Anda di halaman 1dari 5

1.

Kasus Biooptik

Berita : Kecanduan Game Ponsel, Wanita China Alami Kebutaan

Rahman Indra , CNN Indonesia | Selasa, 10/10/2017 00:55 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Bermain video game ponsel dalam jangka waktu lama membuat mata
kanan seorang wanita China asal Dongguan alami kebutaan.

Wu, demikian namanya, masih berusia 21 tahun tapi mata kanannya mengalami penyumbatan
arteri retina. Penyakit ini biasanya dialami oleh orang yang lanjut usia, tapi ia mengalaminya
karena terlalu lama menatap layar ponsel.  

Wu menyadari bahwa mata kanannya tak bisa melihat apa pun sejak 1 Oktober lalu. Ia berpikir
hanya kelelahan, Wu meninggalkan permainan King of Glory yang ia gandrungi lalu tidur.
Namun, saat ia terbangun, matanya masih belum melihat normal. 

Dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya, Wu didiagnosis kena penyumbatan arteri retina.
Dokter mengatakan bahwa mata Wu lelah karena stres terus-menerus menatap layar ponsel.  
Tak hanya itu, sehari-hari, Wu yang bekerja di bagian keuangan menghabiskan waktu delapan
jam melihat layar komputer. Pulang ke rumah, ia lalu kembali menatap layar ponsel antara 7-8
jam. Matanya hanya beristirahat sebentar saja sebelum kemudian keesokan harinya menatap
layar lagi. 
Pernah, suatu kali ia bangun jam 6.00, sarapan lalu bermain video game hingga pukul 16.00 sore.
Ia berhenti sejenak dan kembali bermain hingga pukul 01.00 pagi. 

Dilansir dari Oddity Central, baru-baru ini, World of Buzz melaporkan bahwa Wu bahkan tidak
pernah jalan ke luar atau bermain dengan teman-temannya. Meski ada waktu luang, ia malah
menghabiskannya dengan bermain video game. Saat libur Golden Week di China pun, ia
memilih tetap tinggal di rumah, dan bergelut dengan ponsel.

Sejak tak bisa melihat pada mata kanannya, Wu menjalani pengobatan di rumah sakit. Namun,
sejauh ini hanya ada sedikit kemajuan. Saat cahaya ditembakkan ke matanya, Wu masih belum
melihat normal. 

Kasus yang menimpa Wu kemudian viral di media China. Dokter mata pun kemudian
menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan orang agar cerdas menggunakan ponsel dan
komputer. 
Seseorang direkomendasikan untuk menggunakan perangkat tersebut hanya dalam waktu 30
menit sampai satu jam dengan diselang-selingi melihat ke luar layar, sembari mengistirahatkan
mata dan melemaskan otot mata.

2. PEMBAHASAN

Mata merupakan salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia
menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Otot
siliaris dan lensa mata merupakan bagian dari organ mata yang memegang peran penting
dalam sistem akomodasi mata.

Urutan mekanisme penglihatan kita adalah sumber cahaya → masuk ke mata melalui
kornea → melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris → dibiaskan oleh lensa → terbentuk
bayangan di retina yang bersifat nyata,terbalik,diperkecil → sel batang dan sel kerucut
meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat
di retina → persepsi gambar.

Kemampuan akomodasi mata menurut Helmhotz (1989) adalah: “Lensa mata bersifat
elastis. Lensa mata bila dalam keadaan normal bentuknya agak pipih dan kaku oleh karena
pengaruh dari ligamentum suspensorium lentis (zonula zin). Bila terjadi akomodasi maka otot
silindris akan berkontraksi sehingga zonula zin kendor, lensa bertambah tebal, diameter lensa
berkurang serta lensa bertambah cembung”. Beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan akomodasi antara lain radiasi, pengaruh umur, metabolik, dan penyakit.

Radiasi adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya
tanpa membutuhkan panas. Beberapa contoh diantaranya seperti perambatan panas, cahaya,
dan gelombang radio. Sinar radiasi bisa diserap oleh tubuh manusia dan secara garis besar,
radiasi total yang diserap oleh tubuh manusia adalah tergantung pada beberapa hal:

1.frekuensi dan panjang gelombang medan elektromagnetik.

2. polarisasi medan elektromagnetik.

3.jarak antara badan dan sumber radiasi elektromagnetik.


4. keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain disekitar sumber radiasi.

