Anda di halaman 1dari 3

1.

Ari
URAIAN PROSEDUR TANGGAP DARURAT HURU-HARA
6.1. Segera setelah diketahui potensi adanya huru-hara, Pimpinan manajeman atau
pejabat yang berwenanang melakukan koordinasi dengan aparat keamanan terkait,
untuk menginformasikan mengenai lokasi, jenis kerusuhan, potensi meluasnya
kerusuhan.
6.2. Berdasarkan informasi yang diketahui dari pimpinan manajeman atau pejabat yang
berwenanang yang ditunjuk melakukan antara lain :
6.2.1. Menjaga kelangsungan proses operasional penyaluran energi listrik.
6.2.2. Segera dilakukan pengamanan area dan meminta bantuan pengamanan dari
aparat keamanan setempat kepolisian dengan kordinasi Koramil dan Kodim
6.3. Bila dianggap perlu (kondisi terisolir) pimpinan manajeman atau pejabat yang
berwenanang menyiapkan logistik (makanan, sumber air, sumber bahan bakar, dsb)
dalam jangka waktu tertentu.
6.4. Pimpinan manajeman atau pejabat yang berwenang selalu berkoordinasi dengan
keamanan setempat kepolisian dengan kordinasi Koramil dan Kodim, untuk
memantau tingkat huru-hara yang terjadi.
6.5. Setelah kondisi dinyatakan aman berdasarkan informasi keamanan setempat dan
sudah mendapat rekomendasi dari aparat keamanan kepolisian dengan koordinasi
Koramil dan Kodim, Manajer Unit setempat akan menyatakan kondisi huru-hara sudah
dapat diatasi.
6.6. Apabila kondisi tidak terkendali dan dinyatakan tidak aman maka kendali tetap berada
di bawah aparat keamanan kepolisian dengan kordinasi Koramil dan Kodim.
6.7. Segera dilakukan upaya pemulihan untuk normalisasi proses dan normalisasi
waktu/jam kerja karyawan.

2. Norista
Ada bbeberapa komponen yang harus ada sebagai sistem tanggap darurat untuk pekerjaan
lepas pantai (bukan di darat)
a. Rute penyelamatan, yang disediakan

untuk personel untuk menyelematkan diri

dari situasi bahaya didalam bangunan lepas

panati dan kapal, menuju perlindungan

sementara di dalam bangunan lepas pantai


atau kapal tersebut

b. Perlindungan Sementara, (satu atau lebih

tempat perlindungan sementara untuk

menyelematkan diri) Periode inap untuk

sebuah tempat perlindungan biasanya

disediakan untuk 1 – 2 jam bertahan

tergantung dari kejadian bahaya.

c. Rute keluar, yaitu rute untuk keluar dari

bangunan lepas pantai dan kapal. Dari

tempat perlindungan sementara jalur ini

dibuat menuju titik tempat evakuasi

d. Opsi Evakuasi, yang disediakan untuk memindah

awak korban dengan menggunakan helicopter atau

system evakuasi lain yang dapat memindah awak

korban lansung menuju support vessel atau

survival craft yang memindahlkan awak korban

dari lokasi bencana ke laut lepas, bercampur

dengan es atau perairan yang tertutup dengan es.

e. Kendaraan penyelamat (rescue craft) biasanya

berupa standby vessel Dan helicopter yang


menjemput awak korban dari kendaraan evakuasi.

3. Adji
Boleh atau tidaknya tergantung situasi. Apabila kecelakaan yang dialami sifatnya umum terjadi
dimasyarakat seperti tersandung kabel karena housekeeping yang kurang baik, atau jatuh
tertimpa tangga atau kursi, hal yang bisa dilakukan pekerja awam adalah membantu
memindahkan barang yang menimpa si korban. Sedangkan untuk penanganan lebih lanjutnya,
yaitu pemeriksaan luka atau kesehatan diserahkan ke satgas medis

4. Firdaus
Definisi Bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
adalah sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana itu sendiri, diklasifikasikan menjadi bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial
Sedangkan Kecelakaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata
“celaka” yang artinya adalah bencana, kemalangan, kesusahan. Kecelakaan dapat diartikan
sebagai bencana yang tidak diinginkan, atau kejadian yang menyebabkan orang celaka.
Dari definisi kedua kata tersebut memang memiliki kecenderungan yang sama, yaitu sama-sama
kejadian tidak terduga yang menimbulkan kerugian. Namun kedua kata ini digunakan pada
konteks yang berbeda. Misalnya pada kalimat “kecelakaan kerja”. Mengapa bukan disebut
“bencana kerja”? Hal itu dikarenakan konteks “bencana” yang dimaksud itu adalah dalam
makna yang luas, yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, sedangkan kecelakaan
memiliki lingkup yang lebih kecil. Namun keduanya bisa saling berhubungan, misalnya ‘karena
bencana tanah longsor terjadi di tawangmangu, jalan alternatif dibuat menjadi 2 arah, hal
tersebut dapat memicu terjadinya kecelakaan kendaraan’

Anda mungkin juga menyukai