637 65719 1 10 20170830 PDF
637 65719 1 10 20170830 PDF
2: 132-138
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.132
132
Buletin Veteriner Udayana Kendran et al.
herbal yang tidak sesuai dapat dipisahkan sehingga diperoleh seluruh sari
mengakibatkan keracunan akibat sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup serta
terjadinya interaksi kimia dalam tubuh. dibiarkan ditempat sejuk dan terlindung
Edy et al. (2008) juga menyatakan dari cahaya selama dua hari. Endapan
bahwa pemeriksaan enzim menjadi satu- kemudian dipisahkan dan diperoleh
satunya petunjuk adanya kelainan dini ekstrak cair. Kemuadian ekstrak yang
pada fungsi hati. Kelainan fungsi hati akan diperoleh lalu dievaporasi menggunakan
memberikan manifestasi klinis yang dapat rotary evaporator pada suhu 300C hingga
diperiksa dengan mengukur indeks
fungsionalnya. Penilaian fungsi hati dapat 400C. Diakhiri dengan pemekatan yang
dilakukan dengan cara memeriksa Serum berulang dengan waterbath sehingga
Piruvic Transaminase (SGPT) yang diperoleh ekstrak kental biji buahnya.
dikenal dengan Alanine aminotransferase Perlakuan pada Tikus Putih (Rattus
(ALT) serta aktivitas enzim SGOT (Serum norvegicus)
Glutamic Oksaloacetic Transaminase)
Penelitian ini menggunakan rumus
atau disebut juga dengan Aspartate
Federer: (n-1) (t-1) ≥ 15. Jadi terdapat
aminotransferase (AST) (Hozaimah,
empat perlakuan dengan lima jumlah
2007). Penelitian ini bertujuan untuk
ulangan, sehingga jumlah total sampel
mengetahui aktivitas AST dan ALT tikus
yang digunakan adalah sebanyak 20 ekor.
putih (Rattus norvegicus) jantan yang
Masing-masing kelompok diberikan
diberi ekstrak buah pinang (Areca catechu
perlakuan esktrak buah pinang secara oral
L.). Adapun manfaat dari hasil penelitian
menggunakan sonde selama 21 hari
ini diharapkan dapat memberikan
berturut-turut dengan dosis bertingkat.
informasi tentang ekstrak buah pinang
Kelompok A sebagai kontrol yang hanya
(Areca catechu L.) terhadap fungsi hati
diberikan pakan dan minum secara ad
terutama aktivitas AST dan ALT tikus
libitum; kelompok B diberikan ekstrak
putih (Rattus norvegicus) jantan.
buah pinang dengan dosis 100 mg/kg
METODE PENELITIAN bobot badan (0,2 ml); kelompok C
Penelitian ini menggunakan diberikan ekstrak buah pinang dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dosis 200 mg/kg bobot badan (0,4 ml); dan
jumlah sampel 20 ekor tikus putih (Rattus kelompok D diberikan ekstrak buah pinang
norvegicus) jantan berumur tiga bulan dengan dosis 400 mg/kg bobot badan (0,8
dengan bobot badan 200 hingga 300 gram ml). Pada hari ke-22 dilakukan
yang dibagi menjadi empat perlakuan pengambilan sampel darah tikus.
secara acak dan terdiri atas lima ulangan. Pemeriksaan ALT dan AST
Pembuatan Ekstrak Buah Pinang Tahap pertama adalah pengambilan
(Areca catechu L.) sampel darah pada hari ke 22. Darah
Serbuk dimaserasi menggunakan diambil melalui intrakardial menggunakan
pelarut etanol 95%. Sebanyak 500 gram spuit. Kemudian darah ditampung dalam
serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung EDTA, lalu digoyangkan seperti
bejana kemudian diisi dengan 75 bagian membentuk angka delapan dengan tujuan
penyari etanol 95% (4,2L). Lalu ditutup agar anti koagulan tercampur merata.
dan dibiarkan selama tiga hari dan Pemeriksaan ALT dan AST dilakukan
terlindung dari cahaya sembari diaduk menggunakan alat penghitung aktivitas
berulang-ulang. Setelah tiga hari, sari ALT dan AST yaitu Reflovet® Plus
dipisahkan dengan memeras ampasnya. produksi ROCHE (Kendran et al., 2012).
