (Perjanjian Kerja Sama)
2. Ada dokumen kontrak yang jelas dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Dalam dokumen kontrak ada kejelasan, kegiatan yang harus dilakukan, peran dan tanggung
jawab masing-masing pihak, personil yang melaksanakan kegiatan, kualifikasi, indikator dan
standar kinerja, masa berlakunya kontrak, proses kalau terjadi perbedaan pendapat, termasuk
bila terjadi pemutusan hubungan kerja
Kriteria
2.3.2. Kinerja pihak ketiga dalam penyelenggaraan pelayanan dimonitor dan dievaluasi
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditindak-lanjuti.
Elemen Penilaian:
1. Ada kejelasan indikator dan standar kinerja pada pihak ketiga dalam melaksanakan kegiatan.
2. Dilakukan monitoring dan evaluasi oleh pengelola pelayanan terhadap pihak ketiga
berdasarkan indikator dan standar kinerja,
3. Ada tindak lanjut terhadap hasil monitoring dan evaluasi
Standar
2.4. Pemeliharaan sarana dan prasarana
Sarana dan peralatan Puskesmas harus dipelihara agar dapat digunakan sesuai
kebutuhan dan sesuai peraturan yang berlaku
Kriteria.
2.4.1. Pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas dilaksanakan dan didokumentasikan secara
jelas dan akurat.
Elemen Penilaian:
1. Ditetapkan Penanggungjawab barang inventaris Puskesmas
2. Ada daftar inventaris sarana dan peralatan Puskesmas yang digunakan untuk pelayanan
maupun untuk penyelenggaraan upaya.
3. Ada upaya kerja pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas
4. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai upaya kerja
5. Ada tempat penyimpanan/gudang sarana dan peralatan yang memenuhi persyaratan.
6. Ada upaya kerja kebersihan lingkungan Puskesmas
7. Pelaksanaan kebersihan lingkungan Puskesmas sesuai dengan upaya kerja.
8. Ada upaya kerja perawatan kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.
9. Pelaksanaan pemeliharaan kendaraan sesuai upaya kerja
10. Pencatan dan pelaporan barang inventaris.