Anda di halaman 1dari 60

LINGKARAN MOHR, TEORI KERUNTUHAN,

GARIS KEDUDUKAN TEGANGAN (STRESS PATHS)

1. PENDAHULUAN

Jika suatu beban atau tegangan yang bekerja pada suatu


pondasi atau lereng tanah ditambah sehingga deformasi yang
terjadi sudah tidak dapat diterima maka kita katakan bahwa
tanah pondasi atau lereng tanah tersebut telah runtuh ( failed).
Dalam kasus ini sangat terkait dengan kekuatan ( strength) dari
tanah, yang merupakan tegangan batas atau tegangan
maksimum yang dapat ditahan oleh tanah. Dalam rekayasa
geoteknik perhatian lebih tertuju pada kekuatan geser ( shear
strenght) dari tanah karena berhubungan dengan masalah-
masalah pada teknik pondasi dan pekerjaan tanah lainnya.

2. TEGANGAN PADA SUATU TITIK

Konsep tegangan pada suatu titik dalam massa tanah


sesungguhnya masih samar. Penerapan gaya-gaya pada suatu
titik dalam massa tanah bisa bekerja pada partikel (butiran
padat) tanah atau pada rongga tanah ( void). Rongga tanah
tidak dapat mendukung gaya-gaya yang bekerja, tetapi jika
gaya-gaya diberikan pada suatu partikel tanah maka tegangan
yang terjadi dapat lebih besar. Sehingga bila kita berbicara
mengenai tegangan yang terjadi pada massa tanah maka
sesungguhnya kita berbicara mengenai gaya persatuan luas,
dimana luas disini diasumsikan adalah luas penampang
melintang kotor. Luasan ini berupa kontak antar butiran atau
rongga-rongga tanah.

Anggaplah suatu massa tanah yang diatasnya diberikan gaya-


gaya F1, F2, … , Fn seperti pada Gambar 1, asumsikan bahwa
gaya-gaya tersebut bekerja pada bidang dua dimensi. Kita akan
menguraikan gaya-gaya tersebut kedalam komponen-
komponen yang kecil pada suatu titik dalam massa tanah,
seperti titik O pada gambar tersebut. Pemecahan dari gaya-
gaya tersebut kedalam komponen gaya normal dan gaya geser,

Rina Yuliet 1
untuk contoh suatu bidang yang melewati titik O dengan sudut
kemiringan  terhadap horizontal seperti pada Gambar 2
merupakan pengembangan dari suatu elemen kecil pada titik O.

F1
F2

F3

F5


F4

Gambar 1. Massa Tanah yang Diberi Gaya-Gaya

Perjanjian Tanda :
+
C +
N= x 1

T= x 1
H=x sin 

Luas = 1

Luas = 1 sin  
A
B
Luas = 1 cos  V=y cos 

Gambar 2. Penguraian Gaya-Gaya Menjadi Komponen


Elemen Kecil pada Titik O dan Perjanjian Tanda

Rina Yuliet 2
Perlu diketahui untuk perjanjian tanda (lihat Gambar 2) :
 Tegangan tekan atau gaya tekan = positiv
 Tegangan geser pada elemen yang
sejajar jika berlawanan jarum jam = negativ
 Tegangan geser menghasilkan momen yang
searah jarum jam pada titik diluar elemen = positiv
 Sudut searah jarum jam = positiv

Dalam rekayasa geoteknik gaya tekan positiv karena tegangan


normal adalah tekan dan perjanjian ini sangat berlawanan
dengan asumsi-asumsi pada mekanika struktur.

Dari Gambar 2 panjang AC = 1 satuan, panjang BC = 1 sin 


dan panjang AB = 1 cos , berdasarkan persamaan
keseimbangan jumlah gaya-gaya yang bekerja pada arah yang
sama adalah nol, sehingga jumlah gaya-gaya dalam arah
horizontal dan vertikal dapat diperoleh sebagai berikut :

 Fh  H  T cos   N sin   0 (1)

 FV  V  T sin   N cos   0 (2)

dari persamaan (1) :

 x sin       1 cos       1 sin   0


(1a)
  x sin     cos     sin   0

dan persamaan (2) :

 y cos       1 sin       1 cos   0


(2a)
  y cos    sin     cos   0

dengan mengalikan persamaan (1a) dengan sin  dan


persamaan (2a) dengan cos  serta menjumlahkan kedua
persamaan tersebut maka dapat ditentukan besarnya
tegangan normal yang bekerja pada bidang yang membentuk
sudut  terhadap horizontal, yaitu :

Rina Yuliet 3
   x sin2    y cos2 

(3)
x  y x  y
   cos 2
2 2

dengan cara yang sama dapat ditentukan besarnya tegangan


geser yang bekerja pada bidang yang membentuk sudut 
terhadap horizontal, yaitu :

    x   y  sin  cos 

(4)
x  y
  sin 2
2

Gambar 3 berikut ini menunjukan lingkaran Mohr pada suatu


titik yang berada dalam keseimbangan.

(a) 
x =1

(b) 
y =3
( , )

Kutub (pole)
2 

0 y = 3 x = 1

Jari-jari =
1   3
2
Gambar 3. Lingkaran Mohr Tegangan dalam Keseimbangan

Beberapa istilah :
 Tegangan Utama (Principal Stress) :
Adalah bidang-bidang horizontal dan vertikal yang tidak
memiliki tegangan geser ( = 0)

Rina Yuliet 4
 Tegangan Utama Besar (Major Principal Stress) :
Tegangan yang memiliki nilai terbesar ditandai dengan
simbol (1)
 Tegangan Utama Kecil (Minor Principal Stress) :
Tegangan yang memiliki nilai terkecil ditandai dengan simbol
(3)

Dari Gambar 3 maka pusat lingkaran adalah :

 x  y 
  (4a)
 2 
 

Karena x = 1 dan y = 3 maka persamaan (3) dan


persamaan (4) dapat ditulis sebagai berikut :

1   3 1   3
   cos 2 (5)
2 2

1   3
  sin 2 (6)
2

CONTOH 1.

1 = 52 kPa

3 = 12 kPa

=35o Horizontal

Pertanyaan :

a. Gambarkan lingkaran Mohr


b. Tentukan tegangan normal () dan tegangan geser ()
pada bidang yang membentuk sudut  = 35o terhadap
horizontal.

Rina Yuliet 5
Penyelesaian :

a. Gambar lingkaran Mohr


 = 39kPa
20 C

 = 18,6 kPa
10

P
=35o 
0 10 3 20 30 40 50 1 60

-10

-20

b. Menentukan nilai tegangan normal () dan tegangan


geser ( ) pada bidang yang membentuk sudut  = 35o.

Dari lingkaran Mohr diatas dapat ditentukan nilai  = 39


kPa dan nilai  = 18,6 kPa. Nilai  dan  dapat juga
ditentukan dengan menggunakan pers. (5) dan Pers.
(6), yaitu :

52  12 52  12
   cos 2  35  39 kPa
2 2

dan

Rina Yuliet 6
52  12
  sin 2  35  20 sin 70  18,6 kPa
2

CONTOH 2.

Jika elemen pada Contoh 1 dirotasikan dengan sudut 20o


terhadap bidang horizontal seperti gambar berikut :

1 = 52 kPa

3 = 12 kPa
=35 o

20o

Pertanyaan :

Gambarkan lingkaran Mohr dan tentukan besarnya


tegangan normal () dan tegangan geser () pada
bidang yang membentuk sudut  = 35o terhadap
horizontal.


 = 39kPa
20 C

Penyelesaian : 35o 1
 = 18,6 kPa
10 3
Dari gambar didapat nilai  = 39 kPa dan nilai  = 18,6 kPa..
P
70o 20o

0 10 3 20 30 40 50 1 60

-10
Rina Yuliet 7

-20
CONTOH 3.

