Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut rumah sakit adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelengarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif,kuratif dan rehabilitative untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya. Untuk itu
memerlukan masukan dari masyarakat yang bersifat membangun (inovatif).

1.2.Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor
13Tahun 2015tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan
kesehatan lingkungan dan Peraturan Pemerintah RI No 66 Tahun 2104 tentang
Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempatdan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena
meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan rumah sakit sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan dengan lebih
mengutamakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajibrumah sakit


termasuk di Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia yang mempunyai peranan
strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan
diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja rumah sakit. Hal ini

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 1


dilakukan untuk mewujudkan Visi rumah sakit yaitu “Menjadi Rumah Ibu dan Anak
Pilihan Utama Masyarakat Bener Meriah dan Sekitarnya”
Dengan Misi sebagai berikut :
1. Pelayanan yang sopan santun dan penuh perhatian
2. Pelayanan yang cepat, tepat, dan terjangkau
3. Mewujudkan karyawan yang penuh loyalitas, kejujuran, dan tanggung jawab
4. Mengutamakan keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien.
Dalam melakukan kegiatan staff membudayakan motto dari rumah sakit yaitu
“ Aman dan Nyaman Kami Utamakan”.

1.3.Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Azalia.
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan
lingkungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia.
c. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan lingkungan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Azalia.

1.4.Ruang Lingkup
1. Kegiatan di dalam gedung rumah sakit meliputi :
a. Konseling
b. Pemeriksaan kebersihan
c. Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
d. Pengumpulan sampah medis
2. Kegiatan di luar gedung rumah sakit meliputi :
a. Inspeksi Kesehatan lingkungan
b. Intervensi Kesehatan Lingkungan
c. Pengambilan sample air

1.5.Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 2


lingkungan. Upaya – upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Azalia meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut rumah sakit adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyakarat dan upaya kesehatan dengan lebih mengutamakan upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dirumah sakit.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
5. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan
Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi.
6. Pemeriksaan kebersihan adalah serangkaian kegiatan untuk memonitor
/memantau kebersihanlingkungansecara menyeluruh diwilayahrumah sakit.
7. Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL adalah suatu kegiatan untuk
mengoperasionalkan IPAL dan cara memelihara IPAL.
8. Pengumpulan sampah medis adalah serangkaian kegiatan
untuk mengumpulkan sampah medis dari semua ruangan yang
menghasilkan sampah medis, selanjutnya dikumpulkan diruang TPS LB3.
9. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
10. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
11. Pengambilan Sampel Air untuk uji bakteriologis adalah Serangkaian
kegiatan untuk mengambil air sebagai contoh yang digunakan untuk

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 3


pemeriksaan laboratorium, guna mengetahui jumlah bakteri E.Coli/Fecal
Coli per 100 ml sampel.
12. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

1.6.Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/ Menkes/ SK/ VIII/ 2001
tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang
Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang
Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang
Higiene Sanitasi
10. Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Tenaga Sanitarian.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 4


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Distribusi Ketenagaan

a. Jenis Ketenagaan
1. Kepala Kesling
 Tenaga yang dasar pendidikannya minimal D3/ S1 Kesehatan
Masyarakat
2. Koordinator Cleanig Service dan Laundry
 Tenaga yang dasar pendidikannya minimal SMA
 Berpengalaman di bidangnya
3. Untuk pekerjaan cleaning service dan Laundry
 Menyukai kebersihan
 Rajin dan telaten

2.2. Jadwal Kegiatan

A. Kesehatan Lingkungan bekerja shift yaitu :


1. Hari Senin - Kamis jam 08.00 wib - 16.00 wib
2. Hari Jum’at jam 08.00 wib – 14.30 wib
3. Hari Sabtu jam 08.00 wib - 12.00 wib

B. Cleaning Service (PSR) dan Laundry bekerja shift yaitu:

1. Pagi: Jam 07.00 wib - 13.00 wib


2. Siang: Jam 13.00 wib - 18.00 wib

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 5


BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruangan


1. Kantor Kesling

8 6 4 2
11

7 5 3 12

13
9
14

10 16

15

KETERANGAN :

1. Pintu keluar masuk


2. Meja komputer
3. Meja komputer
4. Meja komputer
5. Meja komputer
6. Meja komputer
7. Meja komputer
8. Lemari berkas
9. Meja direktur umum dan keuangan
10. Meja rapat
11. Lemari arsip dan file
12. Rak buku
13. Dispenser / gallon air minum
14. Toilet
15. Ruang penyimpanann barang
16. Wastafel dan cermin

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 6


3.2. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan bagian Kesling, Rumah Sakit Ibu dan Anak
Azalia menyediakan fasilitas sebagai berikut :
1. Fasilitas Dikantor Kesling
No Nama barang Keterangan
1 Computer 6 unit kondisi baik
2 Printer 2 unit kondisi baik
3 Box file Kondisi baik
4 Wifi Berfungsi dan kondisi baik
5 Cctv Berfungsi dan kondisi baik
6 Kertas Legal 1 rim
7 Cok raon Berfungsi dan kondisi baik
8 Dispenser dan aqua galon Berfungsi dengan baik

2. Fasilitas Di Laundry

No Nama barang Keterangan


1 Mesin Cuci 2 unit kondisi baik
2 Setrikaa 1 unit kondisi baik
3 Meja Setrikaan 1 unit kondisi baik
4 Lemari tempat pakaian 1 unit kondisi baik
5 Toilet khusus staf laundry Berfungsi dan kondisi baik
6 Troli pakaian 2 unit
7 Keranjang 1 unit
8 Bak perendaman Berfungsi dengan baik
9 Detergen, pewangi pakaian Tersedia di laundry
10 APD 1 unit

3. Fasilitas Di Cleaning Service

No Nama barang Keterangan


1 Sapu kondisi baik
2 Kain pel kondisi baik
3 Pembersih kaca kondisi baik
4 APD 1 unit kondisi baik
5 Ember untuk mengepel Kondisi baik

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 7


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1.Penyehatan Bangunan dan Ruangan


Aspek lingkungan dan bangunan rumah sakit yang secara langsung terkait
kepuasan pasien digambarkan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Ruang Bangunan
a. Kegitan pembersihan ruangan dilakukan pagi dan sore
b. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah
merapikan tempat tidur pasien, jam makan, jam kunjungan dokter,
kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu bila diperlukan
c. Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari,
dan harus menggunakan pel yang memenuhi syarat dan bahan
antiseptik yang tepat
d. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua) kali
dalam setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau warrna cat
memudar
e. Setiap percikan ludah, darah harus segara dibersihkan dengan
menggunakan antiseptik.
2. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengukuran Udara
a. Bila menggunakan AC hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai
buku petunjuk dan filter udara harus dibersihkan dari debu, bakteri, atau
jamur.
b. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang dan
dijaga agar aliran udara tidak terhalang. Penghawaan mekanisme dengan
menggunakan exhausfan atau AC dipasang pada ketinggian minimum 2
meter diatas lantai atau minimum 0,20 meter dari langit-langit.
c. Untuk mengurngi kadar kuman dalam ruangan (indoor) setiap bulan harus
didesinfeksi menggunakan aerosol atau disaring dengan menggunakan
penyinaran ultra violet.
d. Pemantauan kualitas udara ruangan minimal 2 kali setahun dilakukan
pengambilan sampel dan pemeriksaan kuman,debu, dan gas

3. Pencahayaan dan Kebisingan


a. Lingkungan rumah sakit indoor maupun outdoor mendapatkan cahaya
dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
b. Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitarnya yaitu:

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 8


 Sumber bising di rumah sakit : Ruang IPSRS, Lundry, Dapur dan
ruang Genset
4. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit
a. Tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan
b. Tersedia air bersih
c. Ada Pendistribusian air minum dan air bersih di setiap ruangan
d. Ada toilet di setiap ruang pasien Dan nurse station
e. Tersedia toilet untuk para pengunjung rumah sakit

