Anda di halaman 1dari 5

Kelebihan dan kekurangan vitamin

a. Vitamin D

Vitamin D merupakan prohormon yang berperan penting dalam penyerapan


kalsium di dalam usus.1 Determinan diagnotistik defisiensi vitamin D secara klinis
terdiri atas : faktor risiko defisiensi vitamin D serta sekumpulan tanda beserta gejala
yang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.2

Faktor risiko defisiensi vitamin D antara lain: obesitas dan penggunaan obat-obat
tertentu,ada penyakit kronik seperti sirosis hati maupun penyakit ginjal kronik.2

Penyebab defisiensi vitamin D diantaranya:

- penurunan pembuatannya,diakibatkan oleh pigmentasi kulit,penggunaan


tabir surya,cara berpakaian yang tertutup dan berlindung ditempat
teduh(shade),musim,cemaran udara,kabut dan kelembaban.
- Penurunan asupan dan cadangan vitamin D
- Dapat karena pemberian ASI khusus
- Malabsorbsi dan pembuatan/peningkatan degradasi 25(OH)D.1
Defisiensi vitamin D yang terjadi pada anal-anak mengakibatkan timbulnya
deformitas seperti kaki O(Rickets),ini terjadi pada anak yang semasa bayi diberi
ASI tanpa suplemen vitamin D.3 Bila defisiensi vitamin D terjadi pada anak yang
lebih besar ataupun orang dewasa,tidak terjadi formitas tapi terjadi efek
mineralisasi tulang,mengakibatkan nyeri berdenyut di tulang dan kelemahan otot
yang dikenal dengan osteomalacia,kelemahan otot pada sisi proksimal dan bisa
mengakibatkan jatuh.3
Berbagai penyakit yang berhubungan dengan defisiensi vitamin D
diantaranya: osteoporosis dan fraktur,keganasan seperti kanker,penyakit
kardiovaskuler seperti jantung iskemik dan infark miokard,diabetes tipe 1 dan
2,penyakit autoimun serta penyakit infeksi.1
Selain itu defisiensi vitamin D juga dapat menyebabkan :

- Kejadian infeksi tuberkulosis dan infeksi paru-paru maupun influenza

- Insidens kanker prostat,payudara dan kolon.3


Prevalensi defisiensi vitamin D pada warga usia lanjut di Indonesia cukup
tinggi,banyak ditemukan pada kaum wanita,yang dikarenakan beberapa hal:

 Wanita cenderung menghindari paparan sinar matahari karena


menganggap akan merusak kulit dan menjadi hitam

 Mayoritas indonesia yang muslim,menjadikan wanita menutup aurat


sehingga kurang terkena sinar matahari.2

b. Vitamin A

Defisiensi vitamin A terdapat pada anak usia balita.4 Kekurangan vitamin A


dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi,atau kekurangan
sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh,kebutuhan
yang meningkat ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin
A.4 Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita kurang energi
protein(KEP), penyakit hati,alfa,beta-lipoproteinemia,atau gangguan absorspi
karena gangguan asam empedu.4

Defisiensi vitamin A adalah salah satu masalah gizi utama yang dihadapi oleh
penduduk di dunia,menyebabkan kebutaan melalui xeropthalmia,tapi juga
meningkatkan resiko penyakit infeksi.5

Penyebab utama dari KVA di negara berkembang adalah rendahnya asupan


vitamin A dan rendahnya bioavaibilitas dari vitamin A yang dikonsumsi baik dari
sayur maupun buah.6 Faktor yang juga berpengaruh disini ialah meningkatnya
kebutuhan akan vitamin A pada kelompok umur tertentu(balita,ibu hamil dan
menyusui) serta terjadinya infeksi.6

Kekurangan vitamin dapat terjadi dikarenakan:

