Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI SISTEM STEP by STEP SWITCHING

MENGGUNAKAN KOMPONEN TERINTEGRASI


Ghina N. Fadhila Divya | 04511856000028

Departemen Teknik Elektro - Fakultas Teknologi Elektro,


Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Abstrak
Sentral yang menggunakan sistem step by step switching telah lama ditinggalkan.
Teknologi telah beralih ke sistem switching digital common control, bahkan berbasis packet
switching khususnya penggunaan IP based Network. Namun demikian, teknologi switching
step by step yang dahulu berbasis sistem mekanis masih dapat diperbaharui dengan
memanfaatkan komponen terintegrasi (integrates cicuit, IC). Sistem switching step by step
dengan komponen terintegrasi ini dapat dimanfaatkan untuk membentuk sistem PABX
kapasitas kecil. Karena dibentuk dengan memanfaatkan komponen terintegrasi, teknologi ini
memungkinkan untuk diimplementasikan dalam bentuk IC tunggal (Application Specipic
Integrated Circuit, ASIC). Sehingga akan diperoleh komponen PABX mini yang lebih
sederhana dibandingkan PABX berbasis microcontroller. Kata kunci : Switching, step by
step, PABX, telepon, extension, trunk

Abstract

munication exchange which used step by step switching system are obsolete. Technology
had move to the digital common control switching system even based on switching package,
especially using IP based network. Even though, the step by step switching system
technology based on mechanical switching system are renewable by using integrated
circuits IC’s. Step by step switching system using the integrated circuits technologies can be
used to build a small capacity PABX system. Because of built by using IC’s, this technology
can be implemented in the form of single chip IC (Application Spesific Integrated Circuits,
ASIC). This will give small PABX components which is more simple compared to
microcontroller base PABX. Keywords: Switching, step by step, PABX, telepon, extension,
trunk
1. Pendahuluan step Sentral step by step terdiri dari
Sistem switching merupakan beberapa bagian, di antaranya SLIC,
bagian dari teknologi telekomunikasi. linefinder, alloter, group selector dan final
Sistem switching manual mengawali selector. SLIC atau Subcriber Line
teknologi ini, kemudian ditemukan sistem Interface Circuit digunakan sebagai
switching otomatis oleh Almon B. rangkaian interface ke pelanggan,
Strowger dengan sistemnya yang dikenal linefinder merupakan selector yang
sebagai sistem step by step atau direct merespons telepon yang meminta
control. Sistem inilah yang diadopsi dalam layanan, alloter merupakan selector yang
tulisan ini. Pada perkembangan mencari outlet sesuai impuls yang
selanjutnya, muncul sistem switching diberikan telepon sedangkan preselector,
common control atau indirect control yang group selector dan final selector adalah
diawali oleh Gothief Betulander dengan penamaan kelompok-kelompok selektor.
switch crossbar. Sistem common control Gambar 2 (Suherman, 2004)
berkembang dari sistem crossbar, menunjukkan bagian switching step by
electromekanis, elektronis, analog sampai step.
sistem switching digital. Sistem switching
step by step semakin ditinggalkan. 3. Aplikasi Switching Step by Step
2. Sistem Switching Step by Step
Gambar 3 merupakan contoh
Sentral Step by step adalah sistem switching step by step sederhana yang
switching otomatis yang paling tua dan melayani 5 pelanggan dan 1 trunk untuk
paling sederhana. Step by step switching ke sentral lain (105). Karena kapasitasnya
menggunakan pengontrolan dial langsung yang kecil, maka selektor yang dipakai
(direct-dial control) dimana switch secara hanyalah Line Finder, dan Final Selector
langsung merespon digit yang dikirimkan (Suherman, 2004). Masing-masing
telepon ke masing-masing tingkatan pelanggan dihubungkan ke SLIC dan
switch. Sistem switching ini mendominasi terhubung ke 3 Line Finder. 3 line finder
dunia telekomunikasi sampai tahun 1970. berarti setiap saat ada 3 telepon yang bisa
Komponen utama yang digunakan oleh menggunakan sentral. Dibandingkan
sistem switching step by step adalah jumlah pelanggan, diperoleh
selektor. Selektor merupakan alat pemilih perbandingan 3 : 5 atau 60%. Persentasi
yang menghubungkan satu masukkan ini sering disebut sebagai konsentrasi.
(inlet) dengan beberapa pilihan keluaran Jika disebut 20%, maka hanya 20% dari
(outlet), (Sigit Haryadi, 1985). Selektor pelanggan yang bisa menggunakan
elektromekanik digerakkan secara sentral secara bersamaan. Sentral dengan
elektromagnetik maupun dengan 5 pelanggan di atas menggunakan 3 Line
mempergunakan elektromotor. Gambar 1 Finder yang menghasilkan 3 telepon yang
menunjukkan konstruksi selektor bisa aktif secara bersamaan dengan
(Suherman, 2004). Gambar 1. Selektor pertimbangan, 1 telepon menelpon
Selektor dalam keadaan awal berada kesentral lain dan 2 telepon menelepon
pada home position, saat menerima pelanggan di dalam sentral, sehingga 5
impuls dari pesawat telepon, wiper atau pesawat telepon dapat aktif secara
tungkai selektor akan berpindah. bersamaan. Line Finder Controller SLIC
Perpindahannya ditentukan oleh besarnya Line Finder Controller Line Finder
impulse tadi. Setiap output selektor Controller SLIC SLIC SLIC Selector
dihubungkan dengan saluran ke telepon Controller Selector Controller Selector
lain. Gambar 2. Sistem switching step by Controller Ke Sentral Lain 1 0 1 1 0 5 5 5
0 5 5 5 SLIC 4 3 2 1 5 Gambar 3. Sistem HOOK DETECT TELEPHONE
Switching Step By Step Kapasitas 105 LINE Gambar 4. Line Finder Untuk
Implementasi Sistem Step by Step Aplikasi Tunggal 5. Implementasi
Switching Menggunakan Komponen Line Finder Jamak Untuk aplikasi
Terintegrasi (Suherman) 11 line finder lebih dari satu,
diperlukan rangkaian kendali yang
4. Implementasi Line Finder mengendalikan penggunaan
Tunggal Implementasi switch switch satu persatu. Jika line finder
terintegrasi dapat mempergunakan bertingkat hanya menggunakan
IC 4066 atau IC sejenisnya. IC ini rangkaian pada gambar 4, maka
menghubungkan input-output jika saat salah satu telepon diangkat,
pin kendali berlogika 1. Gambar 4 semua line finder akan diduduki.
menunjukkan implementasi SELECTOR - LINE FINDER (IC
selektor line finder dengan SWITCH 4066) SLIC SLIC SLIC
menggunakan IC 4066 dengan SLIC SLIC SWITCH CONTROL IC
gerbang logika serta IC latch. Input QUAD LATCH VOICE CHANNEL
gerbang logika berasal dari deteksi HOOK DETECT TELEPHONE
hook. Saat semua hook tertutup, LINE SWITCH CONTROL KE
gerbang logika (output gerbang SELECTOR LAIN SWITCH
OR) akan menghasilkan output CONTROL DARI SELECTOR
logika 0. Output ini mengendalikan LAIN LINE FINDER
pin enable IC latch. Kondisi logika CONTROLLER Gambar 5. Line
0 menyebabkan IC latch dalam Finder Jamak Kondisi di atas dapat
kondisi enable, input yang berasal dihindari dengan menambahkan
dari deteksi hook akan gerbang AND pada input gerbang
dihubungkan ke output latch. Jika pengendali. Input gerbang AND
semua telepon dalam kondisi berasal dari line finder lain.
tertutup, maka output IC latch akan Rangkaian lengkap ditunjukkan
berlogika 0, sehingga tidak ada pada gambar 5. 6. Implementasi
switch yang tertutup. Saat salah Final Selector Setelah menduduki
satu hook telepon diangkat, maka line finder, pesawat telepon yang
output gerbang akan menjadi diangkat menekan nomor telepon
tinggi, menyebabkan input sesaat yang dituju. Nomor dalam bentuk
IC latch disalurkan ke output DTMF ini akan menggerakkan final
kemudian kondisinya mengunci selector. Nada DTMF akan
(latch). Output akan dideteksi oleh DTMF detektor.
menghubungkan switch DTMF detector atau DTMF
bersesuaian dengan hook yang receiver dapat menggunakan IC
diangkat. Telepon tersebut MT8870. Output DTMF receiver
menduduki switch. Saat telepon akan didekodekan menggerakan
lain diangkat, tidak akan switch. Tetapi untuk menghindari
mengganggu kondisi switch pendudukan switch terus menerus
selama ia masih diduduki. saat panggilan berakhir yang
SELECTOR - LINE FINDER (IC disebabkan output DTMF receiver
SWITCH 4066) SLIC SLIC SLIC yang bersifat mengambang (latch),
SLIC SLIC SWITCH CONTROL IC maka pengontrolan juga
QUAD LATCH LINE FINDER dikendalikan oleh sinyal call control
CONTROLLER VOICE CHANNEL yang berasal dari output gerbang
di line finder, serta pin Std yang tegangan pada pin kolektor 4N25
berasal dari DTMF receiver. FINAL akan turun dari 5V menjadi 0V. Pin
SELECTOR (IC SWITCH 4066) 5 ini akan berfungsi sebagai
VOICE CHANNEL SWITCH pendeteksi hook saat telepon
CONTROL VOICE CHANNEL diangkat. Saat telepon akan diberi
BCD - DECIMAL ENCODER CALL nada dering (kondisi tertutup, on
CONTROL DTMF RECEIVER D hook), kontrol dering diberi
LATCH Q SET Clk Std FINAL tegangan yang menyebabkan rele
SELECTOR CONTROLLER berpindah dari catuan 48V ke
Gambar 6. Rangkaian Final catuan tegangan dering AC
Selector 12 Gambar 6 (sekitar 55Vac – 90Vac). Saat
menunjukkan rangkaian lengkap ingin memberikan sinyal ringback
final selector. Switch akan tone, sinyal akan dikopling melalui
menghubungkan voice channel kopling capasitor, pembagi
telepon pemanggil ke telepon yang tegangan dan trafo. Fungsi trafo
dipanggil. 7. Implementasi SLIC digunakan untuk mencegang
SLIC atau Subcriber Line Interface tegangan 48V masuk ke line finder
Card adalah rangkaian antarmuka maupun final selector.
telepon pelanggan yang Pencegahan tegangan lebih yang
melakukan fungsi suplai tegangan dapat merusak rangkaian
48V, perlindungan tegangan lebih, menggunakan MOV (Metal Oxide
sinyal dering, ringback tone, Varistor), yakni komponen yang
deteksi hook dan fungsi-fungsi identik dengan 2 buah zener diode
signaling pelanggan lainnya. bertolak belakang yang
Dalam sentral digital, fungsi SLIC memberikan stabilisasi nilai
mencakup BORSCHT, yakni tegangan. 8. Implementasi
battery feeding, overvoltage Trunking Trunking
protection, ringing, supervision, menghubungkan sentral ke sentral
coding, hibrid dan test. SLIC pada lain. Saat panggilan keluar
sentral umumnya dalam bentuk (outgoing call), trunk dihubungkan
modul kapasitas 8, 16 atau 32 ke final selector, sedangkan saat
telepon. OT600 Telepon 4 5 2 1 panggilan masuk (incoming call),
4N25 +48V 5V 5 V 5V BD139 trunk dihubungkan dengan line
100K 2x1N4148 100nF 10uF 10K finder. Sehingga dibutuhkan
10K 10K 4K7 10K 10K 10uF 10uF/ rangkaian khusus sebagai
100V 470470 470 MOV Deteksi antarmuka trunking. Gambar 8
Hook Sinyal Dering Sinyal Suara menunjukkan blok antarmuka
Sinyal Ringback Tone Kontrol trunking. 9. Komparasi Teknologi
Dering Gambar 7. Rangkaian SLIC Sistem step by step terintegrasi
sederhana Salah satu contoh memiliki kelebihan dibandingkan
rangkaian SLIC ditunjukkan pada sentral step by step konvensional.
gambar 7. Suplai tegangan telepon Hal ini disebabkan adanya reduksi
sebesar 48V akan mengalirkan volume selector. Namun jika
arus berkisar 20mA saat telepon dibandingkan teknologi common
diangkat. Arus akan mengalir control, baik sentral analog
melalui optocoupler 4N25 melalui maupun sentral digital, sentral ini
rangkaian penarik arus BD139. memiliki banyak kekurangan.
Saat arus mengalir menyebabkan Kebutuhan komponen relatif besar
jika implementasinya Telekomunikasi. Suherman,ST.,
menggunakan teknologi SSI/MSI 2004, “Diktat Teknik Jaringan
serta komponen pasif yang Telekomunikasi”, Politeknik Caltex
terdapat di pasaran. Untuk Riau, Pekanbaru. Suherman,ST.,
implementasi gambar 3, (Desember 2004) “Modifikasi
membutuhkan 5 buah SLIC Sistem Pemrograman Pabx Mini
dengan kepadatan 25 komponen Dilengkapi Rangkaian Penguji”,
per SLIC, 3 buah line finder Jurnal Ensikom, Vol.2 No.2,
dengan kepadatan 15 komponen Medan.
per line finder, membutuhkan 3
buah final selector dengan
kepadatan 10 komponen per unit.
Trunk Interface SLIC Trunk Ke
Line Finder Ke Final Selector
Gambar 8. Blok Antarmuka Trunk
Pada gambar 3, trunking hanya
berfungsi sebagai outgoing call,
sehingga dibutuhkan 1 rangkaian
interface trunk dengan komposisi
10 komponen. Sehingga perkiraan
total komponen berkisar 210
komponen tidak termasuk
catudaya. Selain komposisi
komponen rangkaian, fitur telepon
hanya terbatas pada incoming dan
outgoing call, tanpa dilengkapi fitur
sentral pada umumnya. Namun
demikian, penggunaan komponen
VLSI, komponen surface mount
dan kombinasi step by step
dengan common control
(penggunaan mikrokontroler) dapat
menjadi alternatif teknologi sentral
berkapasitas kecil. Implementasi
Sistem Step by Step Switching
Menggunakan Komponen
Terintegrasi (Suherman) 13 14
5. Kesimpulan Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa
implementasi teknologi switching
step by step dengan komponen
terintegrasi adalah mungkin.
Namun masih memiliki kekurangan
pada kepadatan komponen dan
fitur sentral. Daftar Pustaka Sigit
Haryadi,Ir, 1986, “Diktat Kuliah
Dasar Teknik Penyambungan
Telepon”, Pendidikan Ahli Teknik

Anda mungkin juga menyukai