Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STATISTIKA II

ANALISIS CHI KUADRAT ( CHI SQUARE)

Disusun oleh:

Kelompok 4

Yasmin (173304010172)

Nabila Thatcer (173304010179)

Theresia Ance Lina Situmorang (173304010604)

Yunita Lasari Simarmata (173304010608)

Patricia Esther Clara (173304010623)

Universitas Prima Indonesia


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada umumnya penelitian ilmiah lebih banyak berhubungan dengan data


yang bersifat interval atau rasio. Data interval dan rasio merupakan data yang berupa an
gkahasil dari pengukuran baik pengukuran yang bersifat langsung maupun tidak
langsung. Namun demikian tidak jarang peneliti harus bekerja dan terlibat dengan data
yang berwujud frekuensi. Data frekuensi atau distribusi frekuensi merupakan data hasil
dari pencacahan atau pembilangan. Jika kita perhatikan pengujian atau tes hipotesis
untuk harga proporsi hanya melibatkan paling banyak dua proporsi yang diukur dari
dua proporsi yang berbeda. Dalam kenyataannya kita tidak hanya akan menggunakan du
a proporsi, namun lebih dari itu. Oleh karena itu kita tentu akan mengalami kesulitan
jikatiga atau lebih proporsi diuji menggunakan uji hipotesis harga perbedaan dua
proporsi.Untuk mengatasi kesulitan tersebut kita menggunakan pengujian lain yaitu uji
Chi-kuadrat atau Chi- square test yang disimbolkan dengan x2. Chi kuadrat merupakan
suatu teknik statistik yang menggunakan untuk menilai probabilitas guna
memperoleh perbedaan frekuensi nyata atau hasil pengamatan atau observasi dengan
frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu. Alat uji ini khusus
digunakan untuk menguji lebih dari dua proporsi dengan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria
itu didasarkan pada ciridata yang akan diuji proporsinya sehingga menimbulkan jenis
pengujian yang berbeda,walaupun tetap menggunakan satu bentuk rumus yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Metode Uji Chi Kuadrat

Chi Kuadrat adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada
dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel,
ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi kuadrat dengan merujuk
bahwa harus digunakan uji pada derajat yang terendah).

Uji chi kuadrat merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan. Namun
perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau sampel yang
digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat digunakan yaitu:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count (F0)
sebesar 0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang
memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell dengan frekuensi
harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

Rumus chi kuadrat sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingensi bentuk 2
x 2, maka rumus yang digunakan adalah “koreksi yates”. Apabila tabel kontingensi 2 x 2
seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi
harapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti dengan rumus “Fisher Exact Test”.

Rumus Tersebut adalah:


Uji chi kuadrat (dilambangkan dengan “χ2” dari huruf Yunani “Chi” dilafalkan “Kai”)
digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun
dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk
dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui
hubungan antara status gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah (ya atau tidak).
Dasar uji chi kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil
observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika
harga dari chi Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf
signifikan tertentu (dari tabel χ2).
Uji chi Kuadrat dapat digunakan untuk menguji :

1. Uji χ2 untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test).
2. Uji χ2 untuk homogenitas antar- sub kelompok (Homogenity test).
3. Uji χ2 untuk Bentuk Distribusi (Goodness of Fit)

Sebagai rumus dasar dari uji chi Kuadrat adalah :


Keterangan :

O = frekuensi hasil observasi

E = frekuensi yang diharapkan.

Nilai E = (Jumlah sebaris x Jumlah Sekolom) / Jumlah data

df = (b-1) (k-1)

Dalam melakukan uji chi kuadrat, harus memenuhi syarat:

1. Sampel dipilih secara acak


2. Semua pengamatan dilakukan dengan independen
3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel dengdan
frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel
4. Besar sampel sebaiknya > 40 (Cochran, 1954)
Keterbatasan penggunaan uji chi Kuadrat adalah tehnik uji chi kuadarat memakai data
yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinu. Dekatnya pendekatan yang dihasilkan
tergantung pada ukuran pada berbagai sel dari tabel kontingensi. Untuk menjamin
pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar “frekuensi harapan tidak boleh terlalu
kecil” secara umum dengan ketentuan:
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu)
2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima)
Bila hal ini ditemukan dalam suatu tabel kontingensi, cara untuk menanggulanginya
adalah dengan menggabungkan nilai dari sel yang kecil ke se lainnya (mengcollaps),
artinya kategori dari variabel dikurangi sehingga kategori yang nilai harapannya kecil
dapat digabung ke kategori lain. Khusus untuk tabel 2×2 hal ini tidak dapat dilakukan,
maka solusinya adalah melakukan uji “Fisher Exact atau Koreksi Yates”

2. Analisis Chi Kuadrat

Contoh kasus

Perusahaan penyalur alat elektronik AC ingin mengetahui apakah ada hubungan antara
gender dengan sikap mereka terhadap kualitas produk AC. Untuk itu mereka meminta 25
responden mengisi identitas mereka dan sikap atau persepsi mereka terhadap produknya.

Permasalahan : Apakah ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC?

Hipotesis :
 H0 = Tidak ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC
 H1 = Ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC
Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi-square < 0.05 atau nilai chi kuadrat
hitung lebih besar (>) dari nilai chi kuadrat tabel.

1. Menguji Independensi antara 2 faktor (independensi)

Independensi (keterkaitan) antara 2 faktor dapat diuji dengan uji chi kuadrat. Masalah
independensi ini banyak mendapat perhatian hampir di semua bidang, baik eksakta
maupun sosial ekonomi. Kita ambil contoh di bidang ekonomi dan pendidikan. Kita bisa
menduga bahwa keadaan ekonomi seseorang tidak ada kaitannya dengan tingkat
pendidikannya, atau justru sebaliknya bahwa keadaan ekonomi seseorang terkait erat
dengan tingkat pendidikannya. Untuk menjawab dugaan-dugaan ini, kita bisa
menggunakan uji chi kuadrat. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Buatlah hipotesis
H0: tidak ada kaitan antara keadaan ekonomi seseorang dengan pendidikannya
HA: ada kaitan antara keadaan ekonomi seseorang dengan pendidikannya

2. Lakukan penelitian dan kumpulkan data


Hasil penelitian adalah sebagai berikut (tentatif).

Kategori Di bawah garis kemiskinan Di atas garis kemiskinan Total


Tidak tamat SD 8 4 12
SD 20 17 37
SMP 15 16 31
SMA 3 23 26
Perguruan Tinggi 2 22 24
Total 48 82 130

3. Lakukan analisis

Kategori Di bawah garis kemiskinan Di atas garis kemiskinan Total


Tidak tamat SD

O 8 4

E 4,43 7,57 12

20 17
SD

O 13,66 23,34 37
E

SMP

O 15 16

E 11,45 19,55 31

SMA

O 3 23

E 9,60 16,40 26

Perguruan Tinggi

O 2 22

E 8,86 15,14 24

Total 48 82 130

Nilai O (Observasi) adalah nilai pengamatan di lapangan


Nilai E (expected) adalah nilai yang diharapkan, dihitung sbb:
1. Nilai E untuk kategori tidak tamat SD di bawah garis kemiskinan (12 x 48)/130 =4,43
2. Nilai E untuk kategori tidak tamat SD di atas garis kemiskinan (12 x 82)/130 = 7,57
3. Nilai E untuk kategori SD di bawah garis kemiskinan (37 x 48)/130 = 13,66
4. Nilai E untuk kategori SD di atas garis kemiskinan (37 x 82)/130 = 23,34
5. Nilai E untuk kategori SMP di bawah garis kemiskinan (31 x 48)/130 = 11,45
6. Nilai E untuk kategori SMP di atas garis kemiskinan (31 x 82)/130 = 19,55
7. Nilai E untuk kategori SMA di bawah garis kemiskinan (26 x 48)/130 = 9,60
8. Nilai E untuk kategori SMA di atas garis kemiskinan (26 x 82)/130 = 16,40
9. Nilai E untuk kategori Perguruan Tinggi di bawah garis kemiskinan (24 x 48)/130 = 8,86
10. Nilai E untuk kategori Perguruan Tinggi di atas garis kemiskinan = (24 x 82)/130 = 15,14
Hitung nilai Chi kuadrat (x^2)

TABEL CHI KUADRAT

4. Kriteria Pengambilan Kesimpulan

Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai x^2 hitung = 26,586, yaitu lebih besar darinilai
x^2 tabel yaitu 9,488, sehingga kita harus menerima HA. Dengan demikian, kita
simpulkan bahwa ada kaitan yang signifikan antara keadaan ekonomi seseorang dengan
tingkat pendidikannya (lihat lagi hipotesis di atas, khususnya bunyi hipotesis HA).
Catatan: kata signifikan berasal dari α = 0,05.

2. Menguji proporsi
Contoh kasus (1):

Menurut teori genetika (Hukum Mendel I) persilangan antara kacang kapri berbunga
merah dengan yang berbunga putih akan menghasilkan tanaman dengan proporsi sebagai
berikut: 25% berbunga merah, 50% berbunga merah jambu, dan 25% berbunga
putih. Kemudian, dari suatu penelitian dengan kondisi yang sama, seorang peneliti
memperoleh hasil sebagai berikut, 30 batang berbunga merah, 78 batang berbunga merah
jambu, dan 40 batang berbunga putih. Pertanyaannya adalah apakah hasil penelitian si
peneliti tersebut sesuai dengan Hukum Mendel atau tidak?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita bisa menggunakan uji chi kuadrat, sebagai
berikut:

1. Buatlah hipotesis
H0: rasio penelitian adalah 1:2:1 atau 25%:50%:25%
HA: rasio penelitian adalah rasio lainnya
2. Lakukan analisis
Kategori Merah Merah Jambu Putih Jumlah
Pengamatan (O) 30 78 40 148
Diharapkan (E) 37 74 37 148

Proporsi diharapkan (E) dicari berdasarkan rasio 1:2:1, sebagai berikut:


Merah = 1/4 x 148 = 37
Merah Jambu = 2/4 x 148 = 74
Putih = 1/4 x 148 = 37

Df = (kolom -1)(baris -1) = (3-1)(2-1) = 2

Kriteria Pengambilan Kesimpulan

Terima H0 jika x^2 hitung< x^2 tabel


Tolak H0 jika x^2 hitung≥ x^2 tabel

Kesimpulan

Dari hasil analisis data, diperoleh x^2 hitung< x^2 tabel, maka H0 diterima.
Artinya, rasio hasil penelitian si peneliti tersebut sesuai dengan rasio menurut Hukum
Mendel (lihat bunyi hipotesis pada H0).

Contoh Kasus (2):

Suatu survey ingin mengetahui apakah ada hubungan Asupan Lauk dengan kejadian
Anemia pada penduduk desa X. Kemudian diambil sampel sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 50 orang asupan lauknya baik dan 70 orang asupan lauknya kurang. Setelah
dilakukan pengukuran kadar Hb ternyata dari 50 orang yang asupan lauknya baik, ada 10
orang yang dinyatakan anemia. Sedangkan dari 70 orang yang asupan lauknya kurang ada
20 orang yang anemia.Ujilah apakah ada perbedaan proporsi anemia pada kedua
kelompok tersebut.
Jawab:
HIPOTESIS:
Ho : P1 = P2 (Tidak ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok tersebut)
Ho : P1 ≠ P2 (Ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok tersebut)
PERHITUNGAN :
Untuk membantu dalam perhitungannya kita membuat tabel silangnya seperti ini :
Kemudian tentukan nilai observasi (O) dan nilai ekspektasi (E) :

Selanjutnya masukan dalam rumus :


sekarang kita menentukan nilai tabel pada taraf nyata/alfa = 0.05. Sebelumnya kita harus
menentukan nilai df-nya. Karena tabel kita 2×2, maka nilai df = (2-1)*(2-1)=1.
Dari tabeli kai kudrat di atas pada df=1 dan alfa=0.05 diperoleh nilai tabel = 3.841.

KEPUTUSAN STATISTIK

Bila nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel, maka Ho gagal ditolak, sebaliknya bila nilai
hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel, maka Ho ditolak.
Dari perhitungan di atas menunjukan bahwa χ2 hitung < χ2 tabel, sehingga Ho
gagal ditolak.

KESIMPULAN

Tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi antara kedua kelompok tersebut. Atau
dengan kata lain tidak ada hubungan antara asupan lauk dengan kejadian anemia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Chi Kuadrat adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada
dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal.

Rumusnya adalah:

Fungsi uji chi Kuadrat adalah untuk melihat apakah suatu pernyataan dapat dinyatakan
benar atau tidak berdasarkan hasil perhitungannya

Anda mungkin juga menyukai