4.2. Penyehatan Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman


Sanitasi makanan dan minuman penting dirumah sakit , karena rumah sakit
harus mencegah adanya penularan penyakit lewat makanan secara nyata.
Pelayanan gizi rumah sakit hendaknya menyediakan makanan dan minuman
yang tidak menimbulkan bahaya serta pengolahan makanan dan minuman
harus berjalan tanpa menimbulkan infeksi nosokomial.
1. Pengolahan Makanan
Disediakan dapur sesuai persyaratan kontruksi, bangunan, dan ruangan
dapur. Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi sungkup asap.
a. Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan, dapur selalu
dibersihkan dengan antiseptik
b. Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun pada makanan
dan tidak boleh patah dan kotor.
c. Peralatan dicuci segara sesudah digunakan, selanjutnya didesinfeksi
dan dikeringkan. Kemudian disimpan dalam keadaan kering pada rak
yang terlindung dari vektor
d. Penjamah makanan harus sehat dan bebas dari penyakit menular,
diperiksa kesehatannya secara berkala minimal 2 kali setahun,
termasuk pemeriksaan usap dubur.
e. Penjamah makanan harus menggunakan APD pengolahan makan
dapur, selalu mencuci tangansebelum bekerja dn setelah keluar dari
kamar kecil
f. Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara
pengkutannya.
g. Cara penyajian makanan harus terhindar dari dari pencemaran dan
peralatan yang dipakai harus bersih.
h. Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada
pasien.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 9
4.3. Penyehatan Air, Pengolahan Limbah dan Tempat Pencucian linen,
Dekontaminasi
Penyehatan air, pengelolaan limbah dan tempat pencucian linen, serta
desinfeksi dan sterilisasi terkait secara langsung dengan pengendalian infeksi
nosokomial yang merupakan aspek penting dengan keselamatan pasien.
Sanitasi air, limbah maupun linen yang buruk akan berakibat buruk pada
rentetn kegiatan lainnya.
1. Kebersihan Air
a. Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih minimal 1
tahun sekali
b. Pemeriksaan kimia air minum dan air bersih dilakukan minimal 2 kali
setahun. Pemeriksaan mikrobiologi minimal 1 bulan sekali.
c. Pangambilan dan pengiriman sampel air dapt dilaksanakan sendiri oleh
pihak pihak rumah sakit dan diperiksa pada laboratorium yang
berwenang, atau dilaksanakan oleh pihak ketiga yang
direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan.
d. Petugas kesling melakukan anlisa hasil inspeksi sanitasi dan
pemeriksaan laboratorium, apabila terdapat parameter yang
menyimpang maka harus dilakukan pengolahan, apabila tingkat risiko
pencemaran amat tinggi maka harus dilakukan perbikan sarana.
2. Kebersihan Limbah
a. Limbah medis padat
1) Melaksanakan minimalisasi limbah medis padat dengan :
 Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan
 Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal
untuk menghindari kadaluarsa dan mengecek tanggl
kadaluarsa saat diantar oleh distributor/ pada saat pembelian.
 Menggunkan sedikit bahan kimia kimia, termasuk dalam
pembersihan.
2) Melakukan pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali, daur
ulang :
 Pemilahan jenis limbah
 Pewadahan limbah medis terbuat dari bahan semisal
fiberglass, untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung
pada safety box.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 10


 Kantong plastik yang kontak langsung dengan limbah
infeksius dan sitoksik tidak boleh digunakan lagi sedangkan
tempat sampah yang tidak langsung kontak harus segra
dibersihkan dengan larutan desinfektan.
3) Mengakut limbah medis yang sudah terkemas dalam kantong
diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup, petugas
yang menangani limbah harus menggunakan APD
4) Melakukan pengolahan, pemusnahan dan pembuangan akhir
limbah.
 Limbah infeksius dan benda tajam harus diolh dengan
insenerator, residunya d[at dibuang ke tempat pembuangan
B3atau di buang ke landfill jika sudah aman. Dalam
pemusnahanan Limbah B3 Rumah Sakit Ibu dan Anak
Azalia bekerja sama dengan pihak ke tiga yaitu Perusahaan
PT. Cahaya Tanjung Perkasa.

b. Limbah Padat Non Medis/ Domestik


1) Pemilahan limbah non medis atau domestik antara limbah
medis dan non medis dimulai dari sumbernya
2) Tempat pewadahan terbuat dari bahan semisal fiberglass,
mempunyai tutup yang mudah dibuka tutup tannpa mengotori
tangan, harus diangkut apabila bagian kantong sudah terisi oleh
limbah.
3) Pengakutan dari setiap ruangan ke TPS menggunakan troli
tertutup
4) TPS limbah tidak merupakan sumber bau dan lalat bagi
lingkungan sekitarnya dilengkapi saluran untuk cairan lindi.
TPS selalu dalam keadaan tertutup bila sedng tidak diisi, TPS
dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 3 x dalam
seminggu.
5) Limbah non medis/domestik dibuang Ke TPA yang dikelola
oleh Pemerintahan Daerah.
c. Limbah Cair
1) Saluran pembuangan limbah hrus menggunakan sistem saluran
tertutup, kedap air, dan limbh harus menglir dengan lanca, serta
terpisah dengan saluran air hujan

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 11


2) Rumah sakit harus memiliki IPAL sendiri
3) Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengukur
debit harian limbah yang dihasilkan.

d. Limbah Gas
1) Monitoring limbah gas berupa NO2, dan dioksin dilkukan 6
bulan sekali
2) Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyakk
memproduksi gas oksigen dan dapat menyerap debu.

3. Kebersihan Linen
a. Perencanaan, Permintan, Dan Pengadaan Linen Rumah Sakit
1) Perencanaan dn Permintaan
Perencanaan kebutuhan linen dibuat oleh masing-masing unit
pelayanan berdasarkan rasio kebutuhan unit dibanding kan
dengan persediaan linen yang masi layak pakai yang ada di
unitnya masing-masing. Perencanaan ini diajukan oleh kepala
ruangan dalam rencana anggaran tahunan, atau dapat diajukan
sewaktu-waktu dalam keadaaan mendesak, sesuai prosedur
yang telah ditetapkan. Setiap unit pelayanan wajib
menyerahkan laporan inventaris linen dan melmpirkannya
dalam perencanaan kebutuhan linen yang diajukan untuk tahun
berikutnya.
2) Pengolahan linen baru/ pengganti
Pengadaan linen dilakukan berdasarkan pengajuan perencanaan
dari tiap-tiap unit yang telah mendapatkan persetujuan.

b. Pengelolaan Linen Kotor


1) Pengelolan linen kotor dibawah rumah sakit dimulai dari unit
pelayanan, yaitu sejak proses pengumpulan linen kotor,
pemisahan linen kotor berdasarkan infeksius dan non
infeksius, proses dekontaminasi, dilanjutkan proses
pencucian di bagian pencucian, sesuai prosedur yang telah
ditetapkan.
2) Petugas yang bertanggung jawab dalam proses ini adalah
petugas laundry

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 12


3) Penggunaan APD yang sesuai harus dipenuhi dalam hal
mengelola linen kotor. Wadah untuk membawa linen kotor
non infeksius, linen kotor infeksius, mupun linen bersih
harus terpisah dan merupakan wadah tertutup.

c. Distribusi dan Penyimpanan Linen Bersih


Distribusi linen kotor/ linen bersih dari ruangan perawatan ke
pencucian atau sebaliknya dilakukan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, dengan menggunkan buku ekspedisi.

d. Penyediaan linen siap pakai


1) Linen siap pakai disimpan disetiap unit pelayanan, dengan tetap
memperhatikan standar ppenyimpan yaitu :
 Lemari penyimpanan selalu bersih, kering, tidak
lembab, dan tertutup rapat.
 Lemari penyimpanan jauh dari pelayanan pasien/
terhindar dari kontaminasi
 Inventaris linen menjadi tanggung jawab unit pelayanan
yang menyimpan, dan harus selalu dilakukan cross
check antara jumlah linen yang terpakai dengan linen
kotor dan stok linen bersih.
e. Penggunaan Linen Bersih
1) Linen bersih digunakan dengan prinsip FIFO (First In Frist Out),
yaitu linen yang lebih dahulu disimpan, dipakai terlebih dahulu.
2) Sebelum memegang linen bersih, petugas harus mencuci tangan
terlebih dahulu.

4. Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan Sterilisasi


a. Kamar / ruang operasi ang telah dipakai harus dilakukan desinfeksi
dan sterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
b. Semua benda tau alat yang akan disteril/ didesinfeksi harus terlebih
dahulu dibersihkan
c. Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan,
diseterlkan atau didesinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi.
d. Jangan menggunakan bahan seperti linen dan lainnya yang tiak
tahan terhadap sterilisasi karena akan mengakibatkan kerusakan.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 13


C. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu lainya
1. Pencegahan nyamuk, Kecoa, Tikus, Lalat dan Binatang Pengganggu Lainnya
a. Nyamuk
Menutup saluran air limbah, membersihkan tanaman, memasang kawat
kasa.
b. Kecoa
Menyimpn makanan pada tempat tertutup, mengelola sampah yang
memenuhi syarat kesehatan, menutup lubang dan celah alam ruangan
c. Tikus
Menutup saluran terbuka dan lubang dalam ruangan, mengelola sampah
d. Lalat
Mengelola sampah/ limbah sesuai syarat kesehatan
e. Binatang Pengganggu Lainnya
Mengelola makanan dan limbah sesuai syarat kesehatan.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 14


BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing unit.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan Lingkungan
direncanakan dalam rapat program sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan di dalam rumah sakit membutuhkan sarana dan prasarana antara lain:
1. Meja, Kursi
2. Alat tulis
3. Buku catatan Kegiatan
4. Leaflet
5. buku panduan
6. komputer
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh Ka. Kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan
rapat rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan direktur rumah sakit.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan
oleh Ka. Kesehatan Lingkungan berkoordinasi dengan Direktur Umum dan
Keuangan dan dibahas dalam kegiatan rapat dirumah sakit untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan di program kegiatan.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 15


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keterkaitan kesehatan lingkungan dengan keselamatan pasien secara tidak


langsung adalah pembuangan limbah, pencegahan penularan bekteri, dan prosedur
pencegahan infeksi nosokomial. Ketiga indikator tersebut merupakan bagian dari 25
indikator keselamatan pasien, kelompok fasilitas dan prosedur.
1.1. Pembuangan Limbah Yang Aman
1. Gunakan kantong-kantong plastik yang berwarna untuk membedakn limbah
infeksius dan limbah non infeksius, pakailah wadah plastik dan tutup rapat
2. Gunakan wadah tahan tusuk untuk pembuangan semua benda-benda tajam
3. Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah itu dan
mudah dicapai oleh pemakai
4. Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan limbah dan mengangangkut
limbah tidak dipkai untuk keperluan lain di rumah sakit.
5. Cuci semua wadah limbah dengan lrutan pembersih desinfektan dan bilas
teratur dengan air
6. Gunakan wadah terpisah untuk limbah yang akan dibakar dan yang tidak akan
dibakar sebelum di buang
7. Gunakan APD ( misal sarung tangan dan sepatu tertutup) ketika menangani
limbah.
8. Cuci tangan setalah melepaskan sarung tangan apabila menangani limbah

1.2. Pencegahan Penularan Mikroorganisme

Mikroorganisme ditularkan di rumah sakit melalui beberapa cara dan mikroorgnisme


yang sama dapat ditularkan dengan lebih dari satu cara. Untuk mencegah penularan
mikroorganisme di rumah sakit dirancang melalui kewaspadaan yang lebih diarahkan
pada pemutusan rantai penularan/ transmisi dari resevior (tempat gen hidup) ke host/
pejamu rentan melalui limbah, linen, air bersih, makanan-minuman, melalui vektor.

1. Menghambat atau membunuh gen misalnya dengan mengaplikasikan


antiseptik ke kulit sebelum tidakan bekerja
2. Memblokir cara agen berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang yang
rentan, misalnya dengan mencuci tangan pada saat bersentuhan dengan pasien
terinfeksi atau permukaan tercemar (limbah dan linen infeksius)
3. Mengupayakan bahwa petugas sanitasi telah diimunisasi atau divaksin

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 16


4. Menyediakan APD yang memadai bagi petugas sanitasi dalam upaya
mencegah ontak dengan agen terinfeksi.

1.3. Pencegahan Infeksi Nosokomial

Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara daya tahan tubuh
host/pejamu, patogenesis agen infeksi, serta cara penularan. Identifikasi faktor risiko
pada host/ pejamu dan pencegahan terhadap infeksi dapat mengurangi infeksi, baik
pada pasien, atau pun petugas kesehatan. Demi keselamatan pasien, maka hrus
dihindari transfer mikroba patogen antar pasien dan petugas sanitasi.

