Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN


ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD) DI PEMERINTAHAN
KOTA DENPASAR

OLEH:

NAMA : I MADE ARIDANTA WEDASMARA


NPM : 1732121401
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
1

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN


ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (SKPD) DI PEMERINTAHAN
KOTA DENPASAR

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan pemerintah daerah yang baik dan berakuntabilitas, tidak bisa

lepas dari kinerja dan anggaran pemerintah daerah. Pemerintah daerah dari masing-

masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat menyusun Rencana Kerja

dan Anggaran (RKA) SKPD. Hal ini sesuai dengan undang-undang no 17 tahun

2003 tentang Keuangan Negara pasal 19 ayat 1 dan 2 bahwa Satuan Kerja Perankat

Daerah (SKPD) menyusun rencana kerja dan aktivitas dalam suatu moneter yang

menggunakan dana dari masyarakat.

SKPD Kota Denpasar dipilih untuk menjadi objek dalam penelitian ini

karena anggaran baik yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD) maupun anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) masih rendah.

Kenaikan APBD ditahun 2014, 2015 dan 2016. APBD di tahun 2014 sebesar 11,7

persen, di tahun 2015 23,76 persen sedangkan di tahun 2016 meningkat menjadi

33,48 persen. (https://tempo.go.id/).

Anggaran (budget) adalah sebuah rencana kuantitatif kegiatan usaha sebuah

organisasi; anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan

untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan (Henry Simamora,

2012). Proses penganggaran dalam suatu organisasi dimulai ketika perumusan

strategi dan perencanaan strategi telah selesai dilakukan. Tahap penganggaran

1
2

menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi

pada kinerja dapat mengagalkan perencanaan.

Di lain hal, anggaran berhubungan erat dengan akuntansi. Akuntansi adalah

suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama

yang mempunyai sifat keuangan dari satuan usaha ekonomi. Jadi apabila

dihubungkan dengan anggaran, data akuntansi merupakan salah satu sumber utama.

Hal ini karena akuntansi menyediakan data historis dan actual yang bersifat

keuangan, yang memenuhi tujuan analisa dalam pengembangan rencana-rencana

organisasi. Selanjutnya, penyesuaian anggaran harus disesuaikan dengan system

akuntansi yang terdapat pada perusahaan tersebut, terutama penggolongan

transaksi-transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Untuk menyiapkan sebuah

anggaran, rencana strategis haruslah dikembangkan. Untuk memastikan bahwa

semua perhatian tidak hanya berfokus pada operasional jnagka pendek. Hal ini

penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode, memiliki sifat untuk jangka

pendek agar anggaran tepat sasaran dan tujuan, anggaran yang disusun hendaknya

dapat mengakomodir kepentingan setiap departemen yang terkait didalamnya.

Komunikasi dan koordinasi antara bawahan dan atasan, karyawan dan manager,

dalam penyusunan anggaran sangat diperlukan untuk menimbulkan perilaku positif,

yaitu perilaku manager untuk sejalan dengan tujuan organisasi; serta mencegah

timbulnya dampak disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi.

Terdapat tiga pendekatan dalam proses penyusunan anggaran, yaitu top-down

(pendekatan dari atas ke bawah), bottom-up (pendekatan dari bawah ke atas), dan

pendekatan partisipasi. Dalam pendekatan partisipasi ini, diperlukan kerjasama dari


3

berbagai tingkat manajemen untuk mengembangkan rencana anggaran, dimana

setiap tingkatan tanggung jawab dalam suatu organisasi harus memberikan

masukan terbaik sesuai dengan bidangnya dalam suatu system kerjasama

penyusunan anggaran. Hal ini karena manager puncak biasanya tidak mengetahui

mengenai kegiatan sehari-hari pada level bawah, sehingga membutuhkan informasi

yang lebih handal dari bawahannya.

Diharapkan dengan adanya partisipasi anggaran, mampu meningkatkan

tanggungjawab serta kinerja dari manager level bawah dan menengah. Manager

dapat menyampaikan ide-ide kreatif yang dimilikinya kepada manager atas, yang

mana ide tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari

adanya keikutsertaan para manager level menengah dan bawah dalam penentuan

anggaran, maka didapatkan keputusan yang lebih realistis sehingga tercapai

kesesuaian tujuan perusahaan yang lebih besar.

Tanggung jawab yang dimiliki untuk melaksanakan setiap keputusan dari

keikutsertaannya dalam proses penyusunan anggaran, menimbulkan komitmen

dalam diri manager untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini karena manager

bertanggung jawab, merasa memiliki andil dalam kemajuan dan kelangsungan

hidup perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor

swasta dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Pada

sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

untuk publik, namun sebaliknya pada sektor pemerintahan atau publik anggaran

justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan dengan
4

tujuan untuk mendapatkan masukan. Anggaran sektor publik merupakan instrumen

akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program

yang dibiayai dari uang publik (Abdul Halim, 2014: 47).

Penelitian yang dilakukan oleh Aridayani Puspita Dewi (2014)

menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif pada

kinerja manajerial di Universitas Widyatama Bandung, sedangkan hasil yang

berbeda dari Galih Wicaksono (2016) partisipasi penyusunan anggaran

berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai hubungan negatif terhadap kinerja

manajerial.

Penelitian Aridayani Puspita Dewi (2014), Ni Ketut Sari Sukma (2017),

dan Suhanda (2018) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, sedangkan hasil yang berbeda

dari Ginanjar Apriyansyah (2014) dan Galih Wicaksono (2016) partisipasi

penyusunan anggaran berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai hubungan

negatif terhadap kinerja manajerial.

Komitmen Organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat

terhada nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Manajer yang

memiliki tingkat komitmen yang tinggi akan dapat memiliki pandangan positif

dan akan berbuat yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Dengan adanya

komitmen organisasi yang baik kemungkinan penurunan kinerja dapat dihindari.

Sebaliknya individu dengan komitmen organisasi yang buruk akan mementingkat

dirinya sendiri ataupun kelompoknya, karena individu tersebut tidak memiliki

keinginan untuk menjadikan organisasi tersebut kearah yang lebih baik, sehingga
5

dapat lebih besar terjadinya penurunan kinerja apabila individu tersebut terlibat

dalam penyusunan anggaran. Jadi bila individu memiliki komitmen yang kuat

akan menggunakan anggaran untuk mengejar tujuan organisasi, sedangkat

individu dengan komitmen yang rendah akan menggunakan anggaran guna

mengejar kepentingan dirinya sendiri (Wisnu Tri Yunianto,2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Aridayani Puspita Dewi (2014), Ginanjar

(2014), Supartini (2015) dan Muhamad Ridwan (2015) menyatakan bahwa

komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sedangkan

hasil yang berbeda dari Ni Ketut Sari Sukma Dewi (2017) dan Suhanda (2018)

menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh tidak signifikan dan

mempunyai hubungan negatif terhadap kinerja manajerial.

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai

tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah dorongan yang

timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu, atau motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Ridwan (2015) dan Ni Ketut Sari

Sukma Dewi (2017) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap

kinerja manajerial. Sedangkan hasil yang berbeda dari Supartini (2015) dan
6

Suhanda (2018) menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh tidak signifikan dan

mempunyai hubungan negatif terhadap kinerja manajerial.

Kinerja para manajer dinilai berdasar efisiensi pelaksanaan anggaran dalam

pencapaian target anggaran sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

Agar penilaian kinerja organisasi dapat dilakukan secara objektif, maka perlu

adanya indikator kinerja untuk tolak ukur dalam pencapaian program yang

ditetapkan. Indikator kerja yang ideal harus terkait pada efisiensi biaya dan kualitas

pelayanan.

Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dengan

mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan guna mencapai tujuan organisasi.

Hal ini dapat berarti mengoordinasikan pekerjaan dari satu kelompok atau

departemen, atau dapat berarti menyelia satu orang saja. Pengoordinasian tersebut

dapat juga mencakup pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan suatu tim yang

terdiri atas orang-orang dari organisasi berbeda, seperti karyawan temporer atau

karyawan yang bekerja di pemasok dari organisasi tersebut (Arfan Ikhsan Lubis,

2011: 46).

Dengan ketidak konsitenan hasil penelitian sebelumnya maka penelitian ini

mengangkat judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen

Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Denpasar.


7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan adalah

1. Apakah Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Kinerja

Manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan

Kota Denpasar?

2. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial

Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota

Denpasar?

3. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Denpasar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sesuai dengan perumusan

masalah diatas adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,

terhadap Kinerja Manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) di Pemerintahan Kota Denpasar.

b. Untuk mengetahui pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja

Manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

Pemerintahan Kota Denpasar.


8

c. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Manajerial

Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota

Denpasar.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan

wawasan tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran,

keterlibatan kerja dan komitmen organisasi secara parsial terhadap

kinerja manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

Pemerintahan Kota Denpasar, serta dapat mengaplikasikan teori-teori

yang diperoleh di bangku kuliah.

2) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.

b. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota

Denpasar.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perusahaan mengenai pentingnya peran partisipasi penyusunan

anggaran, dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial

pemerintah, sehingga menjadi dasar pertimbangan perusahaan dalam

menilai kinerja manajerial Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

di Pemerintahan Kota Denpasar.


9

c. Bagi Fakultas Ekonomi Unversitas Warmadewa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan di

perpustakaan, guna memberikan sumbangan informasi penelitian sejenis.

D. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

a. Teori Atribusi

Teori atribusi menjelaskan bahwa ketika individu mengamati

perilaku seseorang, individu tersebut berupaya untuk menentukan

apakah perilaku tersebut disebabkan secara internal atau eksternal.

Perilaku yang disebabkan secara internal merupakan prilaku yang

diyakini berada dibawah kendali seorang individu. Perilaku yang

disebabkan secara eksternal merupakan perilaku yang dianggap sebagai

akibat dari sebab-sebab luar, yaitu individu tersebut dianggap telah

dipaksa berperilaku demikian oleh situasi (Lubis, 2011:90).

b. Partisipasi Anggaran

1) Pengertian Anggaran Sektor Publik

Anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan

kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi yang informasi

mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas. Anggaran berisi

estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang

akan datang (Abdul Halim, 2014:47).


10

2) Fungsi Anggaran

Anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi. Menurut

(Abdul Halim, 2014:48) fungsi anggaran diantaranya, yaitu:

a) Anggaran sebagai Alat Perencanaan

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa

yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang

dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja

pemerintah.

b) Anggaran sebagai Alat Pengendalian

Anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan

pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik.

c) Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal

Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan

fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan

estimasi ekonomi.

d) Anggaran sebagai Alat Politik

Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai

bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislative atas

penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.

e) Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi

Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu

mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam

pencapaian tujuan organisasi.


11

f) Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja

Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil

ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

g) Anggaran sebagai Alat Motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer

dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien

dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

h) Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan

DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi dan berbagai

organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses

penganggaran publik.

Peranan dan fungsi anggaran begitu penting, maka diperlukan

adanya prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedoman bagi

organisasi publik dan atau pemerintah. Beberapa prinsip tersebut,

antara lain:

a) Otorisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif

terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat menggunakan atau

merealisasikan anggaran tersebut.

b) Komprehensif atau menyeluruh

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan

pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-


12

budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang

bersifat komprehensif.

c) Keutuhan

Semua penerimaan dan pengeluaran tercakup dalam satu dana

umum.

d) Nondiscretionary apropriasi

Jumlah yang disetujui legislatif harus termanfaatkan secara

ekonomis, efisien, dan efektif.

e) Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang disusun pada setiap

periode, baik tahunan maupun multi-tahunan.

f) Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang

tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai

kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta

dapat mengakibatkan munculnya under-estimate pendapatan

serta over-estimate pengeluaran atau belanja.

g) Jelas

Anggaran hendaknya disusun secara sederhana, dapat dipahami

masyarakat luas, dan tidak membingungkan bagi para pengguna.

h) Transparan

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

3) Tujuan Penyusunan Anggaran

Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang

dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci


13

kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program apa

yang direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

kehidupan rakyat, dan bagaimana program-program tersebut

dibiayai (Abdul Halim, 2014:50). Proses penyusunan anggaran

memiliki empat tujuan utama, yaitu:

a) Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan

koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah

b) Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam

menyediakan barang dan jasa publik melalui proses

pemrioritasan.

c) Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas

belanja.

d) Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah

kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas.

4) Pengukuran Partisipasi Penyusunan Anggaran

Pengukuran partisipasi dalam penyusunan anggaran diukur

berdasarkan instrumen yang dikembangkan dari penelitian Ferawati

(2011). Pengukuran bertujuan untuk menilai partisipasi manajer

dalam berbagai keputusan yang diambil oleh perusahaan. Menurut

Ferawati (1975) partisipasi manajer dapat dilihat dari beberapa

aspek, yaitu:

a) Keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran.

b) Wewenang manajer dalam penyusunan anggaran dan

berlakunya anggaran.
14

c) Keterlibatan manajer dalam pengawasan proses penyusunan

anggaran.

d) Keterlibatan manajer dalam tujuan pelaksanaan anggaran pada

bidang yang dipimpin.

Proses penyusunan anggaran akan menetapkan siapa yang

akan berperan dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian

sasaran anggaran dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan

bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkan melaksanakan

perannya. Peran tersebut menuntut manajer untuk bisa mengarahkan

bawahan agar bekerja dengan maksimal guna mencapai tujuan yang

ditetapkan.

c. Komitmen Organisasi

1) Pengertian Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana individu

memiliki kepercayaan, keterikatan, serta perasaan memiliki atas

organisasi, sehingga individu tersebut akan lebih mementingkan

kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan pribadinya.

Manajer bawah yang memiliki komitmen terhadap organisasinya

akan berusaha lebih keras dan kreatif untuk membuat organisasinya

berkembang dan lebih mementingkan kepentingan organisasi

daripada kepentingan pribadi (Ketut Sari Sukma Dewi, 2017).

Aleen dan Mayer (1990) merumuskan tiga dimensi

komitmen dalam berorganisasi, yaitu: affective, continuance, dan

normative
15

a) Affective

Affective Commitmen berkaitan dengan hubungan emosional

anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi,

dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi.

Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi

akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang

memiliki keinginan untuk itu.

b) Continuance Commitmen

Continuance commitmen berkaitan dengan kesadaran anggota

organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan

organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitmen

yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena

mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi

tersebut.

c) Normative Commitmen

Anggota organisasi dengan normatif kommitmen yang tinggi

akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa

dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.

Mahadewi (2014) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki

komitmen organisasi yang tinggi akan mempergunakan

anggaran untuk mengejar tujuan organisasi, sehingga

perusahaan akan memiliki kecenderungan yang rendah untuk

memunculkan senjangan anggaran.


16

d. Motivasi

1) Pengertian Motivasi

Menurut Irham Fahmi (2016:107) motivasi adalah aktivitas

perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan

yang diinginkan. Dalam Trisnawati (2013) Motivasi terbagi menjadi

dua, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal yang saling

berkaitan satu dengan yang lainnya. Motivasi internal, timbul dari

dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain.

Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” atau motivasi yang

sebenarnya. Dan motivasi eksternal, timbul sebagai akibat pengaruh

dari luar individu, apakah adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari

orang lain. Motivasi penting karena dengan adanya motivasi

diharapkan setiap individu mau bekerja keras dan antusias untuk

mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

e. Kinerja Manajerial

1) Pengertian Kinerja Manajerial

Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui

orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan

guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini dapat berarti

mengoordinasikan pekerjaan dari satu kelompok atau departemen,

atau dapat berarti menyelia satu orang saja. Pengoordinasian tersebut

dapat juga mencakup pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan

suatu tim yang terdiri atas orang-orang dari organisasi berbeda,


17

seperti karyawan temporer atau karyawan yang bekerja di pemasok

dari organisasi tersebut (Arfan Ikhsan Lubis, 2011: 46).

