Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN TEKNIK RELAKSASI BENSON UNTUK MENGURANGI


NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP
BEDAH PRIA RSUP Dr. M.DJAMIL PADANG

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :
KELOMPOK G

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2019
BAB I
A. ANALISIS SITUASI

Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif

yang dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau

deformitas tubuh yang akan mencederai jaringan yang dapat menimbulkan

perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya. Pembukaan

bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuka sayatan. Berdasarkan data

yang diperoleh dari World Health Organization(WHO) jumlah pasien dengan

tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan dari tahun

ke tahun. Tercatat di tahun 2015 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di

dunia, sedangkan pada tahun 2016 data mengalami peningkatan sebesar 148 juta

jiwa, sedangkan untuk di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 1,2 juta jiwa

(Sartika, 2018).

Masa pemulihan pasien post operasi membutuhkan waktu yang bervariasi.

Dalam penelitian Mulyono (2014), pemulihan pasien post operasi membutuhkan

waktu rata-rata 72,45 menit. Pada umumnya pasien akan merasakan nyeri yang

hebat pada 2 jam pertama pasca operasi dikarenakan pengaruh obat anastesi mulai

hilang (Berman & Kozier, 2012). Nyeri merupakan pengalaman sensori dan

emosional yang dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya

kerusakan jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari

perawatan kesehatan (Smeltzer& Bare, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan

Sommer et al (2018) prevalensi pasien post operasi mayor yang mengalami nyeri

sedang sampai berat sebanyak 41% pasien post operasi pada hari ke 0, 30 %

pasien pada hari ke 1, 19 % pasien pada hari ke 2, 16 % pasien pada hari ke 3, dan
14 % pasien pada hari ke 4. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Sandika et al, (2017) yang menyatakan bahwa 50% pasien post operasi

mengalami nyeri berat dan 10% pasien mengalami nyeri sedang sampai berat.

Salah satu penatalaksanaan non farmakologis untuk mengatasi nyeri pada pasien

post operasi yaitu dengan mengajarkan teknik relakasasi Benson (Berman &

Kozier, 2012).

Terapi Benson merupakan teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan

keyakinan yang mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh

dan otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan

nyaman. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan

conticothropin releaxing factor (CRF). CRF akan merangsang kelenjar dibawah

otak untuk meningkatkan produksi proopiod melanocorthin (POMC) sehingga

produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak juga

menghasilkan β endorphine sebagai neurotransmitter (Yusliana, 2015).

Pada permukaan sel terutama sel saraf terdapat area yang menerima

endorphine. Ketika endorphine terpisah dari DNA, endorphine membuat

kehidupan dalam situasi normal menjadi tidak terasa menyakitkan. Endorphine

mempengaruhi impuls nyeri dengan cara menekan pelepasan neurotransmitter di

presinap atau menghambat impuls nyeri dipostsinap sehingga rangsangan nyeri

tidak dapat mencapai kesadaran dan sensorik nyeri tidak dialami, sehingga nyeri

yang dirasakan berkurang (Solehati & Kokasih, 2015). Kontra indikasi teknik

relaksasi benson yaitu klien yang mengalami koma, klien dengan gangguan

jiwa/retardasi mental, klien yang sedang tidur, klien dengan gannguan pola nafas

(Benson, H and Proctor, 2016)


Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pasien dan anggota

keluarga pasien di ruang rawat inap bedah wanita RSUP Dr M Djamil Padang, 5

dari 3 orang pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi yang dialami oleh

pasien dan pasien mengatakan ketika pasien merasakaan nyeri, pasien hanya

minta obat pereda nyeri kepada dokter atau perawat. Serta klien mengatakan

kurang mengetahui cara untuk mengatasi nyeri tersebut tanpa menggunakan obat.

Untuk itu kelompok tertarik mengambil topik penyuluhan teknik relaksasi benson

untuk mengatasi nyeri post operasi diruang rawat inap bedah pria RSUP Dr. M.

Djamil Padang.

Kata Kunci : Post Operasi, Nyeri, Teknik Relaksasi Benson

B. PERMASALAHAN
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat

individual, sehingga tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan

tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang

identik pada individu. Hal tersebut yang menjadi dasar bagi perawat untuk

memberikan intervensi keperawatan dalam mengatasi nyeri (Asmadi, 2013).