Ampas ditambah 25 bagian cair penyari Adapun langkah-langkah
1,3L (etanol 95%) lalu diaduk dan pemeriksaan diawali dengan
133
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 132-138
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.132
menghidupkan mesin dengan menekan dengan dosis 200 mg/kg bobot badan tikus
kode start/on hingga muncul tulisan putih jantan; (P3) Perlakuan pemberian
“Insert Check Skrip”; dilanjutkan ekstrak buah pinang dengan dosis 400
mengambil stick tes yang sesuai dengan mg/kg bobot badan tikus putih jantan.
parameter GPT (ALT) dan GOT (AST) Hasil pemeriksaan aktivitas enzim
Reflotron Stick lalu dibuka plastiknya dan ALT dan AST tikus putih jantan pada P0
ditaruh pada rak stik. Darah yang akan (kontrol) yaitu tanpa pemberian ekstrak
diperiksa dengan micro pipet yang buah pinang masing-masing menunjukkan
diteteskan pada bagian stik yang berbentuk angka 76,02 u/L dan 131,14 u/L. Pada
segi empat. Tempat menaruh stik dibuka tikus putih yang diberi ekstrak dengan
pada alat Reflovet Plus dan memasukkan dosis 100 mg/kg bobot badan (P1)
stik yang sudah berisi darah pada alat memiliki kadar aktivitas enzim ALT dan
tersebut dan menutup kembali. Setelah 1 AST yaitu 85,62 u/L dan 116,60 u/L.
menit mesin bekerja lalu baca hasil pada Aktivitas enzim ALT dan AST pada tikus
layar alat. putih yang diberi ekstrak buah pinang
dengan dosis 200 mg/kg bobot badan (P2)
Analisis Data
ialah 88,94 u/L dan 119,64 u/L. Aktivitas
Data yang diperoleh berupa aktivitas enzim ALT dan AST pada tikus putih
ALT dan AST dianalisis dengan diberi ekstrak buah pinang dosis 400
menggunakan Sidik Ragam. Perhitungan mg/kg bobot badan (P3) diperoleh 81,89
ini dilakukan dengan menggunakan u/L dan 104,58 u/L. Hasil sidik ragam
program statistik SPSS (Sampurna dan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
Nindhia, 2008). buah pinang (Areca catechu) tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN berpengaruh nyata terhadap aktivitas
enzim ALT dan AST tikus putih (Rattus
Hasil norvegicus) jantan (P>0,05).
Hasil pemeriksaan aktivitas enzim Pembahasan
Alanine aminotransferase (ALT) dan
Aspartate aminotransferase (AST) pada Hati merupakan organ yang sangat
tikus putih jantan yang diberikan ekstrak penting dan memiliki aneka fungsi. Fungsi
buah pinang dengan dosis bertingkat fisiologis pada hati dalam tubuh, yakni
selama 21 hari ditunjukkan pada table 1. sebagai tempat metabolisme (karbohidrat,
protein, dan lemak), detoksifikasi racun,
Tabel 1. Rata-rata aktivitas enzim ALT tempat pembentukan sel darah merah serta
dan AST yang diberikan ekstrak buah penyaring darah, berperan dalam
pinang. penggumpalan darah, menghasilkan
Perla empedu, dan sebagai tempat penyimpanan
ALT (u/L) ± SD AST (u/L) ± SD vitamin dan zat besi. Fungsi hati dapat
kuan
P0 76,02 ± 12,32* 131,14 ± 40,26* dilihat sebagai organ keseluruhannya, dan
P1 85,62 ± 10,17* 116,60 ± 14,48* dapat dilihat dari sel–sel dalam hati
P2 88,94 ± 39,62* 119,64 ± 47,30* (Hozaimah, 2007). Adapun fungsi hati
P3 83,14 ± 6,49* 104,58 ± 7,04* sebagai organ keseluruhan yaitu: (1) ikut
Keterangan: * menunjukkan perbedaan mengatur keseimbangan cairan dan
yang nyata elektrolit karena semua cairan dan garam
akan melewati hati sebelum ke jaringan
Pada Tabel 1. (P0) Perlakuan ekstraseluler lainnya, (2) hati bersifat
kontrol; (P1) Perlakuan pemberian ekstrak sebagai spons yang akan ikut mengatur
buah pinang dengan dosis 100 mg/kg volume darah, misalnya pada
bobot badan tikus putih jantan; (P2) dekompensasio kordis kanan maka hati
Perlakuan pemberian ekstrak buah pinang akan membesar, dan (3) sebagai alat
134
Buletin Veteriner Udayana Kendran et al.
