Anda di halaman 1dari 16

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan Umum Tentang Uretrografi

Uretrografi merupakan pemeriksaan radiologi Yang

menggunakan zat kontras Untuk menilai keadaan uretra. Zat kontras

yang diinjeksikan secara retrograde dari uretra bagian distal ke bagian

proksimal (Soetikno, 2014 : 89).

1. Persiapan pasien

Pada pemeriksaan Uretrografi tidak memiliki persiapan

khusus. Ketika pasien masuk ke Ruangan, pasien diarahkan

untuk melepaskan Pakaian dan perhiasan berbahan metal, pasien

diminta untuk mengenakan pakaian dari rumah sakit. Persiapkan

informed consent dan berikan penjelasan pada pasien mengenai

prosedur yang akan dilakukan beserta komplikasi yang dapat

terjadi (Soetikno, 2014 : 92).

2. Alat dan bahan

a. Brodney Clamp adalah alat yang dipasang di distal penis

untuk menginjeksi kontras (Bontrager, eT al. 2014 : 551).

b. Kateter adalah alat yang dimasukkan ke distal uretra sebagai

jalan masuknya kontras.

c. Spuit adalah alat yang digunakan untuk menginjeksi kontras

d. Kontras water Soluble adalah bahan yang diinjeksi ke uretra

untuk melihat kelainan pada uretra.


5

Gambar 2.1 Brodney clamp Gambar 2.2 Bahan Kontras


(Bontrager, eT al. 2014 : 551) (Bontrager, eT al. 2014 : 533)

3. Anatomi Dan Fisiologi

Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada

kandung kemih dan fungsinya menyalurkan urine keluar

(Syaifuddin, 2014 : 457)

Uretra laki-laki dan uretra pada perempuan berbeda

secara anatomis (Wibowo, eT al. 2009 : 431)

a. Uretra Laki – Laki

Pada laki-laki uretra memanjang melalui tengah

prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus

tulang pubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm (Prabowo,

eT al. 2014 : 12).

Lapisan uretra laki-laki terdiridari lapisan mukosa

(lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra mulai

dari orifisium uretra internal di dalam vesica urinaria sampai

orifisium eksterna (Prabowo, eT al. 2014 : 12).

Pada penis panjangnya 17,5 – 20 cm yang terdiri

dari bagian-bagian berikut:


6

1) Uretra Prostatika

Uretra prostatika merupakan saluran terlebar

panjangnya 3 cm berjalan hampir vertikulum melalui

glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apeks dan

lebih dekat ke permukaan anterior (Prabowo, eT al. 2014 :

12-13).

Bentuk salurannya seperti kumparan yang

bagian tengahnya lebih luas dan makin ke bawah makin

dangkal kemudian bergabung dengan pars membranasea

(Syaifuddin, 2014 : 457)

2) Uretra pars membranasea

pars membranasea ini merupakan saluran yang

paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke

bawah dan ke depan di antara apex glandula prostate dan

bulbus uretra. Pars membranase menembus diafragma

urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm di belakang

simpisis pubis diliputi oleh jarring sfringter uretra

membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis

penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum

transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis

(Prabowo, eT al. 2014 : 13)

3) Uretra Pars Kavernosus

Uretra pars kavernosus merupakan saluran


7

terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus

kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari

pars membranasea sampai ke orifisium dari daifragma

urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan

dan ke atas menuju bagian depan simphisis pubis. Pada

keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan

membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini

dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi

ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans

penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra

(Prabowo, eT al. 2014 : 13).

Keterangan Gambar :
1
1. Vesica Urinaria
2
2. Urticulus Prostaticus
3 4 3. Urethra Pars
Prostatica
5
6 4. Corvora Cavernosa
Penis
7
5. Urethra Pars
Membranacea
8 6. Urethra Pars
Gambar. 2.3 Anatomi Uretra Laki – Laki Cavenosa
( Waschke, eT al. 2014 : 183)
7. Corpus Spongiosum
penis
8. Glans Penis
8

b. Uretra Perempuan

Uretra perempuan lebih pendek daripada laki – laki,

panjangnya hanya sekitar 4 cm. uretra ini dimulai dari collum

vesicae, berjalan kedepan dan kebawah menuju ostium

urethrae externum yang terletak diantara labium minus

pudendi dan didepan ostium vaginae (Wibowo, eT al. 2009 :

434)

1 Keterangan Gambar :

1. Vesica Urinaria

2. Ureter

2 3. Urethra Feminia

4. Ostium Urethrae
3
Externum

4 5. Ostium Vaginae

5 6. Glandulae Vestibulares
6
Majors

Gambar. 2.4 Anatomi Uretra Perempuan


(Waschke,eT al. 2014 : 203)

B. Tinjauan Umum Tentang Striktur Uretra

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat

adanya jaringan parut dan kontraksi. Penyakit ini lebih banyak terjadi

pada pria daripada wanita karena adanya perbedaan panjang uretra

(Widya, eT al.2013 : 5).

