Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI BIAYA

Metode Harga Pokok Proses Produksi Melalui Satu Departemen Produksi

Oleh;
Kelompok 1

I Gusti Ayu San Yogi Partini 1807531093


Ni Putu Laksmi Devi Mahayani 1807531106
Ni Made Sintha Darma Putri 1807531110
Putu Sri Sukmawati 1807531117

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI REGULER SORE
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Soal 1

PT ZAHROH adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan. Pada bulan September 2018 perusahaan mendapat pesanan untuk
mencetak kartu undangan sebanyak 4.800 lembar dari PT Cindy dengan harga yang dibebankan
adalah Rp. 2000 per lembar,-. Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan
sebanyak 200 spandoek dari PT Intan dengan harga Rp. 200.000 per buah. Pesanan dari PT
Restu diberi nomor KU-01 dan pesanan dari PT Insani diberi nomor SP-02.

Data Kegiatan dan Produksi

1. Pada tanggal 4 September 2004 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit yakni
sebagai berikut :
Bahan baku
Kertas untuk undangan Rp. 2.700.000
Kain putih 600 meter Rp. 8.250.000

Bahan penolong
Bahan penolong X1 Rp. 600.000
Bahan penolong X2 Rp. 340.000

2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan KU-01 dan SP-
02 diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses pesanan no
KU-01, sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong X1 dipakai untuk
memproses pesanan no SP-02

3. Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb

1
Upah langsung untuk pesanan KU-01 180 jam @ Rp10.000
Upah langsung untuk pesanan SP-02 1000 jam @ Rp.10.000,-.
Upah tidak langsung adalah Rp. 5.800.00 juta.
Untuk gaji karyawan Bagian pemasaran Rp. 15.000,000-
Gaji karyawan administrasi dan umum Rp. 8.000.000,-

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif BOP
sebesar 150 % dari biaya tenaga kerja langsung, baik pesanan KU-01 dan SP-02.

Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di atas,
adalah sebagai berikut

Biaya pemeliharaan gedung Rp. 1.000.000


Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 4.000.000
Biaya depresiasi mesin Rp. 3.000.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan msn Rp. 1.400.000

5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan no KU-01
telah selesai dikerja kan

6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. Berdasarkan informasi diketahui bahwa
untuk pesanan no SP-02 masih dalam proses penyelesaian.

7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Pesanan no KU-01 telah diserahkan
kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan cara
kredit.

2
Diminta

Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan metode harga
pokok pesanan.

PENYELESAIAN

Jurnal-Jurnal yang diperlukan:

1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Penolong

Rincian pembelian Bahan Baku :


Kertas untuk undangan Rp. 2.700.000
Kain putih 600 meter Rp. 8.250.000 +
Jumlah Pembelian Bahan Baku Rp. 10.950.000

Rincian Pembelian Bahan Penolong :


Bahan penolong X1 Rp. 600.000
Bahan penolong X2 Rp. 340.000 +
Jumlah Pembelian Bahan Penolong Rp. 940.000

Persediaan Bahan Baku 10.950.000 –

Utang Dagang – 10.950.000

Persediaan Bahan Penolong 940.000 –

Utang Dagang – 940.000

2. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku & Penolong

3
Rincian Pemakaian Bahan Baku :
KU-01 Kertas Undangan Rp. 2.700.000
Sp-02 Kain putih 600 m Rp. 8.250.000 +
Jumlah pemakaian Bahan Baku Rp. 10.950.000

Rincian Pemakaian Bahan Penolong :


KU-01 Bahan penolong X2 Rp. 340.000
SP-02 Bahan penolong X1 Rp. 600.000 +
Jumlah Pemakaian Bahan penolong Rp. 940.000

BDP – Biaya Bahan Baku 10.950.000 –

Persediaan Bahan Baku – 10.950.000

BOP – Sesungguhnya 940.000 –

Persediaan Bahan Penolong – 940.000

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja


Rincia Biaya Tenaga Kerja Langsung :
KU-01 180 Jam x Rp.10.000 Rp. 1.800.000
SP-02 1000 Jam x Rp.10.000 Rp. 10.000.000 +
Jumlah Biaya Tenaga Kerja LangsungRp. 11.800.000

a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang

BDP-BTKL 11.800.000 –
BOP Sesungguhnya 5.800.000 –
Gaji Karyawan Pemasaran 15.000.000 –
Gaji Karyawan Administrasi & Umum 8.000.000 –

Utang Gaji & Upah – 40.600.000

b. Pembayaran Gaji & Upah

4
Utang Gaji & Upah 40.600.000 –

Kas – 40.600.000

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

KU-01 150% x 1.800.000 =Rp. 2.700.000


SP-02 150% x 10.000.000 = =Rp. 15.000.000 +
Jumlah Bop Yang di Bebankan Rp. 17.700.000

BDP – Biaya Overhead Pabrik 17.700.000 –

BOP yang Dibebankan – 17.700.000

BOP yang Sesungguhnya 11.400.000 –

Biaya Pemeliharaan Gedung – 1.000.000

Biaya Depresiasi gedung pabrik – 4.000.000

Biaya Depresiasi Mesin – 3.000.000

Biaya Pemeliharaan Mesin – 2.000.000

Biaya Asuransi Gedung Pabrik & Mesin – 1.400.000

Selisih BOP:
Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah BOP yang
dibebankan dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi. Berdasarkan soal di atas,
selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :

BOP yang Sesungguhnya:


Bahan Penolong Rp. 940.000
BTKTL Rp. 5.800.000
Macam-macam yang di kreditkan Rp. 11.400.000
Jumlah BOP Sesungguhnya Rp. 18.140.000

5
BOP yang Dibebankan X BOP Sesungguhnya
(Rp. 17.700.000) (18.140.000)

Jumlah Selisih BOP = Rp. 440.000

Jurnal Selisih BOP

Selisih BOP 440.000 –

BOP yang Sesungguhnya – 440.000

5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (KU-01)

Persediaan Produk Jadi 7.200.000 –

BDP- Biaya Bahan Baku – 2.700.000

BDP- Biaya TK Langsung – 1.800.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik – 2.700.000

6. Pencatatan Harga Pokok Produk Dlm Proses (SP-02)

Persediaan Produk Dalam Proses 33.200.000 –

BDP- Biaya Bahan Baku – 8.250.000

BDP- Biaya TK Langsung – 10.000.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik – 15.000.000

7. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual (KU-01)

Harga Pokok Penjualan 7.200.000 –

Persediaan Produk jadi – 7.200.000

Piutang Dagang 9.600.000 –

Penjualan – 9.600.000

Rincian Piutang :

6
4800 Lembar x Rp. 2.000 = Rp. 9.600.000

Laba Yang Diperoleh = Penjualan – Harga Pokok Penjualan


= Rp. 9.600.000 – Rp. 7.200.000
= Rp. 2.400.000

7
Soal 2

PT Lestari Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan. Pada bulan November 2018 perusahaan mendapat pesanan untuk
mencetak brosur sebanyak 5.000 lembar dari CV Kinanti dengan harga yang dibebankan adalah
Rp2.500 per lembar. Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak 50
spanduk dari CV Lancar dengan harga Rp425.000 per buah. Pesanan dari CV Kinanti diberi kode
pesanan ELANG-0 dan pesanan dari CV Lancar diberi nomor ELANG-02.

Data Kegiatan dan Produksi


a. Pada tanggal 11 November 2014 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit yakni
sebagai berikut:
Bahan Baku
Kertas untuk brosur Rp2.150.000
Kain putih 200 meter Rp3.750.000
Bahan Penolong
Bahan Penolong B1 Rp450.000
Bahan Penolong B2 Rp550.000

Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk memproses pesanan ELANG-01 dan
ELANG-02 diperoleh informasi sebagai berikut:
Bahan baku kertas dan bahan penolong B1 digunakan untuk memproses pesanan ELANG-01,
sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong B2 dipakai untuk memproses pesanan ELANG-
02.
Untuk penentuan Biaya Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi menggunakan
dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sebagai berikut.
– Upah langsung untuk pesanan ELANG-01 240 jam @Rp9.000.
– Upah langsung untuk pesanan ELANG-02 menghabiskan sebanyak 360 jam @Rp9.000.
– Upah tidak langsung adalah Rp2.500.000.
– Gaji Karyawan Bagian Pemasaran dikeluarkan sebesar Rp4.000.000.
– Gaji Karyawan Bagian Administrasi & Umum sebesar Rp2.250.000.

8
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif BOP sebesar
200% dari Biaya Tenaga Kerja Langsung, baik pesanan ELANG-01 dan ELANG-02. Biaya
overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di atas, adalah sebagai
berikut.
– Biaya pemeliharaan gedung Rp500.000
– Biaya depresiasi gedung pabrik Rp1.000.000
– Biaya depresiasi mesin Rp1.500.000
– Biaya pemeliharaan mesin Rp250.000
– Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp750.000
Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan ELANG-01 dan
ELANG -02 telah selesai dikerjakan.
Pencatatan Harga Pokok Produk yang dijual. Pesanan ELANG-01 dan ELANG 02 telah
diserahkan kepada pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan cara
kredit.

DIMINTA
Berdasarkan informasi di atas, buatlah jurnal yang diperlukan berdasarkan Metode Harga Pokok
Pesanan.

PENYELESAIAN
Jurnal-Jurnal yang diperlukan:
1. Pencatatan Pembelian Bahan Baku & Penolong

Rincian pembelian Bahan Baku :


Kertas untuk brosur Rp. 2.150.000
Kain putih 200 meter Rp. 3.750.000 +
Jumlah Pembelian Bahan Baku Rp. 5.900.000

9
Rincian Pembelian Bahan Penolong :

Bahan penolong B1 Rp. 450.000


Bahan penolong B2 Rp. 550.000 +
Jumlah Pembelian Bahan Penolong Rp. 1.000.000

Persediaan Bahan Baku 5.900.000 –

Utang Dagang – 5.900.000

Persediaan Bahan Penolong 1.000.000 –

Utang Dagang – 1.000.000

2. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku & Penolong

Rincian Pemakaian Bahan Baku:


Elang 01 Kertas Brosur Rp. 2.150.000
Elang 02 Kain putih 600 m Rp. 3.750.000 +
Jumlah pemakaian Bahan Baku Rp. 5.900.000

Rincian Pemakaian Bahan Penolong:


Elang 01 Bahan penolong B1 Rp. 450.000
Elang 02 Bahan penolong B2 Rp. 550.000 +
Jumlah Pemakaian Bahan penolong Rp. 1.000.000

BDP – Biaya Bahan Baku 5.900.000 –

Persediaan Bahan Baku – 5.900.000

BOP – Sesungguhnya 1.000.000 –

Persediaan Bahan Penolong – 1.000.000

3. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

10
Rincia Biaya Tenaga Kerja Langsung :
Elang 01 240 Jam x Rp.9.000 = Rp. 2.160.000
Elang 02 360 Jam x Rp.9.000 = Rp. 3.240.000 +
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 5.400.000

a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang

BDP-BTKL 5.400.000 –
BOP Sesungguhnya 2.500.000 –
Gaji Karyawan Pemasaran 4.000.000 –
Gaji Karyawan Administrasi & Umum 2.250.000 –

Utang Gaji & Upah – 14.150.000

b. Pembayaran Gaji & Upah

Utang Gaji & Upah 14.150.000 –

Kas – 14.150.000

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

Elang-01 200% x 2.160.000 = Rp. 4.320.000


Elang-02 200% x 3.240.000 = Rp. 6.480.000 +
Jumlah Bop Yang di Bebankan = Rp. 10.800.000

BDP – Biaya Overhead Pabrik 10.800.000 –

BOP yang Dibebankan – 10.800.000

BOP yang Sesungguhnya 4.000.000 –

Biaya Pemeliharaan Gedung – 500.000

Biaya Depresiasi gedung pabrik – 1.000.000

Biaya Depresiasi Mesin – 1.500.000

Biaya Pemeliharaan Mesin – 250.000

11
Biaya Asuransi Gedung Pabrik & Mesin – 750.000

Selisih BOP:
Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah BOP yang
dibebankan dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi. Berdasarkan soal di atas,
selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :

BOP yang Sesungguhnya:


