Jurnal Siap PDF
Jurnal Siap PDF
ABSTRAK
Rahmat Djumaha 2018. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Treffinger pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di Kelas IX-C Sekolah Menegah Pertama Negeri 5 Gorontalo Kota Gorontalo, Skripsi
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Gorontalo, di bawah bimbingan Hj. Maisara Sunge, SH, MH dan Dr. Lucyane Djaafar, SH,
M.Pa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar
siswa melalui model pembelajaran Treffinger pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di kelas IX-C SMP Negeri 5 Gorontalo Kota Gorontalo.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa terhadap
pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dengan menggunakan model
pembelajaran Treffinger, dapat dilihat pada setiap siklus dengan menggunakan lembar
pengamatan aktifitas guru dan lembar pengamatan aktifitas siswa selama proses belajar
mengajar dengan kriteria penilaian sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K)
yaitu pertemuan 1: Jumlah siswa 32 orang, laki-laki 16 orang dan perempuan 16 orang.
Hasil pengamatan aktifitas guru dari 18 aspek yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan
baik (B) sebanyak 78%, pada pengamtan aktifitas siswa dari 10 aspek yang mencapai
kriteria sangat baik (SB) dan baik (B) sebanyak 40%, dari hasil evaluasi siswa yang
memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas adalah 17 orang atau 53%. Pertemuan 2: Jumlah
siswa 32 orang, laki-laki 13 orang dan perempuan 19 orang. Hasil pengamtan aktifitas guru
dari 18 aspek yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B) sebanyak 100%, pada
pengamatan aktifitas siswa dari 10 aspek yang mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik
(B) sebanyak 100%, dari hasil evaluasi siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau
tuntas adalah 21 orang atau 81%.
Adapun kesimpulan penelitian ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Treffinger dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya di Kelas IXC SMP Negeri 5
Gorontalo kota gorontalo.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
1
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
2
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
3
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat dibutuhkan bagi siapapun yang memiliki kehidupan, agar
memiliki kehidupan yang lebih baik. Pendidikan dibutuhkan sepanjang hayat, tidak
mengenal waktu. Dimana kita memiliki kesempatan, maka raihlah kesempatan itu. Hal ini
sejalan dengan yang dikatakan oleh Syamsul Kurniawan (2013: 26) bahwa “Pendidikan
mencakup semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-
nilai serta melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada
generasi selanjutnya sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi
hidup mereka, baik jasmani begitu pula rohani.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian para ahli
pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru pada umumnya masih mendominasi
sehingga siswa hanya menerima materi pelajaran secara pasif. Oleh sebab itu, pendidikan
saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam
menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk menghadapi permasalahan dalam
bidang pendidikan.
Berdasarkan Observasi awal di sekolah SMP Negeri 5 Gorontalo Kota Gorontalo
khususnya kelas IX-C dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 16 orang perempuan dan
16 orang laki-laki. Dari 32 siswa, 22 orang atau 69% yang belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimum (KKM), sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM) hanya 10 orang atau 31%. (sumber pengolahan data Di:SMP Negeri 5
Gorontalo)
Pembelajaran (PKn) cenderung hanya menekankan pada aspek pengembangan
kognitif, dengan mengabaikan aspek afektif dan psikomotor, sehingga terkesan bahwa
(PKn) dijadikan sebagai alat indoktrinasi dan target pembelajaran yang menitik beratkan
pada pembelajaran yang bersifat hafalan dan hanya terbatas pada penguatan materi saja
sehingga siswa cepat merasa jenuh dan bosan.
Untuk itu penerapan model pembelajaran Treffinger dirasa dapat membantu siswa
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn khususnya bagi siswa
Kelas IX-C SMP Negeri 5 Gorontalo.
Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, maka calon peneliti mengajukan judul
penelitian sebagaimana berikut ini: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Treffinger Pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Di Kelas IX-C SMP Negeri 5 Gorontalo kota Gorontalo”.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
4
Identifikasi Masalah
1. Guru kurang menggunakan model pembelajaran
2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
3. Hasil belajar siswa masih rendah
Rumusan Masalah
Apakah melalui penerapan model pembelajaran Treffinger dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas IX-C SMP Negeri 5
Gorontalo Kota Gorontalo.. ?
