Anda di halaman 1dari 5

1.

PENDAHULUAN

Pada beberapa tahun terkahir ini pengendalian TB di Indonesia menglami keajuan cukup
pesat. Hal ini antara lain di buktikan dengan tercapainya banyak indikator penting dalam
pengendalian TB.

Faktro keberhasilan tersebut antara lain :

a Akses pelayanan kesehatan semakin baik


b Pendanaan semakin memadai
c Dukungan pemerntah pusat dan daerah
d Peran serta masyaakat dan swasta semakin meningkat
e Membaiknya teknologi penanggulangan TB

2. LATAR BELAKANG

Tuberkolosis merupakan salah satu masalah masyarakat yang penting di tingkat global,
regional, nasional, maupun local. Tuberkolosis menyebabkan 5000 kematian per hari, atau
hamper 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia.

Insideni global TB terus meningkat sekitar 1% per tahun, terutama karena peningkatan
pesatinsidensi TB di Afrika berkaitan dengan morbiditas HIV/AIDS (WHO, 2009). Sepertiga
total dunia (sekitar 2 milyar orang) terinfeksi TB karena daya tahaun tubuh, hanya 10% dari
orang yang terinfeksi TB akan menjadi sakit dengan tanda dan gejala TB aktif di perjalanan
hidupnya. Setiap kasus TB merupakan factor resiko penuakit TB karena jika tidak di obati
dengan tepat. Setiap kasus TB aktif menginfeksi 10 hingga 15 orang setiap tahun. Orang dengan
HIV memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami TB aktif karema sistem imunitas (WHO,
2009).

Indonesia menduduki peringkat ketiga di antara 22 negara di dunia yang memiliki beban
penyakit TB tertinggi. Menurut Global Tuberkolosis Control Repot 2009 , WHO diperkirakan
terdapat 528,063 kasus baru TB. Estimasi TB 228 kasus baru per 100.000 populasi. Pada 2007
(WHO,2009). Berdasarkan kalkulasi disability adjusted life year (DALT) WHO, TB
menyumbang 6.3 persendari total beban penyakit di Indonesia, dibandingkan dengan 3.2 persen
di wilayan regional Asia Tenggara (USAID, 2008)
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama dalam pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Pada 1994 WHO meluncurkan strategi pengendalian
TB untuk diimplementasikan secara internasional, disebut DOTS (Direct Observed Treatment
Short-course). Lima elemen strategi DOTS sebagai berikut (WHO, 2009b): (1) Komitmenpolitis
yang berkesinambungan; (2) Akses terhadap pemeriksaan mikroskopis dahak yang berkualitas;
(3) Kemoterapi standar jangka pendek untuk semua kasus TB dengan manajemen kasus yang
tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; (4) Keteraturan penyediaan obat yang dijamin
kualitasnya; (5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang memungkinkan penilaian hasil pada
semua pasien dan penilaian kinerja keseluruhan program.

Strategi DOTS telah berhasil membantu tercapainya dua sasaran yang dideklarasikan
World Health Assembly (WHA) pada tahun 1991, yaitu deteksi kasus baru BTA positif sebesar
70%, dan penyembuhan sebesar 85% dari kasus pada tahun 2000 (WHO, 2009a). Meskipun
demikian kecepatan kemajuan saat ini diperkirakan tidak cukup untuk mencapai target
penurunan prevalensi dan mortalitas TB dari Millenium Development Goals (MDG) menjadi
separoh pada tahun 2015 (Dye et al., 2005).Karena itu diperlukan kontinuitas implementasi
strategi DOTS agar program itu dapat mencapai target dan bahkan meningkatkan target
indikator- indikator keberhasilan program hingga tahun 2015.