Bahan Penolong Rp. 1.000.000
BTKTL Rp. 2.500.000
Macam-macam yang di kreditkan Rp. 4.000.000 +
Jumlah BOP Sesungguhnya Rp. 7.500.000

BOP yang Dibebankan X BOP Sesungguhnya


(Rp. 10.800.000) (7.500.000)

Jumlah Selisih BOP = Rp. 3.300.000

Jurnal Selisih BOP

BOP yang Sesungguhnya 3.300.000 –

Selisih BOP – 3.300.000


5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (ELANG-01)

Persediaan Produk Jadi 8.630.000 –

BDP- Biaya Bahan Baku – 2.150.000

BDP- Biaya TK Langsung – 2.160.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik – 4.320.000

6. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (ELANG-02)

Persediaan Produk Jadi 13.470.000 –

12
BDP- Biaya Bahan Baku – 3.750.000

BDP- Biaya TK Langsung – 3.240.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik – 6.480.000

7. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual (ELANG-01)

Harga Pokok Penjualan 8.630.000 –

Persediaan Produk jadi – 8.630.000

Piutang Dagang 12.500.000 –

Penjualan – 12.500.000

Rincian Piutang :
5000 Lembar x Rp. 2.500 = Rp. 12.500.000
Laba Yang Diperoleh = Penjualan – Harga Pokok Penjualan
= Rp. 12.500.000 – Rp. 8.630.000
= Rp. 3.870.000

13
8. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual (ELANG-02)

Harga Pokok Penjualan 13.470.000 –

Persediaan Produk jadi – 13.470.000

Piutang Dagang 21.250.000 –

Penjualan – 21.250.000

Rincian Piutang :
50 Spanduk x Rp. 425.000 = Rp. 21.250.000

Laba Yang Diperoleh = Penjualan – Harga Pokok Penjualan


= Rp. 21.250.000 – Rp. 13.470.000
= Rp. 7.780.000

14
Soal 3:

Perusahaan meubel NINA menggunakan metoda harga pokok pesanan, memiliki transaksi
sebagai berikut:
Awal bulan Februari 2009 menerima pesanan meja dari Muadz seharga Rp12.000.000 dan almari
dari Ali seharga Rp10.000.000. masing-masing memberi uang muka sebesar 50% dari harga
produk. Membeli bahan baku kayu seharga Rp8.000.000. Persediaan bahan baku awal perioda
Rp3.000.000, persediaan akhir Rp1.000.000. Pemakaian untuk meja 60% dan untuk almari 40%.
Membeli bahan pelolong plitur, paku, amplas seharga Rp1.000.000. Biaya tenaga kerja langsung
untuk meja Rp2.400.000 dan almari Rp2.000.000. BOP yang dibebankan untuk meja 50% dan
almari 60% dari BTKL. BOP sesungguhnya: biaya penyusutan alat Rp200.000, BTKTL
Rp600.000. Akhir bulan pesanan meja dan almari sudah jadi dan sudah diambil pemesan.

Hitunglah harga pokok meja dan almari yang dibebankan dan laba yang diinginkan serta buatlah
jurnal yang diperlukan!

PENYELESAIAN
Diketahui:
Pemakaian biaya bahan baku = persedian awal + pembelian – persedian akhir
= Rp3.000.000+Rp8.000.000-Rp1.000.000
= Rp10.000.000
Harga pokok meja:
Bahan baku kayu 60% x Rp10.000.000 = Rp6.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp2.400.000
BOP 50% X Rp2.400.000 = Rp1.200.000
Harga Pokok Penjualan = Rp9.600.000
Laba = Rp12.000.000 – Rp9.600.000 = Rp2.400.000

Harga pokok almari:


Bahan baku kayu 40% x Rp10.000.000 = Rp4.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp2.000.000

15
BOP 60% X Rp2.000.000 = Rp1.200.000
Harga Pokok Penjualan = Rp7.200.000
Laba = Rp10.000.000 – Rp7.200.000 = Rp2.800.000

Jurnal-jurnal yang diperlukan


1. Jurnal penerimaan uang muka

Kas 11.000.000 –

Pendapatan Diterima Dimuka – 11.000.000

Rincian uang muka :