Berdasarkan pengkajian yang sudah kelompok lakukan, maka kelompok

menemukan berbagai permasalahan, yaitu :

1) 100% pasien post operasi yang dirawat di ruang rawat inap pria RSUP

Dr.M.Djamil mengalami nyeri

2) 4 dari 5 pasien ketika nyeri hanya meminta obat pereda nyeri kepada

dokter atau perawat

3) 4 dari 5 pasien tidak mengetahui cara mengatasi nyeri tanpa menggunakan

obat dari rumah sakit


4) Pasien sudah terbiasa menggunakan analgesik untuk meredakan nyeri post

operasi yang dirasakannya sehingga ketika nyeri pasien selalu meminum

obat.
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual,

sehingga tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada

dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik

pada individu. Hal tersebut yang menjadi dasar bagi perawat untuk memberikan

intervensi keperawatan dalam mengatasi nyeri (Asmadi, 2016).

Perawat mempunyai peran penting dalam pemberian pereda nyeri yang

adekuat, yang prinsipnya mencakup mengurangi ansietas, mengkaji nyeri secara

regular, memberi analgesik dengan tepat untuk meredakan nyeri secara optimal,

dan mengevaluasi keefektifannya (Kneale, 2011). Penatalaksanaan nyeri yang

efektif adalah aspek penting dalam asuhan keperawatan (Kozier, 2011).

Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan untuk

meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat kenyamanan yang

dirasakan oleh klien. Ada dua cara penatalaksanaan nyeri yaitu terapi

farmakologis dan non-farmakologis. Tindakan perawat untuk menghilangkan

nyeri selain mengubah posisi, meditasi, makan, dan membuat klien merasa

nyaman yaitu mengajarkan teknik relaksasi, salah satu teknik relaksasi yang dapat

dilakukan yaitu teknik relaksasi benson (Potter & Perry, 2010).

Relaksasi Benson merupakan relaksasi menggunakan teknik pernapasan

yang biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang mengalami nyeri

atau mengalami kecemasan. Pada relaksasi benson ada penambahan unsur


keyakinan dalam bentuk kata-kata yang merupakan rasa cemas yang sedang

pasien alami. Kelebihan dari latihan teknik relaksasi dibandingkan teknik lainnnya

adalah lebih mudah dilakukan dan tidak ada efek samping apapun (Solehati &

Kosasih, 2015).

Terapi Benson merupakan teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan

keyakinan yang mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh

dan otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan

nyaman. Apabila O2 dalam otak tercukupi maka manusia dalam kondisi seimbang.

Kondisi ini akan menimbulkan keadaan rileks secara umum pada manusia.

Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan

conticothropin releaxing factor (CRF). CRF akan merangsang kelenjar dibawah

otak untuk meningkatkan produksi proopiod melanocorthin (POMC) sehingga

produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar dibawah otak juga

menghasilkan β endorphine sebagai neurotransmitter (Yusliana, 2015).

Endorphine muncul dengan cara memisahkan diri dari deyoxyribo nucleid

acid(DNA) yaitu substansi yang mengatur kehidupan sel dan memberikan

perintah bagi sel untuk tumbuh atau berhenti tumbuh. Pada permukaan sel

terutama sel saraf terdapat area yang menerima endorphine. Ketika endorphine

terpisah dari DNA, endorphine membuat kehidupan dalam situasi normal menjadi

tidak terasa menyakitkan. Endorphine mempengaruhi impuls nyeri dengan cara

menekan pelepasan neurotransmitter di presinap atau menghambat impuls nyeri

dipostsinap sehingga rangsangan nyeri tidak dapat mencapai kesadaran dan

sensorik nyeri tidak dialami (Solehati & Kokasih, 2015).


Dari hasil penelitian yang dilakukan Roykulcharoen (2014) yang berjudul

the effect of systemic relaxation technique on postoperative pain in Thailand

menyatakan bahwa pengurangan substansial dalam sensasi dan kesusahan sakit

ditemukan saat pasien pasca operasi dengan menggunakan relaksasi yang

sistematis termasuk relaksasi Benson. Selain itu, penelitian oleh Zees (2012) dan

Suhartini Nurdin, dkk (2013) menyatakan bahwa pemberian teknik relaksasi

benson dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi.

Melihat kondisi pasien diruangan bedah pria RSUP Dr. M Djamil Padang

pada tanggal 2 Desember 2019 didapatkan data 3-4 pasien post operasi

perharinya. Berdasarkan wawancara didapatkan data 3 pasien dan keluarga belum

mengetahui tentang teknik relaksasi benson untuk mengatasi nyeri yang mereka

rasakan. Berdasarkan landasan masalah kurang nya pengetahuan pasien dan

keluarga dalam mengatasi rasa nyeri post operasi ini maka kelompok tertarik

untuk mengambil topik penyuluhan tentang teknik relaksasi benson untuk

mengurangi nyeri pada pasien post operasi diruang bedah pria RSUP Dr. M

Djamil Padang.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan pengamatan terhadap objek sasaran yang tepat

b. Melakukan Konsultasi dengan Dosen Pembimbing mengenai program


penyuluhan yang akan diajukan

c. Melakukan koordinasi dengan pasien dan keluarga pasien dengan nyeri


post operasi di Ruang Bedah Pria RSUP Dr. M Djamil Padang

d. Mengkoordinasikan kepada Tim kelompok untuk memahami dan

memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga pasien yang nyeri

post operasi di Ruang Bedah Pria RSUP Dr. M Djamil Padang.

e. Menyiapkan alat untuk penyuluhan

2. Tahap Pelaksanaan

a. Topik

Pendidikan kesehatan tentang penyuluhan teknik relaksasi benson untuk

mengurangi nyeri pada pasien post operasi di ruang rawat inap bedah pria

RSUP Dr. M.Djamil padang

b. Metode

1) Ceramah

2) Demonstrasi

3) Tanya jawab

c. Media dan Alat

1) Leaflet
2) Video
3) LCD
4) Laptop
d. Pengorganisasian dan Fungsinya

1) Presenter : Ria Utami Yuliani

2) Moderator : Muhammad Almusawi

3) Fasilitator : Desi Lisnayeti, Yuliani Mustafa, Elitria Marta, Nia

Sufriyani, Annisa Nurul Fitri, Diana Yulanda, Febby Irianti Deski

4) Observer : Ulfi Rhadiah

a. Moderator :

1) Membuka acara

2) Memperkenalkan anggota

3) Menjelaskan tujuan dan topik

4) Menjelaskan tata tertib penyuluhan

5) Menjelaskan kontrak waktu

6) Menetapkan bahasa

7) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan dan penjelasan

yang tidak dipahami

8) Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta

9) Menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan

10) Mengatur jalannya acara

11) Menutup acara


b. Presenter :

1) Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disajikan

2) Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan

3) Memberikan reinforcement positif terhadap peserta tentang

pendapatnya

c. Observer :

1) Mengamati hasil penyuluhan tentang penyuluhan teknik relaksasi

benson untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi

2) Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan

3) Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan

d. Fasilitator :

1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan

2) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

3) Menjawab pertanyaan audiens

4) Membuat absensi penyuluhan

5) Membagikan leaflet

3. Susunan Acara

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri dan anggota  Mendengarkan dan
kelompok serta dosen pembimbing memperhatikan
 Menjelaskan topik dan tujuan.  Mendengarkan dan
memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu.  Mendengarkan dan
memperhatikan
2 15 menit Pelaksanaan :
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan
tentang pengertian Operasi pendapat.
 Memberi reinforcement positif  Mendengarkan.
 Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan.
Operasi
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan
tentang dampak yang ditimbulkan pendapat.
post operasi  Mendengarkan.
 Memberi reinforcement positif
 Menjelaskan tentang dampak yang  Memperhatikan.
ditimbulkan post operasi
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan
tentang konsep nyeri pendapat
 Memberi reinforcement positif  Mendengarkan.
 Menjelaskan tentang konsep nyeri  Memperhatikan
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan
tentang cara mengatasi nyeri pendapat
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan
 Menjelaskan tentang cara mengatasi  Memperhatikan
nyeri dengan teknik relakasasi benson
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan
tentang manfaat dan indikasi teknik pendapat
relaksasi benson
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan.
 Menjelaskan tentang manfaat dan  Memperhatikan
indikasi teknik relaksasi benson
 Menggali pengetahuan peserta  Mengemukakan
tentang prosedur teknik relaksasi pendapat.
benson
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan.
 Menjelaskan tentang prosedur teknik  Memperhatikan.
relaksasi benson

