1. PENDAHULUAN
Rina Yuliet 1
untuk contoh suatu bidang yang melewati titik O dengan sudut
kemiringan terhadap horizontal seperti pada Gambar 2
merupakan pengembangan dari suatu elemen kecil pada titik O.
F1
F2
F3
F5
F4
Perjanjian Tanda :
+
C +
N= x 1
T= x 1
H=x sin
Luas = 1
Luas = 1 sin
A
B
Luas = 1 cos V=y cos
Rina Yuliet 2
Perlu diketahui untuk perjanjian tanda (lihat Gambar 2) :
Tegangan tekan atau gaya tekan = positiv
Tegangan geser pada elemen yang
sejajar jika berlawanan jarum jam = negativ
Tegangan geser menghasilkan momen yang
searah jarum jam pada titik diluar elemen = positiv
Sudut searah jarum jam = positiv
Rina Yuliet 3
x sin2 y cos2
(3)
x y x y
cos 2
2 2
x y sin cos
(4)
x y
sin 2
2
(b)
y =3
( , )
Kutub (pole)
2
0 y = 3 x = 1
Jari-jari =
1 3
2
Gambar 3. Lingkaran Mohr Tegangan dalam Keseimbangan
Beberapa istilah :
Tegangan Utama (Principal Stress) :
Adalah bidang-bidang horizontal dan vertikal yang tidak
memiliki tegangan geser ( = 0)
Rina Yuliet 4
Tegangan Utama Besar (Major Principal Stress) :
Tegangan yang memiliki nilai terbesar ditandai dengan
simbol (1)
Tegangan Utama Kecil (Minor Principal Stress) :
Tegangan yang memiliki nilai terkecil ditandai dengan simbol
(3)
x y
(4a)
2
1 3 1 3
cos 2 (5)
2 2
1 3
sin 2 (6)
2
CONTOH 1.
1 = 52 kPa
3 = 12 kPa
=35o Horizontal
Pertanyaan :
Rina Yuliet 5
Penyelesaian :
= 39kPa
20 C
= 18,6 kPa
10
P
=35o
0 10 3 20 30 40 50 1 60
-10
-20
52 12 52 12
cos 2 35 39 kPa
2 2
dan
Rina Yuliet 6
52 12
sin 2 35 20 sin 70 18,6 kPa
2
CONTOH 2.
1 = 52 kPa
3 = 12 kPa
=35 o
20o
Pertanyaan :
= 39kPa
20 C
Penyelesaian : 35o 1
= 18,6 kPa
10 3
Dari gambar didapat nilai = 39 kPa dan nilai = 18,6 kPa..
P
70o 20o
0 10 3 20 30 40 50 1 60
-10
Rina Yuliet 7
-20
CONTOH 3.
v =6 MPa
= +2
= -2
-4 MPa h = -4 MPa
-2 MPa
=30 o
+ 2 MPa
6 MPa
Pertanyaan :
Rina Yuliet 8
d. Tentukan tegangan geser maksimum (maksimum) dan
orientasi dari bidang dimana tegangan tersebut bekerja.
Penyelesaian :
Langkah-langkahnya :
Plot titik A(6,2) dan titik B(-4,-2) pada grafik
Hubungkan titik A dan titik B yang merupakan
diameter lingkaran
Tentukan koordinat titik pusat lingkaran
x y 64
Koordinat di sb-x = 1
2 2
y 2 2
Koordinat di sb-y = x 0
2 2
Jadi koordinat pusat lingkaran adalah (1,0)
Gambarkan lingkaran dengan pusat (1,0) melalui titik
A dan titik B.
Tentukan kutub lingkaran dengan cara menarik garis
sejajar terhadap bidang dimana tegangan-tegangan
itu bekerja dan memotong lingkaran mohr pada titik P.
(check dari kedua titik A dan B).
Untuk mementukan tegangan normal () dan
tegangan geser ()6 pada M bidang = 30o, tarik garis
C(1,8 MPa ; 5,3 MPa)
dari titik P dengan sudut 30o terhadap horizontal dan
memotong lingkaran Mohr di Titik C.
Nilai tegangan utama 4 besar (1) adalah nilai terbesar
yang didapat dari =34o perpotongan lingkaran dengan sb-x
1=6,4
dan nilai tegangan utama kecil (3) adalah nilai
m
=30 o
P terkecil dari perpotongan2
lingkaran terhadap sb-x.
