Anda di halaman 1dari 2

Gambar V…..

Hasil Analisis FTIR Batu Bata dengan Bahan Baku Lumpur


Sidoarjo pada Variasi Suhu dan Rasio. (A) hitam, tanpa pembakaran 1:0, (B)
Merah, suhu 750 2:1, dan (C) Biru, suhu 900 1:1.

Salah satu tujuan dari spektrum FTIR adalah mengidentifikasi berupa puncak-
puncak pada rentang bilangan gelombang dan transmitasi tertentu, yang
menunjukkan gugus fungsi pada matriks batu bata lumpur Sidoarjo. Interasi
molekul dan radiasi elektromagnetik ini mampu menunjukan molekul yang
terkandung dalam suatu bahan pada panjang gelombang tertentu. Adanya cekungan
atau gelombang pada spektrum transmitasi menunjukan adanya partikel yang
berinteraksi dengan radiasi inframerah pada panjang gelombang tersebut.
Cekungan tersebut menunjukan ikatan unsur pada sampel yang diuji. Gambar V….
merupakan hasil uji FTIR dengan variasi suhu dan rasio lumpur Sidoarjo dengan
paper sludge (tanpa pembakaran 1:0, suhu pembakaran 750 °C 2:1, dan suhu
pembakaran 900 1:1). Gambar V…. secara umum menunjukkan adanya perbedaan
spektra matriks batu bata pada masing masing variasi suhu dan rasio, tanpa
pembakaran 1:0 (hitam), suhu 750°C 2:1 (merah), dan suhu 900 1:1 (biru). Spektra
pada puncak sekitar 3600 - 3400 cm-1 merupakan uluran -OH yang terikat pada -Al,
spektra pada variasi tanpa pembakaran 1:0 dan suhu 750ºC 2:1 memiliki
transmitansi lebih rendah dari pada transmitasi pada suhu 900ºC, hal itu
membuktikan bahwa dengan meningkatnya suhu pembakaran maka -OH yang
terikat pada -Al banyak terlepas dan meningkatkan terbentuknya ikatan dengan SiO,
membentuk ikatan silika alumina, ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen
(Palanivel dan Velraj, 2007).

Daerah sidik jari yaitu daerah yang memiliki range bilangan gelombang 1200 – 400
cm-1. Pada gambar V…. menunjukkan adanya pita-pita tajam pada variasi tanpa
pembakaran 1:0 pada 1100 cm-1 dalam matriks ini yaitu karena adanya kuarsa (Si-
O). (afrianti,suci dkk 2019). Sedangkan Flanigen et.al (1971) menyatakan serapan
kuat pada derah 950-1250 cm-1 merupakan vibrasi ulur dari T-O (dimana T = Si
atau Al) yang melibatkan gerakan utama dari atom oksigen.

Munculnya puncak pada bilangan gelombang 912 cm-1 merupakan vibrasi tekuk
OH yang berikatan dengan kation. Serapan 780-690 cm-1 adalah serapan untuk
vibrasi tekuk Si-O yang tegak lurus sumbu optik. Vibrasi tekuk Si-O-Al (Al
Oktahedral) muncul pada bilangan gelombang 530 sedangkan 470 merupakan
vibrasi tekuk Si-O-Si. Menurut Komadel (2003) vibrasi tekuk Si-O-Al terjadi pada
daerah serapan 520 yang mana merupakan tinta yang sangat sensitive dengan
kehadiran Al di lapis oktahedral. Adanya serapan pada daerah bilangan gelombang
1637 cm-1 merupakan vibrasi tekuk -OH dari molekul air terserap. Hal ini sampir
sama dengan yang diamati oleh Grim (1968) dalam Darwanta (2002) yang
menyatakan bahwa H2O yang terserap memberikan serapan pada daerah 3400 dan
1640 cm-1 yang sesuai dengan vibrasi dari H2O. Menurut Katti (2002) bahwa
serapan pada 1635 cm-1 adalah vibrasi tekuk HO-H.

Hematite dapat diamati pada panjang gelombang sekitar 500 cm-1. Bilangan
gelombang ini memiliki intensitas yang lemah pada batu bata tanpa pembakaran
dibandingkan pada matriks dengan suhu pembakaran 750 dan 900ºC, karena
mineral ini mulai terbentuk pada suhu di atas 600 ºC. Mineral hematite dibentuk
oleh senyawa Fe2O3 yang mempengaruhi warna pada batu bata, semakin tinggi
suhu pembakaran, maka warna batu bata yang dihasilkan semakin cerah (Palanivel
dan Velraj, 2007).

Anda mungkin juga menyukai