Anda di halaman 1dari 21

MAKANAN YANG

DIHARAMKAN DALAM ISLAM

Kelompok 9 :
Deviena Octavia Jayanti (311117046)
Pebi Ayuni Martin (311117044)
Rahmanisa Kurnia Putri (311117050)
KAIDAH PENTING TENTANG MAKANAN
Perlu kita ketahui bahwa asal hukum segala jenis
makanan baik dari hewan, tumbuhan, laut maupun
daratan adalah HALAL .
Allah berfirman. “Artinya : Hai sekalian manusia,
makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi” [Al-Baqarah : 168] Tidak boleh bagi seorang untuk
mengharamkan suatu makanan kecuali berlandaskan
dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang shahih.
• Apabila seorang mengharamkan tanpa dalil,
maka dia telah membuat kedustaan kepada Allah,
Rabb semesta alam.
• FirmanNya. “Artinya : Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
Kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung”.[An-
Nahl : 116]
Di antara ayat yang menyebutkan makanan atau hewan
yang diharamkan adalah firman Allah Ta’ala :

ِّ َّ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَ ْح ُم ْال ِّخ ْن ِّزي ِّر َو َما أ ُ ِّه َّل ِّلغَي ِّْر‬
ُ‫َّللا بِّ ِّه َو ْال ُم ْن َخنِّقَة‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫َو ْال َم ْوقُو َذة ُ َو ْال ُمت َ َر ِّديَةُ َوالنَّ ِّطي َحةُ َو َما‬
‫ب‬
ِّ ‫ص‬ُ ‫سبُ ُع ِّإ ََّّل َما َذ َّك ْيت ُ ْم َو َما ذُ ِّب َح َعلَى الن‬ َّ ‫أ َ َك َل ال‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al
Maidah: 3)
JENIS – JENIS MAKANAN YANG DIHARAMKAN

 Bangkai (Al Maitah)


 Darah yang mengalir
 Daging babi
 Hewan yang disembelih untuk selain Allah
 Hewan yang diterkam binatang buas
 Hewan yang diperintahkan agama supaya dibunuh
 Hewan yang dilarang untuk dibunuh
 Binatang yang hidup di dua alam
 Binatang menjijikkan dan kotor
BANGKAI (AL MAITAH)
Bangkai (al maitah) adalah setiap hewan yang matinya
tidak wajar, tanpa lewat penyembelihan yang syar’i.
Contohnya adalah:

• Al munkhoniqoh: hewan yang mati dalam keadaan


tercekik.
• Al mawquudzah: hewan yang mati karena dipukul
dengan tongkat atau selainnya.
• Al mutaroddiyah: hewan yang mati karena jatuh dari
tempat yang tinggi.
• An nathiihah: hewan yang mati karena ditanduk.
Bangkai hukumnya haram, kecuali bangkai ikan dan belalang.
Darah juga haram, kecuali hati dan limpa. Bangkai binatang
merupakan tempat yang subur untuk tumbuhnya sejumlah
mikroba yang bisa menyebabkan penyakit dan racun. Hal ini
berdasarkan Hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫ان فَ ْال ُح‬


‫وت‬ َ ‫ت‬َ ‫ت‬‫ي‬ْ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ا‬ ‫م‬َ
ِّ َ َّ ِّ َ َ َ ِّ َ‫أ‬َ ‫ف‬ ‫ان‬ ‫م‬‫د‬ ‫و‬ ‫ان‬ َ ‫ت‬َ ‫ت‬‫ي‬ْ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬َ ‫ل‬ ْ
‫ت‬ َّ ‫ل‬ ‫ح‬ ُ
ِّ ‫أ‬
ِّ ‫ان فَ ْال َك ِّب ُد َو‬
‫الط َحا ُل‬ ِّ ‫َو ْال َج َرا ُد َوأ َ َّما ال َّد َم‬
“Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai
tersebut adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah
tersebut adalah hati dan limpa.” (HR. Ibnu Majah no. 3218.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
DARAH YANG MENGALIR

Darah adalah sarana yang subur bagi tumbuh kembang


mikroba. Keberadaan darah dalam tubuh hewan
bangkai dapat mempercepat rusaknya(busuk) daging.
Adapun darah yang jumlahnya sedikit semacam darah
yang masih menempel di urat daging sembelihan dan
sulit dibersihkan, maka itu dimaafkan.
DAGING BABI