Tegangan-tegangan yang bekerja pada elemen tanah adalah


sbb :

v =6 MPa

 = +2

 = -2
-4 MPa h = -4 MPa
-2 MPa
=30 o

+ 2 MPa

6 MPa

Pertanyaan :

a. Gambarkan lingkaran Mohr


b. Tentukan tegangan normal () dan tegangan geser ()
pada bidang  = 30o.
c. Tentukan tegangan utama besar (1) dan tegangan
utama kecil (3) pada bidang  = 30o.

Rina Yuliet 8
d. Tentukan tegangan geser maksimum (maksimum) dan
orientasi dari bidang dimana tegangan tersebut bekerja.

Penyelesaian :

a. Gambar lingkaran Mohr

Langkah-langkahnya :
 Plot titik A(6,2) dan titik B(-4,-2) pada grafik
 Hubungkan titik A dan titik B yang merupakan
diameter lingkaran
 Tentukan koordinat titik pusat lingkaran
x  y 64
Koordinat di sb-x =  1
2 2
  y 2  2
Koordinat di sb-y = x  0
2 2
Jadi koordinat pusat lingkaran adalah (1,0)
 Gambarkan lingkaran dengan pusat (1,0) melalui titik
A dan titik B.
 Tentukan kutub lingkaran dengan cara menarik garis
sejajar terhadap bidang dimana tegangan-tegangan
itu bekerja dan memotong lingkaran mohr pada titik P.
(check dari kedua titik A dan B).
 Untuk mementukan tegangan normal () dan
tegangan geser ()6 pada M bidang  = 30o, tarik garis
C(1,8 MPa ; 5,3 MPa)
dari titik P dengan sudut 30o terhadap horizontal dan
memotong lingkaran Mohr di Titik C.
 Nilai tegangan utama 4 besar (1) adalah nilai terbesar
yang didapat dari =34o perpotongan lingkaran dengan sb-x
1=6,4
dan nilai tegangan utama kecil (3) adalah nilai
m

=30 o
P terkecil dari perpotongan2
lingkaran terhadap sb-x.
A(6,2)
3 =-4,4
 Nilai tegangan geser maksimum didapat dengan
menarik56 garis dari pusat lingkaran sejajar dengan sb-y
o

memotong lingkaran di titik M. Sudut orientasi bidang


-  dapat-4 dilihat
-2 pada gambar. 2 4 6  
3 1

B(-4,-2) -2

-4
Rina Yuliet 9

-6 M’
b.  = 1,8 Mpa dan  = 5,3 Mpa

c. 1 = 6,4 Mpa dan 3 = -4,4 Mpa dengan orientasi 11o


terhadap horizontal

d. maks. = + 5,4 Mpa dan sudut orientasi 56 o terhadap


horizontal.

CONTOH 4.

8
4

2
-2
-2
2

8 4
Rina Yuliet 10
45o
Pertanyaan :

Gambarkan lingkaran Mohr dan tentukan besarnya


tegangan utama besar (1) dan tegangan utama kecil (3).

Penyelesaian :

Kutub (P)

1 = 8,85 kPa
3 = 3,2 kPa A(4,2)


0 2 3 4 6 8 1

45o
B(8,-2)

3. KRITERIA KERUNTUHAN MOHR-COULOMB

Mohr atau Otto Mohr dikenal dengan lingkaran Mohrnya.


Coulomb dikenal dengan friksi coulomb. Mohr (1980)
menyuguhkan sebuah teori tentang keruntuhan pada material
yang menyatakan bahwa :

Rina Yuliet 11
Keruntuhan terjadi pada suatu material akibat
kombinasi kritis antara tegangan normal dan tegangan
geser dan bukan hanya akibat tegangan normal
maksimum atau tegangan geser maksimum saja.

Jadi hubungan antara tegangan normal dan geser pada sebuah


bidang keruntuhan dapat dinyatakan sbb :

 ff  f   ff  (7)

dimana :
subscript (f ) pertama menunjukan bidang runtuh
subscript (f ) kedua menunjukan pada saat runtuh
ff = tegangan geser pada bidang runtuh pada saat
runtuh
ff = tegangan normal pada bidang runtuh pada saat
runtuh

Garis keruntuhan (failure envelope) yang dinyatakan pada


persamaan (7) sebenarnya berbentuk garis lengkung
(Gambar 4). Untuk sebagian besar masalah-masalah mekanika
tanah, garis tersebut cukup didekati dengan sebuah garis lurus
yang menunjukan hubungan linier antara tegangan normal dan
tegangan geser. Hubungan ini disebut dengan kriteria
keruntuhan Mohr-Coulomb.

 ff  c   ff tan  (8)

dimana :
c = kohesi
 = sudut geser dalam
1f

Bidang keruntuhan
 ff
3f ff 3f

1f

Rina Yuliet 12
(a)

Tegangan geser ()


C
B
Garis keruntuhan Mohr

 Hukum keruntuhan
Mohr-Coulomb
c

Tegangan normal ()


(b)

Gambar 4. (a) Elemen tanah pada saat runtuh


(b) Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb

Jika tegangan normal dan tegangan geser bekerja pada bidang


lain seperti :
 pada titik A  Keruntuhan geser tidak akan terjadi pada
bidang tersebut.
 Pada titik B  Keruntuhan geser akan terjadi pada
bidang tersebut.
 Pada titik C  Keruntuhan geser tidak mungkin terjadi
pada
Tegangan geserbidang
() tersebut karena keruntuhan geser pasti
sudah terjadi sebelumnya.
Garis keruntuhan Mohr

Garis keruntuham pada Gambar 4bB didapatkan dari beberapa


C
buah lingkaran Mohr seperti Gambar 5 berikut :

Tegangan normal ()

Rina Yuliet 13
Gambar 5. Definisi Garis Keruntuhan Mohr

Kriteria keruntuham Mohr-Coulomb sangat berguna untuk


analisa stabilitas lereng tanah dan pondasi. Ada beberapa
karakter menarik dari lingkaran Mohr sebelum runtuh dan pada
saat runtuh, yaitu :
 Pertama, jika kita mengetahui sudut kemiringan dari
garis keruntuhan Mohr atau kita sudah menentukannya
dari uji laboratorium maka kita dapat menentukan
hubungan antara sudut dari bidang keruntuhan (f)
dengan sudut kemiringan garis keruntuhan Mohr (),
sudut keruntuhan diukur terhadap bidang tegangan
utama besar adalah :


 f  45 o  (9)
2

 Kedua, jika pada suatu elemen tanah diberikan


tegangan-tegangan utama yang kurang dari pada
tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan
keruntuhan (Gambar 6). Pada kasus ini f adalah
tegangan geser yang termobilisasi pada bidang runtuh
potensial dan ff adalah tegangan geser yang tersedia
(available) atau tegangan geser pada bidang runtuh pada
saat runtuh. Karena kita belum mencapai keruntuhan
maka ada beberapa kekuatan yang tersisa dan ini dapat
didefinisikan senbagai faktor keamanan (FS) pada
material, yaitu :

Rina Yuliet 14
 ff  available 
FS  (10)
 f  applied) 

1


Garis keruntuhan Mohr
3

Hukum keruntuhan
Mohr-Coulomb

ff
f
f
3 
1

Gambar 6. Kondisi Tegangan Sebelum Runtuh

Jika tegangan bertambah sehingga keruntuhan terjadi,


kemudian lingkaran Mohr menjadi tangen terhadap garis
keruntuhan Mohr. Menurut hipotesa keruntuhan Mohr
keruntuhan terjadi pada bidang yang membentuk sudut f
dan dengan tegangan geser pada bidang runtuh pada saat
runtuh (ff). Tegangan geser ini bukanlah tegangan geser
maksimum. Tegangan geser maksimum terjadi pada bidang
yang membentuk sudut 45o terhadap horizontal, sehingga :

1f   3f
max    ff (11)
2
Kenapa keruntuhan tidak terjadi pada bidang 45o ?
Ini disebabkan karena kekuatan geser yang tersedia
(available) lebih besar dari pada kekuatan geser maksimum
(max) sehingga keruntuhan tidak dapat terjadi pada bidang
yang membentuk sudut 45o tersebut (Gambar 7).