Pemecahan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pendiidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas IXC SMP Negeri 5
Gorontalo maka diterapkan suatu model pembelajaran Treffinger yang diharapkan dengan
model tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Tujuan Penelitian
“untuk memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dalam
menyajikan data akurat dan dapat membermanfaat. Berdasarkan uraian di atas, maka
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Treffinger akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn
di Kelas IX-C SMP Negeri 5 Gorontalo.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan lebih
variatif
b. Melatih siswa agar terbiasa aktif dalam proses pembelajaran
c. Meningkatkan hasil belajar siswa
2. Bagi Guru
a. Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional
b. Mengembangkan berbagai metode dan model pembelajaran yang lebih menarik
dan menyenangkan siswa
c. Dapat meningkatkan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
5
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan kompetensi siswa
b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah akan pentingnya penerapan model
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
4. Bagi peneliti
Disamping sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam disiplin
ilmu pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), juga sebagai khasanah
dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
7
Lebih lanjut Huda (2013: 318) model treffinger sebenarnya tidak berberda jauh
dengan model pembelajaran yang digagas oleh Osborn. Model treffinger ini juga
dikenal dengan Creative Problem Solving, keduanya sama-sama berupaya untuk
mengajak siswa berpikir kreatif dalam menghadapi masalah, namun sintak yang
diterapkan antara Osborn dan Treffinger sedikit berbeda satu sama lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran treffinger adalah model pembelajaran yang mengajak siswa berpikir
kreatif dalam memecahkan masalah dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang
ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi
yang tepat untuk diimplementasikan secara nyata.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di
SMP Negeri 5 Gorontalo Kota Gorontalo.
Prosedur Penelitian
Prosedur peneliti yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan peneliti sebagai
pengajar dan observer dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun langkah-langkah
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Pemantauan dan Evaluasi
d. Tahap Analisis Dan Refleksi
e. Tahap Akhir
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Observasi Awal
Kegiatan observasi awal dilaksanakan pada saat melaksanakan PPL-II dengan cara
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Kelas IXC SMP Negeri 5 Gorontalo dengan
menggunakan instrumen pengamatan baik lembar observasi pengamatan guru maupun
lembar pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil Observasi Awal menunjukan bahwa dari jumlah siswa 32 orang hanya 3
orang atau 9% yang mendapat nilai kategori sangat baik(SB), 7 orang atau 22% yang
mendapat nilai kategori baik(B), sedangkan yang memperoleh nilai tidak tuntas atau di
kategorikan cukup (C)sebanyak 13 orang atau 41% dan yang mendapat kategori kurang
(K) sebanyak 9 orang atau 28%.
Pada observasi ini diperoleh hasil bahwa penguasaan materi pelajaran siswa masih
sangat minim, yakni sebanyak 22 siswa atau 69% mendapatkan hasil di bawah capaian
target (Nilai C = 55-74). Dari hasil observasi awal ini peneliti menemukan dari jumlah
siswa 32 orang yang aktif hanya 10 orang, yaitu siswa yang selalu mendapatkan prestasi
di kelas tersebut, selebihnya mendapatkan hasil di bawah capaian target. Dari hasil
observasi awal ini dapat disimpulkan bahwa siswa tidak mampu belajar mandiri ini
disebabkan karena siswa tersebut sangat tergantung pada guru. Banyak siswa yang tidak
aktif dalam kelas, sehingga hasil observasi ini dijadikan landasan pada pelaksanaan siklus
1 pertemuan pertama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
9
Siklus I Pertemuan I
Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.Pelaksanaan kegiatan ini
disesuaikan dengan jadwal pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu
pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2018 pukul 01:00 - 02:30 di Kelas IXC SMP Negeri 5
Gorontalo. Sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas maka kegiatan dilakukan
dengan tahapan 1) persiapan, 2) pelaksanaan, 3) pemantauan dan evaluasi, 4) analisis dan
refleksi, 5)Tahap akhir.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
10
a. Hasil Belajar Siswa Dilihat Dari Aspek Kognitif
Hasil Belajar pada aspek kognitif ini dilihat dari hasil pemberian tes tertulis kepada
siswa.