Babi baik peliharaan maupun liar, jantan maupun


betina. Dan mencakup seluruh anggota tubuh babi
sekalipun minyaknya. Tentang keharamannya, telah
ditandaskan dalam al-Qur’an, hadits dan ijma’ ulama.
Hikmah pengharamannya karena babi adalah hewan
yang sangat menjijikan dangan mengandung penyakit
yang sangat berbahaya. Oleh karena itu,makanan
kesukaan hewan ini adalah barang-barang yang najis
dan kotor.
Babi adalah hewan yang sangat kotor dan sebagai gudang
parasit atau bakteri yang membahayakan bagi manusia.
Allah Ta’ala juga berfirman :

ْ َ‫طا ِّع ٍم ي‬
‫طعَ ُمهُ ِّإ ََّّل أ َ ْن‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ي ُم َح َّر ًما‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ي‬ ‫وح‬
ِّ ُ
َّ ِّ َ ‫قُ ْل ََّل أ َ ِّج ُد فِّي َما أ‬
َ
…‫س‬ ٍ ‫ون َم ْيتَةً أ َ ْو َد ًما َم ْسفُو ًحا أ َ ْو لَ ْح َم ِّخ ْن ِّز‬
ٌ ‫ير فَإِّنَّهُ ِّر ْج‬ َ ‫يَ ُك‬
“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang
diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi
orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan
itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi –
karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang
yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al An’am:
145)
HEWAN YANG DISEMBELIH UNTUK SELAIN
ALLAH
Yaitu batu-batu yang mereka susun di sekitar Ka’bah
lalu mereka menyembelih hewan yang mereka
persembahkan untuk berhala-berhal. Dengan demikian,
tindakan itu karena alasan Ruhiyah yang bertolah
belakang dengan kebersihan hati,kesucian ruh,dan
keikhlaskan jiwa.
Allah Ta’ala berfirman,
ْ ‫علَ ْي ِاه َو ِإنَّ اهُ لَ ِف‬
‫سقا‬ َ ‫ّللا‬ ْ ‫َو َال تَأ ْ ُكلُوا ِم َّما لَ ْام يُ ْذ َك ِار ا‬
‫س ُام َِّا‬
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang
yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang
semacam itu adalah suatu kefasikan.” (QS. Al An’am:
121)
HEWAN YANG DITERKAM BINATANG BUAS

Yakni hewan yang diterkam oleh harimau, serigala atau


anjing lalu dimakan sebagiannya kemudia mati
karenanya, maka hukumnya adalah haram sekalipun
darahnya mengalir dan bagian lehernya yang kena.
HEWAN YANG DIPERINTAHKAN AGAMA SUPAYA
DIBUNUH
“Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Hewan fasik
yang hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun
haram yaitu ular, tikus, anjing hitam.(HR.Muslim dan
HR.Bukhari)
Dari Ummu Syarik berkata bahwa Nabi memerintahkan
supaya membunuh tokek/cecak.(HR.Muslim &
HR.Bukhari
HEWAN YANG DILARANG UNTUK DIBUNUH
“Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melarang
membunuh 4 hewan : semut, tawon, burung hud-
hud dan burung surad ”(HR.Ahmad)
“Setiap hewan yang dilarang dibunuh berarti tidak
boleh dimakan, karena seandainya boleh dimakan,
tentu tidak akan dilarang membunuhnya.” [Lihat Al-
Majmu’ (9/23) oleh Nawawi].
 Haramnya hewan-hewan di atas merupakan
pendapat mayoritas ahli ilmu sekalipun ada
perselisihan di dalamnya kecuali semut, nampaknya
disepakati keharamannya.
 [Lihat Subul Salam 4/156, Nailul Authar 8/465-468, Faaidhul Qadir
6/414 oleh Al-Munawi] :“Artinya : Dari Abdur Rahman bin Utsman
Al-Qurasyi bahwasanya seorang tabib pernah bertanya kepada
Rasulullah tentang kodok/katak dijadikan obat, lalu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuhnya.”