A(6,2)
3 =-4,4
Nilai tegangan geser maksimum didapat dengan
menarik56 garis dari pusat lingkaran sejajar dengan sb-y
o
B(-4,-2) -2
-4
Rina Yuliet 9
-6 M’
b. = 1,8 Mpa dan = 5,3 Mpa
CONTOH 4.
8
4
2
-2
-2
2
8 4
Rina Yuliet 10
45o
Pertanyaan :
Penyelesaian :
Kutub (P)
1 = 8,85 kPa
3 = 3,2 kPa A(4,2)
0 2 3 4 6 8 1
45o
B(8,-2)
Rina Yuliet 11
Keruntuhan terjadi pada suatu material akibat
kombinasi kritis antara tegangan normal dan tegangan
geser dan bukan hanya akibat tegangan normal
maksimum atau tegangan geser maksimum saja.
ff f ff (7)
dimana :
subscript (f ) pertama menunjukan bidang runtuh
subscript (f ) kedua menunjukan pada saat runtuh
ff = tegangan geser pada bidang runtuh pada saat
runtuh
ff = tegangan normal pada bidang runtuh pada saat
runtuh
ff c ff tan (8)
dimana :
c = kohesi
= sudut geser dalam
1f
Bidang keruntuhan
ff
3f ff 3f
1f
Rina Yuliet 12
(a)
Hukum keruntuhan
Mohr-Coulomb
c
Rina Yuliet 13
Gambar 5. Definisi Garis Keruntuhan Mohr
f 45 o (9)
2
Rina Yuliet 14
ff available
FS (10)
f applied)
1
Garis keruntuhan Mohr
3
Hukum keruntuhan
Mohr-Coulomb
ff
f
f
3
1
1f 3f
max ff (11)
2
Kenapa keruntuhan tidak terjadi pada bidang 45o ?
Ini disebabkan karena kekuatan geser yang tersedia
(available) lebih besar dari pada kekuatan geser maksimum
(max) sehingga keruntuhan tidak dapat terjadi pada bidang
yang membentuk sudut 45o tersebut (Gambar 7).
Rina Yuliet 15
1f 3f
n (12)
2
1f
3f
f
ff
Kekuatan geser available ketika :
max
45o
3f ff n 1f
1f 3f
f ) (13)
2
=0
f
45o
f
Rina Yuliet 16
Gambar 8. Garis Keruntuhan Mohr Untuk
Material Tanah Kohesif Murni
1f
3f
ff
1f 3 f
R
2
c
3f
c cot ff 1f
1f 3 f
D 2
Dari Gambar 9 :
c c
tan x x c cot
x tan
Rina Yuliet 17
1f 3f
R 2
sin
D
c cot 1f 3f
2
1 f 3 f
2
jika c 0, maka : sin 1f 3 f
1f 3f 1f 3f
2
1f sin 3f sin 1f 3f
1f 1 sin
(14)
3f 1 sin
atau sebaliknya ,
3f 1 sin
(15)
1f 1 sin
1f
tan 2 45 (16)
3f 2
3f
tan 2 45 (17)
1 f 2
' u (18)
Rina Yuliet 18
Diterima oleh bagian butiran padat dari tanah
Nilai c = 0 untuk :
Tanah pasir dan lanau organik
Tanah lempung terkonsolidasi normal c dianggap
sama dengan nol.
Rina Yuliet 19
H
Rina Yuliet 20
Setelah kita melakukan penambahan beban, maka
pergerakan geser pada belahan kotak sebelah atas
diukur dengan menggunakan sebuah arloji ukur (dial
gage) horizontal.
Perubahan tebal sampel tanah berarti perubahan
volume sampel tanah tersebut selama pengujian
berlangsung dapat diukur dengan sebuah arloji ukur
lain yang mengukur perubahan gerak arah vertikal dari
pelat beban.
Kekurangannya adalah pada pasir padat tahanan
geser puncak (tahanan pada saat runtuh) hanya dapat
diperkirakan saja. Kelebihannya adalah lebih
menyerupai keadaan keruntuhan yang sesungguhnya
di lapangan.
Gaya normal
Luas penampang l int ang sampel tan ah (20)
Rina Yuliet 21
Gaya geser yang melawan gerakan
Luas penampang l int ang sampel tan ah (21)
tan (22)
Catatan :
tan f (23)
T
A
14
11 n3 = P3/A
Perubahan
7 tinggi n2 = P2/A
benda uji (H)
n1=P1/A
n1
Pergerakan menggeser ()
0 + (Mengembang) n2
n3
0
Rina Yuliet Pergerakan menggeser () 22
- (menyusut)
(a)
T
A
14
11
n
0
n1 n2 n3
(b)
Gambar 11. (a) Hasil Uji Geser Langsung untuk pasir padat
(b) Diagram Mohr Untuk benda Uji dengan
Relatif Densiti yang Sama
UJI GESER LANGSUNG KONDISI AIR TERALIRKAN
(DRAINED) PADA PASIR DAN LEMPUNG JENUH AIR
Rina Yuliet 23
Air pori dari dalam sampel tanah akan mengalir keluar
melalui dua buah batuan berpori-pori (porous stone)
seperti pada Gambar 10.
Karena koefisien rembesan tanah relatif besar maka
tegangan air pori yang timbul akibat pembebanan
(normal dan geser) dapat terdesipasi (berkurang akibat
air pori dapat merembes keluar) dengan cepat.
Jadi untuk kecepatan geser yang normal (biasa) kita
dapatkan kondisi pengaliran penuh pada tanah pasir
Harga sudut geser () yang diperoleh dari uji geser
langsung pada pasir jenuh air sebagai akibatnya adalah
sama dengan sudut geser sampel tanah tersebut pada
saat kering.
Harga koefisien rembes tanah lempung sangat kecil bila
dibadingkan dengan pasir. Bila suatu beban diberikan
pada sampel tanah lempung maka diperlukan waktu yang
cukup panjang agar sampel tanah tersebut terkonsolidasi
sepenuhnya yaitu selama waktu yang diperlukan untuk
mendesipasi tegangan air pori yang terjadi.
Berdasarkan alasan tersebut beban geser pada uji geser
langsung harus dilakukan pada kecepatan geser yang
kecil sekali. Pengujian seperti ini dapat berlangsung
selama 2 – 5 hari karena kecilnya kecepatan pergerakan
geser.
Harap dicatat bahwa c = 0 dan = ’ pada tanah
lempung terkonsolidasi normal (lihat Gambar 12)
Tegangan geser
pada saat runtuh
c
Rina Yuliet 24
Tegangan normal
Gambar 12. Garis keruntuhan tanah lempung yang
didapat dari uji geser langsung kondisi drained
Rina Yuliet 25
Didalam bejana, benda uji akan mendapatkan tekanan
hidrostatis
Catatan : untuk media penekan dapat juga digunakan
udara.
Untuk menyebabkan terjadinya keruntuhan geser pada
benda uji, tegangan aksial (vertikal) diberikan melalui
suatu piston vertikal (tegangan ini biasanya disebut
tegangan deviator)
Pembebanan vertikal dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Dengan memberikan beban mati yang berangsur-
angsur ditambah (penambahan setiap saat sama)
sampai benda uji runtuh (deformasi arah aksial diukur
dengan arloji ukur/dial gage)
b. Dengan memberikan deformasi arah aksial (vertikal)
dengan kecepatan deformasi yang tetap dengan
bantuan gigi-gigi mesin atau pembebaban hidrolis.
Cara ini disebut juga dengan uji regangan terkendali.
Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan
sebuah proving ring (lingkaran pengukur beban) yang
berhubungan dengan piston vertikal.
Alat ini juga Beban dilengkapi
aksial (P) dengan pipa-pipa untuk
mengalirkan air ke dan dari dalam sampel tanah dimana
pipa-pipa itu juga berguna sebagai sarana
Batang pengukur
pembebanan
H
tegangan air pori (pada kondisi uji)
Katup pelepas udara
Pipa lentur
air
Benda uji (tanah)
terselubung membran karet
Meteran tekanan
Piring porous
Rina Yuliet 26
Ke alat pengontrol
Hubungan ke pengaliran
tekanan sel
air keluar atau untuk
mengukur tekanan air pori
Gambar 13. Alat Uji Triaksial
axial
1
sel
sel = 3
axial = 1-3
Rina Yuliet 27
Setelah tekanan penyekap (3) dilakukan, tegangan air
pori dalam benda uji naik menjadi uc. Kenaikan tegangan
air pori ini dinyatakan dalam bentuk parameter tak
berdimensi :
uc
B (24)
3
3 d
3
3 uc=0
3
3 ud=0
3
3
3 d
(a) (b)
Rina Yuliet 28
Beban tegangan deviator (d) pada benda uji
ditambahkan dengan lambat sekali (kecepatan
penambahan beban sangat kecil) seperti pada Gambar
15b.
dimana :
1’= tegangan efektif utama besar (major principal test)
pada saat terjadi keruntuhan
3’= tegangan efektif utama kecil (minor principal test)
pada saat terjadi keruntuhan
+ (Mengembang)
Waktu (t)
0
- (menyusut)
Rina Yuliet 29
(a)
d
nf
0
Regangan aksial
(b)
+ (Mengembang)
(Vd
Regangan aksial
- (menyusut)
(c )
nf
+ (Mengembang)
Regangan aksial
(a)
Vd
Regangan aksial
Rina Yuliet 30
- (menyusut)
Gambar 17. (a) Diagram tegangan deviator vs regangan
arah vertikal untuk pasir padat dan tanah lempung OC
(b) Perubahan volume dari pasir padat dan lempung OC selama
pembebaban tegangan deviator
2 2
3 = 3’ 1 = 1’
Rina Yuliet 31
Gambar 18. Garis keruntuhan untuk tegangan
efektif dari uji CD pada pasir dan lempung NC
c
Terkonsolidasi Terkonsolidasi
Lebih (OC) Normal (NC)
a 1
3 = 3’ 1 = 1’
Rina Yuliet 32
= c + ’ tan 1 (25)
= ’ tan (26)
Rina Yuliet 33
Gambar 20. Variasi sin terhadap IP dari sejumlah
tanah (dari kenney, 1959)
u d
A (27)
d
Rina Yuliet 34
dimana :
3 d
3
3 uc=0
3
3 ud
3
3
3 d
(a) (b)
(Vc
+ (Mengembang)
Waktu (t)
0
- (menyusut)
(a)
Rina Yuliet 35
d
nf
0
Regangan aksial
(b)
+ (Mengembang)
(c )
Gambar 22. (a) Perubahan volume dari benda uji akibat tegangan
penyekap (b) Diagram tegangan deviator vs regangan arah
vertikal (c) Variasi tegangan air pori tanah selama terkena
tegangan deviator untuk tanah-tanah pasir dan lempung NC
d
nf
ud
Regangan aksial
Rina Yuliet 36
- (menyusut)
(b)
Tidak seperti pada uji CD, harga tegangan total dan tegangan
efektif pada uji CU tidak sama. Pada uji CU harga tegangan air
pori pada saat terjadi keruntuhan dapat diukur, jadi harga
tegangan utama dapat kita analisis sebagai berikut :
tegangan total :
3 + (d)f = 1 (28)
tegangan efektif :
Rina Yuliet 37
Tegangan utama Kecil pada saat runtuh :
tegangan total :
3 (30)
tegangan efektif :
dimana :
= tegangan total
(cu) = sudut yang dibentuk oleh garis keruntuhan
tegangan total dengan sumbu tegangan normal,
sudut ini juga dikenal sebagai sudut tahanan
geser kondisi air termampatkan terkonsolidasi
(Consolidated Undrained, CU).
Rina Yuliet 38
Garis keruntuhan yang menyinggung semua lingkaran Mohr
untuk tegangan efektif dapat dinyatakan dengan persamaan :
f = ’ tan (33)
Garis keruntuhan tegangan Garis keruntuhan
efektif f = ’ tan tegangan total
cu
f = tan (cu)
D B
C A
3’ 3 1’ 1
(ud)f (ud)f
a’
1(cu)
c(cu)
Rina Yuliet 39
3 1
Gambar 25. Garis keruntuhan tegangan total dari
uji triaksial kondisi CU pada tanah lempung OC
u d f
A Af (35)
d f
Pada uji ini kita tidak diizinkan mengalirkan air dari dan
kedalam benda uji selama memberikan tegangan sel (3).
Rina Yuliet 40
Benda uji tadi kita uji sampai runtuh dengan memberikan
tegangan deviator (d) tanpa memperbolehkan
pengaliran air (dari dan kedalam benda uji).
Jadi tegangan total air pori dalam benda uji pada tahap
pemberian tegangan deviator adalah :
u = uc + ud (36)
Lingkaran-lingkaran Mohr
untuk tegangan total pada
saat runtuh
Garis keruntuhan = 0
cu
3
Rina Yuliet 3 1 3 1 1 41
Gambar 26. Lingkaran Mohr untuk tegangan total dan
garis keruntuhan ( = 0) yang didapatkan dari uji UU
f = cu (38)
dimana :
cu = kekuatan geser air termampatkan ( undrained shear
strength) yang besarnya sama dengan jari-jari
lingkaran Mohr.
Lingkaran-lingkaran Mohr
untuk tegangan total pada
saat runtuh
cu
Q P
(cu)
3’
1 3 1 1
(d)f (d)f
(ud)f
(d)f 3=uc
Rina Yuliet 42
Bila sampel tanah lempung (No.1) dikonsolidasikan pada
tegangan sel (3) dan kemudian ditekan (geser) sampai
mencapai keruntuhan tanpa mengizinkan adanya pengaliran air
dari dan kedalam benda uji, kondisi tegangan total pada saat
runtuh dapat digambarkan dengan lingkaran Mohr P pada
Gambar 27.
Tegangan air pori yang terjadi pada saat runtuh adalah (ud)f.
Jadi tegangan-tegangan efektif utama besar dan kecil pada
saat runtuh adalah :
dan
3’ = 3 - (ud)f
Rina Yuliet 43
saat mencapai keruntuhan adalah R (Gambar 27).
Penambahan tegangan air pori akibat (d)f ini adalah (ud)f.
Rina Yuliet 44
Karena kekuatan geser kondisi air tak teralirkan (kondisi
air termampatkan) dari tanah tidak tergantung pada
tegangan penyekap, maka qu diatas kita kenal sebagai
kekuatan tekan tanah kondisi tak tersekap (kekuatan
tekan bebas tanah).
1
3= 0 1 = qu
Konsistensi qu
Ton/ft 2
KN/m2
Sangat lunak 0-0.25 0-23.94 atau (0-24)
Lunak 0.25-0.5 24-48
Menengah 0.5-1 48-96
Kaku 1-2 96-192
Sangat kaku 2-4 192-383
Keras >4 >383
Rina Yuliet 45
sama. Tetapi pada kenyataannya pengujian kuat tekan
bebas (UCST) pada tanah lempung jenuh air biasanya
menghasilkan nilai cu yang sedikit lebih kecil dari harga
yang didapatkan dari pengujian UU, hal ini dapat dilihat
pada Gambar 29.
cu
2 (uji UU) 3 (uji UU)
1 (uji UCS)
0 3 1
=qu 3 1 1
Rina Yuliet 46
pembebaban adalah sedang. Untuk kasus seperti ini yang
menentukan kekuatan tanah adalah parameter-parameter
kekuatan geser tanah kondisi air teralirkan. Sebaliknya
untuk tanah-tanah lempung terkonsolidasi normal ( k
10-6 cm/dt), waktu yang diperlukan untuk mengecilkan
tegangan air pori yang timbul karena adanya tambahan
beban bangunan di atasnya (misalnya akibat pondasi)
mungkin akan lama sekali. Untuk hal ini kondisi air
termampatkan mungkin terjadi baik selama melaksanakan
pekerjaan konstribusi maupun setelah pekerjaan tadi
selesai dilaksanakan. Jadi kondisi = 0 mungkin lebih
tepat bagi kasus tanah lempung tersebut.
(1-3)/2
Rina Yuliet 47
3 (1+3)/2 1
Gambar 30. Lingkaran Mohr tegangan dan titik tegangan
Perjanjian :
q positiv bila v > h
q negativ bila v < h
q
1 bertambah
45o
3 p
Rina Yuliet 48
Gambar 31. (a) Rangkaian Lingkaran Mohr (b) Garis
kedudukan tegangan untuk 3 tetap dan 1 bertambah
1. Kondisi awal
v = h v
(tekanan hidrostatik)
h h
v
2. Selama pembebanan
(loading) v
Atau tanpa pembebanan
v
(unloading)
h h h h
v
-q
1. Kondisi awal
v h 0 v
(tekanan tak hidrostatik)
h h
v
2. Selama pembebanan
(loading) v
Atau tanpa pembebanan
v
(unloading)
h h h h
v
v
Rina Yuliet 50
q
3. Stress Path A
Garis A : h = 0
B
v bertambah
Garis B : h berkurang
v bertambah 45o
Garis C : h =0
v berkurang
Garis D : h bertambah
v berkurang p
C D
-q
CONTOH
PENYELESAIAN
v h
po v h
2
v h
qo 0
2
Rina Yuliet 51
pf
v v h h
2
v v v v
2
v v
qf
v v h h
2
v v v v
2
0
v v v 1 v
2
pf
2
3
v v
4
v v v 1 v
2
qf
2
1
v
4
Rina Yuliet 52
pf
v v v 0
2
1
v v
2
qf
v v v 0
2
1
v
2
v h
po
2
v h
qo
2
pf
v v h 0
2
v v h
2
qf
v v h 0
2
v v h
2
Rina Yuliet 53
Stress Path D, h bertambah dan v berkurang :
pf
v v h h
2
qf
v v h h
2
h
K (41)
v
h'
K (42)
'v
'
hf
Kf (43)
'vf
dimana :
’hf = Tegangan efektif horizontal pada saat runtuh
’vf = Tegangan efektif vertikal pada saat runtuh
Kf (tekan)
q
K=0,5=Ko
Untuk NC
v > h
K<1
A
0
h v p, p’
K>1
v < h
Rina Yuliet - 54
-q Kf (tarik)
Gambar 34. Contoh Stress Path untuk nilai K
dimulai dari v = h = 0.
Catat bahwa :
q 1K
p
tan
1K (44)
v h
q v h v v 1 K
p v h v h 1 K
v v
atau :
1 tan
K
1 tan (45)
Kf (tekan)
q
AC
LE Ko
A
0
p’
AE
LC
-q Kf (tarik)
Rina Yuliet 55
Gambar 35. Stress Path selama beban-beban teralirkan
(drained loedings) pada lempung NC dan pasir
q q
Kf
a c
(a) p (b) p
q f a p f tan (46)
Rina Yuliet 56
Persamaan selubung keruntuhan Mohr-Coulomb :
ff c ff tan (47)
Dari kedua gambar lingkaran Mohr tersebut maka dapat
ditunjukan bahwa :
Dan
a
c
cos (49)
Pada Lempung NC :
Untuk kondisi beban teralirkan (drained loading) TSP dan
ESP sama. Hal ini terjadi karena tekanan air pori berkurang
akibat pembebanan dan sama dengan nol pada setiap
waktu selama uji geser. Pada kondisi beban tak teralirkan
(undrained loading) TSP tidak sama dengan ESP karena
tekanan air pori terjadi. Untuk beban AC pada tanah NC
(Ko < 1) EPWP positif (u) terjadi dan ESP terletak di kiri
TSP karena ’ = - u (Gambar 37)
Pada Lempung OC :
Ko > 1, kemudian EPWP negatif (-u) terjadi karena
lempung cenderung untuk mengembang selama di geser
tapi pengembangan tidak dapat terjadi (ingat bahwa kita
berbicara mengenai undrained loading dimana perubahan
volume tidak diizinkan). Untuk pembebanan AC pada
lempung OC stress path dapat diliht pada Gambar 38.
Rina Yuliet 57
tanah tetap pada elevasi yang sama, maka u o tidak akan
berpengaruh terhadap ESP atau pada kondisi runtuh.
q Kf
uf
TSP (AC)
ESP u Ko<1
0 p, p’
Gambar 37. Stress Path selama pembebanan AC
undrained pada Lempung NC
q
Kf
-uf
TSP
ESP
0 p, p’
Ko>1
Kf
q
uf uo
Ko<1
ESP (T-uo)SP
TSP
uo
0 p, p’
’ho ’vo ho vo
Rina Yuliet 58
Gambar 39. ESP, TSP dan (T-uo)SP pada Lempung NC
DAFTAR PUSTAKA
Rina Yuliet 59
Rina Yuliet 60