Anda di halaman 1dari 6

A.

Volume Paru

Pada paru-paru, terdapat volume udara yang dapat dimuatnya dan memiliki batas-
batas tertentu, berikut merupakan jenis-jenis volume paru-paru:

1. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernapas normal; besarnya kira-kira 500 ml pada laki-laki dewasa.

2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi
setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat; biasanya

mencapai 3.000 ml. 


3. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat
diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal; jumlah

normalnya adalah sekitar 1.100 ml. 


4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah

ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira-kira 1.200 ml. 



B. Kapasitas Paru

Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang perlu


menyatukan dua atau lebih volume di atas. Kombinasi seperti itu disebut kapasitas
paru.

1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi.
Ini adalah jumlah udara (kira- kira 3.500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang,
dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah

maksimum. 


2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah


volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir
ekspirasi normal (kira- kira 2.300 ml). 


3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan
volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak- banyaknya (kira-kira 4.600

ml). 


4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru
sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5.800 ml); jumlah

ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu. 
 Volume dan

kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 


sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada orang yang atletis
dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.

Singkatan dan Lambang yang Dipakai pada Penelitian Fungsi Paru

Spirometer hanyalah salah satu cara pengukuran yang dipakai sehari-hari oleh dokter
paru. Kebanyakan cara pengukuran ini sangat bergantung pada perhitungan
matematika. Untuk menyederhanakan perhitungan dan presentasi data fungsi paru ini,
sejumlah singkatan dan simbol telah distandardisasikan. Bebera- pa singkatan dari
simbol yang penting dicantumkan pada Tabel 37-1. Dengan memakai lambang-
lambang ini, diperlihatkan beberapa latihan aljabar sederhana yang menunjukkan
sebagian hubungan timbal balik antara volume dan kapasitas paru; mahasiswa dapat
memikirkan dan membuktikan hubungan timbal balik ini.

VC = IRV + V + ERV T
VC = IC + ERV

TLC = VC + RV

TLC = IC + FRC

FRC = ERV + RV

Menentukan Kapasitas Residu Fungsional, Volume Residu, dan Kapasitas Paru


Total—Metode Pengenceran (Dilusi) Helium

Dalam menentukan kapasitas residu fungsional, kapasitas paru total, serta volume
residu pada paru-paru dengan menggunakan metode pengenceran atau yang disebut
juga dilusi dengan helium. Kapasitas residu fungsional (FRC), yaitu volume udara yang
tetap berada dalam paru pada akhir ekspirasi normal, penting untuk fungsi paru. Oleh
karena nilainya berubah nyata pada beberapa jenis penyakit paru, maka kita sering kali
perlu untuk mengukur kapasitas ini. Spirometer tidak dapat digunakan untuk mengukur
langsung kapasitas residu fungsional karena udara dalam volume residu paru tidak
dapat diekspirasi ke dalam spirometer, dan volume ini kira-kira merupakan separuh
dari kapasitas residu fungsional. Untuk mengukur kapasitas residu fungsional,
spirometer harus digunakan secara tidak langsung, biasanya dengan menggunakan
metode pengenceran helium, sebagai berikut.

Spirometer yang sudah diketahui volumenya, diisi dengan udara bercampur helium
yang konsentrasinya telah diketahui. Sebelum bernapas dari spirometer, seseorang
mengeluarkan napas secara normal. Pada akhir ekspirasi ini, volume yang tersisa dalam
paru sama dengan kapasitas residu fungsional. Pada titik ini, orang segera mulai
bernapas dari spirometer, dan gas dari spirometer menjadi bercampur dengan gas paru.
Akibatnya, helium diencerkan oleh gas kapasitas residu fungsional dan volume
kapasitas residu fungsional dapat dihitung dari derajat pengenceran helium, dengan
menggunakan rumus berikut ini.
dengan FRC adalah kapasitas residu fungsional. CiHe adalah konsentrasi awal helium
dalam spirometer, CfHe adalah konsentrasi akhir helium dalam spirometer, Vispir
adalah volume awal spirometer.

Bila FRC telah ditetapkan, volume residu (RV) dapat ditentukan dengan
mengurangi FRC dengan volume cadangan ekspirasi (ERV) yang diukur dengan
spirometri. Kapasitas paru total juga dapat ditentukan dengan menambahkan kapasitas
inspirasi (IC) dengan FRC. Yaitu,

Volume pernapasan semenit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam
saluran pernapasan tiap menit; volume pernapasan semenit ini sama dengan volume
tidal dikalikan dengan frekuensipernapasan per menit. Volume tidal normal kira-kira
500 ml dan frekuensi pernapasan normal kira-kira 12 x/ menit. Oleh karena itu, rata-
rata volume pernapasan semenit sekitar 6 L I menit. Seseorang dapat hidup untuk waktu
yang singkat dengan volume pernapasan semenit serendah 1,5 L/menit dan dengan
frekuensi pernapasan 2 sampai 4 x/menit.

Frekuensi pernapasan kadang-kadang meningkat sampai 40-50 x/menit, dan


volume tidal dapat menjadi sama besar dengan kapasitas vital, kira-kira 4.600 ml pada
laki-laki dewasa muda. Keadaan ini dapat menimbulkan volume pernapasan semenit
lebih dari 200 L/menit, atau lebih dari 30 kali normal. Kebanyakan orang tidak dapat
mempertahankan lebih dari setengah sampai duapertiga jumlah ini selama lebih dari 1
menit.

Anda mungkin juga menyukai