OLEH:
KELOMPOK 7:
KADEK IKAPATRIA SANDRE PUTRI (1302106003)
PUTU RIAN PRADNYANI (1302106031)
DEWA AYU SARA PURWATI DEWI (1302106022)
NI KADEK DEVI INDRIYANI (1302106085)
LUH PUTU EVIYANI (1302106024)
DEVI DWI YANTHI (1302106057)
I DEWA MD. SURYA WIBAWANTARA (1302106034)
PUTU ARI SINTYA DEWI (1302106070)
A. Latarbelakang
Manajemen merupakan pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Manajemen keperawatan sebagai proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional. Sehingga keduanya diharapkan
dapat saling mendukung. Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat umum merupakan salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan
oleh tenaga perawat.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.
Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun antara perawat dengan tim kesehatan lain. Komunikasi merupakan bagian dari
strategi coordinating (koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan pelayanan
keperawatan. Komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur
utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang
optimal sehingga peran komunikasi sangat penting dalam penerapan manajemen
keperawatan. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitasannya
adalah kegiatan timbang terima pasien saat pergantian sift (operan).
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum
dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan
dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggungjawab)
dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Timbang terima awalnya dilaksanakan
di nurse station dengan menyampaikan hal-hal yang penting seperti ada masalah atau
terkait hal-hal yang kurang jelas lalu disampaikan secara umum. Kemudian timbang
terima dilaksanakan di ruangan pasien dengan menyampaikan tindakan dan terap yang
sudah dilakukan oleh perawat associate (PA) yang shift sebelumnya dan menyampaikan
tindakan dan terapi selanjutnya. Dalam proses timbang terima, pencatatan dilakukan pada
buku operan berdasarkan PP dan belum menggunakan komunikasi SBAR.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan
timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa
dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul
kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang
bisa digunakan sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan
kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan pasien.
Di Ruang Oleg RSUD Kabupaten Badung telah melaksanakan timbang terima
dengan menjelaskan perkembangan pasien dan rencana tindak lanjut namun timbang
terima yang dilaksanakan di Ruang Oleg belum mengacu pada SBAR. Maka dari itu
dalam proses pembelajaran praktek klinik manajemen keperawatan di Ruang Oleg RSUD
Badung akan diterapkan sistem timbang terima menggunakan SBAR sebagai acuan
komunikasi dalam pelaksanaan timbang terima.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan kondisi klien yang
menggunakan SBAR sebagai acuan dalam mengkomunikasikan kondisi,
perkembangan dan tindak lanjut pasien..
b. Tujuan Khusus :
Melalui timbang terima diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
C. Manfaat
a. Bagi Perawat :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Bagi Pasien :
1. Pasien dapat menyampaikan keluhan/masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
Prosedur operan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapa 1. Operan dilaksanakan setiap pergantian 5 menit Nurse PP dan PA
n sift/Operan. Station
2. Prinsip Operan, terutama pada semua pasien
baru masuk dan pasien yang dilakukan Operan
khususnya pasien yang memiliki permasalahan
yang belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
3. PP menyampaikan Operan pada PP berikutnya
mengenai hal yang perlu disampaikan dalam
Operan :
a) Jumlah pasien;
b) Identitas pasien dan diagnose medis;
c) Data (keluhan/ subjektif dan objektif);
d) Masalah keperawatan yang masih muncul;
e) Intervensi keperawatan yang sudah dan
belum dilaksanakan (secara umum);
f) Intervensi kolaborasi dan dependen;
g) Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dan lain-lain).
Pelaksan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (siftjaga) 20 Nurse Karu, PP
aan 2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku menit Station dan PA
catatan
3. Kepala ruangan membuka acara Operan
4. Perawat yang melakukan Operan dapat
melakukan klarifikasi, Tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
dioperkan dan berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas
5. Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan
pasien
6. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
7. Perawat yang melaksanakan Operan mengkaji
secara penuh terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
selama masa perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
perincian yang matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya
9. Lama Operan untuk tiap pasien tidak lebih dari Ruang
lima menit kecuali pada kondisi khusus dan Perawatan
memerlukan keterangan yang rumit.
Post 1. Diskusi 5 menit Nurse Karu, PP
Operan 2. Pelaporan untuk Operan dituliskan secara Station dan PA
langsung pada format Operan yang
ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala
Ruang
3. Ditutup oleh Kepala Ruang
E. Alur Operan
Pasien
Diagnosis Medis
Diagnosis Keperawatan
Masalah Kolaboratif
Tindakan
Masalah :
Perkembangan/keadaan Pasien
Teratasi
Belum teratasi
Teratasi sebagian
Muncul masalah baru
F. Renstra Operan
Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Selasa, 9 Januari 2018
Waktu : 07.30 WITA-selesai
Pelaksana : Kepala ruangan, perawat primer dan perawat asociate
Tempat : Nurse station dan di ruang perawatan
Sasaran : Seluruh pasien dan keluarga pasien
Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
Media
1. Status klien
2. Buku Operan
3. Alat tulis
Pengorganisasian
Sesuai dengan peran masing-masing setiap shift.
G. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pada Operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : catatan
Operan yang mengacu pada penggunaan SBAR, status klien dan kelompok shift
Operan. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan Operan yang dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan Operan pada shift malam
ke pagi di pimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
b. Evaluasi Proses
Proses Operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke
perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Operan pertama dilakukan di
nurse station kemudian keruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station.
Isi Operan mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang
belum/sudah dilakukan dan telah didokumentasikan dengan sesuai serta timbang
terima telah dilakukan sesuai dengan metode SBAR. Setiap pasien tidak lebih dari
lima menit saat klarifikasi ke pasien.
c. Evaluasi Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui
perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik dan metode
SBAR telah dilakukan.