Muadz = 50% x Rp. 12.000.000 = Rp. 6.000.000
Ali = 50% x Rp. 10.000.000 = Rp. 5.000.000
Total Uang muka yang diterima = Rp. 11.000.000

2. Pencatatan Pembelian Bahan Baku

Rincian pembelian Bahan Baku :


Bahan baku kayu Rp 8.000.000

Jumlah Pembelian Bahan Baku Rp. 8.000.000

Rincian Pembelian Bahan Penolong :

Plitur, paku, amplas Rp 1.000.000 +

Jumlah Pembelian Bahan Penolong Rp. 1.000.000

Persediaan Bahan Baku 8.000.000 –

16
Utang Dagang – 8.000.000

Persediaan Bahan Penolong 1.000.000 –

Utang Dagang – 1.000.000

3. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku


Rincian Pemakaian Bahan Baku:
Pemakaian biaya bahan baku = Persedian awal + Pembelian – Persedian akhir
= Rp3.000.000+Rp8.000.000-Rp1.000.000
= Rp10.000.000

MUADZ 60% x Rp.10.000.000 Rp. 6.000.000


ALI 40% x Rp. 10.000.000 Rp.4.000.000. +

Jumlah pemakaian Bahan Baku Rp. 10.000.000

BDP – Biaya Bahan Baku 10.000.000 –

Persediaan Bahan Baku – 10.000.000

4. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja


a. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja yang terutang

Rincia Biaya Tenaga Kerja Langsung :


MUADZ (meja) Rp2.400.000
ALI (almari) Rp2.000.000 +

Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 4.400.000

BDP-BTKL 4.400.000 –

Utang Gaji & Upah – 4.400.000

b. Pembayaran Gaji & Upah


17
Utang Gaji & Upah 4.400.000 –

Kas – 4.400.000

5. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

MUADZ 50% x 2.400.000 = 1.200.000


ALI 60% x 2.000.000 = 1.200.000 +

Jumlah Bop Yang di Bebankan = 2.400.000

BDP – Biaya Overhead Pabrik 2.400.000 –

BOP yang Dibebankan – 2.400.000

BOP yang Sesungguhnya 800.000 –

Biaya Penyusutan – 200.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung – 600.000

Selisih BOP:
Untuk menentukan selisih BOP dicari dengan cara membandingkan antara jumlah BOP yang
dibebankan dengan jumlah seluruh BOP yang sesungguhnya terjadi. Berdasarkan soal di atas,
selisih BOP dapat ditentukan dengan cara :

BOP yang Dibebankan X BOP Sesungguhnya


(Rp. 2.400.000) (800.000)

Jumlah Selisih BOP = Rp.1.600.000

Jurnal Selisih BOP

BOP yang Sesungguhnya 1.600.000 –

18
Selisih BOP – 1.600.000

6. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (MUADZ)

Persediaan Produk Jadi 9.600.000 –

BDP- Biaya Bahan Baku – 6.000.000

BDP- Biaya TK Langsung – 2.400.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik – 1.200.000

7. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi (ALI)

Persediaan Produk Jadi 7.200.000 –

BDP- Biaya Bahan Baku – 4.000.000

BDP- Biaya TK Langsung – 2.000.000

BDP- Biaya Overhead Pabrik – 1.200.000

8. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual (MUADZ)

Harga Pokok Penjualan 9.600.000 –

Persediaan Produk jadi – 9.600.000

Jurnal pelunasan harga/pengambilan meja:

Kas Rp6.000.000 –
Pendapatan Diterima Dimuka Rp6.000.000

Penjualan – Rp12.000.000

19
Laba yang diperoleh = Penjualan – Harga Pokok Penjualan
= Rp.12.000.000 – RP. 9.600.000
= RP. 2.400.000

9. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual (ALI)

Harga Pokok Penjualan 7.200.000 –

Persediaan Produk jadi – 7.200.000

Jurnal pelunasan harga/pengambilan kursi:

Kas Rp5.000.000 –
Pendapatan Diterima Dimuka Rp5.000.000

Penjualan – Rp10.000.000

Laba yang diperoleh = Penjualan – Harga pokok penjualan


= Rp. 10.000.000 – Rp. 7.200.000
= Rp. 2.800.000

20

Anda mungkin juga menyukai