3 10 menit Penutup
 Memberikan kesempatan kepada  Bertanya
audien untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan audien  Mendengarkan
 Mengevaluasi bersama – sama audien  Mengevaluasi.
atas materi yang telah dibahas.
 Menyimpulkan materi penyuluhan  Mendengarkan dan
yang telah dibahas. memperhatikan
 Memberikan kesempatan kepada  Mendemonstrasikan
audien untuk mendemonstrasikan
ulang
 Mengucapkan salam.  Menjawab salam
e. Kriteria hasil

1) Evaluasi Struktur

a. Penyuluh dan peserta diharapkan dapat hadir sesuai dengan rencana

b. Pengaturan tempat diharapkan teratur.

c. Diharapkan suasana tenang, tidak ada penghalang selama

penyuluhan.

d. Diharapkan tempat dan media penyuluhan dapat digunakan sesuai

rencana.

e. Diharapkan peserta memperhatikan dan mendengarkan dengan baik

2) Evaluasi Proses

a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti

seluruh kegiatan penyuluhan.

b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta berperan aktif.

c. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta mengajukan

pertanyaan.

d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta mampu

mendemonstrasikan teknik relaksasi benson

e. Diharapkan peran mahasiswa sebagai pemberi penyuluhan

terlaksana sesuai tujuan.

3) Evaluasi Hasil

a. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui pengertian

operasi

b. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang dampak

yang ditimbulkan post operasi


c. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang konsep

nyeri

d. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang cara

mengatasi nyeri dengan teknik relaksasi benson

e. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang manfaat

dan indikasi teknik relaksasi benson

f. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mengetahui tentang prosedur

teknik relaksasi benson

g. Diharapkan 80% peserta penyuluhan mampu mengulang kembali

pelaksanaan teknik relaksasi benson

h. Diharapkan 80% pesrta penyuluhan mampu menerapkan teknik

relaksasi benson untuk mengatasi nyeri post operasi dengan atau

tanpa perawat
BAB IV

LAMPIRAN MATERI

1. Konsep Post Operasi

a. Pengertian Post Operasi


Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang

dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai

evaluasi selanjutnya. Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan

pasien dari ruangan bedah ke unit pascaoperasi dan berakhir saat pasien

pulang (Uliyah & Hidayat, 2015).

b. Dampak Post Operasi

Menurut Baradero (2014) komplikasi post operasi yang akan

muncul antara lain yaitu hipotensi dan hipertensi. Hipotensi didefinisikan

sebagai tekanan darah systole kurang dari 70 mmHg atau turun lebih dari

25% dari nilai sebelumnya. Hipotensi dapat disebabkan oleh hipovolemia

yang diakibatkan oleh perdarahan dan overdosis obat anestetika.

Hipertensi disebabkan oleh analgesik dan hipnosis yang tidak adekuat,

batuk, penyakit hipertensi yang tidak diterapi, dan ventilasi yang tidak

adekuat. Sedangkan menurut Majid, (2011) komplikasi post operasi adalah

perdarahan dengan manifestasi klinis yaitu gelisah, gundah, terus

bergerak, merasa haus, kulit dingin-basah-pucat, nadi meningkat, suhu

turun, pernafasan cepat dan dalam, bibir dan konjungtiva pucat, lemah,

dan nyeri post operasi.


