Anda di halaman 1dari 11

“Pergaulan Buruk Merusak Kebiasaan Baik”

KRISTEN 1 TP

Arranged By :

David Sulivan 18110220549


Gadis Alexandra 18110221357
Kezya Gabryella 18110221772
Lidya Febriana 18110220626
Ruth Romanauli 18110221856
I. LATAR BELAKANG
Pergaulan bebas adalah suatu permasalahan sosial yang sangat
meresahkan masyarakat saat ini. Pergaulan bebas tidak hanya terjadi
kepada kaum dewasa namun pada anak remaja. Free sex, clubbing,
pemakaian narkoba, balapan liar, minum-minuman beralkohol
adalah contoh dari pergaulan bebas.

Ada begitu banyak penyebab seseorang melakukan pergaulan


bebas. Umumnya seseorang ingin merasakan apa yang telah dilihat
pada orang lain dan tidak ingin disebut ‘ketinggalan zaman’.
Penyebab pada tiap orang mungkin akan berbeda, namun pada
penyebab utama dari pergaulan bebas adalah kurangnya pegangan
hidup seseorang dalam hal agama, mengabaikan etika yang ada dan
ketidakstabilan emosi seseorang. Dampak dari pergaulan bebas yaitu
penyakit kelamin (HIV/AIDS), ketergantungan pada narkoba,
aborsi.

Etika kristen mengontrol, mengarahkan, mengoreksi, dan


menyelidiki pergaulan bebas. Etika kristen hadir untuk memberikan
arahan ataupun konseling kepada generasi muda, baik untuk
mencegah mereka melakukan pergaulan bebas ataupun membuat
mereka kembali ke sadar bahwa pergaulan bebas adalah sesuatu
melanggar etika dan melanggar perintah Tuhan.

II. RUMUSAN MASALAH


 Pengertian sebenarnya tentang pergaulan bebas.
 Ciri-ciri dan penyebab pergaulan bebas.
 Parahnya dampak pergaulan bebas bagi generasi milenial.
 Menjamurnya pergaulan bebas secara cepat di kalangan
remaja.
 Pandangan agama Kristen tentang pergaulan bebas.
III. KAJIAN/ISI
A. ”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan
yang baik.” 1 Korintus 15:33

"Ala bisa karena biasa" suatu ungkapan umum di masyarakat


kita yang mengingatkan bahwa "karakter" seseorang baik yang
positip maupun buruk lahir dari kebiasaan. Orang bisa dan dapat
terampil karena terbiasa. Hal yang sama juga ada pada ungkapan
orang Batak: "somalna do peamna." Artinya kebiasaan akan
membentuk karakter pribadi seseorang; jika biasa melakukan baik
akan lahir karakter baik, sebaliknya jika terbiasa berperilaku buruk
akan terbentuk karakter buruk. Jadi karakter itu dibentuk dari
kebiasaan. Jika hendak memiliki karater baik dan positip hindarilah
dan pagarilah hidupmu dari pergaulan buruk sebagaimana pesan
Amsal Salomo dalam Amsal 22:24-25 (TB) Jangan berteman dengan
orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah,
supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan
memasang jerat bagi dirimu sendiri.

Pergaulan buruk dapat merusak kebiasaan baik. Hal ini


dinasehatkan oleh Paulus kepada jemaat Korintus, mereka bergaul
dengan orang-orang sekitar yang tidak mendukung mereka dengan
iman. Masyarakat lokal tidak percaya akan kebangkitan, mereka
percaya pada filsafat kosong dan mitos-mitos leluhur mereka yang
pagan termasuk praktek penyembahan dewa kesuburan yang
menjurus pada praktek percabulan (band 1 Kor 5:1; 6:15). Paulus
mengkhawatirkan jemaat Korintus jika pergaulan mereka dengan
yang tidak percaya dapat merusak kebiasaan baik mereka
sebagaimana diajarkan oleh para rasul.

Para pemberita Injil telah bersusah payah untuk membangun


jemaat agar bertumbuh di dalam iman. Namun faktor lingkungan
dapat juga berpengaruh yang merusak kehidupan warga jemaat dan
membuat mereka kembali oada praktek hidup yang lama. Maka
sangat dibutuhkan iman yang kokoh tanpa dapat dipengaruhi
lingkungan dan dapat membatasi diri bergaul dengan orang-orang
yang tidak mendukung mereka bertumbuh dalam iman. Bukan
hanya itu semestinya harus malu karena ikut dalam pergaulan buruk
bersama-sama orang-orang buruk. Sebagai orang percaya kita
diperintahkan untuk menghasilkan buah-buah yang baik dari
kebiasaan baik yang didukung oleh komunitas dan lingkungan yang
baik. Maka dalam hidup ini orang percaya harus membiasakan diri
melakukan kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan buruk.

"Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu


jangan bergaul dengan orang-orang cabul." ( 1Korintus5:9)

Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus menasihatkan:


"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Alasannya ialah pergaulan
yang buruk akan merusak pribadi kita.

