Anda di halaman 1dari 4

Yoga

1. Pengertian Yoga
Yoga adalah latihan tubuh dan pikiran yang berasal dari India dan menjadi
semakin diakui dan digunakan di negara maju sebagai praktik Kesehatan untuk berbagai
ilmu imunologi, neuromuskuler, psikologis, dan kondisi nyeri. Kata yoga berasal dari
Bahasa sansakerta istilah “yug” diterjemahkan sebagai “untuk Bersatu”, arti lebih luas
berarti bekerja menuju pengalaman diri dan meningkatkan Kesehatan diri. Yoga
berpotensi untuk meningkatkan keseimbangan di sepanjang dimensi emosional, mental,
fisik, dan spiritual. Yoga merupakan system yang komprehensif yang menggunakan
postur fisik (asana), Latihan pernapasan (pranayama), konsentrasi dan meditasi
(dharana dan dhyana). Praktisi yoga dikenal dengan “yogi” yang diharapkan mencapai
“brahman” yaitu pecerahan paripurna dimana manusia menyadari hakikat diri sejati,
sebagai bagian dari alam semesta. (Irianti dkk, 2015)
Yoga adalah sebuah ilmu yang menjelaskan kaitan antara fisik, mental, dan
spiritual manusia untuk mencapai sistem kesehatan menyeluruh (holistik) yang
terbentuk dari kebudayaan India kuno. Yoga pertama kali diperkenalkan dalam buku
Yoga Sutras yang ditulis oleh patanjali, yaitu seorang tokoh legenda dari India yang
hidup sekitar 200 hingga 500 SM (Sindhu, 2014:30).
Yoga dapat meningkatkan Kesehatan fisik, dimana hipotalamus dan hipofise
serta saraf simpatik dipicu untuk mengeluarkan hormone kortikosteroid dan
katekolamin (epineprin dan norepineprin) yang dapat mengurangi efek stress. Yoga
sangat ideal untuk kehamilan karena menjadi sarana bagi Wanita untuk melatih fisik dan
spiritua serta mengemabngkan kepercayaan diri dan kesadaran diri, salah satunya
terhadap stress. (Irianti dkk, 2015).
2. Manfaat Yoga pada Kehamilan

Menurut Sindhu (2014:34), yoga memiliki manfaat yang baik jika dilakukan secara
rutin dan teratur, yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin (hormonal) di dalam tubuh.


2. Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak.
3. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih lentur dan
kuat.
4. Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas.
5. Membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi). 
6. Meremajakan sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan. 
7. Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung. 
8. Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, dan mental, serta membuatnya lebih
kuat saat menghadapi stres. 
9. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam.
10. Meningkatkan kesadaran pada lingkungan. 
11. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berpikir positif

Manfaat yoga pada kehamilan adalah menjaga Kesehatan emosi dan fisik. Ketika
seorang Wanita hamil melakukan Latihan secara teratur (3 kali setiap minggu selama 10
minggu kehamilan), dapat menjaga elastisitas dan kekutana ligament panggul, pinggul,
dan otot kaki sehingga mengurangi rasa nyeri yang timbul saat persalinan serta
memberikan ruang untuk janin lahir, meningkatkan kenyamanan ibu pada 2 jam pasca
salin dan mengurangi resiko persalinan lama. Otot – otot sekitar panggul akan dibuat
lebih kuat dan elastis sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar sehingga
mengurangi rasa nyeri panggul dan punggung selama kehamilan serta memperlancar
proses persalinan. Yoga pun melatih dalam pengaturan ritme nafas, sehingga
membiasakan untuk bernafas pendek dan cepat secara teratur sebagai persiapan
selama proses persalinan (Irianti dkk, 2015)
Selain manfaat fisik, dampak yoga terhadap emosi adalah mengurangi kelelahan
sehingga meningkatkan stamina, membantu meningkatkan konsentrasi, dan
mengurangi stress sebesar 32 %. Jane Austin menekankan bahwa hal terpenting dalam
yoga adalah membantu ibu menikmati kehamilannya dan memahami kebutuhan yang
tepat untuk janinnya (Irianti dkk, 2015).

3. Indikasi dan kontraindikasi Yoga


Indikasi yoga
Pada prinsipnya yoga aman dilakukan selama hamil dan dapat dilakukan oleh semua
Wanita hamil dimulai pada usia kehamilan 18 minggu, tidak memiliki Riwayat komplikasi
selama kehamilan termasuk PJT, tidak memiliki Riwayat persalinan preterm, dan BBLR.
Pada Wanita dengan Riwayat abortus boleh melakukan yoga setelah usia diatas 20
minggu atau setelah dinyatakan kehamilan baik (Irianti dkk, 2015).
Kontraindikasi yoga
Walaupun yoga dianggap Latihan yang aman selama kehamilan namun terdapat
beberapa keadaan dimana Wanita memerlukan persetujuan dari tenaga Kesehatan,
seperti memiliki tekanan darah rendah, Riwayat obstetric buruk seperti perdarahan
dalam kehamilan, KPD, dan BBLR. Selain keadaan tersebut, yoga pun harus dihentikan
jika saat pelaksanaan Wanita mengalami keluhan seperti:
a. Rasa pusing, mual, dan muntah yang berkelanjutan
b. Gangguan penglihatan
c. Kram pada perut bagian bawah
d. Pembengkakan pada tangan dan kaki
e. Tremor pada ekstremitas atas maupun bawah
f. Jantung berdebar – debar
g. Gerakan janin yang melemah (Irianti dkk, 2015)
Daftar Pustaka

 Sindhu, Pujiastuti. 2014. Panduan Lengkap Yoga. Bandung: Qanita.


 Irianti, dkk. 2015. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti Paradigma Baru Dalam Asuhan
Kebidanan. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai