Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEM

REVIEW JURNAL

Disusun oleh:
Arikah Wiriawan
16/400077/TK/45091

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
Network Of Queues Modeling in Flexible Manufacturing System: A Survey (*)
By Lie-Fern Hsu, Charles S. Tapiero, dan Cinho Lin

A. Pendahuluan
Teori antrian telah digunakan secara intensif untuk desain dan analisis
Sistem Manufaktur Fleksibel (FMS). Pendekatan antrian, menggabungkan di
satu sisi perkembangan teori antrian dan jaringan antrian dan juga aplikasi
yang luas untuk analisis kinerja Sistem informasi. Aplikasi antrian berguna
untuk pemodelan FMS dan untuk manajemen Sistem manufaktur tersebut,
berdasarkan lingkungan stokastik yang dianggap oleh jaringan antrian.
FMS adalah sistem yang terkontrol dan tidak dapat dipandang sebagai
stokastik. Permintaan yang fluktuatif, breakdown mesin, kontrol kualitas,
dam sebagainya harus dikurangi da diatur agar proses produksi berjalan
kontinu, proses aliran berjalan sempurna, terintegrasi dan terkoordinasi.
Dalam mempelajari efek dan masalah design, model antrian sangat berguna.

B. Modeling a Flexible Manufacturing System


1. Modeling a manufacturing cell (station)
Elemen fudamental dari antrian sel manufaktur adalah proses input
eksternal, area buffer, loading dan pola service yang mengeksperikan
bagaimana pekerjaan di proses.
Untuk menggunakan teori antrian kita perlu mengkarakterisasi model
dengan elemen dasar yang penting tentang sumsi spesifik yang dibuat.
Asumsi yang spesifik dapat membuat model yang tractable, dengan
membuat model secara general.
Gamabar 1.1. Antrian Cell Manufaktur

1.1. Input Process atau Pola Kedatangan


Pola kedatangan atau input dari sistem antrian biasanya diukur dari
rata-rata waktu diantara kedatangan.
M = Poisson input
G = general input
Notasi yang digunakan,
D = Waktu inter-arrival deterministik
Ek = waktu inter-arrival menggunakan fungsi distribusi erlang dengan
phase k
Hk = waktu inter-arrival untuk fungsi distribusi hyper-exponential
dengan parameter k, I, e., digabung dengan k fungsi eksponensial, dan
sebagainya.

1.2. Service Process or Manufacturing Time Requirements (S)


Pola pelayanan atau waktu manufaktur dijelaskan sebagai waktu
yang digunakan untuk memperoses pekerjaan. Proses adalah kondisi
dimana sistem manufaktur tidak kosong. Pelayanan bisa menjadi
deterministik maupun probabilistik
M = Waktu pelayanan eksponensial
L = Pelayanan yang menggunakan rasional Laplace transforms
G = Distribusi pelayanan yang yumum
Dimana notasi yang digunakan sama dengan proses input.
Pelayanan dapat dideskripsikan sebagai pelayanan tunggal maupun
batch, dimana pelayanan batch merupakan proses dengan lot size.
B = pelayanan batch
Mk = Exponential Bulk Service
Gb = General Bulk Service
Laju pelayanan bisa dikatakan bergantung pada banyak pengerjaan
yang menunggu untuk di proses.
Antrian tergantung pada banyaknya konsumen yang ada disistem.
D = Pelayanan state-dependent
MD = Pelayanan state-dependent Eksponensial
GD = General probability distribution

1.3. Number of Service Channels (m)


Banyaknya channel pelayanan yang mengacu pada banyaknya
pelayanan parallel. Bisa single server (s), multiple server (M), dan
random server. Multiple server secara umum bekerja secara independen
satu sama lain. Random server sangan berguna dalam manufaktur.

1.4. Waiting of Buffer Capacity (K)


Dibeberapa sistem manufaktur seperti Kanban dan Just-in Time,
banyak limitasi fisik pada banyaknya space menunggu. Pengerjaan
tidak lagi bersama dengan antrian. I, F untuk mengindikasi apakah
kapasitas menunggu infinite maupun finite.
1.5. Queue Dicipline or Scheduling (Q)
Mengacu pada urutan pengerjaan didalam sistem diproses.
Beberapa disiplin yang banyak digunakan
FCFS = first come first served
LCFS = last come first served
RO = random order
P = priority

2. Modeling an Integrated System


2.1. Number of Nodes or Manufacturing Cell/Group (N)
Banyaknya nodes dalam jaringan antrian mewakili banyaknya cell
manufaktur dalam FMS. Setiap node (cell) menyediakan pelayanan
berbeda. Banyaknya node di jaringan bisa 1 (single) atau m (multiple).

2.2. Type of the Network: Open and Closed (T)


Jaringan dengan node yang multiple bisa jadi close (C) (banyknya
pekerjaan di jaringan bersifat tetap, ketika pekerjaan keluar dari sistem
langsung diganti), open (O) (dengan kedatangan eksternal), ataupun
mixed (M).

2.3. Sequence of Operations: Transfer Lines, assembly, etc. (O)


Untuk multiple-node:
 Sequential (S)
 Sequential with feedback (Sf)
 Assembly (As)
 Arborescent (Ar)
 Acyclic (Ac)
 Cyclic or general (G)
2.4. Class of Jobs (C)
Pekerjaan di jaringan FMS dapat dilakukan di kelas yang sama
(C=1) atau di kelas yang berbeda (C=m>1). Pekerjaan yang dikelas
yang berbeda mengikuti sekuesi dari operasi yang berbeda.

2.5. Description of the System Unreliability (U)


Dua tipe unreliability: ewuipmen failure dan defuctuous production.

2.6. Description of Material Handling System (M)


Material handling sangat penting dalam FMS.

2.7. Sytem Controls (C)


Sistem kontrol termaksud aturan routing (R) dan metode untuk
melepaskan pekerjaan dari antrian masuk ke FMS.

3. Managerial Issues
Makalah survei MS dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1) Survei komprehensif yang berfokus pada deskripsi Sistem perangkat
keras (mesin).
2) Survei model yang berfokus pada model FMS untuk keperluan desain,
justifikasi ekonomis, dan masalah operasional.
Model dapat diklasifikasi kedalam 8 permasalaha:
3.1. Model
Ada dua kategori model yaitu model yang sesuai dan model perkiraaan.
3.2. Konfigurasi Optimal
Desain dari konfigurasi FMS mengikutsertakan perhitungan banyaknya
mesin, pallets, buffer, dan laju proses dari tools atau mesin, dll.
Dibawah kebutuhan laju produktifitas dan limitasi budget.
3.3. Loading models
FMS memungkinkan untuk mengandung banyak cell manufaktur
dimana proses independen terhadap tipe pekerjaan dan produksi mereka
dan kapasitas buffer. Tujuan load:
1) Menyeimbangkan waktu proses pada mesin yang digunakan
2) Minimasi dari pergerakan part diantara mesin
3) Menyeimbangkan beban kerja per mesin untuk grup sistem
4) Tidak menyeimbangkan beban kerja per mesin untuk grup sistem
5) Mengisi tool depadat mungkin
6) Memaksimasi banyaknya operasi yang dikerjakan.
Ada dua tipe load models yaitu: rule model dan optimal model
3.4. Part routing models
Skema jalur part digunakan untuk memperkirakan rencana proses
untuk setiap part. Setiap part bisa diproduksi menggunakan rute
alternatif untuk mengambil kuuntungan dari sistem yang fleksibel dan
mesin yang serbaguna.
3.5. Part selection models
Part selection adalah keputusan fundamental yang dicapai untuk
menyelesaikan tujuan profit dan fleksibel.
3.6. Releasing and scheduling models
Permasalahan yang ada:
1) Kapan waktu melakukan pekerjaan (part) dilaksanakan
2) Tipe pekerjaan (part) apa yang harus dilaksakan
Model yang dikategorika mengikuti:
1) Generl rule models
2) Single-level optimal models
3) Two-level optimal models
3.7. Unrelaible system models
Ada dua tipe unreliabilitas di sistem manufaktur yaitu kegagalan
equipment dan defect produk.
3.8. Inventory models
Inventory problem dalam fms:
1) Ketika pengiriman batch dari central warehouse ke buffer storage
2) Bagaimana besar batch size seharusnya

4. Kesimpulan
Survey ini sudah di review dengan paper jumlah banyak yang
membahas tentang jaringan dari pendekatan antrian untuk desain dan
management FMS. Dari survey, paper ini mengkategori ada 8 problem dan
membandingkan research yang berbeda untuk menghubungkan setiap
problem.
Model konfigurasi optimum adalah model yang paling berguna untuk
menentukan investasi awal dalam FMS dan menspesifikasi tujuan produksi.
Model ini membutuhkan solusi dari masalah pemrograman nonlinear yang
kompleks. Semua model optimal yang dipelajari tidak mudah untuk
dieksekusi di waktu nyata.
Breakdown dan kontrol kulatias biasanya menganggap laju breakdown
terlalu simpel dan tidak realistik. Metode kontrol kualitas tradisional tidak
cocok untuk FMS dan fleksibilitas dalam routing sulit untuk diukur.

Refrensi:
Hsu, L. F., Tapiero, C. S., Lin, C., Network of queues modeling in flexible
manufacturing systems: a survey. Rairo. Recherche Operationnelle. 1993.
201-248.

Anda mungkin juga menyukai