saringan (filter) yang mana semua kadar AST terjadi karena pelepasan enzim
makanan dan berbagai substansia yang secara intraseluler ke dalam darah yang
telah diserap oleh intestin akan masuk ke disebabkan oleh nekrosis sel-sel hati atau
hati melalui sistema portal. adanya kerusakan hati secara akut
Hati sangat berperan dalam proses misalnya nekrosis hepatoselular. AST
metabolisme sehingga organ ini sering berperan untuk mengubah aspartat dan α-
terpapar zat kimia (Cave et al., 2010). Zat ketoglutarat menjadi oxaloasetat dan
kimia tersebut akan mengalami detoksikasi glutamat. Pemberian perasan buah
dan inaktivasi sehingga menjadi tidak mengkudu 60% selama 60 hari pada tikus
berbahaya bagi tubuh. Kerusakan hati putih diet tinggi lemak tidak meningkatkan
karena obat dan zat kimia dapat terjadi jika aktifitas kadar enzim ALT dan AST
cadangan daya tahan hati berkurang dan dengan nilai AST yang normal pada tikus
kemampuan regenerasi sel hati hilang dan adalah 141 ± 67,4 u/L (Wibowo et al.,
selanjutnya akan mengalami kerusakan 2007).
permanen sehingga dapat menimbulkan Pada perlakuan kontrol (P0)
dampak berbahaya (Wibowo et al., 2007). didapatkan hasil aktivitas ALT yaitu 76,02
Parameter kerusakan organ hati dapat u/L dengan standar devisiensi 12,32 u/L
diketahui dari perubahan aktivitas kadar sedangkan aktivitas AST menunjukkan
enzim-enzim dalam darah dengan 131,14 u/L dengan standar devisiensi
mengamati zat-zat dalam darah yang 40,26 u/L. pada perlakuan pemberian
dibentuk sel hati. Enzim Alanin ekstrak buah pinang dengan dosis 100
Aminotransferase (ALT) dan Aspartat mg/kg (P1) bobot badan menunjukkan
Aminotransferase (AST) merupakan hasil ALT ialah 85,62 u/L dengan standar
beberapa enzim yang digunakan sebagai devisiensi 10,17 u/L, sedangkan aktivitas
indikator kerusakan hati (Antai et al., AST menunjukkan hasil 116,60 u/L
2009, Hegazy dan Fouad, 2015). ALT dengan standar devisiensi 14,48 u/L.
berfungsi untuk mengkatalis pemindahan Aktivitas tersebut masih menunjukkan
amino dari alanin ke α-ketoglutarat. angka normal. Hal ini menunjukkan fungsi
Sedangkan AST berperan untuk mengubah transaminase merupakan suatu enzim
aspartat dan α-ketoglutarat menjadi intraseluler yang terlibat dalam
oxaloasetat dan glutamat. metabolisme karbohidrat dan asam amino.
Ekstrak buah pinang (Areca catechu Kelompok enzim akan mengkatalisis
L.) merupakan obat herbal yang sudah pembebasan gugus asam amino pada
digunakan sebagai obat cacing (Boucher kebanyakan asam L-amino. Prosesnya
dan Mannan, 2002). Menurut Fine (2000), disebut transaminasi, yaitu gugus asam
kandungan alkaloid 50% lebih banyak amino dipindahkan secara enzimatik ke
terdapat pada biji segarnya dibandingkan atom karbon pada asam ketoglutarat
dengan biji yang telah mengalami sehingga dihasilkan asam keto sebagai
perlakuan. Biji pinang mengandung analog dengan asam amino yang
arekolin yang berfungsi sebagai bersangkutan. Organ keseluruhan ikut
anthelmintik (obat cacing) arekolin mengatur keseimbangan cairan dan
merupakan sebuah ester metil elektrolit karena semua cairan dan garam
tetrahidrometil-nikotianat yang berwujud akan melewati hati sebelum ke jaringan
minyak basa keras (Hasnawati, 2006). ekstraseluler lainnya, hati bersifat sebagai
Menurut Hozaimah (2007), enzim spons yang akan ikut mengatur volume
AST berada dalam sel parenkim hati. darah, misalnya pada dekompensasio
Enzim ini dapat dijumpai di jantung, otot kordis kanan maka hati akan membesar,
skelet, dan ginjal. Bila jaringan tersebut dan sebagai alat saringan (filter) yang
mengalami kerusakan akut, kadarnya mana semua makanan dan berbagai
dalam serum meningkat. Peningkatan substansia yang telah diserap oleh intestin
135
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 132-138
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.132