Dengan siapa kita bergaul atau membangun hubungan


mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan rohani kita.
Bersekutu atau bersahabat dengan orang-orang yang rohani akan
turut mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman dan
membawa kita kepada kemenangan. Sebaliknya, bila kita lebih
banyak menghabiskan waktu berhubungan dengan orang-orang
yang tidak rohani, kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan dan
kita akan terjun bebas menuju kekalahan. Itulah sebabnya Alkitab
memberikan penjelasan tentang pentingnya membina hubungan
dengan orang-orang yang tepat bagi kita.

Tuhan menghendaki agar kita memisahkan diri dari dunia ini.


"Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari
mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis,
maka Aku akan menerima kamu." (2 Korintus 6:17).

Kita diperintahkan untuk memisahkan diri dari pergaulan


dunia. Ini tidak berbicara tentang pelayanan pekabaran Injil. Tuhan
Yesus sendiri melayani orang-orang yang berdosa.
Justru kita harus berbaur dengan mereka: bersaksi, melayani dan
berdoa bagi mereka. Tetapi yang dimaksud di sini adalah tentang
orang-orang yang kita pilih untuk menjadi orang terdekat atau
sahabat kita.

Jika kita ingin bertumbuh dalam perkara-perkara rohani,


pilihlah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan memiliki komitmen
untuk hidup benar sesuai dengan firman Tuhan, karena "Besi
menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17).
Janganlah memilih teman atau sahabat yang perkataan dan
perbuatannya tidak rohani dan cenderung membawa kita semakin
jauh dari Tuhan. Karena semakin kita bergaul dengan mereka,
semakin kita membuka diri terhadap godaan Iblis.
Kita akan semakin akrab dengan dosa dan bisa dipastikan dalam
waktu singkat kita akan terjerumus ke dalamnya

Oleh karena itu pilihlah teman atau sahabat kita dengan bijaksana.

Kenapa penting?

1. Membangun kebiasaan yang baik (II tawarikh 10 : 1 – 19)


“ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang
muda: “Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi
aku akan menambahnya; ayahku telah menghajar kamu
dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan
cambuk yang berduri besi.“”
Raja Rehabeam bersahabat dengan orang – orang yang salah
sehingga keputusan yang dia hasilkan pun salah. Pilihlah
sahabat – sahabat yang memiliki hubungan dengan Tuhan
sehingga nasihat yang mereka berikan bukanlah nasihat orang
fasik. Teman yang salah mengikis (sedikit demi sedikit)
kebiasaanmu yang baik. Tarik garis dari teman – teman yang
salah, dari mereka yang kompromi dengan dosa!
2. Menggenapi rencana Tuhan
Kejadian 37 : 5 – 8
“Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu
diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah
mereka lebih benci lagi kepadanya..”
Visi / pewahyuan / penglihatan yang dari Tuhan jangan
sembarangan dibicarakan dengan orang lain., karena orang
yang salah akan membunuh visimu.
Lukas 1 : 26 – 38
Seperti Maria, kangdunglah visi yang kamu terima dari Tuhan.
Kepada siapa kita membicarakan visi kita?
1. Otoritas diatas (pembimbing)
2. Saudara – saudaramu yang bertumbuh (saudara PA)
Orang – orang inilah yang akan membawamu kepada visimu.

3. Hidup diberkati
Mazmur 1 : 1-6
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,”
Syarat hidup diberkati:
1. Tidak hidup dijalan orang fasik
2. Merenungkan taurat siang dan malam
Jangan membangun hubungan dengan orang – orang yang
salah (pencemooh, orang fasik, orang berdosa). Berteman
dengan banyak orang tidaklah salah, tetapi pilihlah siapa
sahabatmu. Yesus hanya menceritakan visi dan isi hatiNya
kepada murid-muridNya. Tetapi kepada orang lain Ia bicara
dalam perumpamaan.

SAHABAT SEPERTI APA?


1. Takut akan Tuhan (Daniel 2 : 16 – 18)
Ketika masalah datang dan Daniel membicarakannya dengan
sahabat-sahabatnya, mereka merespon masalah itu dengan
mencari Tuhan.
2. Bukan pemarah (Amsal 22 : 24-25; Yakobus 1 : 19)
Orang yang pemarah tidak mengerjakan apa yang benar
dihadapan Tuhan, segala keputusannya tidak tepat.
3. Bukan orang bebal (Amsal 13 : 20; Mazmur 1:1)
Orang bebal adalah orang berdosa yang tidak mau bertobat
meski diperingatkan. Ketika kau bersahabat dengan mereka,
maka kehidupan dosa mereka akan tinggal dalam hidupmu.

Matius 11 : 29 – 30
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun
ringan.”
Serahkan bebanmu pada Tuhan, bukan menanggungnya dengan
kekuatanmu sendiri. Jangan membawa beban extra untuk mendaki
gunung (visi) mu.

B. Ciri-ciri, penyebab dan dampak dari pergaulan bebas


• Ciri-ciri Pergaulan Bebas
1. Seks pranikah.
2. Menggunakan narkoba (obat-obatan terlarang).
3. Mengkonsumsi alkohol.
4. Menonton pornografi.
5. Tawuran antar kelompok.
6. Clubbing.
7. Menghalalkan segala cara demi suatu hal yang diharapkan.
8. Merokok
9. Melakukan seks bebas

• Penyebab Pergaulan Bebas


1. Taraf Pendidikan Keluarga yang Rendah
Seperti contoh mengizinkan anak yang masih dibawah umur
berpacaran tanpa adanya pengawasan. Hal ini dapat menjadi
penyebab anak terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak
semestinya.
2. Keluarga yang Tidak Harmonis (Broken Home)
Psikis anak dapat terganggu ketika mendapati keluarga yang
tidak harmonis. Hal ini membuat anak mencari
kebahagiaannya tersendiri dibandingkan didalam rumah.
Faktor inilah yang menyebabkan anak terjerumus menuju
pergaulan bebas.
3. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi yang rendah dapat menjadi penyebab
seseorang menjadi putus sekolah. Kurangnya ilmu atau
pembelajaran membuat anak sulit membedakan hal yang baik
maupun yang buruk.
4. Kurangnya Perhatian dari Orang Tua
Kurangnya perhatian dari orang tua membuat anak bertingkah
sesuka yang dia mau. Hal ini dapat memicu terjadinya
pergaulan yang kurang baik.
5. Lingkungan yang Kurang Baik
Lingkungan yang tidak baik atau dapat dapat dibilang lepas
juga memudahkan anak terbawa dalam pergaulan bebas.
6. Kurangnya Kesadaran Remaja
Dampak dari pergaulan bebas yang belum diketahui membuat
remaja masih berani untuk melakukan pergaulan tersebut

• Dampak Pergaulan Bebas


1. Ketergantungan Obat
Dimulai dari coba-coba yang berakhir menjadi ketagihan atau
ketergantungan. Hal ini sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian.
2. Adanya Seks Bebas
Hal yang berujung pada kehamilan di luar nikah memang
sudah menjamur kasusnya. Inilah bahaya yang timbul dari
pergaulan bebas.
3. Kriminalitas Meningkat
Berusaha mendapatkan apa yang sangat diinginkan, seperti
halnya sedang sakaw karena tidak mendapat barang
dikarenakan materi yang tidak cukup. Hal ini dapat memicu
terjadinya pencurian, perampokan, dan lain-lain.
4. Kesehatan Menurun
Terserang penyakit berupa HIV AIDS karena melakukan
hubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda. Hal
ini tentu dapat merusak generasi bangsa.
5. Menurunnya Prestasi
Seseorang yang telah terjerumus ke dunia bebas maka akan
cenderung malas untuk meraih prestasi.
6. Hubungan Keluarga yang Renggang
Dapat timbul karena broken home ataupun suatu hal yang
menyebabkan anak tersebut kehilangan rasa hormat kepada
orang tua yang menyebabkan renggangnya hubungan
keluarga.
7. Berdosa
Perbuatan yang melanggar aturan dari sebuah agama tentu
akan menimbulkan dosa.

IV. SOLUSI
Solusi untuk kita agar terjauh atau keluar dari pergaulan yang
bebas adalah, mengingat iman kita kepada tuhan, karena tuhan tidak
mau kita terpisah darinya akibat pergaulan bebas seperti contohnya
ayat ini:
“Sebab itu, Keluarlah kamu dari antara mereka dan pisahkan dirimu
dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis,
maka Aku akan menerima kamu.”
2 Korintus 6:17

Karena tuhan masih menerima kita sebagaimana adanya, dan


dia memprioritaskan umatnya yang berdosa, maka kita harus ingat
untuk selalu ada pintu pertobatan.
“Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki
ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Matius 9:13

Solusi lainnya adalah kita harus mempunyai karakter yang kuat


didalam TUHAN, karena jika kita bertumbuh didalamnya, kita
mempunya pedoman hidup sehingga kita tidak tersesat.
5:13 "Kamu adalah garam duniaJika garam itu menjadi tawar,
dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang
dan diinjak orang. 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang
terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 5:15 Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua
orang di dalam rumah itu. 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Matius 5:13-16

“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang


baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak
baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang
tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah
yang baik”
Matius 7:17-18

V. KESIMPULAN
Dengan siapa kita bergaul atau membangun hubungan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan rohani kita.
Bersekutu atau bersahabat dengan orang-orang yang rohani akan
turut mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman dan
membawa kita kepada kemenangan. Sebaliknya, bila kita lebih
banyak menghabiskan waktu berhubungan dengan orang-orang
yang tidak rohani, kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan dan
kita akan terjun bebas menuju kekalahan. Itulah sebabnya Alkitab
memberikan penjelasan tentang pentingnya membina hubungan
dengan orang-orang yang tepat bagi kita.

Jika kita ingin bertumbuh dalam perkara-perkara rohani,


pilihlah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan memiliki komitmen
untuk hidup benar sesuai dengan firman Tuhan, karena "Besi
menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."
(Amsal 27:17).
Janganlah memilih teman atau sahabat yang perkataan dan
perbuatannya tidak rohani dan cenderung membawa kita semakin
jauh dari Tuhan. Karena semakin kita bergaul dengan mereka,
semakin kita membuka diri terhadap godaan Iblis.

Anda mungkin juga menyukai