PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kembali berbagai penyakit lama seperti TBC, merekanya berbagai penyakit baru yang
bersifat pandemik seperti HIV/AIDS, SARS, flu burung, dan flu babi, serta belum
benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya derajat kesehatan bagi seluruh
itu, bidan sebagai tenaga terdepan di komunitas atau masyarakat harus mempunyai
kebidanan komunitas yang baik, sehingga akan terwujud prilaku sehat di masyarakat.
dilakukan di luar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan di rumah sakit
individual maupun kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan strategi-strategi
4. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
komunitas.
TINJAUAN TEORI
kemanusiaan klien.
pemecahan masalah:
Tujuan umum
Tujuan Khusus
perawatan nifas dan perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.
masyarakat
Menentukan diagnosis
Mengevaluasi tindakan
Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan remaja dan wanita pra nikah
Menentukan diagnosis
Mengevaluasi tindakan
Rencana tindak lanjut
masyarakat
maupun di masyarakat
Menentukan diagnosis
Mengevaluasi tindakan
melibatkan keluarga
maupun di masyarakat
Menentukan diagnosis
Mengevaluasi tindakan
kesehatan kabupaten/kota.
maupun di masyarakat
Menentukan diagnosis
Mengevaluasi tindakan
Langkah yang harus diingat adalah jadwal kunjungan pada BBL, laporan
maupun di masyarakat
Menentukan diagnosis
Menyusun rencana tindakan
Mengevaluasi tindakan
nifas
Informasi tentang latihan bagi ibu nifas, salah satunya adalah senam
nifas
pelayanan KB
KB
b. Peran fungsi dan fungsi bidan sesuai dengan kompetensi bidan Indonesia
setempat.
Pengetahuan dasar:
masyarakat
Pengetahuan tambahan:
Keterampilan dasar:
1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan
KB di masyarakat
Keterampilan tambahan:
dan masyarakat.
sensitif gender dan hak asasi manusia (HAM), nilai-nilai masyarakat yang
adil dan hukum, serta norma yang tidak melanggar hak asasi manusia.
pelayanan klinik.
6. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi
bermartabat.
8. Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit
10. Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan akses dan
11. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status perempuan serta
merugikan perempuan.
3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader dan dukun bayi
penyakit-penyakit lainnya.
Menggambar peta desa, lokasi posyandu, pos KB desa, pos obat desa,
rumah kader, rumah dukun bayi, kelompok dana sehat dan kegiatan
Mencatat jumlah ibu hamil resiko tinggi, ibu hamil yang telah
tablet besi (Fe), ibu hamil yang dirujuk, ibu hamil yang diberi
kesehatan maupun oleh dukun, jumlah ibu bersalin yang dirujuk dan
bawaan, bayi lahir mati, kunjungan bayi, bayi yang mempunyai kartu
menuju sehat (KMS), gizi buruk, jenis imunisasi, bayi yang dirujuk
kesehatan
kedaruratan
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu
Preventif
Upaya preventif dapat dilakukan dengan cara imunisasi pada bayi, balita, dan ibu
maupun kunjungan rumah pada ibu nifas dan neonatus. Pemberian tablet vitamin
A dan garam beryodium ibu nifas dan balita. Pemberian tablet tambah darah dan
Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk membantu
menekan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Diagnosis dini pada
ibu dilakukan sejak ibu hamil yaitu dengan cara melakukan deteksi dini
(misalnya penapisan dini pada ibu hamil dengan menggunakan kartu Skor Puji
Rochyati) agar tidak terjadi keterlambatan dikarenakan terjadi rujukan estafet.
Ibu bersalin, ibu nifas, sehingga ibu akan mendapat pertolongan secara tepat
guna. Untuk diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan
masyarakat.
Meminimalkan kecacatan
payudara ibu nifas dengan bendungan air susu, perawatan ibu hamil dengan
patologis di rumah, ibu bersalin, ibu nifas, dan perawatan tali pusat bayi baru
lahir.
Rehabilitasi
Misalnya upaya pemulihan bagi pecandu narkoba, penderita TBC dengan latihan
Kasus kematian ibu dan bayi secara umum banyak terjadi di masyarakat,
rujukan tepat waktu, karena merupakan program unggulan asuhan sayang ibu
dalam mendukung keselamatan ibu dan bayi baru lahir. Singkatan BAKSOKU
1. B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten untuk menata laksana gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir
2. A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan
bayi baru lahir (tabung suntik, slang IV, alat resusitasi, dan lain-lain) bersama
3. K (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi serta
alasan ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan
merujuk ibu ke fasilitas rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu dan bayi baru lahir hingga ke fasilitas rujukan.
4. S (Surat)
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identitas ibu
dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil
pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan atau bayi baru lahir.
Selain itu, sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan klinik.
5. O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan. Obat-
6. K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi
cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk
7. U (Uang)
Ingatkan kepada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
dalam pelaksanaannya bidan harus memantau dari asuhan yang diberikan (follow
melakukan pemantauan wilayah setempat terutama untuk kesehatan ibu dan anak
(PWS KIA).
Di puskesmas, bidan sebagai anggota tim bidan harus dapat mengenali kegiatan
berkomunikasi dengan pimpinan dan tenaga kesehatan yang lain, memberi dan
Pada puskesmas pembantu, polindes, posyandu, BPS, dasa wisma, PKK, dan
rumah ibu, bidan merupakan manajer yang berperan sebagai pengelola dan
membentuk jejaring dengan cara membina kerjasama baik dengan lintas program
Kemitraan
dalam kegiatan keagamaan, dan kader kesehatan. Organisasi sosial seperti panti
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilakukan di luar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan di rumah sakit
individual maupun kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan strategi-strategi
Fitramaya
Yulifah Rita, Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Yulifah Rita, Tri Johan Agus Yuswanto. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2017. Kebidanan Teori dan Asuhan.
Jakarta: EGC