Anda di halaman 1dari 10

INTERVAL, INTERVAL BERSARANG, REPRESENTASI BINER DAN

REPRESENTASI DESIMAL
Untuk Memenuhi Tugas Presentasi Kelompok

Mata Kuliah Analisis Real

Dosen Pengampu :

Febriana Kristanti, M.Si

Oleh Kelompok 6 :

1. Amalia Damayanti (D04217003)


2. Ayub Kisworo P.W (D04217007)
3. Bepy Purwiyanti H. (D74217078)
4. Firda Mareta Sari (D74217081)
5. Fitria Anis K. (D74217083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2019
1|ANALISIS REAL
INTERVAL, INTERVAL BERSARANG, REPRESENTASI BINER
DAN REPRESENTASI DESIMAL

Interval

Relasi urutan pada R menentukan kumpulan dari subset yang disebut “interval“. Notasi dan
terminologi untuk himpunan khusus ini akan terbiasa dengan kasus sebelumnya. Jika
𝑎, 𝑏 ∈ ℝ memenuhi 𝑎 < 𝑏,dari interval terbuka yang ditentukan oleh a dan b adalah
himpunan.

𝑎, 𝑏 ∶= 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝑎 < 𝑥 < 𝑏 .

Himpunan a dan b disebut titik akhir interval; namun, titik akhir tidak termasuk dalam
interval terbuka. Jika kedua titik akhir digabungkan ke interval terbuka ini, maka kita
mendapatkan interval tertutup yang ditentukan oleh a dan b; yaitu himpunan.

𝑎, 𝑏 ∶= 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏

Interval setengah terbuka (atau setengah tertutup) terdapat dua jenis yaitu interval
setengah terbuka ke kanan a dan b 𝑎, 𝑏 , yang mencakup titik akhir a, dan interval terbuka
kekiri 𝑎, 𝑏 mencakup titik akhir b.

Interval dengan titik ujung kiri a dan ujung kanan b dalam R mempunyai panjang interval
yaitu

ℓ( 𝑎, 𝑏 = ℓ 𝑎, 𝑏 = ℓ( 𝑎, 𝑏 = ℓ 𝑎, 𝑏 =𝑏−𝑎

Jika a = b, interval terbuka yang sesuai adalah himpunan kosong 𝑎, 𝑎 = ∅, Sedangkan


interval tertutup yang sesuai adalah himpunan dengan anggota tunggal 𝑎, 𝑎 = 𝑎 .

Ada lima jenis interval tak terbatas untuk simbol ∞ 𝑎𝑡𝑎𝑢 + ∞ dan−∞ digunakan sebagai
notasi penggunaan titik akhir. Interval terbuka yang tak terbatas memiliki himpunan :

𝑎, ∞ ≔ 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝑥 > 𝑎 𝑑𝑎𝑛 −∞, 𝑏 ≔ 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝑥 < 𝑏

Himpunan pertama tidak memiliki batas atas dan yang kedua tidak memiliki batas bawah.
Titik akhir yang berdampingan yaitu merupakan interval tertutup yang tak terbatas :

𝑎, ∞ ≔ 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝑎 ≤ 𝑥 𝑑𝑎𝑛 (−∞, 𝑏] ≔ 𝑥 ∈ ℝ ∶ 𝑥 ≤ 𝑏

2|ANALISIS REAL
Seringkali menganggap bahwa seluruh himpunan R sebagai interval tak terbatas; pada kasus
ini kita menuliskan −∞, ∞ ≔ ℝ . Tidak ada titik yang merupakan titik akhir dari −∞, ∞

Karakteristik Interval

Jika 2 titik yaitu x, y dengan 𝑥 < 𝑦 punya interval I, maka setiap titik yang terletak
diantaranya juga punya interval I. Artinya jika 𝑥 < 𝑡 < 𝑦, maka titik t punya interval yang
sama seperti x dan y. Dengan kata lain, jika x dan y punya interval I maka interval [x,y]
berada di I.

2.5.1Teorema Karakteristik

Jika S adalah subset R yang berisi setidaknya mengandung dua himpunan dan memiliki
property.

(1) Jika 𝑥, 𝑦 ∈ 𝕊 dan 𝑥 < 𝑦, 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑥, 𝑦 ⊆ 𝑆, dan S merupakan interval

Bukti. Ada empat kasus yang perlu dipertimbangkan:

(i) S dibatasi,
(ii) S terikat di atas tetapi tidak di bawah,
(iii) S terikat di bawah tetapi tidak di atas, dan
(iv) S tidak terikat di atas atau di bawah.

Kasus (i): Ambil a= inf S dan b = sup S. Lalu S⊆ 𝑎, 𝑏 dan kita akan menunjukkan bahwa
(a,b) ⊆S

Jika 𝑎 < 𝑍 < 𝑏, maka Z bukan batas bawah S, jadi ada 𝑥 ∈ 𝑆 dengan 𝑥 < 𝑍, juga Z bukan
batas atas S, jadi ada 𝑦 ∈ 𝑆 dengan 𝑍 < 𝑦. Oleh karena itu 𝑍 ∈ 𝑥, 𝑦 jadi property (1)
menjelaskan bahwa 𝑍 ∈ 𝑆. Karena Z adalah elemen pasti dari (a,b) kami menyimpulkan
bahwa (a,b) ⊆S.

Sekarang jika 𝑎 ∈ 𝑆 dan 𝑏 ∈ 𝑆 lalu S= 𝑎, 𝑏 . Mengapa ?

Jika 𝑎 ∉ 𝑆 dan 𝑏 ∉ 𝑆, lalu S=(a,b). Kemungkinan lain mengarah pada S= 𝑎, 𝑏 atau S= 𝑎, 𝑏 .

3|ANALISIS REAL
Kasus (ii): jika b = sup S . Maka S⊆ −∞, 𝑏 dan kita akan menunjukkan bahwa −∞, 𝑏 ⊆
𝑆. Untuk jika 𝑍 < 𝑏, jika dan hanya jika 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑆 seperti yang 𝑍 ∈ 𝑥, 𝑦 ⊆ 𝑆. Mengapa?

Karena −∞, 𝑏 ⊆ 𝑆. Jika 𝑏 ∈ 𝑆, maka S= −∞, 𝑏 dan jika 𝑏 ∉ 𝑆, maka S= −∞, 𝑏 .

Kasus (iii) dan (iv) dibiarkan sebagai latihan.

Interval Bersarang

Kita nyatakan bahwa urutan interval 𝐼𝑛, 𝑛 ∈ 𝑁, terpusat jika rantai inklusi berikut berlaku
(lihat gambar 2.5.1)

𝐼1 ⊇ 𝐼2 ⊇ ⋯ ⊇ 𝐼𝑛 ⊇ 𝐼𝑛+1 ⊇ ⋯

1
Contoh: jika 𝐼𝑛 = 0, 𝑛 untuk 𝑛 ∈ 𝑁, lalu 𝐼𝑛 ⊇ 𝐼𝑛+1 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁 untuk masing-

masing sehingga urutan interval ini terpusat. Dalam hal ini, elemen 0 milik semua 𝐼𝑛 dan
properti archimedean 2.4.3 dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa 0 adalah satu-satunya

titik umum tersebut. (buktikan ini) kami menyatakan ini dengan menulis 𝑛 =1 𝐼𝑛 = 0.

Penting untuk menyadari bahwa, secara umum urutan interval tidak perlu memiliki titik yang
sama.

1
Contoh : Jika 𝐼𝑛 = 0, 𝑛 untuk 𝑛 ∈ 𝑁, maka urutan interval ini adalah bersarang, tetapi tidak

ada titik yang sama, hal ini benar karena untuk setiap 𝑥 > 0 yang diberikan, ada

4|ANALISIS REAL
1
𝑚 ∈ 𝑁 Sedemikian sehingga < 𝑥 sehingga 𝑥 𝜖 𝐼𝑚 . Begitu pula urutan intervalnya
𝑚

𝐾𝑛 ≔ 𝑛 , ∞ , 𝑛 𝜖 𝑁, bersarang tetapi tidak memiliki titik yang sama.


Maka dapat disimpulkan bahwa setiap interval-interval tertutup bersarang,
interval terbatas akan memiliki titik yang sama. Perhatikan bahwa kelengkapan R berperan
penting dalam membangun properti ini.

2.5.2 Sifat Interval Bersarang

Misalkan 𝐼𝑛 = 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 , 𝑛 ∈ 𝑁, adalah barisan bersarang dari interval tertutup dan terbatas,


maka ada 𝜉 ∈ ℝ sehingga 𝜉 ∈ 𝐼𝑛 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁.

Diket : 𝐼𝑛 = 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 , 𝑛 ∈ 𝑁

𝜉∈ℝ

Ditanya : ada ξ ∈ 𝐼𝑛 untuk setiap n ∈ N

Bukti : Karena interval bersarang, kita mempunyai 𝐼𝑛 ⊆ 𝐼1 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁, sehingga


𝑎𝑛 ≤ 𝑏1 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁. Oleh karena itu, himpunan tak kosong {𝑎𝑛 ; 𝑛 ∈ 𝑁} terbatas
keatas dan kita misalkan 𝜉 adalah supremum. Maka jelas 𝑎𝑛 = 𝜉 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁.

Kita misalkan juga 𝜉 ≤ 𝑏𝑛 untuk setiap n. Ini menunjukkan siapa saja anggota dari n,dan 𝑏𝑛
adalah batas atas dari himpunan {𝑎𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝑁}. Kita misalkan menjadi 2 kasus, yaitu :

(i) Jika 𝑛 ≤ 𝑘 untuk setiap 𝐼𝑛 ⊇ 𝐼𝑘 , kita punya 𝑎𝑘 ≤ 𝑏𝑘 ≤ 𝑏𝑛 .


(ii) Jika 𝑘 < 𝑛, maka 𝐼𝑘 ⊇ 𝐼𝑛 . Kita punya 𝑎𝑘 ≤ 𝑎𝑛 ≤ 𝑏𝑛 . (lihat grafik 2.5.2)

Dengan demikian, kita dapat simpulkan bahwa 𝑎𝑘 ≤ 𝑏𝑛 untuk setiap 𝑘; 𝑘 ∈ 𝑁 . Sehingga 𝑏𝑛


adalah batas atas dari himpunan {𝑎𝑘 ; 𝑘 ∈ 𝑁}. Karena itu, 𝑎𝑛 ≤ 𝜉 ≤ 𝑏𝑛 untuk setiap n, kita
punya 𝜉 ∈ 𝐼𝑛 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁.

5|ANALISIS REAL
2.5.3 Teorema

Jika 𝐼𝑛 ∶= 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 , 𝑛 ∈ 𝑁 urutan himpunan bersarang, interval tertutup dan terbatas yang


panjangnya 𝑏𝑛 − 𝑎𝑛 : dan 𝐼𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢𝑕𝑖 𝑖𝑛𝑓 𝑏𝑛 − 𝑎𝑛 ; 𝑛 ∈ 𝑁 = 0. 𝜀 maka angka 𝜉 termuat
dalam 𝐼𝑛 untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎𝑕 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙.

Bukti

Misal 𝜂 = inf 𝑏𝑛 𝑛 𝜖 𝛮 } = 0 sehingga 𝜂 ≠ ∅

𝑏𝑛 𝜖 𝜂 dan 𝜂 ⊆ 𝑅

Himpunan 𝜂 terbatas ke bawah ∋ 𝑎𝑛 ≤ 𝜂

 Dengan menggunakan sifat R→ 𝑖𝑛𝑓. 𝜂 ∋terdapat 𝜉 𝜖 𝑅 ∋ 𝜉 = inf 𝜂

Jelas bahwa 𝜉 ≤ 𝜂 𝑑𝑒𝑓𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖

 Untuk menunjukkan 𝑥 𝜖 𝐼𝑛, ∀𝑛𝜖𝑁 jika dan hanya jika𝜉 ≤ 𝑥 ≤ 𝜂

Karena 𝜂𝜖𝑅 dan 𝜉𝜖𝑅maka0 ≤ 𝜂 − 𝜉 ≤ 𝜀, ∀𝜀 > 0 maka berdasarkan teorema 2.1.9 𝜂 − 𝜉 =


0 , maka 𝜂 = 𝜉

Terbukti bahwa 𝜉 𝜖 𝐼𝑛 , ∀ 𝑛 𝜖 𝑁 adalah tunggal.

