I. KONSEP MEDIS
1. Pengertian dan Klasifikasi
Sistem Sirkulasi adalah system Transport yang mensuplai zat – zat yang
diabsorpsi dari saluran pencernaan dan oksigen ke jaringan mengembalikan
CO2 ke paru – paru dan produk metabolismenya lainnya ke ginjal, berfungsi
dalam pengaturan temperature tubuh dan mendistribusikan hormone – hormone
dan zat – zat lainnya yang mengatur fungsi sel (Ganong, 1998)
Tubuh manusia terdiri dari beberapa organ yang tersusun secar sistemik dan
terstruktur. Tiap organ dalam tubuh manusia memiliki fungsi dan tugas sendiri.
Namun, organ - organ tersebut tidak akan bisa melakukan tugasnya bila
asupan oksigen, nutrisi dan zat – zat yang dibutuhkannya tidak sampai pad
aorgan yang membutuhkan tersebut. Oleh karena itulah dikenal istilah
sirkulasi. Sirkulasi dalam tubuh mengindikasikan adanya system transportasi
zat – zat dan nutrisi yang dibutuhkan menuju tempat atau organ yang
membutuhkannya (ganong, 1998).
Sirkulasi dalam tubuh manusia terbagi dalam dua jenis : Sirkulasi sistemik
dan sirkulasi paru – paru. Kedua system tersebut saling bekerja sama untuk
mendistibusikan zat – zat yang penting dibutuhkan oleh tubuh, antara lain
oksigen dan berbagai nutrisi lainnya.
Sirkulasi sistemik adalah bagian dari system Kardiovaskuler yang membawa
darah beroksigen dari jantung, untuk tubuh dan kembali terdeoksigenasi darah
kembali ke jantung. Istilah ini kontras dengan sirkulasi paru – paru. Sirkulasi
Sistemik yang biasanya juga disebut sebagai sirkulasi utama adalah proses
dimana darahh, yaitu sebagai pembawa hormone dan zat – zat yang diperlukan
tubuh ini dipompakan dalam system tertutup pembuluh - pembuluh darah. Oleh
jantung, dari ventrikel kiri darah dipopakan melalui arteri anterior. Dari areteri
anterior darah menuju kapiler – kapuiler dimana darah dalam keadaan
seimbang dengan cairan intertisial. Kapiler – kapiler mengalirkan darah melalui
Venula ke dalam vena dan kembali ke atrium kanan (Ganong, 1998).
2. Etiologi
Penyebab masalah pada sirkulasi terbagi atas dua bagian yaitu : gangguan pada
sirkulasi darah dan aliran darah.
a. Sirkulasi Darah : Edema, Dehidrasi, Hiperemi, Perdarahan dan syok.
b. Aliran Darah : Thrombus, Emboli dan Infark
3. Manifestasi Klinis
a. Sering mengalami kesemutan dikaki dan tangan;
b. Gangguan fungsi kognitif;
c. Gangguan system penecernaan;
d. Kelelahan otot;
e. Perubahan warna kulit;
f. Kerontokan Rambut;
g. Angina;
h. Varices;
i. Melemahnya system kekebalan tubuh;
j. Disfungsi ereksi.
4. Patofisologi
Penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan tanda pada
semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis berubahnya aliran darah
tergantung pada besarnya kebutuhn jaringan yang melebihi suplai oksigen dan
nutrisi yang tersedia. Bila kebutuhan jaringan tinggi, maka akan terjadi
penurunan aliran darah yang dapat menganggu pemeliharaan integritas
jaringan, sehingga jaringan menjadi iskemi (kekuranagn suplaia darah),
Malnutrisi dan kematian apabila kekkurangan alirand arah tersebut tidak
diperbaiki.
Penurunan aliran darah akan meberikan efek pada seluruh system tubuh. Dan
tanpa suplai oksigen yang mencukupi system tersebut akan mengalami
kegagalan. Pada Hematemesi Melena, dalam perjalana melalui usus, darah
menjadi warna gelap bahkan hitam. Perubahan warna disebabkan olweh HCL
lambung, pepsin dan warna hitam ini diduga karena adany pigemen porifin.
5. Patofisiologi
Kerusakan Vaskuler
Pembuluh Darah
Perubahan Struktur
Penyumbatan
Pembuluh Darah
Vasokontriksi
Gangguan Sirkulasi
Penurunan Pembuluh
Retensi Na Curah jantung Darah pecah
Hipervolemia Spasme
Dinding otor
Perfusi perifer
tidak efektif Perdarahan
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium Darah : darah lengkap, Elektrolit, Kimia, Elektrolit dan
trigeliserida;
b. Pemeriksaan EKG;
c. Angigrafi Koroner;
d. Pemeriksaan Foro Thorax;
e. Pemeriksaan Uktrasonografi dan Scanning Hati.
7. Komplikasi
a. Syok Hipovolemik;
b. Hipertensi;
c. Aterosklerosis;
d. Trombosis vena;
e. Iskemia;
f. Stroke.
8. Penatalaksanaan
a. Tirah Baring
b. Pemeriksaan Hb
c. Transfusi darah
d. Fisioterapi
b. Secondary Survey
1) Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : Hipetensi/Hipotensi
Nadi Takikardi/Bradikardi
RR >24 kali/menit
Suhu Hipertermia/Hipotermia
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan otot bantu pernafasan
Nyeri Abdomen
Peningkatan Frekuensi nafas
Oedem Ektremitas.
c. Tiertery Survey
1) Pemeriksaan laboratorium
Patologi Klinis
Patologi Anatomis
Elektrolit
Darah lengkap
2) Radiology
USG hati
Endoskopy
Foro Rontgen
2. Penyimpangan KDM
Kerusakan Vaskuler
Pembuluh Darah
Perubahan Struktur
Penyumbatan
Pembuluh Darah
Vasokontriksi
Gangguan Sirkulasi
Vasokontriksi Peningkatan
Respon RAA Tek. darah
Nyeri Gangguan
Afterload
Pola Tidur Rangsangan Peningkatan
Meningkat
Aldosteron Tek. Portal
Penurunan Pembuluh
Retensi Na Curah jantung
Darah pecah
Hipervolemia Spasme
Dinding otor
Perfusi perifer
tidak efektif Perdarahan
3. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi Perifer tidak efektif : PenurunaN sirkulasi darah pad alevel Kapiler
yang dapat mengganggu metabolism tubuh (D.0009).
Ditandai dengan:
Data Subjektif
-
Data Objektif
Pengisisan kaoiler > 2 detik
Nadi perifer menurun atau tidak teraba
Akral teraba dingin
Warna kulit pucat
Turgor kulit menurun
d. Nyeri (D.0077)
Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
1) Identifikasi lokasi nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
1) Berikan tehnik non Farmakologi
2) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri.
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik