NIC Label: Vital Sign Monitoring NIC Label: Vital Sign Monitoring
1. Pantau tanda-tanda vital pasien 1. Tanda-tanda vital mampu
(tekanan darah, nadi, suhu dan menentukan perubahan-
respirasi) perubahan yang terjadi dalam
tubuh pasien.
2 Nausea Setelah diberikan asuhan NIC Label : Nausea Management NIC Label :Nausea Management
keperawatan selama … x 24 jam 1. Kaji frekuensi, durasi, dan faktor 1. Mengetahui karakteristik mual
diharapkan mual klien dapat penyebab mual. yang dirasakan pasien.
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan pasien makan sedikit 2. Memastikan intake nutrisi pasien
tapi sering serta menghindari tetap adekuat.
NOC Label: Nausea & Vomiting
bau makanan yang terlalu
Control
menyengat.
1. Pasien tidak merasakan mual
3. Ajarkan cara mengontrol atau 3. Memandirikan pasien untuk
maupun muntah.
mengurangi rasa mual dengan mampu mengurangi maupun
2. Pasien dapat mengontrol
teknik nonfarmakologi seperti mengontrol rasa mual yang
perasaan mual dengan
distraksi, terapi musik, relaksasi. dirasakan.
mengurangi atau
menghindari makanan
4. Kolaborasi pemberian 4. Mengatasi perasaan mual pasien
dengan bau yang menyengat,
antiemetik sesuai indikasi. dengan tindakan farmakologi.
mengurangi mual dengan
5. Edukasi keluarga dan pasien 5. Meningkatkan pengetahuan
aromaterapi, maupun
agar tetap mempertahankan pasien dan keluarga mengenai
distraksi.
intake nutrisi tetap adekuat. pentingnya asupan nutrisi bagi
3. Pasien dapat mengkonsumsi
obat antiemetik dengan tubuh.
prosedur yang tepat waktu.
3 Hipertermi Setelah diberikan asuhan NIC Label: Fever Treatment NIC Label: Fever Treatment
keperawatan selama … x 24 jam 1. Observasi TTV terutama suhu 1. Untuk mengetahui
diharapkan terjadi penurunan suhu perkembangan suhu tubuh klien
tubuh klien dengan kriteria hasil: 2. Berikan kompres hangat 2. Membantu menghilangkan
1. Pasien tidak demam, suhu panas secara konduksi
tubuh pasien dalam rentang 3. Anjurkan menggunakan pakaian 3. Untuk membantu penguapan
tipis
normal (36,5-37,5oC) 4. Batasi aktivitas fisik 4. Aktivitas dapat meningkatkan
metabolisme sehingga terjadi
2. Kulit pasien tidak teraba
peningkatan suhu tubuh kembali
panas
5. Anjurkan banyak minum 5. Minum/cairan dapat membantu
mengatur suhu tubuh
6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Antipiretik berguna untuk
antipiretik menurunkan suhu tubuh saat
demam
4. Evaluasi
A: masalah teratasi
Pengeluaran prostaglandin
Pengeluaran mediator kimia Menekan bagian epigastrium
prostaglandin dan bradikinin
Peningkatan kerja termostat
Mempengaruhi reseptor nyeri Aktivitas lambung meningkat
di ujung saraf bebas
Peningkatan suhu tubuh
Asam lambung meningkat
Adanya keluhan nyeri pada
Hipertermi
pasien secara verbal dan non
verbal Kontraksi otot lambung
Amalia, I. (2016). Gambaran sosio-demografi dan gejala apendisitis akut di rsu kota
tangerang selatan. Skripsi. Universitas Islam Negri Jakarta.
Chang, Y.J., Khammash, M.R., Qasaimeh, G.R., Shammari, A.K., Bani, M.K., Hammori,
S.K. (2009). Misdiagnosed acute appendicitis in children. Chang Gung Medical
Journal, 33(5), halaman 551-557.
Fransisca, C., Gotra, I.M., & Mahastuti, N.M. (2019). Karakteristik pasien dengan gambaran
histopatologi apendisitis di rsup sanglah denpasar tahun 2015 – 2017. Jurnal Medika
Udayana, 8(7). ISSN: 2597-8012.
Mansjoer, A., dkk. (2009). Kapita selekta kedokteran (jilid 2, edisi ke-3). Jakarta: FK UI
Press.
Sjamsuhidajat & de jong. (2012). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2012). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Snell, R.S. (2014). Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC.