Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gelombang merupakan fenomena alam yang banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh sederhananya adalah gelombang air yang terjadi
jika pada suatu permukaan air yang tenang diberikan suatu usikan atau gangguan,
misalnya dengan melemparkan batu ke permukaan air tersebut. Gelombang adalah
getaran yang merambat melalui medium, tanpa disertai perambatan partikel-
partikel mediumnya. Gelombang dapat digolongkan berdasarkan medium
perambatannya, antara lain :
1) Gelombang yang merambat dengan memerlukan medium perantara disebut
gelombang (mekanik)
2) Gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium perantara disebut
gelombang (elektromagnetik)
Berdasarkan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang
transversal dan gelombang longitudinal.
1) Gelombang transvers aladalah gelombang yang arah getarannya tegak
lurus dengan arah rambatnya. Contoh : gelombang pada tali yang
digetarkan naik urun. Pada gelombang ini yang merambat adalah bukit dan
lembah.
2) Gelombang longitudinal ladalah gelombang yang arah rambatnya searah
dengan arah getarannya. Contoh : gelombang bunyi. Pada gelombang ini
yang merambat adalah rapatan dan renggangan. Berdasarkan perubahan
amplitude, gelombang dibedakan menjadi :
a. Gelombang Berjalan
Yaitu gelombang yang amplitudonya tetap. Contohnya, jika salah satu
tali kita ikatkan pada beban yang tergantung pada pegas vertical dan
pegas kita getarkan naik turun, maka getaran pegasakan merambat
pada tali. Jika diamati secara seksama maka amplitude gelombang
(simpangan maksimum) yang merambat pada tali selalu tetap.

1
b. Gelombang Stasioner
Yaitu gelombang yang amplitudonya berubah-ubah (dalam kisaran nol
sampai nilai maksimum tertentu). Contohnya, pada saat suatu getaran
merambat pada tali dan membentuk gelombang sinus.
Ada beberapa kasus yang menyatakan antara getaran dangelombang
adalah sama, padahal keduanya jelas berbeda. Getaran adalah gerakan bolak-balik
suatu benda secara periodik dan melalui titik kesetimbangannya hanya pada satu
tempat. Besaran yang dimiliki adalah frekuensi, periode, dan simpangan.
Sedangkan gelombang adalah getaran yang merambat. Selain itu, gelombang juga
dapat memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain. Seperti halnya getaran,
besaran yang dimiliki oleh gelombang adalah frekuensi dan periode. Selain kedua
besaran tersebut, pada gelombang terdapat besaran panjang gelombang dan cepat
rambat gelombang. Pada saat yang sama, lebih dari satu gelombang dapat muncul
pada titik yang sama di dalam suatu zat antara. Sifat gelombang ini jelas-jelas
membedakan dari benda bermateri. Misalnya, kedua pulsa yang mendekatdi
dalam tali melewati satu sama lain dan melanjutkan perjalanannya dengan tidak
terganggu. Benda-benda bermateri secara ini tidak saling menembus. Dengan
demikian, suatu gelombang bukan benda bermateri.
Gelombang adalah pola yang merambat dari suatu simpangan titik-titik
didalam zat bermateri. Catatan: Gelombang adalah suatu besaran fisis nyata,
meskipun bukan benda berrmateri. Gelombang bergerak, membawa energi, dan
berinteraksi dengan benda bermateri. Di dalam kenyataan, gelombang dan benda
bermateri adalah dua entitas fisis dasar. Berhubungan dengan kasus di atas yang
berkenaan langsung dengan superposisi gelombang. Kedua pulsa saling menjauh
kembali dan amplitudonya kembali ke amplitudo semula, namun dalam hal ini
arah pulsanya merupakan kebalikan dari arah pulsa semula. Penjumlahan dari
masing-masing pulsa adalah satu contoh dari sebuah konsep umum yang dikenal
sebagai superposisi gelombang. Dalam hal ini akan dikenal juga istilah
interferensi, dispersi, pemantulan, pembiasan maupun difraksi yang bersifat
superposisi sudut.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan superposisi gelombang ?
2. Bagaimana prinsip dari superposisi gelombang ?
3. Apakah yang dimaksud dengan interferensi gelombang ?
4. Bagaimana terjadinya gelombang berdiri ?
5. Apa saja sifat-sifat gelombang yang berhubungan dengan superposisi
gelombang ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang superposisi gelombang.
2. Mengetahui tentang prinsip superposisi gelombang.
3. Mengetahui tentang interferensi gelombang.
4. Mengetahui proses terjadinya gelombang berdiri dan macamnya
5. Mengetahui sifat-sifat gelombang yang berhubungan dengan superposisi
gelombang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Superposisi Gelombang
Gelombang yang dihasilkan oleh suatu benda tidak selalu berupa gelombang
tunggal, tetapi bisa saja merupakan superposisi (gabungan) dari dua atau lebih
gelombang tunggal. Superposisi dari sejumlah gelombang tunggal dapat dihitung
dengan menjumlahkan tiap-tiap simpangan.. Jadi, superposisi gelombang
merupakan penjumlahan dua gelombang atau lebih yang dapat melintasi ruang
sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Elastisitas
medium akan mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan. Misalkan pada
suatu benda yang dilakukan dua gelombang sekaligus ,yaitu gelombang B dan C
bentuk gelombang B memiliki amplitudo Ab = 2Ac dan Periode Tb = 2Tc

