Anda di halaman 1dari 7

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH IM 04.

01
RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01

LAPORAN KEGIATAN TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM


KERJA TIM DOTS (DIRECTLYOBSERVED TREATMENT
SHORT COURSE) RUMAH SAKIT TK IV IM 07.01
LHOKSEUMAWE

TAHUN 2019
A. Pendahuluan

Pada beberapa tahun terakhir ini pengendalian TB di Indonesia

mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini antara lain dibuktikan dengan

tercapainya banyak indikator penting dalam pengendalian TB. Faktor

keberhasilan tersebut antara lain: akses pelayanan kesehatan semakin baik,

pendanaan semakin memadai, dukungan pemerintah pusat dan daerah,

peran serta masyarakat dan swasta semakin meningkat, membaiknya

teknologi pengendalian TB.

Menurut Depkes, TB merupakan salah satu masalah kesehatan

penting di Indonesia. Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara

dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia setelah India dan China.

Jumlah penderita TB di Indonesia adalah sekitar 5,8 % dari total jumlah

penderita TB dunia. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 528.000

kasus TB baru dengan kematian sekitar 91.000 orang. Angka prevalensi TB di

Indonesia pada tahun 2009 adalah 100 per 100.000 penduduk dan TB terjadi

pada lebih dari 70% usia produktif.

Untuk menanggulangi kasus TB Paru di Indonesia, Menteri Kesehatan

Indonesia mencanangkan dimulainya Gerakan Terpadu Nasional

Penanggulangan TB (Gerdunas TB) sebagai wahana untuk pemberantasan

TB Paru. Penanggulangan TB Paru dilaksanakan dengan strategi Directly

Observed Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengawasan langsung

menelan obat, yang dilaksanakan di puskesmas juga melibatkan rumah sakit.

DOTS adalah strategi program pemberantasan tuberculosis paru yang

direkomendasikan oleh WHO.


Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan Permenkes

tentang strategi nasional pengendalian TB bahwa pada tahun 2015, beban

global penyakit TB (prevalensi dan mortalitas) akan relative berkurang

sebesar 50% dibandingkan tahun 1990, dan 70% orang yang terinfeksi TB

dapat dideteksi dengan strategi DOTS dan 85% diantaranya dinyatakan

sembuh. TB DOTS merupakan salah satu indicator mutu penerapan

pelayanan Rumah Sakit yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal

(SPM) dan merupakan salah satu sasaran dalam Millenium Development

Goals (MDGs).

Dengan dasar ini semua yang melatarbelakangi dibentuknya Tim

DOTS di Rumah Sakit Tk IV IM 07.01 Lhokseumawe.

B. Tujuan

Tujuan dari pembentukan Tim DOTS di Rumah Sakit Tk IV IM 07.01

Lhokseumawe adalah untuk membuat, melaporkan dan mengevaluasi

rencana kerja Tim DOTS, mengkoordinasikan pelayanan DOTS di Rumah

Sakit TK IV IM 07.01 Lhokseumawe, mengumpulkan segala bentuk

informasi pasien tersangka TB dan TB positif (+), memonitor dan memberi

pelayanan pengobatan serta konseling terhadap pasien TB Positif (+).

C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

1. Kegiatan Pokok Tim DOTS, yaitu :

a. Membuat rencana kerja, menyusun dan mengevaluasi SOP TB

DOTS di Rumah Sakit Tk IV IM 07.01 Lhokseumawe .


b. Mengumpulkan dan mencatat data-data pasien tersangka TB dan

TB Positif (+),

c. Melaporkan data-data pasien tersangka TB dan TB Positif (+),

d. Mengevaluasi pencatatan dan pelaporan data-data pasien tersangka

TB dan TB Positif (+) di Rumah Sakit Tk IV IM 07.01 Lhokseumawe

e. Pemberian edukasi dan konseling serta pengobatan terhadap pasien

TB Positif (+) sesuai dengan strategi DOTS

2. Rincian kegiatan Tim DOTS :

a. Sosialisasi pencatatan, pengobatan dan pelaporan pasien TB Positif

(+) sesuai strategi DOTS kepada seluruh karyawan Rumah Sakit,

pasien dan keluarga pasien serta masyarakat di sekitar Rumah Sakit

Tk IV IM 07.01 Lhokseumawe,

b. Rapat Tim DOTS setiap tiga bulan sekali (Triwulan),

c. Penyuluhan tentang TB setiap 1 tahun sekali.

D. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Sosialisasi → kepada petugas pelayanan di Rumah Sakit Tk IV IM

07.01 Lhokseumawe

2. Rapat evaluasi → Mengevaluasi kegiatan dalam enam bulan

(pencatatan, pelaporan dan pengobatan TB sesuai strategi DOTS)

3. Penyuluhan TB dan DOTS kepada seluruh petugas pelayanan di rumah

sakit, pasien dan keluarga pasien


E. Sasaran

1. Pasien tersangka TB dan TB positif (+),

2. Keluarga pasien tersangka TB dan TB positif (+),

3. Seluruh petugas pelayanan di Rumah Sakit Tk IV IM 07.01


Lhokseumawe.

F. Jadwal Pelaksanaan

Januari s/d Desember 2019

No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pelaksanaan Pencatatan
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
DOTS dari Rawat Inap
dan RawatJalan

2 Evaluasi Pencatatan dan


√ √ √
Pelaporan DOTS

3 Pelaporan ke Dinkes √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sosialisasi TB DOTS
4 kepada karyawan rumah √
sakit dan instansi terkait

5 Pengajuan Logistik
√ √ √
(Obat) DOTS ke Dinkes

Pengajuan Logistik
6 (Reagen, Objek Glass) √ √ √
DOTS ke Dinkes

7 In House Training

Pelayanan TB DOTS
G. Evaluasi Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Pencatatan DOTS dari Rawat Inap dan Rawat Jalan telah
berlangsung 9x selama 3 TW mulai dari Januari s/d September 2019
2. Evaluasi Pencatatan dan Pelaporan DOTS telah berlangsung 3x selama
periode Januari s/d September 2019
3. Pelaporan ke Dinkes telah berlangsung mulai dari Januari 2019
4. Sosialisasi DOTS kepada karyawan Rumah Sakit dan Instansi terkait telah
berlangsung 1x selama 3 TW yaitu pada bulan Agustus 2019
5. Pengajuan Logistik (Obat, Reagen, Objek Glass) DOTS ke Dinkes telah
berlangsung 3x mulai dari Januari s/d September 2019
6. In House Training Pelayanan TB DOTS telah berlangsung 1x selama 3 TW
yaitu pada bula Juli 2019.

Lhokseumawe , 04 April 2019

Mengetahui,
Ketua Tim DOTS

dr. Arif Puguh Santoso, Sp.Pd, M.Kes


Mayor Ckm NRP 11030001780475

Anda mungkin juga menyukai