Abstrak: Semangat kerja guru sangat mempengaruhi prestasi akademik siswa dan
lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kepuasan kerja guru, dan
semangat kerja guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua,
Indonesia. Sampel penelitian meliputi 123 guru di sekolah dasar negeri di
Kabupaten Boven Digoel, Papua. Kuesioner/angket adalah alat utama
pengumpulan data. Data tersebut diberi perlakuan kuantitatif. Untuk mendapatkan
hasil analisis data yang akurat, peneliti menggunakan bantuan Paket Statistik Ilmu
Pengetahuan Sosial (SPPS) versi 16 untuk windows. Berdasarkan analisis data,
penelitian ini mengungkapkan bahwa: (a) ada hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kepuasan kerja guru di SDN di
Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia; (B) ada hubungan yang signifikan
antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan semangat kerja guru di
sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia; Dan (c) ada
hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dan semangat kerja guru di
sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia.
1. Pertimbangan Individu
Pertimbangan individual terjadi ketika kesempatan belajar baru diciptakan
bersamaan dengan iklim yang mendukung. Dalam demonstrasi pertimbangan
individual mereka, pemimpin transformasional adalah pendengar yang efektif,
mengakui dan menerima perbedaan individual karyawan. Komunikasi dua arah
didorong, dan interaksi dengan pengikut dilakukan. Seorang pemimpin yang saling
perhatian akan mendelegasikan tugas sebagai sarana untuk mengembangkan
pengikut. Tugas yang didelegasikan dilakukan untuk menentukan apakah para
pengikut memerlukan arahan atau dukungan tambahan dan untuk menilai
kemajuan; tetapi, para pengikutnya tidak merasa diperiksa atau dipantau (Bass &
Riggo, 2006).
2. Dorongan/stimulasi intelektual
Pemimpin transformasional mendorong inovasi dan kreativitas dengan
mempertanyakan asumsi, membingkai ulang masalah, dan mendekati situasi lama
dengan cara baru. Selain itu, pemimpin yang mempraktikkan gaya kepemimpinan
transformasional meminta gagasan baru dan solusi kreatif untuk masalah dari
pengikut, yang termasuk dalam proses mengatasi masalah dan menemukan solusi.
Ketika anggota individu melakukan kesalahan, pemimpin transformasional tidak
secara terbuka mengkritik mereka dan juga gagasan mereka tidak dikritik karena
mereka berbeda dari gagasan pemimpin (Bass & Riggo, 2006).
3. Motivasi Inspirasional
Pemimpin transformasional menunjukkan perilaku yang mengilhami orang-
orang di sekitar mereka dengan memberikan tantangan untuk pengikut mereka.
Mereka juga membangkitkan semangat tim, antusiasme dan optimisme. Pemimpin
transformasional melibatkan pengikut mereka dengan jelas mengkomunikasikan
harapan mereka dan juga menunjukkan komitmen terhadap tujuan dan visi bersama.
Para pemimpin ini mengartikulasikan visi masa depan yang menarik (Bass &
Riggo, 2006).
B. Metode
Tujuan utama penelitian empiris ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kepuasan kerja guru, dan
semangat kerja guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua,
Indonesia. Model konseptual penelitian adalah sebagai berikut ( Gambar 1).
Hipotesis null yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a)
tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan kepuasan kerja guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven
Digoel, Papua, Indonesia; (b) tidak ada hubungan yang signifikan Antara
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan semangat kerja guru di sekolah
dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia; Dan (c) tidak ada
hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dan semangat kerja guru di
sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia.
Kuesioner/angket adalah alat utama untuk mengumpulkan data. Sampel penelitian
terdiri dari 123 guru sekolah dasar negeri. Data tersebut diberi perlakuan kuantitatif.
Agar data tersebut dianalisis dengan baik, peneliti menggunakan bantuan program
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 16 untuk Windows.
1.2 Diskusi
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja guru. Artinya, peningkatan
kepemimpinan transformasional menyebabkan kenaikan kepuasan kerja guru.
Karena kepemimpinan transformasional terkait erat dengan cara kepala sekolah
untuk memberi inspirasi dan memotivasi pengikut untuk tumbuh dan melakukan
lebih dari yang dibutuhkan, harus ada usaha untuk menyesuaikan semua kepala
sekolah dasar dengan kemampuan dalam aspek itu (Werang, 2015). Hasil ini sesuai
dengan temuan Ross & Gray (2006) bahwa kepala sekolah yang menunjukkan gaya
kepemimpinan transformasional memiliki staf pengajar dengan kepuasan kerja
yang meningkat, rasa keberhasilan mengajar yang lebih besar, menunjukkan
komitmen organisasional yang tinggi, dan memiliki sedikit pergantian staf. Hasil
ini juga konsisten dengan temuan Ejimofor (2007) bahwa kepala sekolah yang
menciptakan peluang untuk pengembangan profesi profesional lebih cenderung
meningkatkan kepuasan kerja para guru daripada kepala sekolah yang tidak akan
menciptakan kesempatan bagi guru mereka. Ini disimpulkan bahwa kepemimpinan
transformasional efektif dalam meningkatkan kepuasan kerja guru di sekolah dasar
di Kabupaten Boven Digoel, Papua,Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan transformasional dan semangat kerja guru. Ini disimpulkan bahwa
kepemimpinan transformasional yang efektif dapat meningkatkan semangat kerja
guru. Dengan kata lain, peningkatan kepemimpinan transformasional dapat
menyebabkan peningkatan moral kerja guru. Karena kepemimpinan
transformasional juga terkait erat dengan cara kepala sekolah untuk merangsang
dan mempertimbangkan pengikut, penting bagi kepala sekolah untuk
memperlakukan dan mengenali masing-masing pengikut secara adil dan simpatik
(Werang, 2015). Hasil penelitian ini sama dengan apa yang ditemukan oleh
Lumsden (1998). ) Temuannya bahwa - Dengan memperlakukan guru dengan cara
yang memberdayakan mereka, seperti melibatkan mereka dalam keputusan tentang
kebijakan dan mengakui keahlian mereka, administrator dapat membantu
mempertahankan semangat guru. Hasil ini juga konsisten dengan temuan Littleford
(2007) bahwa - moril/semangat juang guru yang tinggi terjadi ketika lingkungan
kerja optimis dan para guru merasa memiliki pekerjaan yang terarah. Perasaan
positif ini didorong dan dipromosikan melalui kepemimpinan kepala sekolah.
Ketika para guru merasa antusias dengan tujuan mereka, mereka menjadi lebih
produktif, menetapkan standar yang lebih tinggi, dan berkinerja lebih baik sehingga
menghasilkan prestasi yang lebih tinggi bagi siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
kepuasan kerja guru dan semangat kerja guru. Ini disimpulkan bahwa kepuasan
kerja guru yang tinggi dapat meningkatkan semangat kerja guru. Dengan kata lain,
peningkatan kepuasan kerja guru dapat menyebabkan kenaikan semangat kerja
guru. Hasil ini konsisten dengan Agyei-Kyeremateng (2011, hal. Xii)
menyimpulkan bahwa - kepuasan kerja memiliki korelasi positif dengan semangat
kerja karyawan. Pekerja dengan semangat tinggi cenderung tampil lebih baik dalam
pekerjaan. Kepuasan kerja dan moral dikaitkan dengan ketidakhadiran,
keterlambatan kerja, dan keluhan. Hasil ini juga konsisten dengan Islam, et.al.
(2012) berkesimpulan bahwa - kepuasan kerja dapat mempengaruhi semangat kerja
karyawan, ketidakhadiran, dan perilaku prososial yang sangat penting bagi
keberhasilan organisasi.
C. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian empiris ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kepuasan kerja guru, dan
semangat kerja guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua,
Indonesia. Berikut ini adalah kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian:
a. Ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan kepuasan kerja guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven
Digoel, Papua, Indonesia. Artinya, jika administrator pendidikan daerah ingin
meningkatkan kepuasan kerja guru, maka mereka harus mengambil beberapa
langkah strategis. Untuk meningkatkan kepemimpinan tranformasional pelaku.
b. Ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan semangat kerja guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven
Digoel, Papua, Indonesia. Dengan demikian, jika administrator pendidikan daerah
ingin meningkatkan semangat kerja guru, maka mereka harus berusaha
memperbaiki kepemimpinan transformasional kepala sekolah.
c. Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dan semangat kerja
guru di sekolah dasar negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia. Dengan
demikian, jika kepala sekolah ingin memperbaiki semangat kerja guru mereka,
maka mereka harus mengambil beberapa langkah strategis untuk meningkatkan
kepuasan kerja guru.
D. Review
Jurnal ini mengetahui hubungan antara kepemimpinan transformasional
kepala sekolah, kepuasan kerja guru, dan semangat kerja guru di sekolah dasar
negeri di Kabupaten Boven Digoel, Papua, Indonesia. Dari hasil penelitian ini
ditemukan bahawa, ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan kepuasan kerja guru kemudian, ada hubungan
yang signifikan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan
semangat kerja guru dan ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru
dan semangat kerja guru.
Dari jurnal ini dapat kita traik kesimpulan bahawa perlu adanya
kepemimpinan transformasional agar kinerja dan kepuasan kerja guru meningkat
karena kepemimpinan transformasional merupakan salah satu faktor yang diyakini
mempengaruhi semangat kerja guru dan juga kepuasan kerja guru.