Gambar 1.1 Superposisi dua gelombang harmonis


Setelah gelombang B dan C di superposisikan, diperoleh grafik P (garis
putus-putus) yang menyatakan bentuk gelombang benda. Superposisi dua
gelombang tersebut adalah superposisi dua gelombang yang perbandingan
periodenya TB:TB= 2 : 1. Bentuk gelombang superposisi berupa gelombang yang
tidak harmonik, walaupun berasal dari dua gelombang harmonik. Bentuk
gelombang superposisi dari dua gelombang yang memiliki frekuensi sama
dibedakan sebagai berikut :

4
1. Sefase.
Jika dua gelombang pada saat yang sama selalu memiliki simpangan yang
bertanda sama, dikatakan dua gelombang tersebut memiliki fase yang sama atau
disebut sefase. Kedua gelombang ini saling menguatkan. Jika amplitudo kedua
gelombang sama, setiap saat simpangan paduan selalu bernilai dua kali simpangan
tiap gelombang. Nilai amplitudo gelombang yang dihasilkan dari superposisi
gelombang menjadi lebih besar dari nilai amplitudo masing-masing gelombang,
maka dikatakan hasil superposisi dari gelombang-gelombang tersebut saling
menguatkan (constructive).

Gambar 1.2 Bentuk gelombang superposisi sefase

2. Berlawanan fase
Jika dua gelombang pada saat yang sama selalu memiliki simpangan yang
bertanda berbeda dikatakan kedua gelombang tersebut memiliki fase berlawanan.
Kedua gelombang ini saling melemahkan. Jika amplitude kedua gelombang sama,
setiap saat simpangan panduan bernilai nol.
Jika terdapat N gelombang dengan simpangan y1 (x,t) hingga yn (x,t) yang
merambat bersamaan dalam medium yang sama, maka simpangan total titik-titik
dalam medium memenuhi persamaan :
y (x,t) = y1(x,t) + y2(x,t)+………………..+yn(x,t)

5
Gelombang yang mengalami superposisi merambat dalam arah yang
berlawanan, misalkan gelombang pertama merambat ke kanan dengan persamaan
:
𝑡 𝑥
y1 = A Sin (2𝜋 𝑇 − 2𝜋 λ )

dan gelombang kedua merambat ke kiri dengan persamaan :


𝑡 𝑥
𝑦2 = 𝐴 𝑆𝑖𝑛 (2𝜋 + 2𝜋 )
𝑇 𝜆
dimana:
y1(x,t) = simpangan pertama merambat ke kanan (m)
y2(x,t) = simpangan kedua merambat ke kiri (m)
A = amplitudo (m)
T = periode (s)
Λ = panjang gelombang (m)
t = waktu (s)
x = jarak/posisi (m) Perbedaan arah rambat gelombang
2𝜋𝑥
dibedakan oleh tanda di depan suku 𝜆