 [Hadits Riwayat Ahmad (3/453), Abu Daud (5269), Nasa’i (4355),


Al-Hakim (4/410-411), Baihaqi (9/258,318) dan dishahihkan Ibnu
Hajar dan Al-Albani] Haramnya katak secara mutlak merupakan
pendapat Imam Ahmad dan beberapa ulama lainnya serta
pendapat yang shahih dari madzab Syafi’i. Al-Abdari menukil dari
Abu Bakar As-Shidiq, Umar, Utsman dan Ibnu Abbas bahwa
seluruh bangkai laut hukumnya halal kecuali katak. [Lihat pula Al-
Majmu’ (9/35), Al-Mughni (13/345), Adhwaul Bayan (1/59) oleh
Syaikh As-Syanqithi, Aunul Ma’bud (14/121) oleh Adzim Abadi dan
Taudhihul Ahkam (6/26) oleh Al-Bassam].
 “Adakah ayat Qur’an atau Hadits shahih
yang menyatakan bahwa binatang yang
hidup di dua alam haram hukum
BINATANG YANG
memakannya seperti kepiting, kura-kura,
anjing laut dan kodok?”. Jawab secara HIDUP DI DUA
umum : Perlu kita ingat lagi kaidah
penting tentang makanan yaitu asal ALAM
segala jenis makanan adalah halal
kecuali apabila ada dalil yang
mengharamkannya.
 Dan sepanjang pengetahuan kami tiddak
ada dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang
shahih yang menjelaskan tentang
haramnya hewan yang hidup di dua alam
(laut dan darat). Dengan demikian
binatang yang hidup di dua alam dasar
hukumnya “asal hukumnya adalah halal
kecuali ada dalil
yangmengharamkannya. [Lihat pula
“Soal jawab” Juz. 2 hal. 658 oleh Ustadz
A Hassan dkk] .
Adapun jawaban secara terperinci : Kepiting – hukumnya halal
sebagaimana pendapat Atha’ dan Imam Ahmad. [Lihat Al-
Mughni 13/344 oleh Ibnu Qudamah dan Al-Muhalla 6/84 oleh
Ibnu Hazm] Kura-kura dan Penyu – juga halal sebagaimana
madzab Abu Hurairah, Thawus, Muhammad bin Ali, Atha’, Hasan
Al-Bashri dan fuqaha’ Madinah. [Lihat Al-Mushannaf (5/146)
Ibnu Abi Syaibah dan Al-Muhalla (6/84] Anjing laut – juga halal
sebagaimana pendapat Imam Malik, Syafi’i, Laits, Sya’bi dan Al-
Auza’i [Lihat Al-Mughni 13/346] Katak/kodok – hukumnya haram
secara mutlak menurut pendapat yang rajih karena termasuk
hewan yang dilarang dibunuh sebagaimana penjelasan di atas.
BINATANG MENJIJIKKAN DAN KOTOR

• Allah Ta'ala berfirman, ".....(Rasul itu) menghalalkan yang baik-baik dan


mengharamkan yang kotor-kotor....." (Qs. Al-A'raf : 157). Dari ayat ini
diambil kesimpulan bahwa segala makanan dan minuman yang
menjijikkan dan dianggap kotor oleh perasaan manusia secara umum
haram dikonsumsi. Ukuran menjijikkan adalah perasaan umum dan bukan
perasaan orang per orang. Para ulama klasik menetapkan ukurannya
adalah yang jijik menurut orang Arab pada masa Rasulullah SAW.
Kesimpulannya, semua yang memang dianggap kotor dari segi fisik
maupun dari segi medis, maka itu diharamkan, seperti tikus, kecoa, lalat
dan sejenisnya, karena semua itu hidup di tempat-tempat yang kotor.
Termasuk ke dalam kategori ini adalah segala jenis makanan atau
minuman yang membahayakan, baik bahan dasarnya maupun olahan.
Selain kategori yang telah disebutkan di atas berarti termasuk hewan yang
halal dimakan. Sebab, hukum asal segala makanan dan minuman adalah
halal sampai ada dalil yang mengharamkannya.
KAPAN DAN BAGAIMANA KITA MAKAN ATAS
PERINTAH ALLAH SWT ?
1. Menjaga pola makan yang teratur
2. Tidak makan saat tengah marah
3. Mengunyah makanan
4. Meminum air
5. Memasak makanan
6. Makan dan minum jangan berlebihan
KESIMPULAN
Sekarang, setelah kita memaparkan jenis-jenis yang dapat
menyebabkan penyakit terhadap manusia, maka hendaklah kita
merenung dan mengambil pelajaran dari apa yang ditetapkan
syari’at islam yang 14 abad muncul lebih awal dibandingkan Ilmu
kedokteran Modern.
Setelah ilmu pengetahuan terus berkembang, kita pun
mengetahui bahwa ilmu pengetahuan juga mengajnurkan untuk
menjauhi makanan yang haram seperti halnya daging babi dan yang
lainnya.
Bukankah syari’at islam yang jauh lebih dulu menyampaikan
informasi kepada manusia lebih layak untuk dijadikan pegangan
daripada ungkapan-ungkapan sebagian orang tidak mau mengikuti
tuntunan syariat ini. Yang harus kita lakukan adalah mengharamkan
apa yang diaramkan syariat dan mengahalalkan apa yang
dihalalkannya, karena terbukti diturunkan dari zat yang mahabijak.

Anda mungkin juga menyukai