Besarnya nilai kekuatan geser yang tersedia ketika tegangan


normal (n) berada pada bidang 45o adalah :

Rina Yuliet 15
1f   3f
n  (12)
2

1f


3f 

f

ff
Kekuatan geser available ketika :

max

45o

3f ff n 1f

Gambar 7. Kondisi Tegangan pada Saat Runtuh

Suatu pengecualian ketika kekuatan geser bebas dari tegangan


normal sehingga ketika garis keruntuhan horizontal dan  = 0.
Situasi ini diperlihatkan pada Gambar 8, ini benar untuk
kondisi-kondisi kusus seperti pada material tanah kohesif murni
(purely cohesive). Pada gambar tersebut keruntuhan teoritis
terjadi pada bidang 45o (hal ini tidak benar). Kekuatan geser
adalah f dan tegangan normal pada bidang keruntuhan teoritis
pada saat runtuh adalah :

1f   3f
f  ) (13)
2

=0
f

45o

f

Rina Yuliet 16
Gambar 8. Garis Keruntuhan Mohr Untuk
Material Tanah Kohesif Murni

Perhatikan Gambar 9 berikut ini :

1f


3f

ff

1f  3 f
R 
2
c

3f 
c cot  ff 1f

1f  3 f
D 2

Gambar 9. Garis Keruntuhan Mohr dengan


Satu Lingkaran Mohr pada Saat Runtuh

Dari Gambar 9 :

c c
tan    x  x  c cot 
x tan 

Rina Yuliet 17
1f   3f
R 2
sin   
D  
c cot   1f 3f
2
1 f   3 f
2  
jika c  0, maka : sin    1f 3 f
1f   3f 1f   3f
2
 1f sin    3f sin   1f   3f

  3f sin    3f  1f  1f sin 

  3f 1  sin   1f 1  sin 

1f 1  sin 
  (14)
 3f 1  sin 

atau sebaliknya ,

 3f 1  sin 
 (15)
1f 1  sin 

dengan trigonometri maka pers. (14) dan (15) menjadi :

1f  
 tan 2  45   (16)
 3f  2

 3f  
 tan 2  45   (17)
1 f  2

Hukum Keruntuhan Geser Pada Tanah Jenuh Air

Pada tanah jenuh air besarnya tegangan normal total pada


sebuah titik adalah sama dengan jumlah tegangan efektifnya
ditambah dengan tegangan air pori, atau :

  '  u (18)

Tegangan efektif (’) :

Rina Yuliet 18
Diterima oleh bagian butiran padat dari tanah

Sehingga persamaan (8) dapat ditulis sbb :

 f  c     u tan   c   ' tan  (19)

Nilai c = 0 untuk :
 Tanah pasir dan lanau organik
 Tanah lempung terkonsolidasi normal c dianggap
sama dengan nol.

Nilai c > 0 untuk : Tanah lempung terkonsolidasi lebih

Sudut geser internal () kadang-kadang disebut sebagai sudut


geser air teralirkan (drained angle of friction). Beberapa nilai 
untuk pasir dan lanau :

Tabel 1. Harga yang umum dari sudut geser internal kondisi


drained untuk pasir dan lanau
Tipe tanah  (derajat)
Pasir : butiran bulat
 Renggang (lepas) 27-30
 Menengah 30-35
 padat 35-38
Pasir : butiran bersudut
 Renggang (lepas) 30-35
 Menengah 35-40
 padat 40-45
Kerikil bercampur pasir 34-48
Lanau 26-35

4. PENENTUAN PARAMETER-PARAMETER KEKUATAN


GESER TANAH DI LABORATORIUM

Untuk menentukan parameter kekuatan geser tanah di


llaboratorium maka ada dua pengujian pokok yaitu :
 Uji geser langsung (direct shear test)
 Uji triaksial (triaxial test)

UJI GESER LANGSUNG

Rina Yuliet 19
H

Gambar 10. Alat Uji Geser Langsung


(Direct Shear Test Apparatus)

Alat uji geser langsung terdiri dari :


 Sebuah kotak logam berisi sampel tanah yang akan diuji
 Sampel tanah dapat berbentuk bujursangkar atau
lingkaran
 Ukuran sampel tanah yang umum digunakan adalah luas
penampang 3 – 4 inch2 (1935,48 - 2580,64 mm2) dan
tingginya 1 inch (25,4 mm).
 Kotak terbagi dua sama sisi dalam arah horizontal
 Gaya normal pada sampel tanah didapat dengan menaruh
suatu beban mati diatas sampel tanah tersebut
 Gaya geser diberikan dengan mendorong sisi kotak
sebelah atas sampai terjadi keruntuhan geser pada tanah.

Tergantung pada jenis alatnya, uji geser ini dapat dilakukan


dengan cara :
 Uji tegangan terkendali (stress controlled)
 Tegangan geser diberikan dengan menambahkan
beban mati secara bertahan dan dengan penambahan
yang sama besar setiap kali sampai runtuh.
 Keruntuhan akan terjadi sepanjang bidang bagi dari
kotak metal tersebut

Rina Yuliet 20
 Setelah kita melakukan penambahan beban, maka
pergerakan geser pada belahan kotak sebelah atas
diukur dengan menggunakan sebuah arloji ukur (dial
gage) horizontal.
 Perubahan tebal sampel tanah berarti perubahan
volume sampel tanah tersebut selama pengujian
berlangsung dapat diukur dengan sebuah arloji ukur
lain yang mengukur perubahan gerak arah vertikal dari
pelat beban.
 Kekurangannya adalah pada pasir padat tahanan
geser puncak (tahanan pada saat runtuh) hanya dapat
diperkirakan saja. Kelebihannya adalah lebih
menyerupai keadaan keruntuhan yang sesungguhnya
di lapangan.

 Uji regangan terkendali (strain contolled)


 Kecepatan gerak mendatar tertentu dilakukan pada
bagian belahan atas dari pergerakan geser horizontal
tersebut, dapat diukur dengan menggunakan arloji
ukur horizontal.
 Besarnya gaya hambatan dari tanah yang bergeser
dapat diukur dengan membaca angka-angka pada
sebuah arloji ukur ditengan sebuah pengukur beban
lingkaran (proving ring).
 Perubahan volume sampel tanah selama uji diukur
dengan arloji ukur lain yang mengukur perubahan
gerak arah vertikal dari pelat beban.
 Kelebihannya adalah pada pasir padat tahanan geser
puncak (tahanan pada saat runtuh) dan juga tahanan
geser maksimum yang lebih kecil (yaitu pada titik
setelah keruntuhan terjadi) dapat diamati dan dicatat.
Pada pengujian tertentu tegangan normal dapat dihitung
sebagai berikut :

Gaya normal

Luas penampang l int ang sampel tan ah (20)

Tegangan geser yang melawan pergerakan geser dapat


dihitung sebagai berikut :

Rina Yuliet 21
Gaya geser yang melawan gerakan

Luas penampang l int ang sampel tan ah (21)

Uji geser langsung biasanya dilakukan beberapa kali pada


sebuah sampel tanah dengan bermacam-macam tegangan
normal (Gambar 11).

Harga tegangan normal dan harga tegangan geser pada bidang


runtuh (f) yang didapat dengan melakukan beberapa kali
pengujian dapat digambarkan pada sebuah grafik yang
selanjutnya dapat ditentukan besarnya parameter kekuatan
geser tanah.

Persamaan harga rata-rata garis yang menghubungkan titik-


titik dalam eksperimen tesebut adalah :

   tan  (22)

Catatan :

c = 0 untuk pasir dan  = ’.