1. Penyebab Striktur Uretra


9

Striktur uretra disebabkan karena trauma atau infeksi

sebelumnya. Striktur pascatrauma biasanya didalam uretra penis

proksimal, bagian uretra yang paling berbahaya bagi trauma luar.

Striktur demikian biasanya mempunyai bentuk halus dan relatif

pendek. Striktur peradangan, karena gonokus dapat terlihat dalam

bagian uretra manapun, tetapi biasanya ditemukan dalam uretra

anterior (Amstrong, eT al. 1989 : 248).

Gambar. 2.5 Striktur Uretra


(Soetikno, 2014 : 92)

Trauma yang dapat menyebabkan striktur uretra adalah

trauma tumpul pada selangkangannya (straddle injury), fraktur

tulang pelvis, atau cedera pasca bedah akibat insersi peralatan

bedah selama operasi transurethral, pemasangan kateter, dan

prosedur sitoskopi. Striktur kongenital sangat jarang terjadi.

Striktur ini disebabkan karena penyambungan yang tidak adekuat

antara ureta anterior dan posterior, tanpa adanya faktor trauma

maupun peradangan.

Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra

akan menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada uretra.


10

Jaringan parut ini berisi kolagen dan fibroblast, dan ketika

mulai menyembuh jaringan ini akan berkontraksi ke seluruh

ruang pada lumen dan menyebabkan pengecilan diameter

uretra, sehingga menimbulkan hambatan aliran urine. Karena

adanya hambatan, aliran urine mencari jalan keluar di tempat

lain dan mengumpul di rongga periuretra. Karena ekstravasasi

urine, daerah tersebut rentan terjadi infeksi yang menimbulkan

abses periuretra dan membentuk fistula uretrokutan (timbul

hubungan uretra dan kulit). diameter lumen uretra (Widya, eT

al. 2013 : 5 - 6).

2. Gejala Striktur Uretra

Gejala striktur uretra diawali dengan sulit kencing

atau pasien harus mengejan untuk memulai kencing namun

urine hanya keluar sedikit-sedikit. Gejala tersebut harus

dibedakan dengan inkontinensia overflow, yaitu keluarnya

urine secara menetes, tanpa disadari, atau tidak mampu

ditahan pasien. Gejala-gejala lain yang harus ditanyakan ke

pasien adalah adanya disuria, frekuensi kencing meningkat,

hematuria, dan perasaan sangat ingin kencing yang terasa

sakit. Jika curiga penyebabnya adalah infeksi, perlu

ditanyakan adanya tanda-tanda radang seperti demam atau

keluar nanah (Widya, eT al. 2013 : 6).

C. Tinjauan Umum Tentang Media Kontras


11

Media kontras yang digunakan untuk keperluan radiografi

adalah suatu bahan yang sangat radiopak atau radiolusen apabila

berinteraksi dengan sinar X, sehingga dapat membedakan antara

organ dan jaringan sekitarnya (Rasad, 2005 : 613). Media kontras

dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Media Kontras Negatif

Udara 𝑂2 dan 𝐶𝑂2 (Rasad, 2005 : 613).

2. Media Kontras Positif

a. Barium 𝐵𝑎𝑆𝑂4 digunakan dengan cara dilarutkan dengan air

terlebih dahulu (Rasad, 2005 : 614).

b. Iodium terdiri dari ionic dan non onic. Kontras Ionic dan

non ionic berasal dari bangunan gugus karbon Hexagonal

yang berikatan dengan tiga buah gugus iodium, dikenal

sebagai Triodo Benzene. Perbedaan dari media kontras

ionic dan non ionic adalah adanya gugus hidroksi pada

media kontras yang non ionic sehingga ini, dapat membuat

osmolaritas menjadi lebih rendah dibandingkan yang ionic

(Rasad, 2005 : 613 – 614).

Pada pemeriksaan uretrografi kontras yang digunakan

adalah kontras iodium non ionic. Teknik pemasukan kontras

uretrografi sebagi berikut :

1. Setelah pasien diposisikan bebaring dan dilakukan traksi pada

penis (usahakan agar uretra tidak superposisi dengan tulang)


12

2. Jika penis ditraksi kelateral kanan, maka fleksikan lutut kanan

sehingga kaki kanan berada dibawah paha kiri, lakukan hal yang

sebaliknya jika penis ditraksi kelateral kiri.

3. Gunakan teknik aseptik pada saat pemasangan kateter (ukuran 16

– 18 F pada orang dewasa) (Soetikno, 2014 : 92 - 93).

Pemasangan kateter harus dalam keadaan steril sehingga

operator harus menggunakan sarung tangan steril. Tutup bagian

pubis dengan doek steril. Pegang penis dengan tangan yang tidak

dominan dengan posisi tegak lurus dengan tubuh pasien.

Bersihkan glan penis dengan kapas yang sudah dilumuri larutan

antiseptik dengan arah melingkar

4. Masukkan ujung kateter pada fossa navikularis (sekitar 1,5cm)

dan gembungkan balonbalon dengan 1 – 1,5 cc air

5. Tidak disarankan untuk menggunakan lubrikasi karena

menyebabkan ujung kateter mudah terlepas

6. Sekitar 20 – 30 cc zat kontras water soluble yang mengandung

iodium dengan konsentrasi 300 mg/ml diinjeksikan

7. Usahakan agar tidak ada udara yang masuk dengan menegakkan

spuit saat injeksi kontras

8. Jika terdapat udara, aspirasi zat kontras yang telah masuk dan

masukkan kembali zat kontras dengan posisi spuit tegak.

9. Ambil foto kembali setelah pengisian kontras selesai dilakukan

(Soetikno, 2014 : 92 - 93).


13

D. Tinjauan Umum Tentang Teknik Pemeriksaan Uretrografi

Pemeriksaan Uretrosistografi dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu Monopolar dan Bipolar. Uretrosistografi Monopolar adalah

radiografi yang digunakan untuk melihat keseluruhan uretra dengan

memasukkan kontras media dengan satu arah secara retrograde

melalui bagian distal uretra (meatus eksternus urethra). Sementara itu

Uretrocystografi Bipolar adalah radiografi yang digunakan untuk

melihat keseluruhan uretra dengan teknik pemasukan kontras media

melalui dua saluran, yaitu saluran uretra dan kandung kemih.

1. Proyeksi Pemeriksaan Uretrosistografi

a. Antero Posterior (AP)

1) Posisi pasien : Pasien tidur terlentang diatas

meja pemeriksaan

2) Posisi obyek :

a) Pusatkan MSP tubuh pasien ditengah bidang meja

b) Tempatkan kedua lengan pasien pada tempat yang

tidak menghalangi objek

c) Kedua kaki pasien extensi

3) CR : 100 -150 kearah caudal

4) Kolimasi : Gunakan luas lapangan seluas

obyek.

5) Kriteria Gambar : Menunjukkan kandung kemih,

Distal ureter dan proximal uretra


14

terisi dengan medium kontras (Long,

eT al. 2016 : 216 - 217).

Gambar 2.6 Proyeksi Antero Gambar 2.7 Hasil Radiografi


Posterior (AP) Antero Posterior (AP)
(Long, eT al. 2016 : 216) (Long, eT al. 2016 : 217)

b. Righ Posterior Oblique (RPO) atau Left Posterior Oblique

(LPO)

1) Posisi Pasien : Tidur terlentang diatas meja

pemeriksaan

2) Posisi obyek :

a) Putar tubuh pasien 40 ° - 60 ° kearah kanan untuk

posisi RPO dan kearah kiri untuk posisi LPO

b) Angkat ke atas dan tarik paha sedikit ke atas untuk

mencegah superposisi di area kandung kemih

3) CR : Tegak lurus terhadap kaset

4) CP : Ditujukan ke Simphysis Pubis

5) Klomasi : Gunakan luas lapangan seluas obyek

6) Kriteria Gambar : Menunjukkan kandung kemih, distal

Ureter dan proximal uretra terisi

dengan medium kontras (Long, eT

al.2016 : 218 - 219).


15

Gambar 2.8 Proyeksi Right Gambar 2.9 Hasil Radiografi


Posterior Obliq (RPO) Proyeksi Right Posterio
(Long, eT al 2016 : 218) Obliq (RPO)
(Long, eT al 2016 : 221)

c. Proyeksi Lateral

1) Posisi Pasien : Pasien tidur miring di atas meja

pemeriksaan dengan sisi kanan atau

kiri menempel dimeja pemeriksaan,

sesuai indikasi

2) Posisi obyek :

a) Kedua knee di flexikan dan sesuaikan tubuh pasien

sehingga midcoronal plane berada ditengah garis meja

b) Kedua siku di flexikan dan diletakan dibawah kepala

3) CR : Tegak lurus terhadap kaset

4) Kolimasi : Gunakan luas lapangan seluas obyek

7) Kriteria Gambar : Menunjukkan kandung kemih, distal

ureter dan proximal uretra terisi

dengan medium kontras (Long, eT

al. 2016 : 220).