6|ANALISIS REAL
Himpunan Uncountable dari R

Prinsip himpunan yang dapat dihitung dibahas dalam bagian 1.3 dan kemampuan hitung dari
himpunan tersebut. Karena Q bilangan rasional, maka kami menggunakan urutan interval
untuk membuktikan bahwa himpunan R adalah himpunan bilangan tak terhitung. Buktinya
diberikan oleh Georg Cantor pada tahun 1879, yang pertama dari penelitianynya tentang
himpunan tak terbatas. Dia kemudian menerbitkan bukti menggunakan desimal representasi
bilangan real dan bukti itu akan diberikan nanti.

2.5.4 Teorema

Himpunan R dari bilangan real tidak dapat dihitung.

Bukti. Akan dibuktikan bahwa satuan interval 𝐼; = [0, 1] adalah himpunan yang tak dapat
dihitung. Karena jika R dapat dihitung, maka himpunan bagian I juga akan dapat dihitung.
(lihat teorema 1.3.9 a) buktinya dengan kontradiksi. Jika kita menganggap bahwa a dapat
dihitung, maka a dapat menghitung himpunan sebagai 𝐼 = {𝑥1 , 𝑥2 , . . . , 𝑥𝑛 , … }. Pertama ambil
subinterval I tertutup sedemikian sehingga 𝑥1 ≠ 𝐼1 lalu pilih subinterval I tertutup 𝐼2 pada 𝐼1
sedemikian sehingga 𝑥2 ≠ 𝐼2 dan seterusnya. Dengan cara ini kita mendapatkan interval
kosong tertutup sedemikian sehingga 𝐼1 ⊇ 𝐼2 ⊇ ⋯ ⊇ 𝐼𝑁 ⊇ ⋯

Sedemikian sehingga 𝐼𝑛 ⊆ 𝐼 dan 𝑋𝑛 ≠ 𝐼𝑛 untuk semua n. Urutan himpunan interval 2.5.2


mengartikan bahwa ada 𝜉 ∈ 𝐼 sedemikian sehingga 𝜉 ∈ 𝐼𝑛 untuk setiap n. Karena itu 𝜉 ≠ 𝑋𝑛
untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁, jadi enumirasi I bukan anggota lengkap dari elemen I seperti yang
sudah diklaim. Karenanya, I adalah himpunan yang tak dapat dihitung.

Faktanya, R himpunan bilangan real adalah himpunan yang dapat dihitung maka dapat
dihitung (lihat 1.3.7 c) jika himpunan 𝑅\𝑄irasional maka tidak dapat dihitung. Karena
𝑅 = 𝑄 ∪ (𝑅\𝑄) maka R juga merupakan himpunan yang dapat dihitung, merupakan
kontradiksi. Karenanya, himpunan bilanga irasional 𝑅\𝑄 tidak dapat dihitung.

Catatan : himpunana bilangan real juga dapat dibagi menjadi dua himpunan bagian
dari bilangan yang disebut bilangan aljabar dan bilangan transendental. Bilangan real disebut
aljabar jika itu adalah solusi dari persamaan polinom 𝑃 𝑥 = 0 dimana semua koefisien
polinom P adalah bilangan bulat. Bilangan real disebut transendental jika bukan termasuk

7|ANALISIS REAL
bilangan aljabar. Nisa dibuktikan bahwa himpunan bilangan aljabar adalah tak terbatas, dan
akibatnya himpunan bilangan transendental tidak terhitung, n dan e adalah bilangan
transendental, tetapi bukti dari pernyataan ini sangat dalam. Untuk pengantar materi ini, kami
merujuk pembaca untuk membaca buku karya Ivan Niven yang tercantum dalam reverensi.