Jadi besar sudut geser tanah adalah :

 
  tan   f  (23)


T

A
14

11 n3 = P3/A

Perubahan
7 tinggi n2 = P2/A
benda uji (H)
n1=P1/A
n1
Pergerakan menggeser ()
0 + (Mengembang) n2
n3

0
Rina Yuliet Pergerakan menggeser () 22

- (menyusut)
(a)

T

A

14

11

n
0
n1 n2 n3
(b)

Gambar 11. (a) Hasil Uji Geser Langsung untuk pasir padat
(b) Diagram Mohr Untuk benda Uji dengan
Relatif Densiti yang Sama
UJI GESER LANGSUNG KONDISI AIR TERALIRKAN
(DRAINED) PADA PASIR DAN LEMPUNG JENUH AIR

 Kotak geser yang berisi sampel tanah biasanya berada


dalam sebuah bejana yang dapat diisi penuh dengan air
untuk menjenuhkan sampel tanah tadi.
 Uji geser air teralirkan (drained) dapat dilakukan pada
sampel tanah jenuh air asalkan kecepatan geser dibuat
sangat perlahan sehingga tegangan air pori yang terjadi
dalam sampel tanah dapat diabaikan karena air sempat
mengalir keluar dari dalam pori-pori tanah tersebut.

Rina Yuliet 23
 Air pori dari dalam sampel tanah akan mengalir keluar
melalui dua buah batuan berpori-pori (porous stone)
seperti pada Gambar 10.
 Karena koefisien rembesan tanah relatif besar maka
tegangan air pori yang timbul akibat pembebanan
(normal dan geser) dapat terdesipasi (berkurang akibat
air pori dapat merembes keluar) dengan cepat.
 Jadi untuk kecepatan geser yang normal (biasa) kita
dapatkan kondisi pengaliran penuh pada tanah pasir
 Harga sudut geser () yang diperoleh dari uji geser
langsung pada pasir jenuh air sebagai akibatnya adalah
sama dengan sudut geser sampel tanah tersebut pada
saat kering.
 Harga koefisien rembes tanah lempung sangat kecil bila
dibadingkan dengan pasir. Bila suatu beban diberikan
pada sampel tanah lempung maka diperlukan waktu yang
cukup panjang agar sampel tanah tersebut terkonsolidasi
sepenuhnya yaitu selama waktu yang diperlukan untuk
mendesipasi tegangan air pori yang terjadi.
 Berdasarkan alasan tersebut beban geser pada uji geser
langsung harus dilakukan pada kecepatan geser yang
kecil sekali. Pengujian seperti ini dapat berlangsung
selama 2 – 5 hari karena kecilnya kecepatan pergerakan
geser.
 Harap dicatat bahwa c = 0 dan  = ’ pada tanah
lempung terkonsolidasi normal (lihat Gambar 12)

Tegangan geser
pada saat runtuh

Tanah lempung terkonsolidasi


lebih (overconsolidated)
f = c + ’tan (c  0)

Tanah lempung terkonsolidasi


normal (normally consolidated)
f = ’tan (c  0)

c
Rina Yuliet 24

Tegangan normal
Gambar 12. Garis keruntuhan tanah lempung yang
didapat dari uji geser langsung kondisi drained

Ulasan umum tentang keterandalan uji geser langsung :

 Uji geser langsung umumnya agak mudah dilakukan


tetapi uji ini memiliki beberapa kelemahan

 Hasil ujinya agak diragukan hal ini disebabkan karena


pada uji ini sampel tanah tidak dapat runtuh pada bidang
geser yang terlemah tetapi runtuh sepanjang bidang
diantara dua belahan kotak geser tersebut.

 Hal ini disebabkan juga karena distribusi tegangan geser


pada bidang geser tidak merata

 Tetapi walaupun demikian uji geser langsung tetap


merupakan uji yang paling mudah dan paling ekonomis
untuk tanah pasir jenuh ataupun kering.

UJI GESER TRIAKSIAL

 Uji ini menggunakan sampel tanah berdiameter 1,5 inci


(38,1 mm) dan panjang 3 inci (76,2 mm), perhatikan
Gambar 13.
 Sampel tanah (benda uji) ditutup dengan membran karet
yang tipis dan diletakan didalam sebuah bejana selinder
dari bahan plastik (atau juga gelas) yang kemudian
bejana tersebut diisi dengan air atau larutan gliserin.

Rina Yuliet 25
 Didalam bejana, benda uji akan mendapatkan tekanan
hidrostatis
 Catatan : untuk media penekan dapat juga digunakan
udara.
 Untuk menyebabkan terjadinya keruntuhan geser pada
benda uji, tegangan aksial (vertikal) diberikan melalui
suatu piston vertikal (tegangan ini biasanya disebut
tegangan deviator)
 Pembebanan vertikal dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Dengan memberikan beban mati yang berangsur-
angsur ditambah (penambahan setiap saat sama)
sampai benda uji runtuh (deformasi arah aksial diukur
dengan arloji ukur/dial gage)
b. Dengan memberikan deformasi arah aksial (vertikal)
dengan kecepatan deformasi yang tetap dengan
bantuan gigi-gigi mesin atau pembebaban hidrolis.
Cara ini disebut juga dengan uji regangan terkendali.
 Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan
sebuah proving ring (lingkaran pengukur beban) yang
berhubungan dengan piston vertikal.
 Alat ini juga Beban dilengkapi
aksial (P) dengan pipa-pipa untuk
mengalirkan air ke dan dari dalam sampel tanah dimana
pipa-pipa itu juga berguna sebagai sarana
Batang pengukur
pembebanan
H
tegangan air pori (pada kondisi uji)
Katup pelepas udara

Cincin karet Tutup atas


Piringan porous
(berpori-pori

Pipa lentur
air
Benda uji (tanah)
terselubung membran karet
Meteran tekanan

Piring porous

Rina Yuliet 26
Ke alat pengontrol
Hubungan ke pengaliran
tekanan sel
air keluar atau untuk
mengukur tekanan air pori
Gambar 13. Alat Uji Triaksial

axial
1
sel

sel = 3

axial = 1-3

Gambar 14. Asumsi Kondisi Tegangan pada


Benda Uji Triaksial
Ada 3 tipe standar dari uji triaksial yang biasa dilakukan :
1. Consolidated-Drained Test (CD Test)
2. Consolidated-Undrained Test (CU Test)
3. Unconsolidated-Undrained Test (UU Test)

Uji Air Teralirkan-Terkonsolidasi (CD Test)

 Benda uji ditekan dari segala arah dengan tekanan


penyekap (confining pressure/tegangan sel, 3), dengan
cara memberikan tekanan pada cairan didalam silinder
(Gambar13).

Rina Yuliet 27
 Setelah tekanan penyekap (3) dilakukan, tegangan air
pori dalam benda uji naik menjadi uc. Kenaikan tegangan
air pori ini dinyatakan dalam bentuk parameter tak
berdimensi :

uc
B (24)
3

3 d
3

3 uc=0
3
3 ud=0
3

3
3 d

(a) (b)

Gambar 15. Uji Triaksial CD (a) Benda uji hanya


menerima tekanan penyekap (teganga sel) saja
(b) Pemberian tegangan deviatorik

 Untuk tanah-tanah yang jenuh air B = 1

 Sekarang bila hubungan dengan pipa aliran (drainage)


tetap terbuka, akan terjadi desipasi akibat kelebihan
tegangan air pori dan kemudian terjadi konsolidasi, lama
kalamaaan uc mengecil menjadi 0 (uc = 0).

 Pada tanah-tanah yang jenuh air, perubahan volume dari


benda uji (Vc) yang terjadi selama proses konsolidasi
dapat ditentukan dari besarnya volume air pori yang
mengalir keluar (Gambar 16a).

Rina Yuliet 28
 Beban tegangan deviator (d) pada benda uji
ditambahkan dengan lambat sekali (kecepatan
penambahan beban sangat kecil) seperti pada Gambar
15b.

 Selama pengujian ini pipa aliran air dibiarkan terbuka


dengan demikian penambahan beban tegangan deviator
yang sangat perlahan-lahan tersebut memungkinkan
terjadinya desipasi penuh dari tegangan air pori sehingga
dapat diciptakan ud = 0 selama pengujian.

 Karena tegangan air pori yang teradi selama uji dapat


sepenuhnya terdesipasi, maka kita hasilkan :

Tegangan penyekap total (3) = Tegangan penyekap


efektif (3’)

Tegangan aksial total (1) = Tegangan aksial efektif (1’)


1 = 3 + (d)f = 1’

dimana :
1’= tegangan efektif utama besar (major principal test)
pada saat terjadi keruntuhan
3’= tegangan efektif utama kecil (minor principal test)
pada saat terjadi keruntuhan

 Pengujian yang sama pada sampel tanah dapat dilakukan


beberapa kali dengan tekanan penyekap (3) yang
berbeda-beda.
(Vc

+ (Mengembang)

Waktu (t)
0

- (menyusut)

Rina Yuliet 29
(a)
d

nf

0
Regangan aksial

(b)
+ (Mengembang)

(Vd
Regangan aksial

- (menyusut)

(c )

Gambar 16. Uji Triaksial Kondisi CD (a). Perubahan volume dari


benda uji akibat tegangan penyekap sel (b). Diagram tegangan
deviator vs regangan arah vertikal untuk pasir lepas dan lempung NC
(c ). Perubahan volume dari pasir lepas dan lempung NC selama
pembebaban tegangan deviator
d

nf
+ (Mengembang)

Regangan aksial
(a)

Vd
Regangan aksial
Rina Yuliet 30

- (menyusut)
Gambar 17. (a) Diagram tegangan deviator vs regangan
arah vertikal untuk pasir padat dan tanah lempung OC
(b) Perubahan volume dari pasir padat dan lempung OC selama
pembebaban tegangan deviator

 Bila harga tegangan-tegangan utama besar dan kecil


pada setiap uji tersebut dapat diketahui, maka kita dapat
menggambarkan lingkaran Mohrnya sekaligus didapatkan
garis keruntuhannya.

 Gambar 18 menunjukan bentuk garis keruntuhan untuk


tegangan-tegangan efektif dari pengujian pada tanah
pasir dan tanah lempung terkonsolidasi normal.

 Koordinat titik singgung garis keruntuhan dengan


lingkaran Mohr (titik A) menunjukan besarnya tegangan-
tegangan (normal dan geser) pada bidang keruntuhan
dari sampel tanah yang diuji.

1


3 3
Garis keruntuhan regangan
total dan efektif f = ’ tan 
B
1
A

2 2

3 = 3’ 1 = 1’

Rina Yuliet 31
Gambar 18. Garis keruntuhan untuk tegangan
efektif dari uji CD pada pasir dan lempung NC

c


Terkonsolidasi Terkonsolidasi
Lebih (OC) Normal (NC)

a 1


3 = 3’ 1 = 1’

Gambar 19. Garis keruntuhan tegangan


efektif pada lempung OC

 Kondisi terkonsolidasi lebih (Gambar 19) pada benda uji


akan terjadi bila suatu sampel tanah lempung yang pada
mulanya dikonsolidasi dengan tekanan penyekap sebesar
c (=c’) dan kemudian dibolehkan mengembang dengan
menurunkan tegangan penyekap menjadi 3 (=3’).
 Garis keruntuhan yang kita hasilkan dari uji triaksial
kondisi air teralirkan pada sampel tanah lempung
terkonsolidasi lebih akan membentuk cabang ( ab dan bc
pada Gambar 19).

 Cabang ab akan membentuk sudut yang lebih kecil dan


memotong sumbu vertikal pada suatu harga sebesar nilai
kohesi dari tanah tersebut.

 Persamaan tegangan geser utuk cabang garis tersebut


dapat dituliskan sebagai berikut :

Rina Yuliet 32
 = c + ’ tan 1 (25)

 Cabang bc dari garis keruntuhan tersebut merupakan


cabang kondisi terkonsolidasi normal (NC) dari tanah dan
persamaannya adalah :

 = ’ tan  (26)

 Pelaksanaan uji triaksial dengan metode air teralirkan-


terkonsolidasi (Consolidated–Drained) pada tanah
lempung biasanya memerlukan beberapa hari untuk
setiap benda uji. Hal ini karena kecepatan penambahan
tegangan deviator lambat sekali agar dapat menghasilkan
kondisi air teralirkan sepenuhnya dari dalam benda uji.
Inilah sebabnya mengapa uji triaksial CD tidak umum
dilakukan (uji CU dan UU lebih disukai).

Sudut geser kondisi air teralirkan (drained)


untuk tanah lempung NC.

Nilai  umumnya mengecil sejalan dengan bertambahnya harga


IP (indeks Plastisitas) dari tanah. Gambar 20 sebagai hasil
laporan dari Kenney (1959) untuk sejumlah tanah lempung.
Meskipun titik-titik data agak memencar pola umum akan
kecendrungan grafik kelihatannya memang benar demikian
adanya.

Rina Yuliet 33
Gambar 20. Variasi sin  terhadap IP dari sejumlah
tanah (dari kenney, 1959)

Uji Air-Termampatkan Terkonsolidasi (CU Test)

 Pada uji ini sampel tanah yang jenuh air mula-mula


dikonsolidasikan dengan tekanan penyekap (confining
pressure, 3) yang sama dari segala arah dalam bejana
berisi cairan.

 Adanya 3 ini menyebabkan terjadi pengaliran air dari


dalam sampel tanah keluar.

 Sesudah tegangan air pori akibat pemberian tekanan


penyekap telah seluruhnya terdesipasi (yaitu bila uc = B
3 = 0), tegangan deviator, d pada sampel tanah
kemudian ditambah sampai menyebabkan keruntuhan
pada sampel tanah tersebut.

 Selama berlangsungnya fase ini, hubungan drainase


(pengaliran air) dari dan kedalam sampel tanah harus
dibuat tertutup (drainae ini terbuka pada fase
konsolidasi).
 Karena tidak mungkin terjadi pengaliran air (drainase),
maka pada saat pembebanan d ini akan terjadi
kenaikan tegangan air pori ud.

 Selama uji berlangsung diadakan pengukuran terus


menerus terhadap d dan ud.

 Kenaikan tegangan air pori dapat dinyatakan dalam


besaran tak berdimensi yaitu :

u d
A (27)
 d

Rina Yuliet 34
dimana :

A = Parameter tegangan air pori Skempton (1954)

3 d
3

3 uc=0
3
3 ud
3

3
3 d

(a) (b)

Gambar 21. Uji Triaksial CU (a) Benda uji hanya


menerima tekanan penyekap (teganga sel) saja
(b) Pemberian tegangan deviatorik

(Vc

+ (Mengembang)

Waktu (t)
0

- (menyusut)

(a)

Rina Yuliet 35
d

nf

0
Regangan aksial
(b)

+ (Mengembang)

ud Regangan aksial

(c )

Gambar 22. (a) Perubahan volume dari benda uji akibat tegangan
penyekap (b) Diagram tegangan deviator vs regangan arah
vertikal (c) Variasi tegangan air pori tanah selama terkena
tegangan deviator untuk tanah-tanah pasir dan lempung NC

d

nf

+ (Mengembang) Regangan aksial


(a)

ud
Regangan aksial

Rina Yuliet 36

- (menyusut)
(b)

Gambar 23. (a) Diagram tegangan deviator vs regangan


arah vertikal (b) Variasi tegangan air pori akibat pemberian
tegangan deviator pada pasir padat dan lempung OC

 Pada tanah pasir lepas (renggang) dan tanah lempung NC


tegangan air pori akan membesar sejalan dengan
bertambahnya regangan.

 Pada tanah pasir padat dan lempung OC tegangan air pori


akan membesar dengan bertambahnya regangan sampai
pada suatu batas tertentu. Kemudian setelah itu tegangan
air pori akan menjadi negatif hal ini karena tanahnya
kemudian mengembang (dilation).

Tidak seperti pada uji CD, harga tegangan total dan tegangan
efektif pada uji CU tidak sama. Pada uji CU harga tegangan air
pori pada saat terjadi keruntuhan dapat diukur, jadi harga
tegangan utama dapat kita analisis sebagai berikut :

 Tegangan utama besar pada saat runtuh

tegangan total :

3 + (d)f = 1 (28)

tegangan efektif :

1 - (ud)f = 1’ (29)

Rina Yuliet 37
 Tegangan utama Kecil pada saat runtuh :

tegangan total :

3 (30)

tegangan efektif :

3 - (ud)f = 3’ (31)

dimana : (ud)f = tegangan air pori pada saat runtuh

Gambar 24 menunjukan keadaan lingkaran Mohr untuk


tegangan total dan tegangan efektif pada saat runtuh yang
didapat dari uji CU pada tanah pasir dan lempung NC.

Perhatikan bahwa lingkaran A dan B adalah lingkaran Mohr


untuk tegangan total yang dihasilkan pengujian terhadap dua
buah benda uji. Lingkaran-lingkaran C dan D adalah lingkaran
Mohr untuk tegangan efektif berturut-turut dari lingkaran A dan
B. Diameter lingkaran A dan C adalah sama dan demikian juga
dengan B dan D.

Garis keruntuhan tegangan total diperoleh dengan menarik


garis yang menyinggung semua lingkaran Mohr uuntuk
tegangan total. Untuk tanah pasir dan tanah lempung NC garis
tersebut kira-kira akan berupa garis lurus yang memotong
pusat sumbu dan dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :

f =  tan (cu) (32)

dimana :
 = tegangan total
(cu) = sudut yang dibentuk oleh garis keruntuhan
tegangan total dengan sumbu tegangan normal,
sudut ini juga dikenal sebagai sudut tahanan
geser kondisi air termampatkan terkonsolidasi
(Consolidated Undrained, CU).

Rina Yuliet 38
Garis keruntuhan yang menyinggung semua lingkaran Mohr
untuk tegangan efektif dapat dinyatakan dengan persamaan :

f = ’ tan  (33)

dimana persamaan ini sama dengan uji CD.



Garis keruntuhan tegangan Garis keruntuhan
efektif f = ’ tan  tegangan total
cu
f =  tan (cu)

D B

C A

3’ 3 1’ 1

(ud)f (ud)f

Gambar 24. Garis keruntuhan tegangan total dan efektif


untuk uji triaksial kondisi CU pada pasir dan lempung NC
Gambar 25 menunjukan keadaan lingkaran Mohr untuk
tegangan total dan tegangan efektif pada saat runtuh yang
didapat dari uji CU pada tanah lempung OC. Garis a’b’ dapat
dinyatakan dalam persamaan :

f = c(cu)  tan (cu) (34)

dan garis lurus b’c’ akan mempunyai hubungan seperti pada


c’

persamaan (32). 

f = c(cu) +  tan 1(cu) b’ f =  tan (cu)

a’
1(cu)
c(cu)

Rina Yuliet 39
3 1 
Gambar 25. Garis keruntuhan tegangan total dari
uji triaksial kondisi CU pada tanah lempung OC

Uji CD pada tanah lempung sangat memakan waktu, oleh


karena itu kita akan menggunakan uji CU dengan pengukuran
tegangan air pori agar mendapatkan parameter kekuatan geser
tanah kondisi air teralirkan (drained). Karena hubungan
drainase dari dan kedalam sampel tanah tidak memungkinkan
selama pembebanan tegangan deviator, uji CU ini dapat
dilaksanakan relatif agak cepat.

Parameter tegangan air pori (A) dari Skempton telah


dinyatakan dalam persamaan (27).

Pada saat runtuh parameter A dapat ditulis sbb :

 u d  f
A  Af  (35)
  d  f

Rentang harga Af untuk sebagian besar tanah lempung adalah :


 Tanah lempung NC : 0,5 – 1
 Tanah lempung OC : -0,5 – 0

Uji Air-Termampatkan Tak Terkonsolidasi (UU Test)

 Pada uji ini kita tidak diizinkan mengalirkan air dari dan
kedalam benda uji selama memberikan tegangan sel (3).

Rina Yuliet 40
 Benda uji tadi kita uji sampai runtuh dengan memberikan
tegangan deviator (d) tanpa memperbolehkan
pengaliran air (dari dan kedalam benda uji).

 Karena pengaliran air tidak dapat terjadi dikedua tahap


tersebut, maka uji ini dapat diselesaikan dengan cepat.

 Karena adanya tegangan sel (tegangan penyekap, 3)


tegangan air pori di dalam benda uji tanah tersebut akan
naik menjadi uc (upada konsolidasi). Kemudian tegangan air pori
ini akan naik lagi sebesar ud akibat dari pemberian
tegangan deviator.

 Jadi tegangan total air pori dalam benda uji pada tahap
pemberian tegangan deviator adalah :

u = uc + ud (36)

dari persamaan (24) dan persamaan (27), maka nilai


uc = B x 3 dan ud = A x d, jadi :

u = B 3 + A d = B 3 + A (1 - 3) (37)

Pada umumnya pengujian ini dilakukan pada sampel tanah


llempung, dan uji ini menyajikan konsep kekuatan geser tanah
yang sangat penting untuk tanah berkohesi yang jenuh air.
Tambahan tegangan aksial pada saat tanah mencapai
keruntuhan (d)f praktis akan selalu sama besarnya,
berapapun besarnya harga tegangan sel (3) yang ada. Hal ini
terlihat pada Gambar 26.


Lingkaran-lingkaran Mohr
untuk tegangan total pada
saat runtuh
Garis keruntuhan  = 0
cu


3
Rina Yuliet 3 1 3 1 1 41
Gambar 26. Lingkaran Mohr untuk tegangan total dan
garis keruntuhan ( = 0) yang didapatkan dari uji UU

Garis keruntuhan untuk tegangan total dan lingkaran-lingkaran


tegangan Mohr berbentuk garis horizontal dan disebut sebagai
garis  = 0 dan

f = cu (38)

dimana :
cu = kekuatan geser air termampatkan ( undrained shear
strength) yang besarnya sama dengan jari-jari
lingkaran Mohr.

Untuk memperoleh besaran (d)f yang selalu sama berapapun


harga tegangan selnya akan kita bahas berikut ini :

 Lingkaran-lingkaran Mohr
untuk tegangan total pada
 saat runtuh

cu
Q P

(cu)

3’ 
1 3 1 1
(d)f (d)f
(ud)f

(d)f 3=uc

Gambar 27. Lingkaran Mohr untuk memperoleh (d)f

Rina Yuliet 42
Bila sampel tanah lempung (No.1) dikonsolidasikan pada
tegangan sel (3) dan kemudian ditekan (geser) sampai
mencapai keruntuhan tanpa mengizinkan adanya pengaliran air
dari dan kedalam benda uji, kondisi tegangan total pada saat
runtuh dapat digambarkan dengan lingkaran Mohr P pada
Gambar 27.

Tegangan air pori yang terjadi pada saat runtuh adalah (ud)f.
Jadi tegangan-tegangan efektif utama besar dan kecil pada
saat runtuh adalah :

1’ = [3 + (d)f ] – (ud)f = 1 - (ud)f

dan

3’ = 3 - (ud)f

Q adalah lingkaran Mohr untuk tegangan efektif utama pada


benda uji tersebut. Harap diperhatikan bahwa diameter dari
lingkaran-lingkaran P dan Q tersebut sama.

Sekarang anggaplah bahwa sebuah sampel benda uji yang lain


(No. 2) telah dikonsolidasikan dengan tegangan sel lain sebesar
3. Bila tekanan sel dinaikkan sebesar 3 tanpa membolehkan
terjadinya pengaliran air, tegangan air pori akan meningkat
pula sebesar uc.

Untuk tanah yang jenuh air (saturated) dan tersekap tegangan


secara isotropis, kenaikan tegangan air pori akan sama dengan
kenaikan tegangan total. Jadi uc=3. Pada saat ini tegangan
penyekap efektif menjadi 3 + 3 - uc = 3 + 3 - 3 = 3.
Ini akan sama dengan tegangan penyekap efektif untuk benda
uji No. 1 sebelum kita memberikan tegangan deviator. Jadi bila
benda uji No. 2 ditekan sampai mencapai keruntuhan dengan
menaikan tegangan aksial, maka benda uji tadi akan runtuh
pada tegangan deviator yang sama, yaitu (d)f seperti pada
benda uji No. 1. Lingkaran Mohr untuk tegangan total pada

Rina Yuliet 43
saat mencapai keruntuhan adalah R (Gambar 27).
Penambahan tegangan air pori akibat (d)f ini adalah (ud)f.

Pada titik keruntuhan tegangan efektif utama kecil adalah :

[3 + 3)] – [uc + (ud)f] = 3 - (ud)f = 3‘

Dan tegangan efektif utama besar adalah :

[3+3+(d)f ] – [uc+(ud)f] = [3+(d)f -(ud)f ]


= [1 -(ud)f ]
= 1‘

Jadi lingkaran Mohr untuk tegangan-tegangan efektif akan


tetap sama dengan Q. Disini diameter lingkaran P, Q dan R
adalah sama.

Harga 3 untuk benda uji No. 2 dapat dipilih sembarang.


Dalam kondisi apapun tegangan deviator yang menyebabkan
keruntuhan (d)f akan praktis sama besarnya.

UJI KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION


STRENGTH TEST, UCST)

 Pengujian ini adalah bentuk kusus dari uji UU yang umum


digunakan pada sampel tanah lempung.

 Pada uji ini tegangan penyekap (3) adalah nol. Tegangan


aksial dilakukan terhadap benda uji secara relatif cepat
sampai mencapai keruntuhan.

 Pda titik keruntuhan , harga tegangan total utama kecil


adalah nol dan tegangan total utama besar adalah 1
(Gambar 28).

Rina Yuliet 44
 Karena kekuatan geser kondisi air tak teralirkan (kondisi
air termampatkan) dari tanah tidak tergantung pada
tegangan penyekap, maka qu diatas kita kenal sebagai
kekuatan tekan tanah kondisi tak tersekap (kekuatan
tekan bebas tanah).

1

Tegangan geser Lingkaran


 Mohr untuk tegangan total
pada saat runtuh
1 =0
cu


3= 0 1 = qu

Gambar 28. Lingkaran Mohr untuk uji UCST

 Pada Tabel 2 diberikan perkiraan harga-harga konsistensi


tanah lempung berdasarkan harga kuat tekan bebas
tanah.

Konsistensi qu
Ton/ft 2
KN/m2
Sangat lunak 0-0.25 0-23.94 atau (0-24)
Lunak 0.25-0.5 24-48
Menengah 0.5-1 48-96
Kaku 1-2 96-192
Sangat kaku 2-4 192-383
Keras >4 >383

 Secara teoritis untuk tanah lempung jenuh air yang sama


uji tekanan tak tersekap dalam kondisi air termampatkan
tak terkendali (UU test) akan menghasilkan harga c u yang

Rina Yuliet 45
sama. Tetapi pada kenyataannya pengujian kuat tekan
bebas (UCST) pada tanah lempung jenuh air biasanya
menghasilkan nilai cu yang sedikit lebih kecil dari harga
yang didapatkan dari pengujian UU, hal ini dapat dilihat
pada Gambar 29.

 Garis keruntuhan tegangan


total secara teoritis
Garis keruntuhan tegangan
Total secara sesungguhnya

cu
2 (uji UU) 3 (uji UU)
1 (uji UCS)


0 3 1
=qu 3 1 1

Gambar 29. Perbandingan hasil uji UCS dengan uji UU


dari tanah lempung jenuh air

Ulasan Umum Tentang Uji Triaksial

1. Berlawanan dengan uji geser langsung, bidang


keruntuhan pada benda uji triaksial tidak dapat
ditentukan sebelumnya.

2. Kekuatan geser tanah tergantung pada besarnya


tegangan air pori yang terjadi selama uji berlangsung.
Tegangan air pori akan berkurang dan akan menghilang
akibat adanya aliran air (drainase) dari dan kedalam
benda uji. Di lapangan kekuatan geser tanah juga akan
tergantung dari kecepatan pembebaban dan kondisi
pengaliran air.

Pada kondisi di lapangan untuk tanah berbutir, kondisi


pengaliran air jenuh akan terjadi bila kecepatan

Rina Yuliet 46
pembebaban adalah sedang. Untuk kasus seperti ini yang
menentukan kekuatan tanah adalah parameter-parameter
kekuatan geser tanah kondisi air teralirkan. Sebaliknya
untuk tanah-tanah lempung terkonsolidasi normal ( k 
10-6 cm/dt), waktu yang diperlukan untuk mengecilkan
tegangan air pori yang timbul karena adanya tambahan
beban bangunan di atasnya (misalnya akibat pondasi)
mungkin akan lama sekali. Untuk hal ini kondisi air
termampatkan mungkin terjadi baik selama melaksanakan
pekerjaan konstribusi maupun setelah pekerjaan tadi
selesai dilaksanakan. Jadi kondisi  = 0 mungkin lebih
tepat bagi kasus tanah lempung tersebut.

3. Uji triaksial lebih sukar dan mahal dilakukan dibanding uji


geser langsung.

5. GARIS KEDUDUKAN TEGANGAN (STRESS PATH)

Garis kedudukan tegangan (Stress Path):


adalah garis yang menghubungkan titik-titik kedudukan
dari keadaan tegangan yang dialami oleh suatu sampel
tanah selama pengujian berlangsung

Keadaan tegangan pada suatu titik yang berada dalam


keseimbangan dapat diwakili oleh suatu lingkaran Mohr pada
sistem koordinat
  - . Kadang-kadang keadaan tegangan
tersebut diwakili oleh suatu titik tegangan ( stress point), yang
Titik tegangan
memiliki koordinat (1 - 3)/2 dan (1 + 3)/2 seperti pada
Gambar 30.

(1-3)/2

Rina Yuliet 47

3 (1+3)/2 1
Gambar 30. Lingkaran Mohr tegangan dan titik tegangan

Titik tegangan dapat juga ditulis dalam bentuk diagram p–q


yaitu :
 Sumbu horizontal = sumbu p
 v  h
dimana : p  (39)
2

 Sumbu vertikal = sumbu q


 v  h
dimana : p  (40)
2

Perjanjian :
 q positiv bila v > h
 q negativ bila v < h

Hasil pengujian triaksial dapat digambarkan dengan diagram


yang disebut dengan garis kedudukan tegangan atau diagram
p – q. Contoh kasus untuk menggambarkan garis kedudukan
tegangan adalah pada uji triaksial dimana 3 tetap dan 1
bertambah (Gambar 31).

 q

1 bertambah

45o

3  p
Rina Yuliet 48
Gambar 31. (a) Rangkaian Lingkaran Mohr (b) Garis
kedudukan tegangan untuk 3 tetap dan 1 bertambah

Garis kedudukan tegangan pada Gambar 31b adalah suatu


garis lurus yang membentuk sudut 45 o terhadap horizontal
karena titik tegangan mewakili keadaan tegangan pada bidang
dengan orientasi 45o dari bidang utama. (catat bahwa ini
adalah bidang dari tegangan geser maksimum).

P dan q dapat didefinisikan dengan istilah Total Stresses


(tegangan total) dan Effective Stresses (tegangan efektif). Garis
kedudukan tegangan total sering disebut dengan Total Stress
Path atau disingkat TSP dan garis kedudukan tegangan efektif
disebut dengan Effective Stress Path atau disingkat ESP.
Beberapa contoh lain dari garis kedudukan tegangan ditunjukan
pada Gambar 32 dan Gambar 33.