Pada 2006 WHO menetapkan strategi baru untuk menghentikan TB.Strategi itu
bertujuan untuk mengintensifkan penanggulangan TB, menjangkau semua pasien, dan
memastikan tercapainya target Millennium Development Goal (MDG) pada tahun 2015. Strategi
baru WHO ditetapkan berdasarkan pencapaian DOTS, serta menjawab tantangan baru bagi
keberhasilan penanggulangan TB.Enam elemen strategi WHO untuk menghentikan TB untuk
2006-2015 (WHO, 2009c): (1) Perluasan dan peningkatan DOTS berkualitas tinggi; (2)
Mengatasi TB/HIV, MDR-TB dan tantangan lainnya; (3) Penguatan sistem kesehatan; (4)
Pelibatan semua pemberi pelayanan kesehatan; (5) Pemberdayaan pasien dan komunitas; (6)
Mendorong dan meningkatkan penelitian (WHO, 2009c)

I. Tujuan

1. Melaporkan dan mengevaluasi rencana kerja tim TB DOTS


2. Mengkoordinasikan pelayanan DOTS di RSU. Full Bethesda
3. Mengumpulkan segala bentuk informasi pasien tersangka TB dan TB positif
4. Memonitor dan memberi pelayanan pengobatan serta konseling pasien TB positif

II. Kegiatan pokok dan Rincian kegiatan

1. Kegiatan pokok tim TB DOTS :

a. Membuat rencana kerja, menyusun dan mengevaluasi SOP TB DOTS di RSU


Full Bethesda
b. Mengumpulkan dan mencatat data-data pasien tersangka TB dan TB positif
c. Mengevaluasi pencatatan dan pelaporan data-data pasien tersangka TB dan TB
positif di RSU. Full Bethesda
d. Pemberian edukasi dan konseling serta pengobatan pasien TB positif sesuai
strategi DOTS

2. Rincian kegiatan tim DOTS :

a. Sosialisasi pencatatan, pengobatan dan laporan pasien TB positif sesuai strategi


DOTS kepada seluruh karyawan RSU. Full Bethesda, pasien dan keluarga pasien
serta masyarakat sekitar RSU. Full Bethesda
b. Rapat tim DOTS setiap tiga bulan sekali
c. Penyuluhan tentang TB setiap 1 tahun sekali

III. Cara melaksanakan kegiatan

1. Sosialisasi -> mengundang karyawan RSU Full Bethesda serta masyarakat RSU. Full
Bethesda
2. Rapat evaluasi -> mengevaluasi kegiatan dalam empat bulan (pencatatan, pelaporan
dan pengobatan TB sesuai strategi DOTS)
3. Penyuluhan TB dan DOTS kepada seluruh karyawan
IV. Sasaran

a. Pasien tersangka TB dan positif TB


b. Keluarga pasien tersangka TB dan positif TB
c. Masyarakat sekitar RSU Full Bethesda
d. Seluruh karyawan RSU Full Bethesda

V. Jadwal Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan (Januari - Desember 2019 )


No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelaksanaan Pencatatan DOTS dari
1 X
Rawat i nap dan Rawat Jalan X X X X X X X X X X X
2 Evaluasi Pencatatan Pelaporan DOTS X     X     X     X    
3 Pelaporan ke Dinkes X     X     X     X    
 
4 Penyuluhan tentang TB
              X    
Pengajuan logistik (obat) DOTS ke
5 Dinkes X X
Pengajuan logistik (Reagen, Objek
6
Glass) DOTS ke Dinkes X X
Sosialisasi DOTS kepada Karyawan
7 RSU Full Bethesda dan Unit terkait     X                  

VI. Evaluasi Pelaksanaan

1. Pelaksanaan pencatatan DOTS dari Rawat Inap dan Rawat Jalan telah berlangsung 10X
selama satu semester yaitu periode Januari –Oktober 2019
2. Evaluasi pencatatan dan pelaporan DOTS telah berlangsung 2X selama 1 semester yaitu
periode Januari - Juni 2019 (Januari dan April 2019)
3. Pelaporan ke Dinkes telah berlangsung 2X selama 1 semester yaitu periode Januari-Juni
2019 (Januari dan April 2019)
4. Penyuluhan tentang TB telah berlangsung 1X selama 1 semester yaitu pada bulan
September 2019)
5. Pengajuan logistic (Obat, Reagen, Objek Glass) DOTS ke Dinkes telah berlangsung 2X
selama semester yaitu periode Januari - Mei 2019
6. Sosialisasi DOTS kepada karyawan RSU. Full Bethesda dan unit terkait belum terlaksana
dari jadwal yang seharusnya yaitu bulan Maret 2019 di karenakan padatnya jadwal
pelayanan. Rencana akan di jadwalkan ulang pada September 2019

Anda mungkin juga menyukai