16

Gambar 2.10 Proyeksi Lateral Gambar 2.11 Hasil Radiografi


(Long, eT al. 2016 : 220) Proyeksi lateral
(Long, eT al. 2016 : 220)

E. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Gambar

Sebuah radiograf diharuskan bisa memberikan informasi

yang jelas dalam upaya menegakkan sebuah diagnosa. Ketika

radiograf yang dihasilkan mempunyai semua informasi yang

dibutuhkan dalam memastikan sebuah diagnosa, maka radiograf

dikatakan memiliki kualitas radiograf yang tinggi (Rahman, 2009 :

184).

Untuk memenuhi kualitas gambar radiografi yang tinggi,

maka sebuah radiograf harus memenuhi beberapa aspek yang akan

dinilai pada sebuah radiograf yaitu :

1. Densitas

Densitas adalah detajat kehitaman pada film. Hasil dari

eksposi film setelah di proses menghasilkan efek kehitaman

karena sesuai dengan sifat emulsi film yang akan menghitam

apabila di eksposi. Derajat kehitaman ini tergantung pada tingkat

eksposi yang diterima baik itu kV maupun mAs (Rahman,2009 :

184).

2. Kontras
17

Kontras adalah perbedaan densitas pada area yang

berdekatan dalam radiograf. Semakin besar nilai kontras, maka

gambaran akan semakin jelas terlihat (Rahman, 2009 : 192).

3. Ketajaman

Ketajaman memperlihatkan bagaimana perubahan

densitas pada perbatasan antara daerah yang berdekatan. Batas

antara dua daerah yang muncul bisa sangat tajam, hal ini

dikarenakan terdapat perubahan drastis nilai densitas pada batas

tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai

kontras, maka semakin tajam gambar yang dihasilkan (Rahman,

2009 : 195).

4. Detail

Detail adalah kemampuan untuk memperlihatkan struktur

yang sangat kecil pada sebuah film. Pada sebuah pemeriksaan

radiografi, ada bagian dari gambaran tersebut yang memiliki

struktur yang sangat kecil namun sangat penting dalam

menegakkan diagnosa, sehingga memerlukan detail yang tinngi

untuk bisa dianalisa (Rahman, 2009 : 196 ).

F. Tinjauan Umum Tentang Proteksi Radiasi

Untuk menurunkan dosis serap terhadap pasien dan

paparan terhadap personil, prinsip proteksi radiasi meliputi waktu,

jarak dan perisai radiasi harus diterapkan dengan benar. Paparan

radiasi secara langsung dihubungkan dengan waktu paparan


18

sehingga dengan mengurangi waktu paparan separuhnya maka

mengurangi dosis separuhnya. Jika jarak dari sumber radiasi

digandakan maka intensitas radiasi berkurang seperempat kali dari ilia

semula. Adapun peralatan protektif sebagai perisai radiasi yang

diperlukan untuk radiologi meliputi apron, kaca mata, perisai gonad,

perisai tiroid, dan sarung tangan (Marpaung, 2006 : 727-731).

Untuk mengurangi dosis radiasi pada pemeriksaan radiologi

diagnostik digunakan beberapa cara sebagai berikut :

1. Proteksi Radiasi terhadap Pasien

Penerapan optimasi proteksi dan keselamatan radiasi harus

diupayakan agar pasien menerima dosis radiasi serendah

mungkin sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

diagnostik (Perka BAPETEN no 8 / 2011 : 26)

2. Proteksi radiasi bagi petugas

a. Perlengkapan proteksi radiasi harus digunakan oleh setiap

pekerja radiasi.

b. Penerapan optimasi proteksi dan keselamatan radiasi harus

diupayakan agar pekerja radiasi di instalasi radiologi

menerima paparan radiasi serendah mngkin yang dapat

dicapai (Perka BAPETEN no 8 / 2011: 25-26)

3. Proteksi radiasi bagi masyarakat umum

Yang dimaksud masyarakat umum disini adalah orang

yang berada disekitar unit radiologi dan tidak mempunyai


19

kepentingan dengan pemeriksaan radiodiagnostik dan

dikarenakan suatu hal maka harus berada didekat unit radiologi,

contoh dari masyarakat umum adalah pengantar pasien (

keluarga, perawat )pemberian proteksi masyarakat umum sebagai

berikut :

a. Dinding ruangan terbuat dari bata merah ketebalan 25 cm

atau beton dengan kerapatan jenis 2,2 g/cm3 dengan

ketebalan 20 cm atau setara dengan 2 mm Pb dan pintu

ruangan pesawat sinar x harus dilapisi dengan Pb (Perka

Bapeten No 8 / 2011: 34 )

G. Defenisi Operasional

1. Uretrografi adalah pemeriksaan radiologi yang dilakukan dengan

menginjeksikan bahan kontras secara retrograde untuk menilai

kelainan uretra.

2. Uretra adalah saluran sempit yang berfungsi menyalurkan urine

keluar dari tubuh.

3. Striktur uretra adalah penyempitan yang terjadi pada uretra.

Anda mungkin juga menyukai