akan masuk ke hati melalui sistema portal sekresi yaitu mengeluarkan bahan-bahan
(Wibowo et al., 2007). kimia oleh sel tubuh yang biasanya
Pada perlakuan pemberian ekstrak berguna untuk satu atau beberapa fungsi
buah pinang dengan dosis 200 mg/kg (P2) tubuh sendiri seperti mengeluarkan
bobot badan menunjukkan aktivitas ALT protein, enzim, dan empedu. Kemampuan
88,94 u/L dengan standar devisiensi 39,62 hati untuk mensekresi empedu memiliki
u/L, sedangkan aktivitas AST beberapa manfaat yang penting bagi tubuh
menunjukkan hasil 119,64 u/L dengan yaitu untuk membantu pencernaan
standar devisiensi 47,30 u/L. Pada makanan dan ekskresi zat-zat lain yang
perlakuan pemberian ekstrak buah pinang tidak berguna bagi tubuh. Sedangkan
dengan dosis 400 mg/kg bobot badan fungsi ekskresi yaitu mengubah sisa-sisa
menunjukkan aktivitas ALT 83,14 u/L protein (asam amino) menjadi urea, setelah
dengan standar devisiensi 6,49 u/L itu urea yang dihasilkan akan masuk ke
sedangkan aktivitas AST menunjukkan dalam darah lalu dibawa oleh darah ke
hasil 104,58 u/L dengan standar devisiensi ginjal untuk selanjutnya dibuang melalui
7,04 u/L. Hal tersebut dikarenakan fungsi air seni. Dan juga berfungsi dalam proses
sel yang berperan pada metabolisme di detoksifikasi yang mana dilakukan oleh
hati yang mempertahankan aktivitas enzim-enzim hati AST dan ALT dengan
dengan normal. Sel-sel hati terbagi aktivitas oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau
menjadi dua yaitu sel epitel dan sel konjugasi zat yang kemungkinan
Kupfer. Fungsi sel epitel terdiri dari empat membahayakan, dan mengubahnya
fungsi yaitu sebagai pusat metabolisme menjadi zat yang secara fisiologis tidak
diantaranya metabolisme karbohidrat, aktif (Rosandi, 2008). Fungsi dari sel hati
metabolisme lemak, metabolisme protein, yang kedua ialah fungsi sel Kupfer sebagai
metabolisme vitamin, dan metabolisme sel endotel yang memiliki fungsi sebagai
mineral. Metabolisme karbohidrat berarti sistem retikuloendotelial.
hati berfungsi mengatur metabolisme Dengan fungsi sel tersebut akan
melalui pembentukan, penyimpanan, dan menguraikan hemoglobin (Hb) menjadi
pemecahan suatu bentuk dari karbohidrat bilirubin, membentuk immunoglobulin
yang siap digunakan tubuh yang dikenal yang merupakan alat pertahanan tubuh,
dengan glukosa. Metabolisme lemak serta berfungsi sebagai alat fagositosis
dimana hati berperan dalam sintesa, terhadap bakteri dan elemen korpuskuler
penyimpanan, dan pengeluaran lemak atau makromolekuler. Hasil analisis sidik
untuk didistribusikan ke seluruh tubuh. ragam menunjukkan bahwa pemberian
Hati juga memproduksi empedu yang ekstrak buah pinang tidak berpengaruh
memungkinkan makanan berlemak dan nyata (P>0,05) terhadap aktivitas enzim
mengandung vitamin yang larut dalam Alanin Aminotransferase (ALT) dan
lemak dapat diserap oleh usus halus. Aspartat Aminotransferase (AST) tikus
Metabolisme protein dimana hati putih jantan selama 21 hari pemberian
berfungsi sebagai tempat terjadinya proses dosis bertingkat. Hal ini diakibatkan
sintesa serta penghancuran protein. karena dosis ekstrak buah pinang 100
Metabolisme vitamin yaitu vitamin A, D, mg/kg bobot badan, 200 mg/kg bobot
E, dan K yang larut dalam lemak disimpan badan, dan 400 mg/kg bobot badan belum
di dalam hati. Dan metabolisme mineral mengganggu hati dalam fungsi
dimana sebagian besar zat besi disimpan di detoksifikasi. Proses oksidasi, reduksi,
dalam hati sebelum dibutuhkan oleh tubuh, hidrolisis, dan konjugasi zat-zat yang
begitu juga dengan tembaga (Wibowo et bersifat racun masih berjalan secara
al., 2007). Sebagai alat penyimpan vitamin fisiologis (Hozaimah, 2007). Dengan
dan bahan makanan hasil metabolisme; demikian indikasi gangguan fungsi hati
sebagai alat sekresi dan ekskresi. Alat belum nampak. Pada penelitian yang
136
Buletin Veteriner Udayana Kendran et al.
dilakukan oleh Saroni dan Adjirni (2005) al. (2007) juga menyatakan bahwa nilai
menyatakan bahwa hasil spesifikasi normal ALT pada tikus putih adalah 126 ±
ekstrak biji pinang yang mengandung 44 u/L.
alkaloid arekolin dan arekaidin pada dosis Keseluruhan dari hasil penelitian ini
1,63/100g bobot badan tikus putih menunjukkan bahwa aktivitas enzim
termasuk bahan yang tidak toksik. Alanin aminotransferase (ALT) dan
Enzim ALT merupakan enzim yang Aspartat aminotransferase (AST) pada
dibuat di dalam sel hati (hepatosit). tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang
Banyak terdapat pada organ hati, diberi ekstrak buah pinang dengan dosis
sedangkan sedikit ditemui dalam jantung 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, 400
serta otot-otot skelet jika dibandingkan mg/kgBB selama 21 hari masih dalam
dengan AST. Enzim ini banyak dijumpai batas normal karena tidak melebihi standar
pada organ hati terutama pada kadar nilai ALT 126 ± 44 u/L dan 141 ±
mitokondria. Serta memiliki fungsi yang 67,4 u/L. Hasil penelitian ini sesuai
sangat penting dalam pengiriman karbon dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan nitrogen dari otot ke hati. Dalam otot Nuri (2007), dimana pemberian buah
rangka, piruvat ditransaminasi menjadi pinang secara invivo pada babi yang
alanin sehingga menghasilkan menderita infeksi Ascaris suum untuk
penambahan rute transport nitrogen dari mengetahui hasil terapi serta uji toksisitas
otot ke hati. Enzim ini lebih spesifik akut dan subakut tidak menunjukkan
ditemukan pada hepar terutama di perubahan patologis pada hati, ginjal, otak,
sitoplasma sel-sel parenkim hepar. dan jantung.
Kadar enzim ALT dalam serum akan SIMPULAN DAN SARAN
meningkat terutama pada kerusakan dalam
hati. Kenaikan kadar tersebut terjadi akibat Simpulan
adanya kerusakan sel-sel hati oleh virus, Pemberian ekstrak buah pinang
obat-obatan atau toksin. Kenaikan kembali (Areca catechu L.) sampai dosis 400
atau bertahannya enzim ALT yang tinggi mg/kgBB pada tikus putih (Rattus
menunjukkan berkembangnya kelainan norvegicus) jantan selama 21 hari, tidak
dan nekrosis hati. Kadar ALT merupakan mengganggu aktivitas fisiologis hati yang
ukuran nekrosis hepatoseluler yang paling ditunjukkan dengan tidak meningkatnya
spesifik dan banyak digunakan. Pada aktivitas enzim ALT dan AST.
kerusakan hati akut, peningkatan ALT
lebih besar daripada AST sehingga ALT Saran
bisa dipakai sebagai indikator untuk Perlu dilakukan penelitian lebih
melihat kerusakan sel. Kadar ALT juga lanjut mengenai aktivitas fisiologis organ
lebih sensitif dan spesifik daripada kadar selain hati sehingga penggunaan buah
AST dalam mendeteksi penyakit hati. pinang lebih aman sebagai obat herbal.
Enzim ini yang banyak ditemukan pada
organ hati terutama sitosol. Dalam UCAPAN TERIMAKASIH
transaminase Pada glutamat oksaloasetat Melalui kesempatan ini, penulis
transaminase diperlukan oleh tubuh untuk mengucapkan terimakasih kepada Dekan
mengurangi kelebihan amonia. Enzim ini Fakultas Keokteran Hewan Universitas
lebih spesifik ditemukan pada organ Udayana, Kepala Laboratorium Patologi
jantung, otot, pankreas, paru-paru, dan otot Klinik atas kesempatan yang diberikan
skelet (Wibowo et al., 2007). Enzim ini untuk melakukan penelitian.
berfungsi untuk mengkatalis pemindahan
DAFTAR PUSTAKA
amino dari alanin ke α-ketoglutarat.
Produk dari reaksi transaminase reversibel Antai AB, Eyong MU, Eteng EH. Itam M.
adalah piruvat dan glutamat. Wibowo et Eko M, Ita SO. 2009. Serum Protein
137
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 132-138
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.132
138