Dari sudut pandang teori agensi, principal (pemilik atau

manajemen puncak) membawahi agen (karyawan atau manajer yang

lebih rendah) untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Teori ini

mengasumsikan kinerja yang efisien dan kinerja organisasi

ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkungan. Secara

umum teori ini mengasumsikan bahwa principal bersikap netral

terhadap resiko sementara agen bersikap menolak usaha dan resiko.

Mardiasmo (2009) mengatakan bahwa kinerja manajerial

adalah gambaran seorang manajer mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program, kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan misi, dan visi organisasi yang tertuang

dalam strategic planning suatu organisasi.

Jadi, kinerja manajerial dapat diartikan juga sebagai tingkat

pencapaian manajer dalam melaksanakan dengan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan untuk

mencapai tujuan organisasi.

2) Klasifikasi Manajer

Secara umum, manajer dapat diklasifikasikan sebagai manajer

tingkat bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas. (Arfan Ikhsan

Lubis, 2011: 46).


18

a) Manajer tingkat bawah (Lower Management)

Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkatan

paling bawah dan mengelola pekerjaan individu non- manajerial

yang terlibat dalam produksi atau penciptaan produk organisasi.

Mereka sering disebut penyelia, tetapi bisa juga disebut manajer

lini, manajer kantor, atau bahkan mandor.

b) Manajer tingkat menengah (Middle Management)

Manajer tingkat menengah mencakup semua tingkatan manajemen

antara tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada

organisasi tertentu. Manajer tingkat menengah mengelola

pekerjaan para manajer lini pertama dan mempunyai sebutan,

seperti kepala bagian atau kepala biro, pemimpin proyek, manajer

pabrik, atau manajer divisi.

c) Manajer tingkat atas (Top Management)

Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen

puncak, yang bertanggungjawab atas pengambilan keputusan yang

mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana serta sasaran

yang akan memengaruhi keseluruhan organisasi itu.

3) Tujuan Pengukuran Kinerja

Menurut Mardiasmo (2009) secara umum, tujuan sistem

pengukuran kinerja adalah:

a) Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik


19

b) Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara

berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian

strategi.

c) Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level

menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal

congruence.

d) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan

individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

4) Manfaat Pengukuran Kinerja

a) Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk

menilai kinerja manajemen.

b) Memberi arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

c) Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan

membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan

tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.

d) Sebagai dasar untuk memberi penghargaan dan hukuman (reward

& punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur

sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

e) Sebagai alat komunikasiantara bawahan dan pimpinan dalam

rangka rangka memperbaiki kinerja organisasi.

f) Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah

terpenuhi.

g) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

h) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara

objektif.
20

5) Pengukuran Kinerja Manajerial

Supomo dan Indriantoro 2016 menjelaskan, menurut teori manajemen

klasik kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen

sebagai berikut:

a) Perencanaan

Meliputi pemilihan strategi, kebijakan, program, dan prosedur

untuk mencapai tujuan organisasi. Semua tingkatan manajemen

dalam struktur organisasi melakukan perencanaan baik tingkat

bawah, menengah, maupun manajer tingkat atas.

b) Investigasi

Laporan dari setiap manajer pada pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya menjelaskan kinerja manajer yang bersangkutan.

Untuk menyusun laporan tersebut, manajer melaksanakan salah

satu fungsi manajemen yaitu investigasi. Dalam hal ini, manajemen

bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi

untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan

persediaan, dan analisa pekerjaan.

c) Koordinasi

Setiap fungsi manajerial adalah pelaksana koordinasi. Kebutuhan

akan mensinkronisasi tindakan individu timbul dari perbedaan

dalam pendapat mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat

dicapai atau bagaimana tujuan individu atau kelompok dipadukan.

Koordinasi ini bisa dilakukan dengan tukar menukar informasi


21

dengan bagian organisasi yang lain untuk mengaitkan dan

menyesuaikan program, memberitahu departemen lain, dan

berhubungan dengan manajer lain.

d) Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang

digunakan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja,

penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan

keuangan, dan pemeriksaan produk.

e) Pengawasan

Pengawasan meliputi mengarahkan, memimpin dan

mengembangkan bawahan, membimbing, melatih, member tugas,

dan menangani keluhan.

f) Penataan staf (Staffing)

Penataan staf merupakan suatu proses yang terdiri dari spesifikasi

pekerjaan (job description), pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja,

seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan

melatih karyawan agar melaksanakan pekerjaan dengan baik.

g) Perwakilan

Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan

dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan pidato untuk

acara kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, dan

mempromosikan tujuan umum perusahaan.


22

2. Publikasi Penelitian Sebelumnya

Adapun publikasi sebelumnya secara ringkas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 1
Publikasi Penelitian Sebelumnya

Uraian Peneliti Sebelumnya


Aridayani Galih Wicaksono Ni Ketut Sari Suhanda (2018)
Puspita Dewi (2016) Sukma Dewi,
(2014) (2017)

Judul Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh partisipasi


Partisipasi Partisipasi Partisipasi anggaran, motivasi
Anggaran dan Penyusunan Penyusunan kerja dan komitmen
Komitmen Anggaran Anggaran, organisasi terhadap
Organisasi Terhadap Kinerja Komitmen kinerja manajerial
Terhadap Kinerja Manajerial Pada Organisasi dan pada SKPD Kabupaten
manajerial (Studi Sekolah Motivasi Terhadap Bintan
kasus Pada Menengah Negri Kinerja Manajerial
Universitas di Tegal Pada
Widyatama, Universitas
Bandung Jember
Perumusan Bagaimanakah Bagaimanakah Begaimanakah Begaimanakah
pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh partisipasi
partisipasi Partisipasi Partisipasi anggaran, motivasi
anggaran dan Penyusunan Penyusunan kerja dan komitmen
komitmen Anggaran Anggaran, organisasi terhadap
organisasi Terhadap Kinerja Komitmen kinerja manajerial
terhadap kinerja Manajerial Pada Organisasi dan pada SKPD Kabupaten
manajerial (Studi Sekolah Motivasi Terhadap Bintan
kasus Pada Menengah Negri Kinerja Manajerial
Universitas di Tegal Pada
Widyatama, Universitas
Bandung Jember
Tujuan Untuk Untuk Untuk mengetahui Untuk mengetahui
Penelitian mengetahui mengetahui Pengaruh Pengaruh partisipasi
pengaruh Pengaruh Partisipasi anggaran, motivasi
partisipasi Partisipasi Penyusunan kerja dan komitmen
anggaran dan Penyusunan Anggaran, organisasi terhadap
komitmen Anggaran Komitmen kinerja manajerial
organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan pada SKPD Kabupaten
terhadap kinerja Manajerial Pada Motivasi Terhadap Bintan
manajerial (Studi Sekolah Kinerja Manajerial
kasus pada Menengah Negri
Universitas di Tegal Pada
23

Widyatama, Universitas
Bandung Jember
Hasil Partisipasi Partisipasi 1) Berdasarkan 1) Berdasarkan hasil
Penelitian anggaran dan penyusunan hasil analisis dapat analisis dapat
komitmen anggaran terbukti disimpulkan disimpulkan bahwa,
organisasi berhubungan bahwa, partisipasi partisipasi anggaran
berpengaruh positif terhadap penyusunan berpengaruh positif
secara signifikan kecukupan anggaran terhadap kinerja
terhadap kinerja anggaran, berpengaruh positif manajerial.
manajerial komitmen terhadap kinerja 2)Berdasarkan hasil
organisasi, dan manajerial. analisis dapat
job relevant 2) Berdasarkan disimpulkan bahwa,
information. hasil analisis dapat komitmen organisasi
Sedangkan untuk disimpulkan tidak berpengaruh
partisipasi bahwa, komitmen terhadap kinerja
penyusunan organisasi tidak manajerial
anggaran, berpengaruh 3) Berdasarkan hasil
kecukupan terhadap kinerja penelitian dapat
anggaran, dan job manajerial disimpulkan bahwa,
relevant 3) Berdasarkan motivasi tidak
information tidak hasil penelitian berpengaruh terhadap
terbukti dapat disimpulkan kinerja manajerial.
berhubungan bahwa, motivasi
positif terhadap berpengaruh positif
kinerja terhadap kinerja
manajerial. Hanya manajerial.
komitmen
organisasi yang
berhubungan
positif terhadap
kinerja
manajerial.

3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan permasalahan dalam tinjauan pustaka dan

kajian teoritis yang telah dikemukakan. Menjadi dasar hipotesis penelitian yang

bertujuan untuk menjelaskan kerangka penelitian sebagai uraian sementara

yang perlu pengujian kembali sebagai kerangka.


24

Kerangka pemikiran penelitian dinyatakan dalam bentuk skema seperti

gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1
Model Penelitian

Penyusunan Anggaran

(X1)
H1 (+)

Komitmen Organisasi
H2 (+) Kinerja Manajerial
(X2)
(Y)
H3 (+)

Motivasi

(X3)

4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai

berikut :

1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Anggaran yang telah disusun sebagai perencanaan dan indikator

kinerja, dimana anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian untuk

mengukur kinerja manajer dalam mencapai tujuan anggaran (Abdul

Halim, 2014:47). Untuk mencegah terjadinya dampak yang ditimbulkan

dalam penyusunan anggaran, perlu dilibatkannya manajer bawah sehingga


25

anggaran partisipatif dapat meningkatkan kinerja anggota dalam

organisasi.

Dengan penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan

kinerja manajer akan meningkat, karena saat tujuan atau standar yang

dirancang secara partisipatif disetujui, maka bawahan kan memiliki

tanggung jawab pribadi untuk mencapai tujuan atau standar tersebut

karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014) menyatakan bahwa

partisipasi anggaran berpengaruh secara positif signifikan terhadap kinerja

manajerial. Berdasarka hal tersebut dapat di rumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Partisipasi Penyusunan Anggaran Berpengaruh Positif Signifikan

Terhadap Kinerja Manajerial.

2. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Komitmen organisasi menunujukan hubungan yang positif dengan

hasil yang diinginkan seperti kinerja tinggi, tingkat pergantian karyawan

yang rendah, dan tingkat ketidak hadiran yang rendah (Luthans, 2009:

250). Karyawan yang berkomitmen merasa bahwa hasil kerjanya adalah

cerminan organisasi, maka karyawan akan berusaha menghasilkan kinerja

yang terbaik.

Penelitian yang dilakukan oleh Ferawati (2011) bahwa komitmen

organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial,

semakin tinggi komitmen seseorang terhadap organisasinya maka semakin


26

tinggi pula tingkat kinerjanya. Berdasarka hal tersebut dapat di rumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2 : Komitmen Organisasi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap

Kinerja Manajerial.

3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial

Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan (Irham Fahmi,

2016:107). Motivasi muncul dalam dua bentuk dasar, yaitu motivasi

ekstrinsik (dari luar) dan motivasi intrinsic (dari dalam). Motivasi ekstrinsik

muncul dari luar diri seseorang, kemudian selanjutnya mendorong orang

tersebut untuk mengubah seluruh sikap yang dimiliki olehnya saat ini ke

arah yang lebih baik. Sedangkan motivasi instrinsik adalah motivasi yang

muncul dan tumbuh serta berkembang dalam diri orang tersebut, yang

selanjutnya kemudian mempengaruhi dia dalam melakukan sesuatu secara

bernilai dan berarti.

Penelitian yang dilakukan oleh Ketut Sari Sukma Dewi (2017) bahwa

motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Motivasi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Kinerja

Manajerial.

5. Metode Penelitian

1. Tempat dan Obyek Penelitian


27

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

pada Kantor Pemerintahan Kota Denpasar.

b. Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran,

komitmen organisasi, motivasi dan kinerja manajerial pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Denpasar.

2. Metode Populasi dan Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017:80). Populasi dalam penelitian ini

adalah Kepala Dinas atau Kepala Badan dan Kepala Sub Bagian

Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

Pemerintahan Kota Denpasar yang berjumlah 75 orang.

b. Metode Penentuan Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2017:137). Sampel yang digunakan dalam

pemilihan data menggunakan nonprobality sampling dengan klasifikasi

sampling purposive. Sampling purposive merupakan teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017:144). Sampel


28

yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 75 orang yang terdiri

dari Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan

Pengendalian, serta Kepala sub Bagian Keuangan jadi masing-masing

SKPD.

Adapun pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan sampel

yaitu:

1) Pegawai Negri Sipil yang menjabat sebagai Kepala Sub Bagian

Umum, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian, serta

Kepala Sub Bagian Keuangan. Alasan diambilnya responden tersebut

sebagai sampel karena terlibat dalam penyusunan anggaran dan

memahami kegiatan pada masing-masing bagian dan dianggap

mampu menggambarkan kinerja manajerial dari setiap instansi secara

keseluruhan.

2) Pejabat atau Pegawai yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun. Karena

pejabat atau pegawai yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun dianggap

sudah memiliki pengalaman dalam menyusun anggaran dan

memahami kegiatan pada masing-masing bagian.

Pengambilan sampel untuk tiap-tiap SKPD di tunjukkan pada tabel

berikut:
29

Tabel 2
Pengambilan Sempel

No Nama SKPD Jumlah


1 DPRD Kota Denpasar 3 orang
2 Dinas Kebudayaan Kota Denpasar 3 orang
3 Inspektorat Kota Denpasar 3 orang
4 BAPPEDA Kota Denpasar 3 orang
5 Badan Pemberdayaan & PemDes 3 orang
6 Badan Lingkungan Hidup 3 orang
7 BPBD Kota Denpasar 3 orang
8 BKPP 3 orang
9 Badan Kesbangpol & Limnas Kota Denpasar 3 orang
10 Badan Perpustakaan, arsip & Dokumentasi 3 orang
11 Badan Perijinan Terpadu Satu Pintu & Penanaman Modal 3 orang
12 Dinas Kesehatan 3 orang
13 Dinas Sosial & Tenaga Kerja 3 orang
14 Dinas Periwisata 3 orang
15 Dinas Pendudukan & Catatan Sipil 3 orang
16 Dinas Pendapatan 3 orang
17 Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga 3 orang
18 Dinas Pertanian 3 orang
19 Dinas Kebersihan 3 orang
20 Dinas Perhubungan 3 orang
21 Dinas Tata Ruang & Perumahan 3 orang
22 Dinas Perindustrian & Perdagangan 3 orang
23 Dinas Koprasi Usaha Kecil & Menengah (UMKM) 3 orang
24 Dinas Komunikasi & Informatika 3 orang
25 Dinas Perternakan, Perikanan & Kelautan 3 orang
Total 75 Orang
Sumber : SKPD Kota Denpasar
30

3. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian diidentifikasi terdiri dari 4 (empat) variabel bebas

dan 1 (satu) variabel terikat, yaitu:

a. Variabel terikat (dependen variable)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:68). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y).

b. Variabel bebas (independen variable)

Variabel independen adalah variabel yang tidak tergantung pada

variabel lain. Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017:68). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas yaitu :

X1 adalah partisipasi penyusunan anggaran

X2 adalah komitmen organisasi

X3 adalah motivasi

4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang dianalisis didefinisikan

sebagai berikut:

a. Partisipasi Anggaran

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang

hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam

ukuran finansial (Abdul Halim, 2014:47). Untuk mengukur variabel


31

partisipasi anggaran digunakan kuesioner dengan 6 indikator yang

terlampir dalam kuesioner dengan skala likert lima poin dari 1 sampai

5. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur partisipasi

anggaran antara lain:

1) Terlibat dalam partisipasi, mengusulkan dan atau melaksanakan

anggaran.

2) Atasan selalu menanyakan pendapat atau pemikiran bawahan

apabila akan menentukan anggaran

3) Pendapat atau usulan bawahan yang tercermin dalam anggaran

akhir

4) Pentingnya usulan atau pemikiran bawahan terhadap anggaran

yang diusulkan.

5) Frekuensi bawahan dalam menyatakan permintaan, pendapat atau

usulan tentang anggaran pada atasan tanpa diminta.

6) Atasan meminta pendapat atau usulan bawahan ketika anggaran

sedang diusulkan.

b. Komitmen organisasi

Komitmen organisasi yaitu keadaan psikologi yang

mengkarakteristikkan hubungan karyawan dengan organisasi atau

implikasinya yang mempengaruhi apakah karyawan akan tetap bertahan

dalam organisasi atau tidak. Untuk mengukur variabel komitmen

organisasi digunakan kuesioner dengan 3 indikator yang terlampir

dalam kuesioner dengan skala likert lima poin dari 1 sampai 5.

Komitmen organisasi diukur dari indikator:


32

1) Komitmen afektif (affective commitment), yaitu: keterlibatan

emosional seseorang pada organisasinya berupa perasan cinta pada

organisasi.

2) Komitmen kontinyu (continuance commitment), yaitu: persepsi

seseorang atas biaya dan resiko dengan meninggalkan organisasi

saat ini

3) Komitmen normatif (normative commitment), yaitu: sebuah dimensi

moral yang didasarkan pada perasaan wajib dan tanggung jawab

pada organisasi yang mempekerjakannya.

c. Motivasi

Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan (Irham Fahmi

2016:107). Untuk mengukur variabel motivasi digunakan kuesioner

dengan 5 indikator yang terlampir dalam kuesioner dengan skala likert

lima poin dari 1 sampai 5. motivasi diukur dari indikator:

1) Pengaruh gaji sebagai dorongan untuk bekerja lebih baik

2) Pemberian reward atau penghargaan bagi karyawan

3) Usaha dan keterampilan dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan

4) Tunjangan hari tua

5) Kesempatan untuk peningkatan posisi dalam pekerjaan.

d. Kinerja Manajerial, yaitu gambaran seorang manajer mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program, kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan misi, dan visi organisasi yang tertuang


33

dalam strategic planning suatu organisasi. Untuk mengukur variabel

kinerja manajerial dengan menggunakan (Ni Ketut Sari Sukma Dewi,

2017), kuesioner dengan 8 indikator yang terlampir dalam kuesioner

dengan skala likert lima poin dari 1 sampai 5. Kinerja manakerial diukur

dari indikator:

1) Perencanaan

2) Investigasi

3) Pengkoordinasian

4) Evaluasi

5) Pengawasan

6) Pemilihan Staf

7) Perwakilan

8) Negoisasi

5. Jenis Dan Sumber Data

Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Jenis data berdasarkan sifatnya

1) Data kuantitatif, merupakan data berupa angka-angka yang dapat

dihitung. Dalam penelitian ini data kuantitatif adalah rekapitulasi

penyebaran kuisioner mengenai pengaruh partisipasi penyusunan

SKPD anggaran, dan komitmen organisasi terhadap kinerja

manajerial.

2) Data Kualitatif, merupakan data yang terbentuk kata, kalimat, skema

dan gambar, seperti teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.


34

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum

mengenai sejarah dan struktur organisasi SKPD Kota Denpasar.

b. Sumber Data berdasarkan sifatnya :

1) Data primer, merupakan sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugyono, 2017: 219).

2) Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari berbagai

sumber yang telah di kumpulkan sebelumnya oleh pihak lain.

6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

penyebaran kuesioner kepada calon responden yang setelah itu

dikumpulkan lalu dianalisis. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2017:225)

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert 5 point

7. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis

kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk bilangan atau

angka-angka. Data dikuantitatifkan dengan memberikan skor pada masing-

masing jawaban responden. Setiap jawaban kuisioner mempunyai bobot

atau skor nilai dengan skala Likert sebagai berikut: (Sugiyono, 2014 : 133).

a. Jawaban STS (sangat tidak setuju), diberi skor 1.

b. Jawaban TS (tidak setuju), diberi skor 2.

c. Jawaban RG (ragu-ragu), diberi skor 3


35

d. Jawaban S (setuju), diberi skor 4

e. Jawaban SS (sangat setuju), diberi skor 5

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian setelah dilakukan

tabulasi data, maka selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik sebagai

berikut:

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda dengan program SPSS. Analisis regresi berganda

adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu

variabel dependen. Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai Pengaruh

partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan kinerja

manajerial.

a. Uji Kualitas Data

1) Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya

kuisioner penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

dan pernyataan dalam kuesioner mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali, 2016:52). Uji validitas

dapat dilakukan dengan korelasi bivariate antara masing-masingg

skor indikator dengan total skor konstruk. (Ghozali 2016:54)

2) Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuisioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap


36

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

(Ghozali 2016:47) Pengukuran reliable dilakukan dengan cara One

Shot yaitu pengukuran sekali saja yang kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar

jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur

reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s alpha. Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika besarnya nilai Cronbach

Alpha lebih dari 0,7. (Ghozali, 2016:48).

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Pengujian normalitas akan dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Cara paling mudah untuk melihat normalitas

residudal adalah dengan melihat grafik histogram yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal dengan dibantu SPSS (Ghozali,

2016:154).

2) Uji Multikoleniaritas

Uji multikolinearitas bertunjuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Multikolininearitas dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

variance inflation factor (VIF). (Ghozali,2016:103).

Multikoleniaritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF ≥ 10. (Ghozali, 2012:2010).


37

3) Uji Heterosdestisitas

Uji heteroskedastistas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastistas

dideteksi dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel

terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

memplotkan grafik antara SRESID dengan ZPRED. Ada atau

tidaknya heteroskedastistas akan tampak dengan adanya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.

(Ghozali, 2016:134)

c. Analisis linier regresi berganda

Analisis regresi berganda merupakan suatu teknik statistik

multivariat yang digunakan untuk menguji pengaruh sejumlah variabel

independen terhadap variabel dependen. Persamaan dapat dirumuskan

berdasarkan hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

Y = ɑ + ß1x1 + ß2x2 + ß3x3 + e

Keterangan :

Y : Kinerja Manajerial

ɑ : Konstanta

X1 : Penyusunan Anggaran

X2 : Komitmen Organisasi

X3 : Motivasi

β1-β3 : Koefisien regresi variabel

e : Error
38

Selanjutnya akan dilakukan pengujian koefisien determinasi (R2),

uji statistik F dan uji statistik t.

1) Uji Fit Model (Uji Statistik F)

Uji Statistik F digunakan untuk menguji pengaruh

pemahaman good governance, komitmen organisasi, kerahasiaan,

integritas dan obyektivitas secara simultan terhadap

Kinerja auditor internal pemerintah daerah pada BPKP

Perwakilan Provinsi Bali. Adapun kriteria pengambilan keputusan

yaitu jika probabilitas < 0,05 maka semua variabel independen

mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2016:99).

2) Uji Sinifikansi Parsial (Uji Statistik t )

Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh good

governance, komitmen organisasi, integritas, gaya kepemimpinan,

kerahasiaan, ketidakjelasan peran dan obyektivitas secara parsial

terhadap kinerja auditor internal pemerintah daerah pada BPKP

Perwakilan Provinsi Bali. Adapun kriteria pengambilan keputusan

yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh secara

parsial variabel independen pada variabel dependen, dan sebaliknya

jika nilai signifikansi < 0,05 maka ada pengaruh secara parsial

variabel independen pada variabel dependen (Ghozali, 2016:99).


39

H. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang

latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan landasan teoritis, publikasi penelitian

sebelumnya dan kerangka pemikiran penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini aka diuraikan tentang lokasi penelitian dan obyek

penelitian, populasi dan metode penelitian sampel, identifikasi

variabel, definisi operasional, jenis data, metode pengumpulan data

serta teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan gambaran umum tempat penelitian. Yang

berisi sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, kegiatan

perusahaan.

BAB V : DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data dan

pembahasan.

BAB VI : PENUTUP

Berisi simpulan dan saran yang diharapkan dapat memberikan

masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.


40

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim 2014, Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Jakarta: Selemba Empat

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan. 2011. Management Control System

Arfan Ikhsan Lubis (2011). Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta. Salemba


Empat

Aridayani Puspita Dewi (2014) melakukan penelitian mengenai Pengaruh


Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial
(Studi kasus pada Universitas Widyatama Bandung.

Galih Wicaksono (2016), Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap


Kinerja Manajerial Pada Sekolah Menengah Negri di Tegal Pada Universitas
Jember, Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 6 (2), Oktober 2016 P-ISSN:
2087-2038; E-ISSN: 2461-1182.

Galuh Ferawati (2011), Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen


Organisasi, dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial

Irham Fahmi (2016), Perilaku organisasi. Bandung: CV Alfabeta

Iman Ghozali, (2016), Aplikasi analisis Multivarietedengan Program IBM SPSS


23, Edisi Kedepan, penerbit BP UNDIP, Semarang

Luthans, Fred. 2011. Perilaku Organisasi. Yogykarta: Penerbit Andi.

Ni Ketut Sari Sukma Dewi, I Gede Cahyadi Putra, Luh Komang Merawati (2017),
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan
Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial, Jurnal Riset Akuntansi JUARA,
Vol.7 No.2,September 2017

Nordiawan, Deddi. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Singgih Santoso, 2014, Menguasai Statistik Multivariat: Konsep Dasar dan


Aplikasi dengan SPSS, Elex Media Komputindo, Jakarta

Sugiono. (2017). Metode Penelitian bisnis, CV.Alfabeta, Bandung.

Umar Nimran dan Amirulah, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia dan
perilaku Organisasi, Bayumedia Publishing, Jakarta.
41

Wisnu Tri Yunianto (2015), Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,


Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Manajerial
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi Vol. 4 No. 1 (2015).

Anda mungkin juga menyukai