Tanda negatif digunakan untuk gelombang yang merambat ke kanan dan


tanda positif untuk gelombang yang merambat ke kiri. Superposisi kedua
gelombang menjadi :
𝑡 𝑥 𝑡 𝑥
y (x,t)= 𝐴 𝑆𝑖𝑛 (2𝜋 𝑇 − 2𝜋 𝜆) + 𝐴 𝑆𝑖𝑛 (2𝜋 𝑇 + 2𝜋 𝜆)

Dengan menggunakan identitas trigonometri pada persamaan diatas,


gelombang hasil superposisi dapat ditulis sebagai :
𝑡 𝑥 𝑡 𝑥
y(x,t)= 2A ( Sin 2𝜋 𝑇 cos 2𝜋 𝜆+ cos 2𝜋 𝑇 sin 2𝜋 𝜆)

B. Prinsip Superposisi Gelombang


Hans C. Ohanian mengartikan prinsip superposisi sebagai : “theresultant
instantaneous deformation is the sum of the individual instantaneous
deformations”. Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka
resultan gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang
tersebut. Peristiwa ini disebut sebagai prinsip superposisi linear.

6
.Prinsip ini dapat diaplikasikan pada semua jenis gelombang, termasuk
gelombang bunyi, gelombang permukaan air, dan gelombang elektromagnetik
seperti cahaya. Contoh prinsip superposisi dalam kehidupan sehari-hari adalah
ketika gelombang-gelombang radio dari banyak stasiun radio frekuensi masing-
masing lewat melalui antena radio anda. Arus listrik yang ditimbulkan oleh
superposisi dari semua gelombang di dalam antena tersebut adalah sangat
kompleks. Walaupun demikian, Anda masih dapat mendengarkan acara
kesayangan dari stasiun radio tertentu. Sinyal yang Anda terima dari stasiun radio
tersebut pada prinsipnya adalah sama seperti sinyal yang akan Anda terima dari
stasiun tersebut. Contoh kedua adalah kejadian dalam pertunjukan musik. Dalam
pertunjukan tersebut, Anda tetap masih dapat membedakan suara (gelombang
bunyi) biola dan suara piano, meskipun suara seluruh alat-alat musik yang sampai
ke telinga begitu riuh. Prinsip superposisi akan mengalami kegagalan (tidak
berlaku) jika persamaan gelombang tidak linear. Misalnya, ledakan suatu bom
dapat menciptakan suatu gelombang kejut yang perilakunya berbeda dengan
gelombang bunyi biasa. Persamaan gelombang kejut adalah persamaan kuadratis
sehingga prinsip superposisi tidak berlaku. Meskipun prinsip superposisi
gelombang adakalanya tidak berlaku, prinsip superposisi tetap penting. Ilmuwan
yang meyakinkan bahwa prinsip superposisi penting adalah seorang
matematikawan Perancis, Joseph Fourier (1768-1830).
Pentingnya prinsip superposisi dapat Anda lihat dari pengertian prinsip
superposisi. Prinsip superposisi merupakan penjumlahan beberapa gelombang.
Jika prinsip superposisi berlaku, Anda dapat menyelidiki, menyelisik, dan
menyimpulkan bahwa suatu gerak gelombang rumit sebenarnya hanya merupakan
gabungan dari gelombang-gelombang sederhana. Dengan demikian, prinsip
superposisi sangat membantu Anda dapat menyederhanakan suatu gerak
gelombang.

