Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

ORIENTASI REALITA

OLEH :
KELOMPOK 8

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2018/2019
TAK ORIENTASI REALITA

A. Topik
TAK orientasi realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien
terhadap situasi nyata (realitas).

B. Tujuan
Pada Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita yang akan dilakukan,
memiliki tujuan:
1. Tujuan umum
Klien mampu mengenali orang (diri sendiri dan orang lain) sesuai dengan
kenyataan, memfasilitasi proses interaksi, membangkitkan motivasi untuk
kemajuan fungsi kognitif dan afektif, serta mempelajari cara baru dalam
mengatasi masalah dan melakukan sosialisasi.
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal daerah,
dan hobby.
b. Klien mampu mengenali nama lengkap, nama panggilan, asal daerah, dan
hobby klien lain.
c. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi klien.
d. Melatih daya ingat klien
e. Melatih klien untuk fokus/konsentrasi pada kegiatan.

C. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu
dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama,
stuart & Laraia (2005).
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif,
kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik. Sedangkan kelompok
terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (sharing) tujuan,
umpamanya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan
dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu
merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009 dalam Saswati & Sutinah, 2018).
Sedangkan pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan Karlina
(2009) dalam Saswati & Sutinah, (2018) adalah pendekatan untuk
mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas)Terapi Aktivitas Kelompok
( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata
kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas
( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang
di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi
pencetus terjadinya ansietass pada klien. Untuk menamggulangi hendayaini, maka
perlu ada aktivitas yang member stimulus secara konsisten kepada klien tentang
realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas
lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah pendekatan untuk
mengorieantasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan
pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun
secara didaktif.

D. Klien
1. Karakteristik/Kriteria
2. Proses Seleksi Klien
a. Identifikasi klien yang masuk dalam kriteria
b. Klien dapat diajak bekerjasama dengan perawat
c. Membuat kontrak dengan klien
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
3) Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas
kelompok
4) Menjelakan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok.

E. Pengorganisasian TAK
1. Waktu
a. Hari / Tanggal : Jumat, 3 Januari 2020
b. Pukul : 10.00-11.00 WITA (Sesi Pertama)
13.00-14.00 WITA (Sesi Kedua)
2. Tempat
Rumah Berdaya…………
3. Tim Terapis
Leader :
Co-leader :
Observer :
Fasilitator :
a.
b.
c.
d.
e.

4. Peran dan Fungsi


a. Leader
Peran :
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah
6) dilakukan
7) Memberi reinforcement positif pada klien
8) Menyimpulkan kegiatan
b. Co-leader
Peran :
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan

c. Observer
Peran :
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Fasilitator
Peran :
1) Mamfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan
5. Metoda/ Media
Media yang digunakan dalam Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita,
yaitu musik.

G. Proses TAK
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Mengucapkan salam
2) Memperkenalkan terapis
b. Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Menjelaskan topik kegiatan, yaitu pengenalan orang.
2) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu meningkatkan kemampuan
mengenal orang lain.
3) Menjelaskan tempat kegiatan, yaitu di Ruang Sakit Jiwa Bangli Bali.
4) Menjelaskan waktu kegiatan, yaitu selama 30 menit.
5) Menjelaskan aturan main, yakni:
a) Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan
akhir.
b) Jika ada klien yang ingin ke kamar kecil atau meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan cara dan peraturan permainan
b. Terapis dan klien memakai papan nama masing-masing
c. Meminta klien memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi searah dengan jarum jam dimulai dengan
terapis.
d. Terapis menyalakan kaset pada tape recorder dan mengedarkan bola
berlawanan dengan arah jarum jam.
e. Mematikan tape kemudian anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal
daerah, dan hobi klien yang lain.
f. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien mengenali orang lain.
g. Ulangi kegiatan sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan kepada klien nama teman-teman yang hadir dalam
kelompok TAK.
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok menyapa orang lain sesuai
dengan panggilannya.
DAFTAR PUSTAKA

Stuart & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta : EGC.
Saswati, Nofrida & Sutinah. (2018). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial. Jurnal Endurance, 3, 2.
(292-301)
Musa, Sari Apriani, Esrom Kanine, & Franly Onibala. (2015). Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Stimulus pada
Pasien Halusinasi di Rumah Sakit iwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Sulawesi
Utara. eJournal Keperawatan (e-Kp), 3, 2. (1-9).

Anda mungkin juga menyukai