Hasil belajar siswa aspek kognitif menunjukan bahwa pada siklus 1 pertemuan 1
yang mencapai kriteria Sangat Baik (SB) 10 orang atau 31%, kriteria Baik (B) 13 orang
atau 41%, kriteria Cukup (C) 9 orang atau 28% dan kriteria kurang (K) 0 orang atau 0%.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
11
Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Siklus I Pertemuan I Pada Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
No Kategori penilaian Nilai Frekuensi Presentase Keterangan
1. Sangat Baik 85-100 7 Orang 22% Tuntas
2. Baik 75-84 10 Orang 31% Tuntas
3. Cukup 55-74 15 Orang 47% Tidak Tuntas
4. Kurang 0-54 0 Orang 0% Tidak Tuntas
Jumlah 32 Siswa 100%
Sumber Pengolahan data di SMP Negeri 5 Gorontalo
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 4 kriteria penilaian yang mendapat nilai
Sangat Baik (SB) sebanyak 7 orang atau 22%, Baik (B) sebanyak 10 orang atau 31% yang
dikategorikan tuntas. Dan nilai Cukup (C) sebanyak 15 orang atau 47%, Kurang (K)
sebanyak 0 orang atau 0% yang dikategorikan tidak tuntas. Maka disimpulkan bahwa pada
siklus I pertemuan I dari 32 siswa yang dikenai tindakan, hanya 17 orang atau 53% yang
berhasil, hal ini belum sesuai dengan harapan yang ditargetkan peneliti yakni 75%.
Sehingghanya penelitian masih dilanjutkan pada siklus I pertemuan ke II.
Siklus I Pertemuan II
Pertemuan 2 kegiatan penelitian pada siklus ini dilaksanakan pada Rabu, 07
November 2018 pukul 01:00 - 02:30 di kelas IXC SMP Negeri 5 Gorontalo dengan
memperhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya dan akan dilakukan penyempurnaan.
Adapun aspek-aspek yang akan dilakukan penyempurnaan adalah membimbing siswa dan
melakukan pendekatan pada siswa. Di samping itu akan dilakukan cara memancing
partisipasi siswa dengan mengoptimalkan bimbingan secara kelompok dan individu.
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
12
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
Hasil pengamatan kegiatan siswa dilakukan oleh peneliti sebagai hasil penilaian
yang dilakukan peneliti yaitu bisa dilihat sebagai berikut:
Hasil pengamatan kegiatan siswa menunjukan bahwa pada siklus I pertemuan II
dari 10 aspek yang diamati yang memperoleh kriteria sangat baik (SB) sebanyak 60% dan
baik (B) sebanyak 40% sedangkan kriteria cukup (C) dan kurang (K) tidak nampak lagi.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengamatan siswa siklus I pertemuan II sudah
mencapai target yang di targetkan oleh peneliti.
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
13
diberikan ada 25 orang. Adapun dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
pada aspek afektif siklus I pertemuan II dari jumlah siswa 32 orang yang mendapat kategori
Sangat Baik (SB) sebanyak 13 orang atau 41% dan kategori Baik (B) 17 orang atau 53%,
dan yang mendapat kategori Cukup (C) 2 orang atau 6% dan Kurang (K) sudah tidak ada
lagi. Maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil belajar siswa pada aspek afektif siklus I
pertemuan II sudah mencapai target yang ditargetkan peneliti yakni diatas 75% atau dapat
dikatakan sudah berhasil.
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
14
Maka dapat disimpulkan bahwa dari 32 siswa yang dikenai tindakan meningkat menjadi
26 orang siswa atau 81% yang tuntas. Hal ini sudah sesuai dengan harapan yang ditargetkan
peneliti yakni minimal 75% sehingga penelitian ini berhasil dan tidak dilanjutkan lagi.
Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa baik dengan menggunakan model, metode ataupun strategi pembelajaran.
Adapun peneliti dalam hal penelitian ini menggunakan model pembelajaran Treffinger.
Konsep yang dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas
IXC SMP Negeri 5 Gorontalo adalah materi tentang Pembelaan Terhadap Negara yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan
melalui proses pembelajaran yang dalam hal ini erat kaitannya dengan model pembelajaran
Treffinger.
Sebagaimana dikatakan Hamalik (2013: 36) bahwa “Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Menurutnya, belajar
merupakan bagian hidup manusia dan berlangsung seumur hidup. Kapan saja dan dimana
saja, baik di sekolah, di rumah, bahkan di jalanan dalam waktu yang tidak ditentukan
sebelumnya”.
Model Treffinger merupakan salah satu dari model yang menangani masalah
kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai
keterpaduan, Model ini diperkenalkan oleh Donald J. Treffinger Pada tahun 1986.
Menurut Shoimin (2014: 219) model treffinger untuk mendorong belajar kreatif
menggambarkan susunan tiga tahap yang mulai dengan unsur-unsur dasar dan menanjak
ke fungsi-fungsi berpikir yang lebih majemuk, siswa terlibat dalam kegiatan membangun
keterampilan pada dua tahap pertama untuk kemudian menangani masalah kehidupan
nyata pada tahap ketiga.
Lebih lanjut Huda (2013: 318) model treffinger sebenarnya tidak berberda jauh
dengan model pembelajaran yang digagas oleh Osborn. Model treffinger ini juga
dikenal dengan Creative Problem Solving, keduanya sama-sama berupaya untuk
mengajak siswa berpikir kreatif dalam menghadapi masalah, namun sintak yang
diterapkan antara Osborn dan Treffinger sedikit berbeda satu sama lain.
Dalam penelitian, peneliti harus mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
digunakan pada saat meneliti yakni dengan menyediakan berupa RPP, bahan ajar, sumber
materi, lembar pengamatan kegiatan guru dan lembar pengamatan kegiatan siswa. Dari
1Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
15
hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran Treffinger pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) melalui
pembelajaran kelompok dan evaluasi ini, untuk dapat mengetahui meningkatnya hasil
belajar siswa melalui hasil tes dan observasi sampai pencapaian ketuntasan, hasil belajar
siswa dapat dilihat pada hasil evaluasi akhir tindakan siklus I pertemuan I sampai dengan
pertemuan ke II.
Berdasarkan deskripsi data di atas, jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Peningkatan telah mencapai ukuran tingkat keberhasilan penelitian atau
indikator yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas pada mata
pelajaran PKn dengan materi Pembelaan Terhadap Negara di kelas IXC SMP Negeri 5
Gorontalo dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger, terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa selama I siklus 2 kali pertemuan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Treffinger, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn di kelas IXC SMP
Negeri 5 Gorontalo.
KESIMPULAN
Hasil analisis pada rekapitulasi pengelolaan kegiatan belajar mengajar pada siklus
I pertemuan I masih rendah yakni pada pengamatan terhadap kegiatan guru bahwa dari 18
aspek yang dinilai, 4 aspek yang memperoleh kategori Sangat Baik (SB) atau 22%, 10
aspek yang memperoleh kategori Baik (B) atau 56%, yang memperoleh kategori Cukup
(C) 4 aspek atau 22%, sedangkan kategori Kurang (K) 0 aspek atau 0%. Selanjutnya,
pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam menerima materi pelajaran pada siklus 1
pertemuan 1 dari 10 aspek yang diamati 1 aspek diantaranya memperoleh kategori Sangat
Baik (SB) atau 10%, 3 aspek yang memperoleh kategori Baik (B) atau 30%, 4 aspek yang
memperoleh kategori Cukup (C) atau 40%, dan 2 aspek yang memperoleh kategori Kurang
(K) atau 20%.
Selanjutnya hasil evaluasi belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1 dari jumlah
siswa 32 orang, yang mencapai ketuntasan atau yang memperoleh nilai di atas 75 sebanyak
17 orang atau 53% dan yang di kategorikan tidak tuntas sebanyak 15 orang atau 47%. Hal
ini belum mencapai indikator yang ditetapkan yakni 75%.
Sedangkan pada siklus I pertemuan II terjadi peningkatan yang signifikan pada
pengamatan terhadap guru dari 18 aspek yang dinilai 7 aspek diantaranya memperoleh
Sangat Baik (SB) atau 39%, dan 11 aspek diantaranya memperoleh Baik (B) atau 61%.
1Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
16
Selanjutnya pengamatan aktifitas siswa pada siklus I pertemuan II dari 10 aspek yang
diamati 6 aspek diantaranya memperoleh Sangat Baik (SB) atau 60%, dan 4 aspek lainnya
memperoleh Baik (B) atau 40%.
Selanjutnya hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I pertemuan II dari jumlah
siswa 32 orang yang memperoleh nilai di atas 75 atau dikategorikan tuntas sebanyak 26
orang atau 81% dan yang memperoleh nilai di bawah 75 atau dikategorikan tidak tuntas
sebanyak 6 orang atau 19%. Maka pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II terjadi
peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulkan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Web Treffinger pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan khususnya materi Pembelaan Terhadap Negara di kelas IXC SMP Negeri
5 Gorontalo dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1 Rahmat Djumaha Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan. 2 Hj. Maisara Sunge, SH. MH Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 1. 2 Dr. Lucyane Djafaar, SH, M.Pa Dosen
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Selaku Pembimbing 2
17
DAFTAR PUSTAKA
Aris, shoimin. 2014. 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta:
arr-ruzz Media.
Kurniawan, syamsul 2013. Pendidikan karakter konsepsi dan implementasi secara terpadu
dilingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Susanto, Ahmad. 2013, Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.