2. Konsep Nyeri Post Operasi
a. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah sensori bersifat emosional dan subjektif berupa keadaan

yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan yang

benar-benar telah rusak ataupun yang berpotensi untuk rusak (Kozier, et.al

(2013). Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang

dirasakan mengganggu dan menyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan

jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari

perawatan kesehatan (Smeltzer& Bare, 2012).

b. Penyebab Nyeri

Menurut Kozier, et.al. (2013), penyebab nyeri dapat dilihat sebagai

berikut :

1) Berhubungan dengan fisik

 Trauma mekanik

Menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami

kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka

 Trauma thermal

Menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat

ransangan akibat panas atau dingin

 Trauma kimia

Terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat

 Trauma elektrik

Dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat

mengenai reseptor rasa nyeri

 Neoplasma
Meyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan

jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan,

jepitan atau metastase.

 Peradangan

Terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya

peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.

2) Berhubungan dengan psikologis

Nyeri dirasakan bukan karena organik melainkan akibat trauma

psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Contoh : pada pasien

yang stress memikirkan sesuatu di luar batas kemampuannya maka

akan berdampak terhadap fisik pasien dengan adanya nyeri kepala.

c. Tanda dan Gejala Nyeri


Menurut Brunner & Suddarth (2014), beberapa tanda dan gejala yang

dapat dilihat ketika mengalami nyeri :

1) Suara : menangis, merintih, menarik/menghembuskan nafas

2) Ekspresi wajah : meringis, menggigit lidah, mengatupkan gigi,

membuka mulutmenggigit bibir

3) Pergerakan tubuh : kegelisahan, mondar-mandir, bergerak

melindungi tubuh, otot tegang

4) Interaksi sosial : menghindari percakapan dan kontak sosial,

berfokus aktifitas untuk mengurangi nyeri, disorientasi waktu

Selain itu, Menurut Brunner & Suddarth (2014), penilaian nyeri

dapat dinilai menggunakan rentang skala nyeri yaitu dari rentang skala
0-10 dan dapat dikalasifikasikan berdasarkan tanda dan gejala yang

dirasakan pasien yaitu :

1) Skala 0 : pasien tidak nyeri dengan tidak adanya gangguan atau

perubahanpada sensori

2) Skala 1-3 : nyeri ringan, adanya sedikit perubahan pada bagian

sensori dengan respon pasien dimulai meringis, gelisah

3) Skala 4-6 : nyeri sedang, perubahan pada sensori dengan pasien

akan merespon menangis, merintih, otot tegang, mengatupkan gigi

4) Skala nyeri 6-10 : nyeri berat, pasien merespon merintih kesakitan,


membuka mulut, Disorientasi waktu dan menghindari kontak sosial

3. Konsep Teknik Relaksasi Benson


a. Pengertian Relaksasi Benson
Menurut Benson, H. and Proctor (2006) teknik Relaksasi Benson

merupakan teknik relaksasi yang digabung dengan keyakinan yang dianut

oleh pasien, relaksasi benson akan menghambat aktifitas saraf simpatis

yang dapat menurunkan konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya

otot-otot tubuh menjadi relaks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan

nyaman. Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon

relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat

menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien

mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi. Terapi

Relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi dengan melibatkan unsur

keyakinan dalam bentuk kata-kata keyakinan yang dianut oleh pasien

(Purwanto, 2016).
b. Manfaat Terapi Relaksasi Benson

Manfaat dari relaksasi benson terbukti memodulasi stres terkait kondisi

seperti marah, cemas, disritmia jantung, , depresi, hipertensi, insomnia,

menimbulkan perasaan menjadi lebih tenang, dan mengurangi rasa nyeri

(Benson, H. and Proctor, 2006).

c. Indikasi Teknik Relaksasi Benson

1) Klien yang mengalami kecemasan

2) Klien yang mengalami stres, baik stres fisik maupun emosional

3) Klien dengan tekanan darah tinggi

4) Klien dengan insomnia (tidak bisa tidur)

5) Klien yang sedang merasakan nyeri

(Benson, H. and Proctor, 2006)

d. Kontra Indikasi Teknik Relaksasi Benson

1) klien yang mengalami koma

2) klien dengan gangguan jiwa/retardasi mental

3) klien yang sedang tidur

4) klien dengan gannguan pola nafas

(Benson, H and Proctor, 2006)


e. Prosedur Terapi Relaksasi Benson

Langkah-langkah relaksasi benson menurut Nur inayati (2012)

adalah sebagai berikut:

1) Pilih tempat yang nyaman dan tenang, agar proses terapi benson

berjalan dengan baik.