- Diet/kegagalan dalam pemanfaatan fisiologisnya. Kekurangan vitamin A


biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang mengonsumsi
makanan yang terdiri atas sedikit porsi sayuran dan buah kuning&hijau serta
dari hati7
- Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada beberapa kasus ,salah
satunya melibatkan penyerapan enterik kronis yang terganggu lipid,seperti
pada penyakit yang mempengaruhi pankreas eksokrin7

Kekurangan vitamin A banyak terdapat di negara-negara berkembang termasuk di


Indonesia,karena makanan yang mengandung vitamin A mahal harganya.
Akibatnya antara lain:

- Buta senja

Yakni ketidakmampuan menyesuaikan pelinghatan dari cahaya terang ke cahaya


samar-samar/senja,seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang.4
Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh
menjadi menipis,sehingga kadar vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin
A tidak cukup diperoleh oleh retina mata untuk membentuk pigmen penglihatan
redopsin.4

Kemampuan melihat dalam keadaan samar-samar,dihubungkan dengan ujung-


ujung saraf(rod dan cone) yang terdapat dalam retina.4 Cone terutama berperan
dalam cahaya siang dan membedakan warna,sedangkan rod mengontrol
penglihatan pada malam hari.4

- Penyakit infeksi pernafasan

Mekanismenya dimana lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru mengalami
keratinasi,tidak mengeluarkan lendir,sehingga mudah dimasuki mikroorganisme
atau bakteri maupun virus yang akan menyebabkan infeksi saluran pernafasan.8

- Xeroftalmia

Gangguan yang terjadi akibat kekurangan vitamin A pada mata,termasuk terjadinya


kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina yang berakibat pada
kebutaan.9

- Perubahan pada kulit

Kulit menjadi kering dan kasar,folikel rambut menjadi kasar,mengeras dan


mengalami keratinasi yang dinamakan hiperkeratinosis folikular.4 Mula-mula
terkena lengan dan paha,kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh.4 Asam
retionat sering diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit,jerawat dan
kelainan kulit lainnya.4

- KVA pada anak-anak disamping dapat menyebabkan komplikasi pada


campak yang dapat menyebabkan kematian.8

- Perubahan(keratinasi) pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat


menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantung kemih,serta batu ginjal dan
gangguan kandung kemih.8

- Tuberculosis

Defisiensi vitamin A merupakan faktor risiko utama dalam peningkatan kasus


tuberculosis,manajemin klinis biasanya melibatkan kemoprophylaxis dan
kemoterapi daripada status gizi host.5

- Diare

Bila terjadi keratinasi,pada permukaan usus tidak mengeluarkan


lendir,sehingga mudah dimasuki mikroorganisme/bakteri/virus yang akan
menyebabkan terinfeksinya saluran pencernaan sehingga terjadilah diare.8
Daftar Pustaka

1
Pusparini.2014.Defisiensi Vitamun D terhadap berbagai penyakit.Indonesian
Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory.21(1).
2
Vera,dkk.2015.Determinan Diagnostik Klinis Defisiensi Vitamin D pada Wanita
Berusia Lebih dari 50 tahun.Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.2(1): 2.
3
Karjadidjaja,Idawati.2013.Defisiensi Vitamin D dan Terapinya.Ebers
Papyrus.19(2).
4
Adriani,Merryana. .2012.Pengantar Gizi Masyarakat.Jakarta:Kencana.

5
Azrimaidaliza.2007.Vitamin A,Imunitas dan Kaitannya dengan Penyakit
Infeksi.Jurnal Kesehatan Masyarakat.1(2).
6
Zulkifli,Andi.2007.Skrining Masalah Gizi Akibat Kekurangan Vitamin A.Jurusan
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin.
7
Combs,Gerald F.2012.The Vitamins Fundamental Aspects in Nutrition and
Health.America:Elsevier.
8
Satya,Yunita Pratiwi.2013.Kekurangan Vitamin A (KVA) dan Infeksi.The
Indonesian Journal of Health Science.3(2).
9
Departemen Kesehatan RI.2003.Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan.Jakarta:Depkes.

Anda mungkin juga menyukai