7
C. Interferensi Gelombang
Secara prinsip, interferensi merupakan proses superposisi gelombang.
Interferensi terjadi apabila dua atau lebih gelombang bertemu dalam ruang dan
waktu. Satu tempat terjadinya interferensi adalah pada satu daerah ruang di mana
gelombang pantul dan gelombang dating bertemu. Syarat yang harus dipenuhi
agar terjadi interferensi, yaitu :
1. Kedua gelombang harus koheren, yaitu kedua gelombang memiliki beda
fase yang selalu tetap. Sehingga kedua gelombang memiliki frekuensi yang
sama. Beda fase dari kedua gelombang ini bisa nol, tetapi tidak harus nol.
2. Kedua gelombang harus memiliki amplitudo yang hampir sama, jika tidak
interferensi yang dihasilkan kurang mencolok.

Peristiwa interferensi ini dapat diamati dengan mudah pada tangki riak.
Jika dua buah sumber koheren S1 dan S2 menghasilkan dua muka gelombang itu
akan bertemu dan membentuk suatu pola interferensi pada permukaan air.
Pola interferensi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; yang berpadu
memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali
amplitudo tiap gelombang.
1. Interferensi saling menguatkan ( konstruktif)
Terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama.
Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap
gelombang.
2. Interferensi saling melemahkan (destruktif)
Kedua gelombang saling memperlemah atau meniadakan. Terjadi bila
kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang
paduan sama dengan nol. Contohnya, puncak gelombag bersuperposisi
dengan puncak gelombang yang lain atau lembah gelombang yang lain.
Sebaliknya jika satu puncak gelombang bersuperposisi dengan lembah
gelombang yang lain paduan amplitude gelombangnya berkurang

8
Gambar 3.1 (a) Interferensi konstruktif (b) Interferensi destruktif

Tempat kedudukan titik-titik interferensi konstruktif dan destruktif dapat


ditentukan berdasarkan selisih jarak sumber S1 ke titik yang ditinjau dengan jarak
sumber S2 ke titik yang sama. Selisih jarak ini dinamakan beda lintasan dan
dinyatakan dengan simbol δ.
δ =|r1-r2|
Kesan yang dihasilkan oleh superposisi antara dua gelombang yang
koheren ialah interferensi. Interferensi berlaku apabila dua puncak atau dua
lembah bersuperposisi untuk menghasilkan gelombang berpuncak atau lembah
yang mempunyai amplitudo maksimum. Interferensi berlaku apabila satu puncak
dan satu lembah bersuperposisi untuk menghasilkan gelombang beramplitudo
sifar. Antinode adalah tempat dimana interferensi berlaku, dan node pula ialah
tempat di mana interferensi saling menghilangkan berlaku. Apabila puncak
gelombang bertemu dengan puncak gelombang akan menghasilkan puncak yang
lebih besar. Apabila dasar gelombang bertemu dengan dasar gelombang akan
menghasilkan dasar gelombang yang lebih besar. Namun, apabila puncak
gelombang bertemu dengan dasar gelombang akan menghasilkan kawasan tenang
(tidak ada gelombang).
Contoh interferensi dapat kita amati pada dua buah sumber bunyi,
misalnya dua buah speaker yang menghasilkan bunyi yang sama. Pola interferensi
untuk frekuensi rendah dapat dengan mudah dideteksi oleh telinga manusia.
Ketika seseorang berjalan sejajar dengan garis yang menghubungkan kedua
speaker, maka suara akan terdengar muncul tenggelam berulang-ulang di
sepanjang garis itu. Hal yang sama juga terjadi pada sinyal gelombang radio yang
diterima oleh pesawat radio. Interferensi antara gelombang radio yang bergerak ke
antena penerimadengan gelombang yang telah terlebih dahulu dipantulkan oleh

9
gedung-gedung di sekitarnya bisa menyebabkan terjadinya interferensi destruktif.
Inilah yang mengakibatkan terganggunya penerimaan siaran radio.
 Layangan
Layangan adalah gejala menurun atau meningkatnya kenyaringan secara
berkala yang terdengar ketika dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda
dibunyikan pada saat bersamaan. Dengan demikian, layangan merupakan
interferensi di dalam waktu. Gejala ini dapat Anda rasakan ketika dua tuts piano
yang berdekatan ditekan pada waktu bersamaan.
f pelayangan = f tinggi – f rendah
Dua gelombang bunyi dengan frekuensi yang berbeda sedikit, jika
merambat dalam waktu bersamaan akan saling berinterferensi. Pada saat-saat
tertentu, interferensi ini akan saling menguat yang ditandai dengan meningkatnya
tingkat kenyaringan bunyi. Hal ini terkait dengan mengecilnya amplitudo.