1. Kebersihan Tangan dan APD


a. Kebersihan tangan
Praktek membersihkan tangan adalah untuk megah infeksi yang ditularkan
melalui tangan, alhal yang perlu diingat saat membersihkan tangan :
a) Tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir, bila jelas terlihat
kotor/ terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein (darah,
Urine, Feses)
b) Bila tangan tidak jelas terlihat kotor/ terkontaminasi, harus digunakan
ntiseptik berbasis alkohol untuk dekontaminasi tagan rutin.
c) Pastikan tangan kering sebelum melakukan kegiatan
b. Alat Pelinung Diri
a) Tangan harun dibersihkan meskipun menggunakan APD
b) Lepas dan ganti bila perlu segla perlengkapan APD yang dapat
digunakan kembaliyang sudah rusak atau sobek segara setelah
mengetahui APD tersebut tidak berfungsi optimal
c) Lepaskan semua APD segera mungkin setelah selesai bekerja dan
hindari kontaminasi
d) Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera
membersihkan tangan.
2. Pengelolaan Limbah
a) Melakukan identifikasi limbah berdasarkan bentuk dan tingkat
infeksiya yaitu : limbah padat, limbah cair, tajam, botol kaca, infeksius
dan non infeksius
b) Memisahkan limbah mulai dari awal penghasil limbah dan
menempatkan sesuai jenis limbah. Limbah cair segera dibuang ke
wastafel spoelhoek
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 17
c) Memberi label dan kantong sesuai jenis limbah
 Limbah padat infeksius ditempatkan dalam kantong plastik
warna kuning
 Limbah padat non infeksius ditempatkan dalam plastik kantong
warna hitam
 Limbah padat benda tajam ditempatkan dalam safety box yang
tahan tusuk dan tahan air
 Limbah botol kaca ditempatkan tersendiri dalam kantong
plastik warna kuning.
d) Mengemas Limbah
 Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
 Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan dengan
menggunakan kaki
 Kontainer dalam keadaan bersih dan harus di cuci setiap hari
 Kontainer harus terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tidak
berkarat
 Ikat limbah jika sudah terisi penuh
e) Menyimpan Limbah
 Tempatkan limbah dan kantong plastic dan ikat dengan kuat
dan beri label
 Setiap hari limbah diangkut dari ke TPS khusus medis
 Gunakan APD ketika menangani limbah
 TPS limbah non infeksius harus diarea terbuka, terjangkau oleh
trek sampah, aman, selalu dijaga kebersihannya dan kondisi
kering
f) Mengangkat limbah
 Mengankat limbah harus menggunakan kereta dorong/ troli
khusus dan tidak boleh ada yang tercecer
 Kereta dorong/ troli harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
 Gunakan APD ketika menangani limbah
g) Mengelolah limbah
 Untuk limbah medis dan benda tajam RSIA Azalia bekerja
sama dengan pihak ke Tiga
 Limbah non infeksius di bawah ke TPA oleh dinas kesehatan
lingkungan Benar Meriah
 Limbah cair infeksius dimasukkan ke IPAL

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 18


 Limbah faces, urine dimasukkan kedalam septictank.

3. Pengendalian Rumah Sakit


Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan
dengan melakukan pembersihan lingkunga, desinfeksi permukaan lingkungan
yang terkontaminas, melakukan pemeliharaan peralatan medic dengan tepat,
mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan ventilasi udara yang baik.
Ruang lingkup pengendalian lingkungan seperti ruang bangunan,
penghawaan, kebersihan, saluran limbah, dan sebagainya.
a. Desinfeksi permukaan lingkungan
Hanya perlengkapan dan permukaan yang pernah bersentuhan dengan
kulit atau8 mukosa pasien, atau sudah sering disentuh olseh petugas
kesehatan yang memerlukan desinfeksi.
1. Bersihkan dan desinfeksi permukaan lingkungan di area perawatan
2. Pilih desinfektan yang terdaftar dan gunakan sesuai petunjuk, jangan
menggunakan high level desinfectan untuk peralatan non kritikal
3. Gunakan detergen atau air untuk pembersihan non perawatan
4. Berikan perhatian ketat untuk pembersihan dan desinfeksi permukaan
yang sering disentuh seperti pegangan pintu,
5. Segara bersihkan dan dekontaminasi tumpahan darah atau material
lain yang potensial infeksi
6. Pastikan kepatuhan dari petugas kebersihan untuk pembersihan dan
desinfeksi
7. Jangan lakukan random sampling, bila indikasi lakukan sampling
mikrobiologi sebagai investigasi epidemologi atau pengkajian kondisi
bahaya lingkunga, batasi sampling untuk maksud jaminan kualitas.
b. Air
1. Pertahankan temperature air, panas 51oC dan dingin 20oC
2. Anjurkan pasien, keluarga atau pengunjung menggunakan air kran.

c. Ventilasi ruangan
Ventilasi yang memadai dan aliran udara satu arah yang terkontrol harus
diupayakan untuk mengurangi penularan pathogen melalui airbone,
ventilasi memadai yang dapat mencegah transmini infeksi mempunyai
pertukaran udara >12 kali/ jam serta saluran udara kesatu arah. Ada tiga
jenis ventilasi utama :

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 19


1. Ventilasi mekanisme, menggunakan fan untuk mendorong aliran udara
melalui suatu gedung, jenis ini dapat dikombinasikan dengan
pengkodiasian dan penyaringan udara.
2. Ventilasi alami, menggunakan cara alami untuk mendorong aliran
udara melalui suatu gedung, adalah tekanan angin dan tekanan yang
dihasilkan oleh perbedaan kepadatan antara udara didalam dan diluar
gedung
3. Ventilasi gabungan, memadukan penggunaan ventilasi mekanisme dan
alami.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 20


BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Salah satu syarat keselamatan kerja adalah memperoleh keserasian antara


lingkungan dengan tenaga kerja, alat kerja, cara dan proses kerja. Keselamatan
lingkungan di rumah sakit berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Program K3
terkait kesehatan lingkungan di rumah sakit yang harus diterapkan :

1. Pengelolaan penyehatan lingkungan rumah sakit


Program penyehatan lingkungan rumah sakit meliputi : penyehatan ruangan,
bangunan dan fasilitas termasuk psencahayaan, penghawaan, dan kebisingan,
penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, penanganan limbah,
penyehatan tempat pencucian umum termasuk laundry, pengendalian
serangga, tikus dan binatang pengganggu lain, pemantauan sterilasasi dan
desinfeksi, pengawasan perlindungan radiasi, dan promosi kesehatan
lingkungan.

2. Pengelolaan faktor risiko dan pengelolaan limbah rumah sakit.


a. Limbah cair
Tersedianya IPAL dan perizinannya
b. Pengelolaan limbah padat
1. Tersedianya tempat/ kontainer penampungan limbah sesuai dengan
kriteria limbah
2. Tersedia tempat pembuangan limbah padat sementara, tertutup dan
berfungsi dengan baik.

3. Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja


a. Mapping lingkungan tempat kerja/ area yang dianggap berisiko dan
berbahaya, area yang belum melaksanakan program K3RS, area yang
sudah melaksanakan program K3RS, area yang sudah melaksanakan
K3RS, area yang sudah melaksanakan dan mendokumentasikan
pelaksanaan K3RS.
b. Evaluasi lingkungan tempat kerja(observasi, wawancara SDM rumah
sakit, survey dan kuesioner, checklist dan evaluasi lingkungan tempat
kerja secara rinci)
c. Kebersihan Tangan dan APD
1) Kebersihan Tangan

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 21


Praktek membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang
ditularkan melalui tangan, hal-hal yang perlu diingat saat
membersihkan tangan :
 Tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir, bila jelas
terlihat kotoran/ terkontaminasi oleh bahan yang mengandung
protein (darah, urine, feces)
 Bila tangan tidak jelas terlihat kotoran/ terkontaminasi, harus
digunakan antiseptikberbasis alkohol untuk dekontaminasi
tangan rutin
 Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan.
2) Alat Pelinung Diri
 Tangan harus dibersihkan meskipun menggunakan APD
 Lepas dan ganti bila perlu segla perlengkapan APD yang dapat
digunakan kembaliyang sudah rusak atau sobek segara setelah
mengetahui APD tersebut tidak berfungsi optimal
 Lepaskan semua APD segera mungkin setelah selesai bekerja
dan hindari kontaminasi
 Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera
membersihkan tangan.
4. Pengembangan program pemeliharaan limbah padat, cair, dan gas
a. Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan limbah padat, cair
dan gas
b. Pengelolaan limbah medis dan non medis.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 22


BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat
berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu
merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan tiap bulan.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 23


BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan petunjuk


dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Azalia. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang
Optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan lingkungan di Rumah Sakit agartidak terjadi penyimpangan
atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan RSIA Azalia Hal 24

Anda mungkin juga menyukai