TENTANG
b. Peserta
Peserta pelatihan yang hadir adalah sebanyak 34 orang (daftar hadir terlampir).
3. Materi :
a. Teknik Pemadaman Api dengan cara Tradisional dan menggunakan APAR
b. Teknik Evakuasi
c. Simulasi Code Red (Kebakaran)
d. Debriefing Simulasi
4. Debriefing / Diskusi
2. Bagaimana bila terjadi code blue terkait Tetap haus melakukan evakuasi, dan
evakuasi ? pasien / korban terkait segera dibawa ke
muster point untuk mendapatkan
pertolongan selanjutnya bila diperlukan (
evakuasi ke RS lainnya )
4. Apakah pin pada APAR dapat dilepaskan Bisa, Namun tetap memperhatikan cara
dahulu lalu dibawa ketempat yang terjadi pembawaan APAR itu sendiri untuk tetap
kebakaran, bagaimana cara pembawaan aman pada manusia dan dapat digunakan
yang benar dan tidak beresiko? untuk pemadaman api itu sendiri
5. Bagaimana cara pengecekan APAR itu a. Pastikan posisi jarum Pressure (Tipe
masih berfungsi dengan baik, dan masa Stored Pressure) pada posisi terisi gas
ED pada APAR? atau zona Hijau pada kontrol
Pressurenya;
b. Pada tabung Cartridge pastikan posisi
segelnya tidak lepas;
c. Pastikan posisi segel dalam kondisi
baik dan di corong tidak ada noda dari
agent;
d. Sebaiknya tabung selalu dalam
keadaan bersih agar terhindar dari
korosi dan debu yang dapat menutup
Pressure kontrolnya;
e. Secara periodik balik posisi tabung
khususnya tabung yang berisi bubuk
agar posisi bubuk di dalamnya tidak
membeku kemudian posisikan lagi
seperti semula;
f. Pastikan posisi gantungan tabung Alat
Pemadam Api dalam keadaan kuat
agar tidak mudah jatuh;
g. Untuk tabung beroda berikan pelumas
pada rodanya agar tidak macet dan
pastikan juga untuk posisi ban dan
Hangernya dalam keadaan baik;
h. Usahakan posisi Alat Pemadam Api
ditempatkan pada posisi yang mudah
dijangkau oleh orang agar jika terjadi
Kebakaran bisa cepat dalam
penanganannya (Quick Response);
i. Hindari penempatan Alat Pemadam
Api dari kontak langsung dengan
matahari atau hujan. Sebaiknya diberi
penutup dan pelindung jika posisi
berada di luar (Outdoor).
5. Saran
a. Penanganan Evakuasi korban masih terhambat, dikarenakan pintu jalur evakuasi IRD
tertutup Tim RSIA harus bias menyiapkan petugas yang bertanggung jawab atas fasilitas
keselamatan yang ada di RSIA
b. Tim RSIA belum memiliki papan ERT (emergency response team) beserta perlengkapan
helm sesuai dengan tanggung jawab masing – masing Tim RSIA dapat menyiapkan
papan ERT yang akan diisi nama petugas yang bertanggung jawab sesuai ketentuan
waktunya dan perlengkapan helm, serta mencantumkan nomor penting yang dapat di
hubungi dalam keadaan darurat.
c. Tim RSIA belum memiliki prosedur / SPO terkait penangganan keadaan darurat /
kebakaran
Tim RSIA dapat membuat SPO terkait penanganan keadaan darurat / kebakaran
d. Proses simulasi penanggulangan keadaan darurat / kebakaran belum terorganisir dengan
baik dikarenakan kurangnya peserta yang ikut serta simulasi sehingga terdapat peran
yang kosong Meningkatkan pengawasan dan komitmen peserta agar tidak meninggalkan
tempat sebelum pelatihan simulasi usai ( jika melakukan simulasi selanjutnya )
4. Kesimpulan
a. Pelatihan Simulasi Penanggulangan keadaan darurat / kebakaran telah dilaksanakan
dengan lancar dan aman.
b. Tujuan dilaksankannya pelatihan ini adalah menyiapkan SDM yang terlatih dan tanggap
darurat terhadap bencana serta menguji kelayakan sarana dan prasarana RS dalam
kondisi darurat.
c. Peran manajemen sangat diperlukan dalam keberhasilan pelaksanaan tanggap darurat
bencana RS, mengingat pihak manajemen yang bertanggung jawab mengkoordinir
jalannya proses penanggulangan bencana di RS.
d. Evaluasi dan rekomendasi hasil pelatihan simulasi dari narasumber dan peserta
diharapkan dapat menjadi acuan bagi RSIA untuk melakukan perbaikan dalam
melaksanakan prosedur penanganan bencana internal maupun eksternal.
Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Asih
NIP.