D. Beberapa Hal Yang Berhubungan Superposisi Gelombang


1. Dispersi
Dispersi merupakan fenomena superposisi gelombang yang menghasilkan
bentuk gelombang yang berbeda. Pengertian lain dari dispersi gelombang adalah
perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat melalui suatu medium.
Suatu medium di mana laju gelombang tidak bergantung pada panjang gelombang
atau frekuensinya disebut medium non disperdif. Udara merupakan medium non
dispersif untuk gelombang bunyi. Meskipun gelombang elektromagnetik dengan
berbagai frekuensi merambat melalui ruang hampa dengan kecepatan yang sama,
kecepatan gelombang dalam material bergantung pada frekuensinya. Dispersi
padacahaya menyebabkan cahaya putih terpisah menjadi warna-warna
komponennya. Ketika cahaya putih tersebut dilewatkan melalui sebuah prisma.
Cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek dibelokkan lebih besar
dibandingkan dengan cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang. Salah
satu pendispersian cahaya (gelombang elektromagnetik) adalah pembentukan
pelangi.

10
2. Pemantulan Gelombang
Pemantulan gelombang adalah pembalikan arah rambat gelombang karena
membentur suatu medium atau pembatas. Ketika sebuah gelombang menabrak
sebuah penghalang, atau sampai di ujung suatu medium yang dirambatinya, maka
sebagian gelombang tersebut dipantulkan. Kita mungkin pernah melihat
gelombang air yang memantul dari batu karang atau sisi kolam dan mungkin juga
pernah mendengar teriakan yang dipantulkan dari tebing yang jauh, yang kita
sebut dengan gema. Perhatikan pemantulan sebuah gelombang yang merambat
pada tali. Kita dapat mencobanya sendiri dangan cara mengikatkan sebuah tali
padatiang atau pohon yang ada di sekitar kita. Jika ujung tali dibuat tetap, maka
pulsa gelombang dipantulkan kembali secara terbalik. Jika ujung tali dibuat bebas
(longgar), maka pulsa gelombang dipantulkan kembali dengansisi kanan ke atas.
a) Pemantulan pulsa gelombang pada tali ketika ujung tali tetap (terikat)
b) Pemantulan pulsa gelombang pada tali ketika ujung tali bebas
Untuk pantulan gelombang bidang, seperti gambar di bawah ini. Sudut
yang dibuat gelombang datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut
yang dibuat oleh gelombang pantul, atau sudut pantul sama dengan sudut datang,
yang dikenal sebagai hukum pemantulan

Sudut dating didefinisikan sebagai sudut yang dibuat sinar (berkas) datang
terhadap garis yang tegak lurus pada permukaan pantulan (atau sudut yang dibuat
muka gelombang dengan tangen parmukaan pantulan), dan sudut pantul adalah
sudut yang dibuat oleh sinar (berkas) pantul terhadap garis yangtegak lurus pada

11
permukaan pantulan. Hukum pemantulan berlaku untuk semua jenis gelombang.
Pemantulan pada gelombang bunyi berperan penting dalam perancangan ruangan,
seperti ruang perkuliahan, perpustakaan, atau gedung pertunjukan. Dalam sebuah
ruang pertunjukan (konser), suatu lapisan pemantul ditempatkan dibelakang
orkestra, dan panel-panel pemantul digantung di langit-langit untuk memantulkan
dan mengarahkan bunyi kembali menuju pandengar.

3. Pembiasan Gelombang
Pembiasan gelombang adalah pembelokan rambat gelombang karena
melalui dua medium yang memiliki kerapatan yang berbeda. Bila suatu
gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan dua daerah
dengan laju gelombang berbeda, maka sebagian gelombang akan dipantulkan dan
sebagian lagi akan ditransmisikan (diteruskan). Misalnya, ketika suatu gelombang
bunyi di udara menumbuk suatu permukaan padatatau cair. Berkas yang terpantul
membentuk sudut dengan garis normal permukaan yang besarnya sama dengan
sudut berkas datang dan sebaliknya berkas yang ditransmisikan akan dibelokkan
atau menjauh dari garis normal, bergantung pada apakah laju galombang dalam
medium kedua lebih kecil atau lebih besar dari pada laju gelombang dalam
medium datang (medium pertama).
Pembelokan berkas gelombang yang ditransmisikan (diteruskan) melalui
dua medium dan memiliki kerapatan yang berbeda disebut refraksi (pembiasan).
Pembiasan gelombang juga dapat didemonstrasikan dengan menggunakan sebuah
tangki riak. Pembiasan atau refraksi terjadi ketika gelombang berubah
kecepatannya. Gelombang air merambat ketika memasuki air dangkal. Jika
gelombang mendekati batas antara air dalam dengan air dangkal pada sebuah
sudut, efeknya adalah gelombang-galombang mengubah arahnya. Perlu perhatikan
juga bahwa panjang gelombangnya menjadi berkurang dan gelombang menjadi
lebih dekat satu sama lain.

12
4. Difraksi
Bila sebagian gelombang membentur atau dibatasi oleh suatu penghalang,
maka penjaralan gelombang memjadi lebih rumit. Bagian muka gelombang yang
tidak terhalang tidak begitu saja menjalar dalam arah berkas lurus seperti yang
kita perkirakan. Gambar di bawah menunjukkan gelombang bidang dalam tangki
riak yang mengenahi suatu perintang dengan lubang (celah) kecil. Gelombang
pada sebelah kanan perintang tidak terbatas hanya pada sudut sempit berkas dari
sumber yang dapat melalui lubang, sebaliknya gelombang-gelombang tersebut
menjadi lingkaran, seolah-olah ada sumber titik gelombang pada lubang tersebut.
Demikian juga, penjalaran gelombang sungguh berbeda dengan penjalaran
aliran partikel. Anak-anak panah menunjukkan aliran partikel yang mengenai
perintang dengan lubang kecil atau celah. Partikel-partikel yang menembus
lubang ini hanya terbatas pada sudut yang kecil. Anak-anak panah menunjukan
berkas-berkas yang mengatakan penjalaran gelombang lingkaran menuju
perintang. Setelah melewati perintang, berkas akan membelok melengkungi
pinggir-pinggir lubang kecil tersebut. Pembelokan atau penyebaran gelombang
kerena melewati suatu celah kecil atau ujung atau sebuah penghalang disebut
difraksi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gelombang adalah getaran yang merambat melalui medium, tanpa disertai
perambatan partikel - partikel mediumnya. Superposisi gelombang merupakan
penjumlahan dua gelombang atau lebih yang dapat melintasi ruang sama tanpa
ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Jika pada suatu tempat
bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di tempat tersebut sama
dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristiwa ini disebut sebagai
prinsip superposisi linear. Interferensi ialah proses superposisi gelombang.
Interferensi terjadiapabila dua atau lebih gelombang bertemu dalam ruang dan
waktu.
Syarat yang harus dipenuhi agar terjadi interferensi adalah kedua gelombang
harus koheren (punya beda fase dan frekuensi sama) dan kedua gelombang harus
memiliki amplitudo yang hampir sama. Pola interferensi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a) Interferensi saling menguatkan (konstruktif)
b) Interferensi saling melemahkan (destruktif)
Beberapa hal yang berhubungan dengan superposisi gelombang, yaitu :
a) Dispersi
b) Pemantulan gelombang
c) Pembiasan gelombang
d) Difraksi

14
DAFTAR PUSTAKA

Djumnaha, Nana. 2007. Pendidikan IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan


Nasional.
Ms. Adip. Esthiwi RP.2014. Strategi Dan Kupas Tuntas. Solo Genta Smart
Publisher.

15

Anda mungkin juga menyukai