Representasi Biner

Kami akan sedikit membahas mengenai representasi biner (dan desimal) dari bilangan real.
Cukup pertimbangkan bilangan real antara 0 dan 1, karena representasi untuk bilangan real
lainnya diperoleh dengan menambahkan bilangan positif atau negatif.

Jika 𝑥 ∈ [0,1] , kita akan menggunakan prosedur pembelahan berulang untuk mengaitkan
1 1
urutan (𝑎𝑛 ) dari 0s sebagai berikut. Jika 𝑥 ≠ 2 memiliki subinterval kiri [0, 2] kita ambil
1 1
𝑎1 ∶= 0 , sedangkan jika 𝑥 memiliki subinterval kanan [2,1] kita ambil 𝑎1 = 1. Jika 𝑥 = 2 ,

maka kita dapat mengambil 𝑎1 menjadi 0 atau 1. Setidaknya, kita memiliki

𝑎1 𝑎 1 +1
≤𝑥≤ .
2 2

1 1
Sekarang kita bagi menjadi dua interval [2 𝑎1 , 2 (𝑎1 + 1)]. Jika 𝑥 bukan titik dua dan

menjadi bagian dari subinterval kiri kita ambil 𝑎2 ∶= 0 , dan jika 𝑥 memiliki subinterval
1 3
kanan kita ambil 𝑎2 ∶= 1. Jika 𝑥 = 4 atau 𝑥 = 4 , kita dapat mengambil 𝑎2 menjadi 0 atau

1. Setidaknya, kita memiliki

𝑎1 𝑎2 𝑎1 𝑎 2 +1
+ ≤𝑥≤ + .
2 22 2 22

Kita melanjutkan prosedur membagi dua ini, menetapkan pada tahap ke-n nilai 𝑎𝑛 ∶= 0 jika
𝑥 bukan titik pembelahan dan terletak di subinterval kiri, dan menetapkan nilai 𝑎𝑛 ∶= 1 jika
𝑥 terletak di subinterval kanan. Dengan cara ini kita memperoleh urutan (𝑎𝑛 ) dari 0s atau 1s
yang sesuai dengan urutan interval bersarang yang mengandung titik 𝑥. Untuk setiap n, kita
memiliki pertidaksamaan
𝑎1 𝑎2 𝑎𝑛 𝑎1 𝑎2 𝑎 𝑛 +1
(2) + + ⋯+ ≤𝑥≤ + +⋯+ .
2 22 2𝑛 2 22 2𝑛
Jika 𝑥 adalah titik dua pada tahap ke-2, maka 𝑥 = 𝑚/2𝑛 dengan 𝑚 ganjil. Dalam hal ini, kita
dapat memilih subinterval kiri atau kanan; namun begitu subinterval ini dipilih, maka semua

8|ANALISIS REAL
subinterval berikutnya dalam prosedur pembelahan ditentukan. [misalnya, jika kita memilih
subinterval kiri sehingga 𝑎𝑛 = 0 , maka 𝑥 adalah titik akhir yang tepat dari semua
subinterval berikutnya, dan karenanya 𝑎𝑘 = 1 untuk semua 𝑘 ≥ 𝑛 + 1. di sisi lain, jika kita
memilih subinterval kanan sehingga 𝑎𝑛 = 1 , maka 𝑥 adalah titik akhir kiri dari semua
3
subinterval berikutnya, dan karenanya 𝑎𝑘 = 0 untuk semua 𝑘 ≥ 𝑛 + 1. Misalnya, jika 𝑥 = 4,

maka dua kemungkinan urutan untuk 𝑥 adalah 1, 0, 1, 1, 1, ... dan 1, 1, 0, 0, 0, ...]

untuk meringkas: jika 𝑥 ∈ [0,1], maka ada urutan (𝑎𝑛 ) dari 0s dan 1s sehingga
pertidaksamaan (2) berlaku untuk semua 𝑛 ∈ 𝑁. Dalam hal ini kita menulis
(3) 𝑥 = (. 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 )2
dan kita sebut (3) representasi biner dari 𝑥. Representasi ini unik kecuali ketika 𝑥 = 𝑚/2𝑛
dengan 𝑚 ganjil, dalam hal ini 𝑥 memiliki dua representasi
𝑥 = (. 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛−1 1000 … )2 = (. 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛−1 0111 … )2 ,

satu berakhiran 0s dan yang lainnya berakhiran 1s.

Sebaliknya, setiap urutan 0s dan 1s representasi biner dari bilangan real tunggal
dalam [0,1]. Ketidaksetaraan yang berkaitan dengan (2) menentukan interval tertutup dengan
panjang 1/2𝑛 dan urutan interval ini bersarang. Oleh karena itu, teorema 2.5.3 mengartikan
bahwa terdapat bilangan real 𝑥 tunggal yang memenuhi (2) untuk setiap 𝑛 ∈ 𝑁. Akibatnya, 𝑥
memiliki reprentasi biner (. 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 )2 .

Komentar. Konsep representasi biner sangat penting di era komputer digital ini. Sebuah
nomor di input dalam komputer digital pada "bit", dan setiap bit dapat dimasukkan ke dalam
salah satu dari dua negara - baik itu melewati aliran atau tidak. Kedua negara ini sesuai
dengan nilai masing-masing 1 dan 0. Dengan demikian, representasi biner dari angka dapat
disimpan dalam komputer digital pada serangkaian bit. Tentu saja, dalam praktik sebenarnya,
karena hanya sedikit bit yang dapat disimpan, representasi biner harus dipotong. jika n digit
biner digunakan untuk angka 𝑥 ∈ [0,1], maka akurasinya paling banyak 1/2𝑛 . Misalnya,
untuk memastikan akurasi empat desimal, perlu menggunakan setidaknya 15 digit biner (atau
15 bit).

9|ANALISIS REAL
Representasi Desimal

Representasi desimal dari bilangan real mirip dengan representasi biner, kecuali kita
membaginya menjadi sepuluh subinterval yang sama, bukannya dua.

Demikian, diberikan 𝑥 𝜖 0,1 , jika kita membagi [0,1] kedalam 10 subinterval, maka 𝑥
𝑏 (𝑏1 +1)
menjadi milik subinterval [101 , ] untuk beberapa data 𝑏1 di dalam {0,1,2, … ,9}. Proses
10

seperti didalam kasus biner, kita mendapatkan urutan(𝑏𝑛 ) bilangan bulat dengan 0 ≤ 𝑏𝑛 ≤ 9
untuk semua 𝑛 𝜖 𝑁 sedemikian rupa sehingga𝑥 memenuhi

𝑏1 𝑏2 𝑏𝑛 𝑏1 𝑏2 𝑏𝑛 + 1
+ 2 +⋯+ 𝑛 ≤ 𝑥 ≤ + 2 + ⋯+
10 10 10 10 10 10𝑛

Dalam masalah ini kita menyebutkan 𝑥 memiliki representasi desimal diberikan sebagai
berikut 𝑥 = . 𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑛 …

Jika𝑥 ≥ 1 dan 𝐵 𝜖 𝑁 adalah seperti 𝐵 ≤ 𝑥 < 𝐵 + 1, lalu 𝑥 = 𝐵. 𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑛 … dimana


representasi decimal 𝑥 − 𝐵𝜖 [0,1] seperti diatas. Nilai negative dianggap sama.

Representasi decimal 𝑥 𝜖 [0,1] unik kecuali ketika 𝑥 adalah titik pembagian di beberapa
tahap, yang dapat dilihat terjadi ketika 𝑥 = 𝑚 10𝑛 untuk beberapa m, 𝑛 𝜖 𝑁, 1 ≤ 𝑚 ≤ 10𝑛 .

1 38
Contohnya ,jika 𝑥 = 2 kemudian 𝑥 = .4999 … = .5000 …, dan jika 𝑦 = 100 kemudian

𝑦 = .37999 … = .38000 …]

10 | A N A L I S I S R E A L

Anda mungkin juga menyukai