1. Kondisi awal
v = h v
(tekanan hidrostatik)

h h

v

2. Selama pembebanan
(loading) v
Atau tanpa pembebanan
v
(unloading)

h h h h

v

Rina Yuliet v 49


3. Stress Path q
 Garis A : h = v

 Garis B : h = 0,5v


D
 Garis C : h =0, C
v bertambah E
 Garis D : h = -v 45o
 Garis E : h berkurang 45o
B
v = 0 18,4o
 Garis F : h bertambah
v berkurang A p
F

-q

Gambar 32. Perbedaan Stress Path untuk


kondisi awal tegangan hidrostatik

1. Kondisi awal
v  h  0 v
(tekanan tak hidrostatik)

h h

v

2. Selama pembebanan
(loading) v
Atau tanpa pembebanan
v
(unloading)

h h h h

v

v
Rina Yuliet 50
q
3. Stress Path A
 Garis A : h = 0
B
v bertambah
 Garis B : h berkurang
v bertambah 45o
 Garis C : h =0
v berkurang
 Garis D : h bertambah
v berkurang p

C D

-q

Gambar 33. Perbedaan Stress Path untuk


kondisi awal tegangan tak hidrostatik

CONTOH

Tunjukanlah bahwa Stress path A, B, dan C pada Gambar 32


dan Stres Path A dan D pada Gambar 33 adalah benar.

PENYELESAIAN

Kondisi awal dari Gambar 32 adalah :

 v  h
po    v  h
2
 v  h
qo  0
2

Kondisi akhir (kondisi runtuh) dari Gambar 32 adalah :

 Stress Path A, v = h, sehingga :

Rina Yuliet 51
pf 
  v   v    h  h 
2


  v   v     v   v 
2
  v   v

qf 
  v   v    h  h 
2


  v   v     v   v 
2
0

 Stress Path B, h = 0,5v, sehingga :

  v   v     v  1  v 
 2 
pf 
2
3
  v   v
4

  v   v     v  1  v 
 2 
qf 
2
1
  v
4

 Stress Path C, h = 0 dan v bertambah sehingga :

Rina Yuliet 52
pf 
  v   v     v  0
2
1
  v   v
2

qf 
  v   v     v  0
2
1
  v
2

Kondisi awal dari Gambar 33 adalah :

 v  h
po 
2
 v  h
qo 
2

Kondisi akhir (kondisi runtuh) dari Gambar 32 adalah :

 Stress Path A, v bertambah dan h = 0 sehingga :

pf 
  v   v    h  0
2
 v   v   h

2

qf 
  v   v    h  0
2
 v   v   h

2

Rina Yuliet 53
 Stress Path D, h bertambah dan v berkurang :

pf 
  v   v    h  h 
2

qf 
  v   v    h  h 
2

Perbandingan tegangan lateral (Lateral stress ratio), K adalah


perbandingan antara tegangan horizontal dengan tegangan
vertikal yaitu :

h
K (41)
v

Koefisien tekanan dalam keadaan diam (at rest) untuk kondisi


tanpa ada regangan lateral :

 h'
K (42)
 'v

Ratio Kf untuk kondisi tegangan pada saat runtuh :

'
 hf
Kf  (43)
 'vf

dimana :
’hf = Tegangan efektif horizontal pada saat runtuh
’vf = Tegangan efektif vertikal pada saat runtuh
Kf (tekan)
q
 K=0,5=Ko
Untuk NC
 v > h
K<1
A

0
h v p, p’

K>1
v < h
Rina Yuliet - 54

-q Kf (tarik)
Gambar 34. Contoh Stress Path untuk nilai K
dimulai dari v = h = 0.

Catat bahwa :

q 1K
p
 tan  
1K (44)

Bukti persamaan (44) :

 v h

q  v  h  v  v 1  K
  
p  v  h  v h 1  K

v v

atau :

1  tan 
K 
1  tan  (45)

dimana  adalah kemiringan garis ketika K < Kf.


Pada saat runtuh kemiringan gari Kf ditandai oleh .

Kf (tekan)
q
AC

LE Ko

A
0
p’
AE

LC
-q Kf (tarik)

Rina Yuliet 55
Gambar 35. Stress Path selama beban-beban teralirkan
(drained loedings) pada lempung NC dan pasir

Tabel 3. Simbol dan singkatan untuk Gambar 35.


Simbol Singkatan Contoh dalam Rekayasa
Geoteknik
AC Axial Compression Beban pondasi (loading)
v bertambah, h tetap
LE Lateral Extension Tekanan tanah aktif
v tetap, h berkurang
AE Axial Extension Galian (Unloading)
v berkurang, h tetap
LC Lateral Compression Tekanan tanah pasif
v tetap, h bertambah

Hubungan antara garis Kf dengan selubung keruntuhan Mohr-


Coulomb dapat dilihat pada Gambar 36.

q q

Kf
 

a c
(a) p (b) p

Gambar 36. Hubungan antara garis Kf dengan


selubung keruntuhan Mohr-Coulomb

Dari gambar di atas persamaan dari garis Kf adalah :

q f  a  p f tan  (46)

dimana : a = perpotongan garis Kf dengan sumbu – q


 = sudut garis Kf terhadap bidang horizontal

Rina Yuliet 56
Persamaan selubung keruntuhan Mohr-Coulomb :

 ff  c   ff tan  (47)
Dari kedua gambar lingkaran Mohr tersebut maka dapat
ditunjukan bahwa :

Sin  = tan  (48)

Dan
a
c 
cos  (49)

Manfaat diagram p – q adalah :


 Menggambarkan Effective Stress Path (ESP) dan Total

Stress Path (TSP) pada diagram yang sama.


 Dapat menentukan parameter kekuatan geser  dan c

Pada Lempung NC :
Untuk kondisi beban teralirkan (drained loading) TSP dan
ESP sama. Hal ini terjadi karena tekanan air pori berkurang
akibat pembebanan dan sama dengan nol pada setiap
waktu selama uji geser. Pada kondisi beban tak teralirkan
(undrained loading) TSP tidak sama dengan ESP karena
tekanan air pori terjadi. Untuk beban AC pada tanah NC
(Ko < 1) EPWP positif (u) terjadi dan ESP terletak di kiri
TSP karena ’ =  - u (Gambar 37)

Pada Lempung OC :
Ko > 1, kemudian EPWP negatif (-u) terjadi karena
lempung cenderung untuk mengembang selama di geser
tapi pengembangan tidak dapat terjadi (ingat bahwa kita
berbicara mengenai undrained loading dimana perubahan
volume tidak diizinkan). Untuk pembebanan AC pada
lempung OC stress path dapat diliht pada Gambar 38.

Dalam rekayasa geoteknik dimana terdapat muka air tanah


maka tekanan air pori awal (uo) harus diperhitungkan.
Akibatnya ada tiga stress path yang harus dibuat yaitu ESP,
TSP dan (T-uo)SP (Gambar 39). Catat bahwa selama muka air

Rina Yuliet 57
tanah tetap pada elevasi yang sama, maka u o tidak akan
berpengaruh terhadap ESP atau pada kondisi runtuh.

q Kf

uf
TSP (AC)
ESP u Ko<1

0 p, p’
Gambar 37. Stress Path selama pembebanan AC
undrained pada Lempung NC

q
Kf
-uf
TSP

ESP

0 p, p’

Ko>1

Gambar 38. Stress Path selama pembebanan AC pada Lempung OC

Kf
q

uf uo
Ko<1
ESP (T-uo)SP
TSP
uo

0 p, p’
’ho ’vo ho vo

Rina Yuliet 58
Gambar 39. ESP, TSP dan (T-uo)SP pada Lempung NC

DAFTAR PUSTAKA

1. Holtz, Robert D ; Kovacs, William D., ‘ An Introduction to


Geotechnical Engineering’, Practice Hall Civil Engineering
and Engineering Mechanics Series.

2. Braja, M Das., ‘ Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip


Rekayasa Geoteknis) Jilid 2’, Erlangga, 1995.

Rina Yuliet 59
Rina Yuliet 60

Anda mungkin juga menyukai