0 Comments
http://www.facebook.com/note.php?note_id=374676681006&id=594149303&ref=mf
5-Maret-2010
Selama ini, banyak muslim yang memahami zikir semata-mata sebagai ungkapan syukur atas
limpahan anugerah yang diberikan Allah Swt. Padahal, zikir secara tidak langsung juga memiliki
manfaat praktis bagi kesehatan, baik fisik maupun psikis.
Ditinjau dari sudut pandang agama, zikir memiliki banyak manfaat, antara lain: menimbulkan
kecintaan kepada Allah Swt, sebagai media untuk kembali kepada Allah Swt, mendekatkan diri
kepada Allah Swt, meningkatkan derajat manusia di sisi Sang Pencipta, dan cahaya zikir akan
selalu menyertai seseorang baik ketika hidup di dunia, di alam kubur, maupun kelak ketika ia
berjalan melintasishirat.
Para Ilmuwan dan ahli kedokteran pun sejak lama tertarik untuk meneliti hubungan antara doa
atau zikir dengan kesehatan fisik manusia. Mulai dari ilmuwan Han Jenny (1960) yang
mengungkap pengaruh gelombang suara terhadap bentuk dan material sel hingga Fabien dan
Grimal (1974) yang membuktikan, bacaan ayat-ayat Al-Qur’an mampu menghancurkan sel
kanker setahap demi setahap.
Pemahaman mengenai zikir yang tidak hanya ditinjau dari aspek agama, tetapi juga didukung
oleh logika ilmiah kedokteran saraf modern (neuroscience) akan memperkuat dorongan untuk
terus-menerus berzikir kepada Allah. Itulah yang coba diselami dan dibongkar dr. Arman
Yurisaldi Saleh dalam buku Berzikir untuk Kesehatan Saraf ini. Sebab, pengalaman empiris
penulis sebagai klinisi menemukan, beberapa pasien yang mengalami gangguan saraf akan
membaik kondisinya setelah membiasakan zikir dengan mengucapkan kalimat tauhidlaa ilaaha
illallahdan kalimat istigfarastaghfirullah.
Berdasarkan pengalaman empiris, pengamatan, dan studi literatur, penulis yang juga dokter
spesialis saraf ini menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara pelafalan huruf (makharij al-
huruf) pada bacaan zikir dan tampilan klinis (kondisi fisik dan psikis) seseorang (hal. 50). Sebab,
zikir yang berefek positif terhadap kesehatan tubuh adalah zikir yang dilafalkan dengan baik dan
benar sesuai dengan aturan ilmu tajwid.
Dengan demikian, berdasarkan ilmu tajwid, menzikirkan kedua kalimat ini akan mengeluarkan
karbondioksida lebih banyak saat udara diembuskan keluar mulut, dibandingkan dengan kalimat
yang sedikit mengandung hurufjahr. Efeknya, ketika seseorang melakukan zikir secara intens dan
khusyuk seraya memahami artinya, pembuluh darah di otak akan membuat aliran karbondioksida
yang keluar dari pernapasan menjadi lebih banyak. Kadar karbondioksida dalam otak pun akan
turun secara teratur. Tubuh pun akan segera menunjukkan kemampuan refleks kompensasi.
Didukung oleh kutipan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits, lampiran ilmu tajwid, serta 66 buah ilustrasi,
tidak diragukan lagi jika rahasialaa ilaaha illallahdanastaghfirullahyang diungkap oleh penulis
dalam buku ini laik dijadikan sebagai buku pegangan untuk dibaca, lalu dipraktekkan.