5.sifat-sifat elektrik tubuh. Hal ini sangat tergantung pada kadar air didalam tubuh,
radiasi akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan dielektri tinggi seperti otak,
otot dan jaringan lainnya dengan kadar air tinggi

Kemampuan akomodasi mata akan semakin menurun bila jumlah tahun dan jumlah jam
terpapar radiasi layar komputer per hari semakin besar. Hal ini disebabkan kemampuan fisiologis
otot otot sekitar mata yang terpapar radiasi secara langsung mengalami kelelahan akibatnya
fungsi otot menjadi menurun dan akibatnya terjadi penurunan daya akomodasi mata.

Kasus yang dialami Wu bernama Oklusi Arteri Retina Sentral (CRAO). Yaitu
penyumbatan arteri retina yang gejalanya adalah kehilangan penglihatan. Penyebab oklusi arteri
retina sentral diantaranya emboli, trombosis, vaskulitis, spasme pembuluh darah, dan nekrosis
arterial hipertensif. Pasien dengan oklusi arteri retina sentral mengalami penurunan tajam
penglihatan secara tiba-tiba tanpa disertai rasa sakit dan memburuk dalam waktu singkat.
Penyebab tersering oklusi arteri retina sentral adalah sumbatan yang disebabkan oleh emboli
yang berasal dari jantung atau arteri mayor yang memperdarahi kepala. Emboli dapat berupa
lemak dari ateroma, endapan kalsium dari penyakit katup jantung, fibrin, dan butirbutir trombin.
Pada penderita berusia dibawah 30 tahun, penyebab oklusi arteri retina sentral berbeda dengan
penyebab pada penderita yang berusia lanjut. Beberapa penyakit yang umumnya menyebabkan
oklusi arteri retina sentral pada orang dewasa muda adalah migrain, kelainan jantung, trauma,
dan sickle cell hemoglobinopati.

Selain faktor kelelahan dan radiasi, pola hidup juga berpengaruh terhadap penyakit yang
diderita Wu. Waktu nya dalam sehari banyak dihabiskan untuk menatap komputer dan ponsel.
Oleh karena itu pola hidupnya tidak sehat, sehingga menyebabkan beberapa penyakit yang
menjadi penyebab oklusi arteri retina sentral ini.

3. Solusi

Penderita oklusi arteri retina sentral memiliki resiko tinggi terhadap kematian akibat penyakit
jantung dan pembuluh darah, karena itu perlu dilakukan pemeriksaan klinis dan penatalaksanaan secara
menyeluruh dengan segera merujuk penderita ke bagian internis atau kardiologi.
Penderita memerlukan pemeriksaan tekanan darah, elektrokardiografi, kadar gula darah, kadar
lemak dan kolesterol untuk mendeteksi penyakit sistemik seperti hipertensi, aterosklerosis atau diabetes.
Penyakit oklusi arteri retina sentral juga harus segera ditangani oleh dokter., metode multiterapi secara
agresif dan sistematik yang mencakup tindakan mekanik dan medis dalam waktu 12 jam dari keluhan
juga dapat menunjukkan perbaikan sirkulasi retina dan tajam penglihatan. Terapi dengan LIF (Local
Intraarterial Fibrinolisys) bahkan dapat memperbaiki penglihatan meskipun oklusi telah berlangsung
selama 20 jam.

4. Pencegahan
Untuk mencegah hal-hal seperti yang dialami oleh Wu dapat dilakukan beberapa cara
diantaranya:
1) Menjalani pola hidup sehat dengan olahraga teratur, pola makan diatur, dan mencukupkan
istirahat.
2) Mengurangi penggunaan komputer dan ponsel.
3) Beristirahat sesekali ketika kita menggunakan ponsel dan komputer.
DAFTAR PUSTAKA

Indra, Rahman. 2017. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171009232329-282-


247292/kecanduan-game-ponsel-wanita-china-alami-kebutaan/ diakses pada 21 Oktober 2017

Ichwan M. , Sarimurni. 2005. PENGARUH RADIASI LAYAR KOMPUTER TERHADAP


KEMAMPUAN DAYA AKOMODASI MATA MAHASISWA PENGGUNA KOMPUTER DI
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA. Volume 6 No. 2, Oktober 2005.

I.B. Alit Swamardika. 2012. PENGARUH RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


TERHADAP KESEHATAN MANUSIA. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro Vol 8 No 1 (2009):
(January - June)

Saiful Basri. 2014. OKLUSI ARTERI RETINA SENTRAL . JURNAL KEDOKTERAN SYIAH
KUALA Volume 14 Nomor 1 April 2014

Anda mungkin juga menyukai