2) Anjurkan pasien mengambil posisi tidur terlentang atau duduk yang

dirasakan paling nyaman.

3) Anjurkan pasien untuk memejamkan mata dengan pelan dan tidak

perlu dipaksakan agar tidak ada ketegangan otot di sekitar mata.

4) Kemudian Anjurkan pasein merelaksasikan tubuhnya untuk

mengurangi ketegangan otot, mulai dari kaki sampai ke wajah.

5) Lemaskan kepala, leher, dan pundak dengan memutar kepala dan

memegang pundak perlahan-lahan.

6) Anjurkan pasien bernafas dengan lambat dan wajar lalu tarik nafas

melalui hidung, beri waktu 3 detik untuk tahan nafas kemudian

hembuskan nafas melalui mulut, sambil mengucapkan

astaghfirullah, tenangkan pikiran kemudian nafas dalam

hembuskan, Alhamdulillah nafas dalam hembuskan, allahu akbar

dan teruskan selama 10 menit.

7) Kata yang diucapkan kalimat Allah, atau nama-namaNya dalam

asmaul husna, kalimat-kalimat untuk berzikir seperti Alhamdulillah,

Astaghfirullah, Subhanallah, Allahhu Akbar, dan Laa ilaa ha

illallah.
8) Pasien diperboleh membuka mata untuk melihat. Bila sudah selesai

tetap berbaring atau duduk dengan tenang beberapa menit, mula-

mula mata terpejam dan sesudah itu mata dibuka.

9) Teknik Relaksasi Benson dapat dilakukan ketika nyeri dirasakan

atau 10 menit selama 7 hari berturut-turut.


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2013). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan dasar
Klien. Salemba medika. Jakarta.

Benson, H & Proctor, W (2006). Dasar-dasar Respon Relaksasi. Edisi 1. Bandung


: Penerbit Kaifa.
Berman, S., & Kozier. (2012). Buku ajar praktik keperawatan klinis kozier. Jakarata;
EGC.

Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2.


Jakarta : EGC
Datak, G. 2008. “Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pasca Bedah TUR
Prostat di RSUD Fatmawati. Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Dewi, Ade Sarah Sinta. “Efektifitas Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Luka Post Seksio Sesaria.” Coping Ners (Community Of
Publishing In Nursing) 3.1 2015.
Grece Frida Rasubala dkk. (2017), Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Rsup. Prof. Dr. R.D. Kandou Dan Rs Tk.Iii
R.W. Mongisidi Teling Manado.

Inayati (2012), Penagruh Relaksasi Benson Terhadap Tingkat Depresi Lanjut Usia
Awal Umur 60-70 Di UPT Pelayanan Lanjut Usia Jember.
Kozier, Barbara, dkk. 2013. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik edisi 7. Jakarta : EGC.
Melva Manurung dkk. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Post Appendixtomy Di Rsud Porsea

Solehati Tetti, Kokasih Cecep Eli. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi

Yusliana dkk. (2015). Efektivitas relaksasi benson terhadap penurunan nyeri pada ibu
post partum section caesarea.

Zees, Rini Fahriani. (2012), Pengaruh Tehnik Relaksasi terhadap Respon Adaptasi Nyeri
pada Pasien Apediktomi di Ruang G2 Lantai II Kelas III BLUD RSU Prof.
DR. H Aloei Saboe Kota Gorotalo, Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor
3
DAFTAR HADIR

PENYULUHAN TEKNIK RELAKSASI BENSON UNTUK MENGURANGI


NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP
BEDAH PRIA RSUP Dr. M.DJAMIL PADANG

Hari/ Tanggal :

No. Nama Peserta Paraf


LEMBAR KONSULTASI

PENYULUHAN TEKNIK RELAKSASI BENSON UNTUK MENGURANGI


NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG RAWAT INAP
BEDAH PRIA RSUP Dr. M.DJAMIL PADANG

No Hari/Tanggal Saran Pembimbing Paraf


Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai